IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LEVEL METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI MIA 4 SMAN 1 MENGANTI GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI POLA KARAKTERISTIK DAN LEVEL METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMAN 18 SURABAYA

IDENTIFIKASI AKTIVITAS KARAKTERISTIK METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI KESETIMBANGAAN KIMIA

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LEVEL METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KIMIA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERDASARKAN GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

BAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN METAKOGNISI ABSTRAK. Kata Kunci:metakognisi; pemecahan masalah; matematika 1.

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LAJU REAKSI

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

Kata kunci: Keterampilan Metakognitif, Pemecahan Masalah, Domain Analisis, Evaluasi, dan Mencipta.

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS METACOGNITION SKILL LEARNING RESULT USING DIRECT INSTRUCTION TO THE SALT HYDROLYSIS MATERIAL OF XI GRADE

Keywords: Process and Learning Outcomes, Learning Resources Environment, Scientific Approach

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

IDENTIFIKASI TINGKAT METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN PERBEDAAN SKOR MATEMATIKA

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE KERJA LABORATORIUM YANG DILENGKAPI LEMBARAN KERJA SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KESETIMBANGAN KIMIA

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ABSTRAKSI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA DALAM MEREPRESENTASIKAN KONSEP BARISAN BILANGAN BERDASARKAN TEORI BRUNER

PERILAKU METAKOGNISI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PROFILE METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 SAWIT

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

UPAYA MENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DI KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SURAKARTA TAHUN 2015/2016

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

Mega Teguh Budiarto Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya,

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

BAB I PENDAHULUAN. disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 28 Desember 2008, hlm.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 2, pp May 2016

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH APLIKASI DERET TAK HINGGA

OLEH: NILA ANGGRENI E1M

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

JURNAL ERROR ANALYSIS OF STUDENTS IN RESOLVING PROBLEMS LOGARITHMS SMK KARTANEGARA KEDIRI TENTH GRADE ODD SEMESTER ACADEMIC YEAR 2016/2017

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

Abstrak. Kata Kunci: adversity quotient, adversity response profile, siswa climber, proses berpikir, pemecahan masalah matematika.

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

ANALISIS KESULITAN SISWA SMA KELAS XI DALAM MEMPELAJARI UKURAN TENDENSI SENTRAL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DIMENSI DUA

PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LEVEL METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI MIA 4 SMAN 1 MENGANTI GRESIK THE IDENTIFICATION OF THE STUDENT S METACOGNITIVE CHARACTERISTIC AND ITS LEVEL IN ACID BASE TO SOLVE THE PROBLEM AT THE CLASS XI SMAN 1 MENGANTI GRESIK Mey Dwi Wijayanti dan Bambang Sugiarto Jurusan Kimia FMIPA Unesa HP 085707773465, e-mail: wijayanti.meydwi@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan level metakognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi asam basa. Data yang di dapat berupa hasil jawaban tertulis dan wawancara. Data tersebut dideskripsikan dan dianalisis kemudian ditinjau keabsahannya menggunakan triangulasi teknik. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Menganti dengan subjek penelitian 9 siswa dari kelas XI MIA 4, terdiri dari tiga siswa kelompok tinggi (Subjek T 1, T 2, dan T 3), 3 siswa kelompok sedang (Subjek S 1, S 2, dan S 3), dan tiga siswa kelompok rendah (Subjek R 1, R 2, dan R 3). Hasil dari penelitian ini adalah kelompok tinggi memiliki karakteristik metakognitif dengan melakukan aktivitas perencanaan, pemantauan, dan refleksi. Kelompok tinggi memiliki indikator karakteristik berfikir/membaca/menulis apa yang diketahui (P-1), menetapkan tujuan (P-2), menetapkan strategi pemecahan masalah (P-3), merencanakan suatu representasi rumus untuk mendukung pemahaman (P-5), menggunakan aturan rumus (M-2), dan merefleksi pada konsep/tujuan apakah telah tercapai (R-1) dan menempati level reflective use, kelompok sedang melakukan aktivitas perencanaan dan pemantauan dengan indikator karakteristik (P-1), (P-2), (P-3), (P-5), dan (M-2) dan menempati level strategic use, dan kelompok rendah melakukan aktivitas perencanaan dan pemantauan dengan indikator karakteristik (P-1), (P-2), dan (M-2) dan menempati level aware use. Kata kunci: Karakteristik Metakognitif, Level Metakognitif, Asam Basa Abstract The aim of this study is to describe the students s metacognitive characteristic and its level in acid base problem solving. Data was obtained through the results of written answers and interviews. Data was described and analyzed to determine the validity of data, a technique triangulation was used. This study was conducted at SMAN 1 Menganti with 9 subjects from XI MIA 4 class that consist of three students as upper (Subject T 1, T 2, and T 3), three students as middle (Subject S 1, S 2, and S 3), and students as lower (Subject R 1, R 2, and R 3). The results obtained were: the upper group have metacognitive charaterisitic with planning, monitoring, and reflecting activities. The upper group have metacognitive charaterisitic with indicators thinking/reding about the student who know and doesn t know (P-1), determining goals (P-2), determining problem solving strategic (P-3), planning a representation a formula to support understanding (P-5), using rules such as formula (M-2), dan reflecting the consepts/ objectives have been achieved (R-1) and placed in Reflective Use Level. 298

