AIR. Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia. Reaksi enzimatis & metabolisme

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Pengeringan Untuk Pengawetan

1. Pendahuluan 2. Struktur 3. Sifat Fungsional 4. Air dalam bahan pangan 5. Water Activity (Aw) Kimia Pangan 2016/2017

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

Air. Shinta Rosalia Dewi

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

AHP MINGGU KE-3. Prof. Simon B W Ph.D.

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kadar Air Bahan Pangan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

PENGOLAHAN KOPI BUBUK. Beberapa jenis olahan kopi biji

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

Kemampuan yang ingin dicapai:

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Air adalah wahana kehidupan

Standardisasi Obat Bahan Alam. Indah Solihah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG HIJAU PADA ROTARY DRYER

SUPARJO Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Univ. Jambi PENDAHULUAN

Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration)

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODOLOGI PENELITIAN

Praktikum Analisa Pangan. Analisa Lemak dan Minyak by Mochamad Nurcholis, STP.MP

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

PROSES PENGOLAHAN MAKANAN FERMENTASI - Fermentasi merupakan salah satu metode pengawetan bahan pangan. -Banyak mikroorganisme dimanfaatkan untuk produ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

V. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Kebutuhan Nutrisi. Kebutuhan Nutrisi. Nutrisi sebelum, selama, dan sesudah bertanding

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

SEDIAAN PENGERITING RAMBUT

1/14/2014 FREEZE DRYING PROSES PENGERINGAN BEKU

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

PENGARUH DOSIS KROMANON DEAMINA DAN KONSENTRASI LARUTAN OSMOTIK DALAM PEMBUATAN OSMOMEAT DAGING AYAM BROILER

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

III. METODOLOGI PENELITIAN

PAKAN, NUTRIEN DAN SISTEM ANALISIS KIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupaka pelarut yang kuat, melarutkan banyak zat kimia. Zat-zat yang larut dengan

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

Mekanisasi Pertanian PENGGORENGAN VAKUM (VACUUM FRYING)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI BUSA

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik Limbah Padat

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

LAPORAN TUGAS AKHIR. PENGARUH SUHU dan WAKTU PADA PEMBUATAN KRIPIK BUNCIS DENGAN VACCUM FRYING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

AIR: komponen yang paling banyak di alam & pangan, I.e.: juice 87% air, susu 87%, daging 60%, apel 85% keju 37% tepung 12%. Struktur mol. : H 2 O.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KADAR AIR

AIR Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia Reaksi enzimatis & metabolisme

Air dalam bahan pangan: 1. Air bebas : terdapat dlm ruang antar sel dan poripori bahan 2. Air terikat : air berikatan dengan makromolekul (protein, karbohidrat), berbentuk hidrat dg garam-garam dlm sel (Na 2 SO 4.10H 2 O)

Why moisture determination is important? Moisture content affect the stability & quality of foods High moisture rapid deterioration Ex : mold growth well in grain that contain too much water

Why moisture determination is important? Moisture content influence the rate of browning of vegetables & fruits High moisture rapid browning

Why moisture determination is important? 1. Mrp faktor kualitas dlm pengawetan bbrp produk & mempengaruhi stabilitas. Ex. Dried milks 2. Pengurangan kdr air digunakan utk kenyamanan dlm pengemasan atau pengiriman produk. Ex. Liquid cane sugar (67% solid) 3. Mengetahui komposisi std bahan pangan. Ex. Keju cheddar hrs memiliki kdr air 39%

Moisture Contents of Foods Foods Moisture Content (%) Fluid dairy products : Milk, non fat milk, buttermilk 87-91 Cheeses (cottage) 75 Cream 60-70 Ice cream & sherbet 65 Cheeses (cheddar), mayonaise 40 Butter, margarine 15 Dry milk powder 4 Source : Pomeranz & Meloan (1994)

Moisture Contents of Foods Foods Moisture Content (%) Fresh fruits : Melon 92-94 Citrus 86-89 Various berries 81-90 Ripe guavas 81 Avocado 65 After drying 25 Dried vegetables 7-10 Source : Pomeranz & Meloan (1994)

Moisture Contents of Foods Foods Moisture Content (%) Grain, legumes 10-12 Milled grain (flour) 10-13 Macaroni 9 Breakfast cereal < 4 Baked cereals (pies) 43-59 Bread 35-45 Crackers 5-8 Source : Pomeranz & Meloan (1994)

Moisture Contents of Foods Foods Moisture Content (%) Meat & Fish 50-70 Sausages Varies widely Poultry meat (geese) 50 Chicken 75 Fresh egg 74 Dries egg 5 Source : Pomeranz & Meloan (1994)

Moisture Contents of Foods Fruit jellies, jam, marmalade Foods Moisture Content (%) 35 honey 20 Various syrup 20-40 White sugar (cane, beet), hard candy, plain chocolate) Source : Pomeranz & Meloan (1994) 1

