PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG
|
|
- Siska Vera Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PADANG Siska Putri Permata 1), Suherman 2), dan Media Rosha 3) 1) FMIPA UNP, siskaputri8998@yahoo.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP ABSTRACT This action research concerning the implementation of metacognitive strategy for problem solving in mathematics. It is based on the fact that the students ability in problem solving still down. It can be found that the students are difficult to solve the problem in mathematics. Therefore, this research wants to know the growth of the problem solving ability since the implementation of metacognitive strategy. The research uses the pre-experiment and descriptive reseach method. The result of the research describe that the implementation of metacognitive strategy can increase the students ability of problem solving in mathematics. Keywords : metacognitive strategy, mathematics learning, problem solving PENDAHULUAN Berdasarkan observasi yang dilakukan pada Februari 2012 di SMA Negeri 2 Padang, diketahui bahwa aktivitas-aktivitas kognitif siswa kelas X dalam kegiatan pembelajaran matematika belum optimal. Aktivitas-aktivitas kognitif siswa yang belum optimal tersebut yaitu mengingat, menyimbolkan, mengkategorikan, berpikir dan memecahkan masalah. Dalam aktivitas mengingat, diketahui bahwa siswa sering lupa materi yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga ketika guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali materi yang telah dipelajari, siswa tidak bisa menjawab pertanyaan guru tersebut. Dalam aktivitas menyimbolkan, diketahui bahwa siswa masih sukar dalam membuat simbolsimbol dalam matematika. Khususnya dalam penyelesaian soal cerita. Siswa masih sukar membahasakan soal ke dalam simbol matematika. Kemudian dalam aktivitas mengkategorikan, diketahui bahwa siswa sering mencampuradukkan materi yang satu dengan lainnya.. Dalam aktivitas berpikir, diketahui bahwa siswa belum terbiasa berpikir kritis, divergen dan kreatif. Siswa masih terbiasa meniru apa yang dicontohkan oleh guru, tanpa mau berpikir mencari alternatif jawaban lain yang lebih mudah dimengerti. Dengan kata lain kemampuan berpikir siswa hanya terbatas pada hal-hal rutin. Dalam aktivitas memecahkan masalah, diketahui bahwa siswa belum optimal dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. Siswa cendrung langsung mengerjakan soal untuk mencari jawaban tanpa mencoba melakukan kegiatan memahami soal, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Sehingga sering terdengar bahwa siswa lebih suka ujian obyektif daripada essay karena tidak dituntut membuat proses penyelesaian soal. Ada beberapa faktor penyebab belum optimalnya aktivitas kognitif siswa dalam pembelajaran matematika. Diantaranya adalah 8
2 bahwa pada pembelajaran matematika, siswa selalu diarahkan untuk menghafal informasi sebanyakbanyaknya kemudian digunakan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan. Dari kenyataan di lapangan, hanya sedikit siswa yang benar-benar mampu mengingat informasi-informasi tersebut karena masih rendahnya daya serap peserta didik. Rendahnya daya serap siswa disebabkan kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan belum cukup memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Selain itu selama ini dalam pembelajaran matematika, siswa hampir tidak pernah dituntut untuk mencoba cara dan strategi lain dalam memecahkan masalah. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah menerapkan strategi pembelajaran yang mampu memperluas keterampilan siswa dalam memecahkan masalah dan mengintensifkan kemampuan kognitifnya. Salah satu strategi yang tepat adalah strategi metakognitif. Erman (2003:104) menyatakan bahwa Metakognisi adalah suatu kata yang berkaitan dengan apa yang dia ketahui tentang dirinya sebagai individu belajar dan bagaimana dia mengontrol dan menyesuaikan perilakunya. Dapat dikatakan bahwa metakognisi merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Sedang strategi metakognisi merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan pembelajaran yang berlaku. Sehingga