The middle group have metacognitive charaterisitic with planning and monitoring activities. The middle group have metacognitive charaterisitic with indicators (P-1), (P-2), (P-3), (P-5), (M-2), (R-1) and placed in Strategic Use Level. The lower group have metacognitive charaterisitic with planning and monitoring activities. The lower group have metacognitive charaterisitic with indicators (P-1), (P-2), and (M-2) and placed in Aware Use Level. Keywords: Metacognitive characteristic, Metacognitive level, Acid Base PENDAHULUAN Kurikulum adalah seperangkat recana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu[1]. Tujuan dari kurikulum bagi peserta didik yaitu mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 memegang peran penting dalam proses belajar mengajar ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan pengetahuan[2]. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk SMA dalam dimensi pengetahuan yang menyatakan bahwa seorang lulusan SMA harus mampu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian[3]. Metakognisi merupakan suatu pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang proses-proses kognitifnya sendiri. Dengan kata lain siswa dapat mengetahui apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui[4]. Peserta didik untuk memecahkan masalah harus sesuai dengan karakteristik dari metakognitif yaitu kemampuan berpikir peserta didik untuk menyadari proses berpikir sendiri yang muncul meliputi tingkah perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Langkah dalam memecahkan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan[5]. Ada beberapa peserta didik dalam memecahkan masalah dapat secara sadar memperhatikan masalah yang diberikan namun ada juga peserta didik yang memecahkan masalah atau menjawab soal tanpa kesadaran (asal-asalan). Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran atau tingkat metakognitif yang berbeda. Adapun tingkat kesadaran seseorang dalam proses berpikir yaitu: Penggunaan tanpa kesadaran (Tacit Use), Penggunaan dengan kesadaran (Aware Use), Penggunaan strategi (Strategic Use) dan Reflektif (Reflective Use)[6]. Berdasarkan uraian diatas didapatkan rumusan masalahnya, yaitu: Bagaimana karakteristik dan level metakognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi asam basa? Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik dan level metakognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi asam basa ditinjau dari aktivitas merencanakan, memantau dan merefleksi pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah. METODE PENELITIAN Seluruh siswa kelas XI mengikuti ulangan harian yang diberikan oleh guru pada Materi asam basa. Dari Hasil pekerjaan siswa, siswa dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Pengkategorian 299