Moisture Contents of Foods Foods Moisture Content (%) Sweet potatoes < 69 White potatoes 78 Radhises 93 Green lima beans 67 Cucumber 96 Source : Pomeranz & Meloan (1994)

Metode Analisis Kadar Air Metode analisis kadar air yang ideal : Cepat Dapat diterapkan pada berbagai jenis sampel Mudah dilakukan Akurasi dan presisi yang tinggi Tidak berbahaya

Metode Analisis Kadar Air Jenis metode analisis kadar air tergantung dari : 1. Komposisi sampel 2. Perkiraan kadar air sampel 3. Tekstur sampel

Metode Analisis Metode oven kering Metode oven vakum Metode Distilasi (Azeotropik) Metode fisik Metode kimia (Karl Fischer)

Metode oven kering Digunakan untuk seluruh hasil pertanian, kecuali yg mengandung senyawa volatil dan mengalami kerusakan komposisi pada pemanasan suhu 100 o C, pada tekanan 1 atmosfer.

Kelebihan: Sangat sederhana, relatif cepat, dan dpt digunakan utk jumlah sampel yg banyak Kekurangan: dekomposisi selama pengeringan, penguapan komponen volatil

Prinsip: sampel dikeringkan dg oven 100-102 o C sampai berat konstan

Prosedur Wadah dikeringkan dlm oven 15 menit Dimasukkan desikator, dinginkan, dan timbang Timbang sampel ± 2-5 g Dikeringkan 3 jam Dinginkan dlm desikator dan timbang Panaskan lagi dlm oven 30 menit Dinginkan dlm desikator dan timbang Perlakuan ini diulangi hingga diperoleh berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut 0,2 mg)

Perhitungan a = berat awal sampel (g) b = berat konstan sampel (g) a - b Kadar air (%bb) = x 100 % a a - b Kadar air (%bk) = x 100 % b b Kadar total padatan (%) = x 100 % a

Perhitungan W1-W2 Kadar air (bb)= ------------ X 100% W1-W3 W1-W2 Kadar air (bk)=----------- X 100% W2-W3 Keterangan: W1=berat sampel basah+cawan W2=berat sampel kering+cawan (konstan) W3=berat cawan

Metode Oven Vakum Digunakan utk bahan yg mengandung komponen-komponen mudah rusak pd suhu tinggi (bahan yg byk mengandung gula)

Kelebihan: pemanasan pd suhu rendah shg mencegah dekomposisi sampel pemanasan seragam mencegah case hardening Kekurangan: Efisiensi pengeringan rendah Tidak dapat menganalisis sampel dlm jumlah banyak

Prinsip Sampel dikeringkan pd suhu rendah dg tekanan di bawah 1 atmosfer

Prosedur Wadah dikeringkan dlm oven 105 o C selama 30 menit Dinginkan dlm desikator dan timbang Timbang sampel ± 2-5 g dlm wadah yg telah diketahui beratnya Keringkan dlm oven vakum selama 6 jam, suhu 60-70 o C dg tekanan ± 25 mmhg Lakukan pengeringan sampel hingga diperoleh berat konstan

Metode Distilasi Digunakan utk bahan yg mengandung senyawa volatil (bunga cengkeh, kenanga, bahan jamu tradisional) dan bahan mengandung lemak

Kelebihan: transfer panas efektif dan dan efisien penghilangan air lbh cepat atmosfer inert kerusakan oksidasi lbh rendah Kekurangan : Jumlah sampel yang dapat dianalisis bersamaan sedikit

Prinsip Air dlm bahan disuling dg menggunakan pelarut organik (toluen, benzena dan xylene). BJ air > BJ pelarut organik, shg air ada di lapisan bawah dan bisa dibaca volumenya Titik didih air < titik didih pelarut organik Pelarut organik tdk dapat bercampur dg air

Labu Sterling-Bidwell

Prosedur Labu didih diisi sampel (misalnya timbang 3-4 g sampel (W)) Isi labu dg solvent (toluen, n-hexan) Hubungkan labu Sterling-Bidwell dg kondenser dan labu didih Lakukan destilasi Baca jumlah ml air (V)

Perhitungan V = volume air (ml) W = berat awal sampel (g) V Kadar air = x 100 % W

PRACTICE PROBLEMS You have the following gravimetric results: weight of dried pan and glass disc = 1. 0376 g, weight of pan and liquid sample 4.6274 g, and weight of the pan and dried sample 1.7321 g. What was the moisture content of the sample and what is the percent solids?

Sampel awal = (4,6274 1,0376) g = 3,5898 g Sampel kering = (1,7321 1,0376) g = 0,6945 g Air yg dihilangkan = (3,5898 0,6945) g = 2,8953 g Kadar air = (2,8953/3,5898) x 100% = 80,65% Total padatan = (0,6945/3,5898) x 100% = 19,35%

TERIMA KASIH cholis_federer@yahoo.co.id