apabila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat mengawal pikirannya dengan merancang, memantau (memonitor) dan menilai apa yang dipelajarinya (mengevaluasi). Sedangkan menurut Schoenfeld (1992:57) yang menyatakan bahwa metakognisi berhubungan dengan berpikir siswa tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat. Lebih lanjut, Flavell dalam Muisman (2002:24-26) menyatakan metakognisi terdiri dari pengetahuan metakognitif atau kemampuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan pengalaman atau pengaturan metakognitif (metacognitive experience or regulation). Beberapa strategi untuk mengembangkan prilaku metakognitif dinyatakan oleh Blankey & Spence (1990), yaitu: a. Mengidentifikasi apa yang kita ketahui dan apa yang tidak kita ketahui b. Menceritakan tentang pemikirannya c. Menjaga catatan pemikiran d. Merencanakan dan melakukan pengaturan diri e. Menanyakan proses berpikir f. Evaluasi diri Menurut Sudiarta (2007:26) menyatakan bahwa Pembelajaran metakognitif adalah suatu strategi pembelajaran matematika yang mengadopsi teori/perspektif metakognisi yang dapat dilihat pada RPP terutama pada tujuan pembelajaran, skenario pembelajaran, LKS, dan masalah matematika yang digunakan. Dalam pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk merencanakan dan memonitoring serta merefleksi (mengevaluasi) aktivitas-aktivitas kognitif yang telah dilakukannya dalam pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk merenungkan kembali apa yang telah dibuatnya atau dipelajarinya, sehingga ia mengetahui kesalahan dan kesulitan dalam memahami suatu konsep tertentu. Selain itu dalam pembelajaran ini siswa diberikan masalah matematika yang memberikan kesempatan yang luas untuk merencanakan dan memonitoring serta merefleksi aktivitas-aktivitas kognitifnya. Hal ini memungkinkan terjadinya kegiatan metakognitif pada siswa. Jadi dengan adanya kontrol dan refleksi terhadap seluruh aktivitas kognitif dapat menimbulkan kesadaran pada siswa terhadap proses berpikirnya yang telah dilakukannya dalam pembelajaran. 9
3 Tahap tahap pembelajaran matematika dalam menerapkan konsep terhadap persoalan matematika dengan strategi metakognitif yang harus dilakukan menurut Abdul Muin (2006:39) sebagai berikut: a. Tahap I (Perencanaan), guru menjelaskan tujuan mengenai topik yang sedang dipelajari, penanaman konsep berlangsung dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru tentang konsep matematika. Kemudian guru membimbing siswa menanamkan keyakinan dan kesadaran dengan bertanya pada siswa saat siswa menjawab setiap pertanyaan dalam bahan ajar atau pertanyaan yang diajukan oleh guru. b. Tahap II (Pemantauan), siswa bekerja mandiri untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan. Guru memberi umpan balik secara individual, berkeliling memandu siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika. Umpan balik yang bersifat metakognitif menuntun siswa untuk memusatkan perhatian pada kesalahankesalahan dan memberikan petunjuk kepada siswa agar siswa dapat mengoreksi sendiri, dapat mengontrol atau memonitor proses berpikirnya serta dapat menyimpan dan menggunakan kembali ide-ide yang telah ditemukan untuk menyelesaikan soal yang diberikan. c. Tahap III (evaluasi) yang dilakukan oleh guru/siswa. Evaluasi dari guru mengarah pada pemantapan dan aplikasi yang lebih luas sehingga siswa mendapat yang lebih bermakna. Sedangkan evaluasi dari siswa lebih mengarah kepada apa yang telah dipahami dari pembelajaran serta kemungkinan aplikasi masalah yang lebih luas. Membuat rekapitulasi yang dilakukan oleh siswa sendiri dari apa yang telah dilakukan di kelas dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Menurut Polya (1957) dalam Erman (2003:91) menjelaskan bahwa solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2 Padang selama diterapkan strategi metakognitif. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan gabungan antara penelitian pra-eksperimen dan penelitian deskriptif. Penelitian pra-eksperimen digunakan untuk menyelidiki ada tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan strategi metakognitif. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa selama menggunakan strategi metakognitif. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Padang pada kelas X 1 semester II tahun pelajaran 2011/2012. Prosedur dalam penelitian ini memberikan tes awal pada kelas penelitian untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum diterapkan strategi metakognitif. Kemudian, melakukan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada kelas penelitian. Setelah itu melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada kelas penelitian dengan memberikan tes akhir dengan soal yang sama dengan tes awal yang telah diberikan sebelumnya. Tes akhir ini diberikan untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hasil tes awal (sebelum diterapkan metakognitif) dan tes akhir (setelah diterapkan metakognitif) yang diperoleh dianalisis menggunakan rubrik penskoran. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemecahan masalah siswa, dilakukan: a) Perhitungan persentase jumlah siswa yang 10
4 mempunyai tingkat kemampuan setiap aspek pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, dimana dilihat untuk persentase tingkat kemampuan kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor setengah dari skor maksimum) dan lebih dari 50% (mendapat skor lebih dari setengah skor maksimum) berdasarkan rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah. Persentase dihitung menggunakan rumus: P=F/n X 100% dimana, P adalah persentase, F adalah jumlah siswa pada kategori persentase yang akan dihitung dan n adalah jumlah siswa seluruhnya, b) Membandingkan kemampuan siswa pada setiap aspek kemampuan pemecahan masalah siswa pada tes awal (sebelum diterapkan strategi metakognitif) dengan tes akhir (setelah diterapkan strategi metakognitif). Aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dimaksud yaitu aspek memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, membuat penyelesaian masalah, dan memeriksa kembali jawaban. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan skor tes awal dan tes akhir yang diperoleh dilakukan perhitungan rata-rata (, dan simpangan baku (s). Dapat dilihat bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diterapkan strategi metakognitif lebih baik dari sebelum diterapkan. Hal ini terlihat dari nilai ratarata skor tes akhir siswa yaitu 70,13 lebih tinggi dari nilai rata-rata skor tes awal siswa yang hanya 31,81. Selain itu nilai maksimum siswa pada tes akhir mencapai nilai 92 sedangkan pada tes awal nilai maksimum siswa hanya 44. Kemudian dilihat dari simpangan baku diketahui bahwa simpangan baku pada tes awal lebih kecil dari tes akhir. Artinya skor kemampuan pemecahan masalah siswa pada tes akhir lebih beragam dibandingkan pada tes awal. Hal ini disebabkan oleh salah satunya adalah pada tes akhir ada nilai siswa yang meningkat drastis dibandingkan nilai siswa pada tes awal. jumlah siswa yang memiliki kemampuan memahami masalah dan perkembangan kemampuan siswa dalam memahami masalah pada tes awal dan tes akhir. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi soal terkait informasi penting dan yang memerlukan perhatian khusus serta kegunaan dari informasi tersebut. Selain itu siswa juga diharapkan dapat menuangkan informasi tersebut dalam bentuk simbol-simbol matematika atau gambar/sketsa. Hal ini diharapkan dapat dilakukan siswa dalam rangka pemahaman soal secara mendalam. Pada tes awal rata-rata persentase jumlah siswa yang memahami masalah kurang atau sama dengan 50% adalah 84,37% dan lebih dari 50% adalah 15,63%. Hal yang menjadi kendala bagi siswa pada tahap ini adalah mereka malas menuliskan informasi yang diberikan pada soal. Kemudian mereka juga tidak mengindahkan informasi khusus yang menjadi kata kunci dalam soal. Setelah diberikan LKS yang mengacu kepada kemampuan pemecahan masalah pada setiap pertemuan, mereka terbiasa dalam membuat informasi penting dan informasi yang memerlukan perhatian khusus (kata kunci) yang ada pada soal. Kemampuan siswa dalam memahami masalah pada tes akhir mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase jumlah siswa yang memahami masalah kurang atau sama dengan 50% dan lebih dari 50%. Pada tes akhir, kemampuan siswa dalam memahami masalah menjadi lebih baik. Hal ini terjadi karena mereka telah terbiasa melakukannya pada setiap pertemuan. jumlah siswa yang memiliki kemampuan merencanakan penyelesaian masalah dan perkembangan kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah pada tes awal dan tes akhir. Rata-rata persentase jumlah siswa yang merencanakan penyelesaian masalah pada tes awal kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor 0 2) adalah 64,38% dan lebih dari 50% (mendapat skor 3 atau 4) adalah 35,62%. Hal ini berarti pada 11