berdasarkan pada nilai ulangan harian siswa. Siswa berada dalam kelompok tinggi jika skor ulangan harian lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Siswa berada dalam kelompok sedang apabila skor sama dengan dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Setelah dikelompokkan, tiap kelompok diambil beberapa siswa sebagai subjek. Terhadap subjek tersebut dilakukan analisis hasil ulangan hariannya. Untuk mengetahui keabsahan data, maka dilakukan triangulasi teknik yaitu menguji hasil analisis ulangan tersebut dan melakukan wawancara. Dari hasil analisis ulangan harian dan wawancara diperoleh data karakteristik metakognitif subjek dalam dimensi Planning (P), Monitoring (M), dan Reflection (R). Prosedur terakhir adalah menyimpulkan level metakognitif subjek penelitian. Pedoman indikator karakteristik[7] dan pedoman level metakognitif[6]. dalam lembar jawaban (P-5). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek T 1 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1), (P-2), (P-3), dan (P-5). aktivitas memantau yaitu subjek T 1 mengerjakan soal (M-2) dan subjek memantau sesuatu yang dianggap kesalahan dengan adanya perbaikan jawaban yang salah (M-3). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2) dan (M-3). Data ulangan harian terlihat adanya aktivitas merefleksi (R-1). harian subjek T 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan untuk analisis adalah hasil ulangan harian siswa dan wawancara subjek penelitian. Data diidentifikasi berdasarkan indikator karakteristik metakognitif dan level metakognitif. Kelompok Tinggi Subyek T 1 bahwa subjek T 1 melakukan aktivitas memecahkan masalah. Terlihat bahwa subjek T 1 menuliskan apa yang diketahui dalam soal atau menuliskan persamaan reaksi untuk mempermudah memecahkan masalah (P-1), menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2), menetapkan strategi, berupa merencanakan strategi dengan menuliskan berbagai langkah rumus untuk memecahkan masalah (P-3), dan merencanakan suatu rumus representasi untuk mendukung pemahamannya dengan menuliskan rumus Gambar 1 Hasil Ulangan Harian Subjek T 1 Subjek T 2 bahwa subjek T 2 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek T 2 apa diketahui 300

dalam soal (P-1), menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2), menetapkan strategi (P-3), dan merencanakan suatu rumus representasi untuk mendukung pemahamannya (P-5). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek T 1 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1), (P-2), (P-3), dan (P-5). adanya aktivitas memantau yaitu subjek T 2 mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Data ulangan harian terlihat adanya aktivitas merefleksi pada subjek T 2 yaitu mengevaluasi konsep/ tujuan yang telah tercapai (R-1). harian subjek T 2 yang diketahui dalam soal (P-1), menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2), menetapkan strategi (P-3), dan merencanakan suatu rumus representasi untuk mendukung pemahamannya (P-5). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek T 3 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1), (P-2), (P-3), dan (P-5). adanya aktivitas memantau yaitu subjek T 3 mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Data ulangan harian terlihat adanya aktivitas merefleksi pada subjek T 3 yaitu mengevaluasi konsep/ tujuan yang telah tercapai (R-1). harian subjek T 3 Gambar 2 Hasil Ulangan Harian Subjek T 2 Subjek T 3 bahwa subjek T 3 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek T 3 menuliskan apa Gambar 3 Hasil Ulangan Harian Subjek T 3 301

Kelompok Sedang Subjek S 1 harian subjek S 1 adanya aktivitas memantau yaitu subjek S 1 mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Data ulangan harian terlihat adanya aktivitas merefleksi pada subjek S 1 yaitu mengevaluasi konsep/ tujuan yang telah tercapai (R-1). Subjek S 2 harian subjek S 2 Gambar 4 Hasil Ulangan Harian Subjek S 1 bahwa subjek S 1 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek S 1 menuliskan apa yang diketahui dalam soal (P-1), menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2), menetapkan strategi (P-3), dan merencanakan suatu rumus representasi untuk mendukung pemahamannya (P-5). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek S 1 melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1), (P-2), (P-3), dan (P-5). Gambar 5 Hasil Ulangan Harian Subjek S 2 bahwa subjek S 2 melakukan aktivitas 302

memecahkan masalah yang diberikan.terlihat bahwa subjek S 2 menuliskan apa yang diketahui dalam soal (P-1), menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2), menetapkan strategi (P- 3), dan merencanakan suatu rumus representasi untuk mendukung pemahamannya (P-5). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek S 3 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1), (P-2), (P-3), dan (P-5). adanya aktivitas memantau yaitu subjek S 2 mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Subjek S 3 harian subjek S 3 bahwa subjek S 3 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek S 3 menuliskan apa yang diketahui dalam soal (P-1), menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2), menetapkan strategi (P-3), dan merencanakan suatu rumus representasi untuk mendukung pemahamannya (P-5). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek S 3 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1), (P-2), (P-3), dan (P-5). adanya aktivitas memantau yaitu subjek S 3 mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Kelompok Rendah Subjek R 1 harian subjek R 1 Gambar 7 Hasil Ulangan Harian Subjek R 1 Gambar 6 Hasil Ulangan Harian Subjek S 3 bahwa subjek R 1 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek R 1 menuliskan apa yang diketahui dalam soal berupa persamaan reaksi (P-1) dan menetapkan pasangan asam basa konjugasi sebagai tujuan yang dicari dalam soal (P-2). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek R 1 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P-1) dan (P-2). adanya aktivitas memantau yaitu R 1 menggunakan aturan persamaan raksi 303

dalam mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Subjek R 2 harian subjek R 2 Gambar 8 Hasil Ulangan Harian Subjek R 2 bahwa subjek R 2 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek R 2 menuliskan apa yang diketahui dalam soal (P-1) dan menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek R 2 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator (P- 1) dan (P-2). adanya aktivitas memantau yaitu subjek R 2 menggunakan aturan persamaan reaksi dan rumus dalam mengerjakan soal (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). Subjek R 3 bahwa subjek R 3 melakukan aktivitas Terlihat bahwa subjek R 3 menuliskan apa yang diketahui dalam soal atau menuliskan persamaan reaksi untuk mempermudah memecahkan masalah seperti menuliskan persamaan reaksi (P-1) dan menetapkan tujuan yang dicari dalam soal (P-2). Hasil wawancara juga menunjukkan subjek R 3 juga melakukan aktivitas merencanakan sesuai dengan indikator menuliskan apa yang diketahui dalam soal (P-1) dan menetapkan tujuan (P-2). adanya aktivitas memantau yaitu subjek R 3 menggunakan aturan persamaan reaksi dan rumus dalam mengerjakan soal sebelum subjek memasukkan angka yang diketahui (M-2). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya aktivitas memantau sesuai pada indikator (M-2). harian subjek R 3 Gambar 9 Hasil Ulangan Harian Subjek R 3 Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis antara karakteristik dan level metakognitif pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah dalam memecahkan masalah maka dapat ditabelasikan sebagai berikut: 304

Tabel 1 Karakteristik dan Level Metakognitif Pada Kelompok Tinggi, Sedang, dan rendah Karakteristik Metakognitif Level Metakognitif TU AU SU RU Merencanakan T (P-1) (P-2) (P-3) (P-5) S R (P-1) (P-2) (P-1) (P-2) (P-3) (P-5) Memantau T (M-2) S (M-2) R (M-2) Merefleksi T (R-1) S R Keterangan : T :Kelompok Tinggi S :Kelompok Sedang R :Kelompok Rendah TU :Tacit Use AU :Aware Use SU :Strategic Use RU :Reflective Use (P-1) :Berfikir/ membaca/ menulis apa yang diketahui (P-2) :Menetapkan Tujuan (P-3) :Menetapkan strategi pemecahan masalah (P-5) :Merencanakan suatu rumus untuk mendukung pemahaman (M-2) :Menggunakan aturan rumus (M-3) :Memantau sesuatu yang dianggap kesalahan (R-1) :Mengevaluasi pada konsep/ tujuan apakah telah tercapai Analisis mengenai karakteristik dan level metakognitif pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah berikut ini: Karakteristik Metakognitif Kelompok Tinggi Karakteristik metakognitif pada subjek T 1, T 2, dan T 3 dalam memecahkan masalah melalui tahap merencanakan (P-1) dan (P-2). Aktivitas metakognitif untuk dimensi perencanaan dalam penyelesaian masalah antara lain dapat berupa berfikir dan menulis apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, serta mengidentifikasi tempat dimana untuk menemukan informasi yang belum diketahui[8]. Subjek mampu menetapkan strategi pemecahan masalah (P-3) dan (P-5). Kebanyakan siswa sadar kalau strategi pembelajaran cukup membantu aktivitas metakognitifnya. Siswa tidak hanya sekedar sadar tentang manfaat strategi pembelajaran, tetapi juga menggunakan strategi pembelajaran untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi terhadap pekerjaan mereka[9]. Karakteristik metakognitif siswa dalam aktivitas memantau (M-2). Metakognisi merupakan suatu pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang prosesproses kognitifnya sendiri. Karakteristik metakognitif siswa telah melalui aktivitas merefleksi (R-1). Perefleksian merupakan aktivitas dimana seseorang menangkap kembali pengalamannya, memikirkannya kembali, mempertimbangkannya dan mengevaluasinya kembali dan mengambil keputusan secara sadar dan memperbaiki kesalahannya. Kelompok tinggi menunjukkan aktivitas merencanakan, mamantau, dan merefleksi sehingga menempati level reflective use[8]. Karakteristik Metakognitif Kelompok Sedang Karakteristik metakognitif pada subjek S 1, S 2, dan S 3 dalam memecahkan masalah melalui tahap merencanakan (P-1) dan (P-2). Aktivitas metakognitif untuk dimensi perencanaan dalam penyelesaian masalah antara lain dapat berupa berfikir dan menulis apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, serta mengidentifikasi tempat dimana untuk menemukan informasi yang belum diketahui[8]. Subjek mampu menetapkan strategi pemecahan masalah (P-3) dan (P-5). 305