5 tes awal kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah masih rendah. Rata-rata persentase jumlah siswa yang merencanakan penyelesaian masalah pada tes akhir kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor 0 2) adalah 30% dan lebih dari 50% (mendapat skor 3 atau 4) adalah 70%. Hal ini berarti pada tes akhir kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata persentase jumlah siswa yang merencanakan penyelesaian masalah pada tes awal dan akhir dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah setelah diterapkan strategi metakognitif lebih baik dibandingkan sebelum diterapkan strategi metakognitif. Pada aspek merencanakan penyelesaian masalah siswa dibiasakan untuk menuliskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam pengerjaan soal. Untuk beberapa soal dengan tingkat kesukaran rendah dan sedang siswa mampu membuat rencana penyelesaian masalah namun untuk soal dengan tingkat kesukaran tinggi siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat rencana penyelesaian masalah. Hal ini disebabkan siswa belum memahami sepenuhnya masalah yang ada pada soal. jumlah siswa dan perkembangan kemampuan siswa dalam melaksanakan penyelesaian masalah pada tes awal dan akhir. Terlihat bahwa kemampuan siswa dalam melaksanakan penyelesaian masalah pada masing-masing soal pada tes awal dan tes akhir fluktuatif. Rata-rata persentase jumlah siswa yang melaksanakan penyelesaian masalah pada tes awal kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor 0 atau 1) adalah 63,75% dan lebih dari 50% (mendapat skor 2) adalah 36,25%. Hal ini berarti pada tes awal kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah masih rendah. Rata-rata persentase jumlah siswa yang melaksanakan penyelesaian masalah pada tes akhir kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor 0 atau 1) adalah 51,87% dan lebih dari 50% (mendapat skor 2) adalah 48,13%. Hal ini berarti pada tes akhir kemampuan siswa dalam melaksanakan penyelesaian masalah lebih tinggi dibandingkan pada tes awal namun masih rendah jika dilihat dari persentase jumlah siswanya. Berdasarkan nilai rata-rata persentase jumlah siswa yang melaksanakan penyelesaian masalah pada tes awal dan akhir dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah setelah diterapkan strategi metakognitif lebih baik dibandingkan sebelum diterapkan strategi metakognitif namun belum optimal. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu menggunakan rumus atau kalimat matematika serta menggunakan strategi pemecahan masalah yang telah dipilih dengan konsisten sampai menemukan solusi yang diminta. Kemampuan siswa dalam memahami substansi materi dan keterampilan melakukan perhitungan matematika sangat membantu untuk melaksanakan tahap ini. jumlah siswa dan perkembangan kemampuan siswa dalam memeriksa kembali jawaban pada tes awal dan akhir. Untuk semua soal pada tes awal dan akhir, lebih banyak siswa yang memperoleh skor 0 atau 1 dibandingkan skor 2. Artinya masih banyak siswa yang belum memeriksa kembali jawaban secara keseluruhan. Rata-rata persentase jumlah siswa yang memeriksa kembali jawaban pada tes awal kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor 0 atau 1) adalah 90% dan lebih dari 50% (mendapat skor 2) adalah 10%. Hal ini berarti pada tes awal kemampuan siswa dalam memeriksa kembali jawaban masih rendah. Rata-rata persentase jumlah siswa yang memeriksa kembali jawaban pada tes akhir kurang atau sama dengan 50% (mendapat skor 0 atau 1) adalah 60,62% dan lebih dari 50% (mendapat skor 2) adalah 39,38%. Hal ini berarti pada tes akhir kemampuan siswa dalam memeriksa kembali jawaban lebih tinggi dibandingkan pada tes awal namun masih rendah 12
6 jika dilihat dari persentase jumlah siswanya. Berdasarkan nilai rata-rata persentase jumlah siswa yang memeriksa kembali jawaban pada tes awal dan akhir dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memeriksa kembali jawaban setelah diterapkan strategi metakognitif lebih baik dibandingkan sebelum diterapkan strategi metakognitif namun belum optimal. Tahap ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan ketentuan. Kemudian siswa harus bisa menafsirkan jawaban yang diperoleh sehingga didapat kesesuaian antara hasil yang diperoleh dengan apa yang ditanyakan pada soal. Selain itu siswa juga diharapkan dapat menemukan cara lain yang bernilai benar dalam menyelesaikan masalah. Dari hasil tes yang diberikan, sebagian besar siswa tidak memeriksa kembali hasil pekerjaan mereka. Hal ini terlihat dari kesalahan siswa dalam perhitungan kemudian ketidaksesuaian antara hasil yang diperoleh dengan apa yang ditanyakan pada soal. Hal ini disebabkan siswa telah merasa yakin terhadap jawaban yang diperoleh, sehingga merasa tidak perlu melakukan pemeriksaan ulang. Penyebab lainnya waktu yang tidak cukup sehingga siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, setelah mengerjakan satu soal siswa langsung mengerjakan soal selanjutnya. Selanjutnya siswa juga belum bisa menemukan cara lain yang bernilai benar untuk mendapatkan jawaban dari soal yang ada. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa lebih baik setelah diterapkan strategi metakognitif karena strategi ini melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk proses sadar belajar (Awareness), merencanakan belajar (Planning), monitoring dan refleksi belajar (Monitoring and Reflection). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan kemampuan pemecahan masalah siswa selama diterapkan strategi metakognitif dalam pembelajaran matematika di kelas X dapat dilihat dari aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah. Dari keempat aspek tersebut perkembangan yang paling menonjol terlihat dari aspek memahami masalah dan melaksanakan perencanaan masalah, namun dari aspek merencanakan masalah dan memeriksa kembali jawaban perkembangannya belum signifikan. Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan agar: 1) Guru dapat menjadikan strategi metakognitif sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, 2) Guru dapat menggunakan strategi belajar lain yang mendukung pembelajaran dengan menerapkan strategi metakognitif agar pembelajaran lebih optimal. 3) Dilakukan penelitian lanjutan dalam lingkup yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Abdul Muin. (2006). Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Siswa SMA (Algoritma, vol. 2). Jakarta: Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah. Blankey, E & Spence, S. (1990). Developing Metacognitive. dalam Eric Degests on Information Resources [Online]. Tersedia: nitive.html [13 Februari 2012]. Erman Suherman. (2003). Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Muisman. (2002). Analisis Jalur Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi berdasarkan Kecerdasan Strategi-Strategi Metakognitif dan Pengetahuan Awal. Singaraja: IKIP Singaraja. Schoenfeld, A. (1987). Metacognition Learning and Mathematics. [Online]. Tersedia: http//mathforum.org/~sarah/discussion. Sessions/schoenfeld.html [21 maret 2012]. Siska Putri Permata. (2012). Penerapan Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang. Padang: UNP. 13
PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG
PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG Viona Amelia 1), Edwin Musdi 2), Nonong Amalita 3) 1) FMIPA UNP, e-mail: M3lly_elf@yahoo.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION ABSTRACT
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION Kiki Syarli Wahyuni 1), Yerizon 2), dan Dodi Vionanda 3) 1) FMIPA UNP, email: ki_sya@yahoo.com 2,3)
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED Hafizah Delyana Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat Email: hafizahdelyana@yahoo.com.