Kebanyakan siswa sadar kalau strategi pembelajaran cukup membantu aktivitas metakognitifnya. Siswa tidak hanya sekedar sadar tentang manfaat strategi pembelajaran, tetapi juga menggunakan strategi pembelajaran untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi terhadap pekerjaan mereka[9]. Karakteristik metakognitif siswa dalam aktivitas memantau (M-2). Metakognisi merupakan suatu pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang prosesproses kognitifnya sendiri. Kelompok tinggi menunjukkan aktivitas merencanakan dan mamantau sehingga menempati level strategic use. Metakognitif Kelompok Rendah Karakteristik metakognitif pada subjek R 1, R 2, dan R 3 dalam memecahkan masalah melalui tahap merencanakan (P-1) dan (P-2). Aktivitas metakognitif untuk dimensi perencanaan dalam penyelesaian masalah antara lain dapat berupa berfikir dan menulis apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, serta mengidentifikasi tempat dimana untuk menemukan informasi yang belum diketahui[8]. Karakteristik metakognitif siswa dalam aktivitas memantau (M-2). Metakognisi merupakan suatu pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang prosesproses kognitifnya sendiri. Kelompok rendah menunjukkan aktivitas merencanakan dan mamantau sehingga menempati level aware use. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis diatas kesimpulan dari penelitian ini untuk kelompok tinggi memiliki karakteristik metakognitif siswa meliputi merencanakan, memantau, dan merefleksi yaitu (P-1), (P-2), (P-3), (P-5), (M-2), dan (R-1) sehingga menempati level metakognitif reflective use. Kelompok sedang memiliki karakteristik metakognitif siswa meliputi merencanakan dan memantau yaitu (P-1), (P-2), (P-3), (P- 5), dan (M-2) sehingga menempati level strategic use. Kelompok rendah memiliki karakteristik metakognitif meliputi merencanakan dan memantau yaitu (P-1), (P-2), dan (M-2) sehingga menempati aware use. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut : 1. Melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai sebab karakteristik metakognitif yang dimiliki siswa pada kelompok sedang dan rendah tidak melakukan aktivitas merefleksi. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan guru dalam melatihkan karakteristik metakognitif kepada siswa saat proses belajar mengajar, sehingga siswa melakukan aktivitas merencanakan, memantau, dan merefleksi dalam memecahkan sebuah masalah. DAFTAR PUSTAKA 1.. 2011. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 & Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara 2. Sani, Berlin dan Imas Kurinasih. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena 3. Kemendikbud. 2013. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Edisi Revisi. Surabaya: Srikandi 5. Polya, George. 1973. How To Solve It 2nd. Princeton University Press: New Jersey 306

6. Kraler, Christian. 1995. Strategic Teaching and Reading Project Guidebook: Metacognition. Australia: North Central Regional Educational Laboratory 7. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta 9. Sophianingtyas, Fitaria. 2012. Identifikasi Level Metakognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Perhitungan Kimia. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya 8. Sholih, Blesty Novela. 2014. Identifikasi Karakteristik dan Level Metakognitif Siswa Dalam memecahkan Masalah Kimia Pada Materi Asam Dan Basa Kelas XI IPA. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya 307