Lebih terperinciANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA
ANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA Yudi Darma 1, Muhamad Firdaus 2, Andre Pratama 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG
PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG Dina Agustina 1), Edwin Musdi ), Ahmad Fauzan 3) 1 ) FMIPA UNP : email:
Lebih terperinciKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING Rosmawati 1), Sri Elniati 2), Dewi Murni 3) 1) FMIPA UNP, email: ro_se729@yahoo.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika
Lebih terperinciVol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PARIAMAN Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA Oleh I Wayan Puja Astawa (email: puja_staw@yahoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran pengetahuan seseorang yang berkaitan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Metakognisi Istilah metakognisi diperkenalkan oleh John Flavell, seorang psikolog dari Universitas Stanford pada sekitar tahun 1976 dan didefinisikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wina Novitasari 1), Suherman 2), Mirna 3) 1 ) FMIPA UNP : email:
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG Nicke Septriani 1), Irwan 2), Meira 3) 1) FMIPA UNP : email: nick3.c7@gmail.com
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Jumalia Ali 1), Yusmet Rizal 2), dan Nurhayati Lukman 3) *) FMIPA UNP, email: lia.jumaliaali@gmail.com **) Staf Pengajar
Lebih terperinciPuspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI
ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Merry Chrismasta SIMAMORA 1), Jodion SIBURIAN 1), GARDJITO 1) 1) Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematika Salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa mampu melakukan penalaran. Menurut Russeffendi (dalam Suwangsih, 2006 : 3) matematika
Lebih terperinciMutiara Nelisa*, Drs Mukhni**, Yulyanti Harisman**
KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG Mutiara Nelisa*,
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 26 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Viviana Muplihah (Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG
PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG Sri Arnita 1), Arnellis 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, e-mail: sri.arnita@gmail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS MAHASISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS MAHASISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF Ali Syahbana Universitas Muhammadiyah Bengkulu syahbanaumb@yahoo.com ABSTRAK Materi matematika yang abstrak memerlukan
Lebih terperinciEFIKASI DIRI DAN METAKOGNISI SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI. Kata kunci: Efikasi, metakognisi dan penyelesaian masalah.
EFIKASI DIRI DAN METAKOGNISI SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI ABSTRAK Dalam pembelajaran, sebagai pendidik terkadang kita tidak pernah memperhatikan sikap (attitude) siswa terhadap
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract
PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI BATIPUH Rahma Fitri ), Helma 2), Hendra Syarifuddin 3) ) FMIPA UNP, email: rahmashine@ymail.com 2,3) Staf Pengajar
Lebih terperinciKemampuan memecahkan masalah adalah
Penggunaan Instrumen Monitoring Diri Metakognisi untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Matematika Epon Nur aeni L., Yusuf Suryana, & Dindin Abdul Muiz L. ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga merupakan suatu kegiatan mental untuk
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015
KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUMENEP STUDENT METACOGNITIVE SKILLS THROUGH
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu
50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG
Vol. 3 No. 1 (214) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 41-45 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam mengembangkan siswa agar nantinya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat mengikuti kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting dan semakin dirasakan kegunaannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS), Pembelajaran Konvensional dan Sikap 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create and
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA 1 Weny Atika (1), Tina Yunarti (2), Pentatito Gunowibowo (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung atikaweny@yahoo.com
Lebih terperinci0,1006 dan kelas kontrol diperoleh = 0,1577 dengan = 0,1866, maka diterima. Jadi,
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PEMASARAN SMKN 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Zahara Fitria*, Rina Febriana**, Melisa**
Lebih terperinciJurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN TANDUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJARSISWA KELAS II SD NEGERI 1 SINGAPADU TENGAH PADA PEMBELAJARAN BANGUN DATAR Ni Wayan Suardiati Putri, I
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI
Vol. 3 No. 1 (214) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-3 PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI Fadhila El Husna 1),
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi Kondisi Awal SMK Negeri 1 Amlapura terletak di Jalan Veteran, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Bali. Sekolah ini merupakan sekolah kejuruan pertama
Lebih terperinciKETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI
KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI STUDENT METACOGNITIVE SKILL THROUGH INQUIRY LEARNING MODELS IN ACID BASE MATTER IN SMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta didik harus dipandang sebagai organisme yang sedang berkembang dan memiliki potensi. Tugas
Lebih terperinciMETODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract
METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG Febrianda Yenni Syafei 1), Suherman 2), Yusmet Rizal 3) 1 ) FMIPA UNP, Febrianda@yahoo.co.id 2,3
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG
KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG Weni Dwi Pratiwi 1), Nyimas Aisyah 1), Purwoko 1) 1) FKIP Universitas Sriwijaya Email: wenidwipratiwi@gmail.com
Lebih terperinciKEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan langkah-langkah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG Aldhini Kemala Puteri 1), Suherman 2), Muh. Subhan 3) 1 ) FMIPA UNP : email: aldhini13@gmail.com
Lebih terperinciVol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Deni Novalita 1), Hendra Syarifuddin 2), Nilawasti ZA 3) Abstract
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONTESKTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK GADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Deni Novalita 1), Hendra Syarifuddin 2),
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACES
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACES BESERTA HANDOUT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 KOTA SOLOK Yuki Okri Maiza*, Sefna Rismen**, Alfi Yunita**
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH
1 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH Hanifah Amatullah, Sehatta Saragih, Atma Murni Email: hanifahamatullah57@yahoo.co.id,
Lebih terperinciPENELUSURAN PERILAKU METAKOGNITIF MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
PENELUSURAN PERILAKU METAKOGNITIF MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Dona Afriyani Program Studi Tadris Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar Korespondensi: Jl. Jenderal Sudirman No.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
16 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs Ma arif NU 1 Jatilawang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 42 siswa, terdiri
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT
DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik permasalahan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII 4 SMPN 11 PEKANBARU
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII 4 SMPN 11 PEKANBARU Laylatul Rahmi, Atma Murni, Sehatta Saragih Email: layla_rahmi@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING Saeful Bahri SMP Negeri 14 Balikpapan, Jl. Kutilang Kelurahan Gunung Bahagia,
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS X KECAMATAN BULELENG I Gd. Arya Wiradnyana 1, I Nym. Jampel
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP Adesnayanti K. Duha 1), Yerizon 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Adesnaduha@yahoo.co.id 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP Abstract
Lebih terperinciABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEKNIK GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 30 SIJUNJUNG Juli Nasrianti 1, Sofia Edriati 2, Ainil
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG Arini Viola Burhan 1), Suherman 2), Mirna 3) 1) FMIPA UNP, email: ariniviola@gmail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Tomi Tridaya Putra 1), Irwan 2), Dodi Vionanda 3) 1) FMIPA Universitas Negeri Padang E-mail: tomi_tridaya@ymail.com 2,3)
Lebih terperinciNurfauziah Siregar FTIK, IAIN Padangsidimpuan
Rekognisi: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan p-issn 2527-5259 e-issn 2599-2260 Vol.2, No.2, Desember 2017 PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS MASALAH SEBAGAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nurfauziah Siregar FTIK,
Lebih terperinciNidaul Khairi 1), Mukhni 2), Minora Longgom Nasution 3)
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Nidaul Khairi 1), Mukhni 2), Minora Longgom Nasution 3) 1) FMIPA UNP, email: nidaul_khairi@yahoo.com
Lebih terperinciMENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts
MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Misi Yozana 1), Yerizon 2), dan Mirna 3) 1) FMIPA UNP, email: miciko_pravi@yahoo.co.id 2),3) Staf Pengajar Jurusan Matematika
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO Rahmawati 1, Mukhni 2 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 11 Palembang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2015 s/d 1 Oktober 2015. Kegiatan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB. MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh : Emmy Suaida, emisuaida@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak diberlakukannya kurikulum 2013, istilah metakognitif sering muncul 1. Istilah metakognitif sering muncul karena metakognitif membentuk siswa agar ia mengetahui
Lebih terperinciJurnal Wacana Pendidikan ISSN:
Edisi 7 th. V, April 2011 1 Jurnal Wacana Pendidikan ISSN: 1978-2802 Edisi 7 th. V, April 2011 2 Jurnal Wacana Pendidikan ISSN: 1978-2802 Edisi 7 th. V, April 2011 3 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMATEMTIKA
Lebih terperinciMATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE IMPROVE PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN DI KELAS X-B SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG Retnaning Putri Laksono Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Email:
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI Rahmat Hidayat*, Husna**, Yulyanti Harisman*** *)Mahasiswa Program
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciHASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27
HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27 Indrawati, K.Y. Margiati, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan e-mail:indrawati
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND
PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 JEMBER SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF Purnama Ramellan 1), Edwin Musdi 2), dan Armiati 3)
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF Purnama Ramellan 1), Edwin Musdi 2), dan Armiati 3) 1) FMIPA UNP, email: Rame_04938@yahoo.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP
Lebih terperinciKAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)
KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA) Tri Hapsari Utami Abstract: This article discusses a design of mathematics learning at what
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.
Lebih terperinciPEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DISERTAI PETA KONSEP
PEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DISERTAI PETA KONSEP Trysa Gustya Manda 1), Mukhni 2), Atus Amadi Putra 3) 1) FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pelaksanaan Peneltian a. Tahap Persiapan Penelitian Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menyiapkan instrumen
Lebih terperinciPERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR SQUARE DAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X
Feryd Permana, Wibawanto; Perbedaan Metakognitif Siswa Melalui Metode Think Pair Square Dan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 BATU PADA MATERI SEGI EMPAT Rizky Ayu Khalistin *), Erry Hidayanto **) Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 20 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desti Amanda*), Anna Cesaria **),
Lebih terperinciPENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING(BBL) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM RAUDHATUL JANNAH PAYAKUMBUH
PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING(BBL) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM RAUDHATUL JANNAH PAYAKUMBUH Rahmi Syarwan 1), Mukhni 2), Dewi Murni 3) 1) FMIPA UNP, email:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU
71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU maidadeli@yahoo.co.id SMP Negeri 13 Pekanbaru,
Lebih terperinciPENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA
P PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA Muhammad Ridho, Agung Hartoyo, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA Fahimah Andini (1), Rini Asnawati (2), M. Coesamin (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Surakarta 1) 2) Kata Kunci: memantau dan mengevaluasi; merencana; metakognitif
ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH APLIKASI DERET TAK HINGGA Ari Fitria Nurul Ni mah 1), Masduki 2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika, 2) Dosen Pendidikan Matematika, FKIP Universitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Vol. 1 No. 1 (212) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3 : Hal. 14-21 PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sony Rahadian 1),Yerizon 2),Arnellis 3) 1) FMIPA UNP,
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT
Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi
Lebih terperinciPERILAKU METAKOGNISI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA
PERILAKU METAKOGNISI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA Nurmaningsih 1 1 Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP-PGRI Pontianak, Jalan Ampera
Lebih terperinciEFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Erlis Wijayanti 1, Sri Hastuti Noer 2, Rini Asnawati 2 Erlis_wijayanti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)
BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus
Lebih terperinciRiandani Sarwindah Putri et al., Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam
1 Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan Garis dan Sudut Kelas VII-C di SMP Negeri 1 Genteng Banyuwangi ( The Analysis of Student's
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut 1. Selain itu,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemecahan masalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Polya mengatakan bahwa pemecahan masalah adalah salah satu
Lebih terperinci1,2 STKIP Garut.
Jurnal Elemen Vol. 3 No. 1, Januari 2017, hal. 97 1078 KEMAMPUAN PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN RESOURCE BASED LEARNING (STUDI EKSPERIMEN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 1 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MELALUI PENDEKATAN MATHEMATICAL DISCOURSE UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Suryani Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci