Kemampuan yang ingin dicapai:

dokumen-dokumen yang mirip
PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengeringan Untuk Pengawetan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah. (Sorption Characteristics of Red Chilli Seed)

Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah. (Sorption Characteristics of Red Chilli Seed)

Air. Shinta Rosalia Dewi

KADAR AIR KESETIMBANGAN (Equilibrium Moisture Content) BUBUK KOPI ROBUSTA PADA PROSES ADSORPSI DAN DESORPSI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A i r. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Campuran udara uap air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupaka pelarut yang kuat, melarutkan banyak zat kimia. Zat-zat yang larut dengan

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

Oleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

AIR: komponen yang paling banyak di alam & pangan, I.e.: juice 87% air, susu 87%, daging 60%, apel 85% keju 37% tepung 12%. Struktur mol. : H 2 O.

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration)

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENENTUAN KADAR AIR LAPIS TUNGGAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN BRUNAUER-EMMETT-TELLER (BET) DAN GUGGENHAIM-ANDERSON-deBOER (GAB) PADA BUBUK TEH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

MODUL DASAR BIDANG KEAHLIAN KODE MODUL SMKP1G08-10DBK

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Perhatikan gambar diagram P-T berikut:

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN. Disusun oleh : Elisa Julianti

Sifat Dasar Larutan Kelarutan Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

DAFTAR TABEL. 1. Kandungan gizi tepung ubi jalar per 100 g Karakteristik amilosa dan amilopektin... 11

I Sifat Koligatif Larutan

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Sulistyani M.Si

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN NILAI DESORPSI PRODUK KAKAO FERMENTASI PADA BERBAGAI SUHU DAN KELEMBABAN

KONSEP DASAR PENGE G RIN I GA G N

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB IV HASIL PENGAMATAN. Natrium Asetat Hari Berat Alufo Berat Awal sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BLANSING. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dalam bahan makanan. Istilah yang umumnya dipakai hingga sekarang ini

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

BAB III METODE PENELITIAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

RINGKASAN MATERI PETA KONSEP KIMIA

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Materi Pokok Bahasan :

Sifat-sifat Fisis Larutan

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

Faktor-faktor kualitas air

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

Peranan a w dalam Pendugaan dan Pengendalian Umur Simpan

PENENTUAN UMUR SIMPAN KRIPIK PISANG KEJU GORONTALO DENGAN PENDEKATAN KURVA SORPSI ISOTERMIS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

Disusun Oleh: RURIYAWATI LISTYORINI A

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

Transkripsi:

Kemampuan yang ingin dicapai: Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik hidratasi pada bahan pangan serta hubungannya dengan pengolahan dan mutu pangan.

A. PENGERTIAN Karakteristik hidratasi : karakteristik fisik yang meliputi interaksi antara bahan hasil pertanian dengan molekul air yang dikandungnya serta molekul air yang ada di udara.

SIFAT DAN TIPE AIR Secara konvensional dibagi 3 : 1. Air terikat secara kimia : Air kristal Air konstitusi 2. Air terikat secara fisik Air kapiler Air terlarut Air Adsorpsi 3. Air bebas

Air Terikat Kimia : Air Kristal Air yang terikat sebagai molekul-molekul dalam bentuk H 2 O. Dijumpai pada eksikator pengeringan

Air Terikat Kimia : Air Konstitusi Bagian dari molekul senyawa padatan tertentu, bukan dalam bentuk H 2 O. Jika senyawa padatan tsb terurai, unsur H dan O keluar sebagai molekul H 2 O untuk menyingkirkannya perlu suhu tinggi. Contoh : Pemanasan gula pada suhu tinggi karamel dengan melepaskan sebagian air konstitusi. Pemanasan protein denaturasi dengan melepas air konstitusi

Air Terikat Fisik : Air Kapiler Terikat dalam rongga jaringan kapiler dari bahan pangan

Air Terikat Fisik : Air Terlarut Terdapat dalam bahan padat Penguapan air terlarut terjadi dengan cara difusi melalui bahan padat Tekanan uap larutan gula atau garam encer < air murni titik bekunya <. Penambahan zat terlarut larutan jenuh tekanan uap <<

Air Terikat Fisik : Air Adsorpsi Adalah air yang terikat pada permukaan Merupakan kesetimbangan dengan uap air yang ada di udara jumlahnya dipengaruhi RH dan suhu lingkungan Semakin halus butiran luas permukaan > air yang teradsorpsi >>

Dalam bahan dapat terkandung 1 atau lebih jenis air Contoh : pemanasan kentang dengan microwave (baked potato) melibatkan air kapiler, air terlarut, air adsorpsi dan air konstitusi kentang dapat matang meski tanpa pe(+) an air

Peranan air dalam bahan pangan : Pada buah dan sayur : Mencerminkan kesegaran Pelarut vitamin dan mineral, garam dan senyawa citarasa lain Mempengaruhi aktivitas enzim, mikroba dan kimiawi Ketengikan Reaksi non enzimatis Perubahan sifat organoleptik, penampakan, tekstur, cita rasa dan nilai gizi.

KADAR AIR Menyatakan tingkat atau banyaknya air di dalam bahan pangan Dinyatakan dengan 2 cara : 1. berdasarkan basis basah 2. berdasarkan basis kering Produk pangan dan hasil pertanian tdd 2 bagian : - bagian air (moisture) - bagian bukan air (solid) = bahan kering (dry matter)

Kandungan air (a) Kandungan bahan kering (b) A. Produk Kering B. Produk Basah Gambar 2. Skema konsep 2 bagian : bagian air dan bahan kering

Kadar air basis basah (W, %bb) : perbandingan berat bagian air (a) terhadap keseluruhan berat bahan : a W,% bb x100% a b Kadar air basis kering (M,%bk) : perbandingan berat bagian air (a) terhadap bagian bahan kering (b) : a M,% bk x100% b Nilai W : 0 100%, nilai M : 0- tak terhingga W digunakan dalam produk yang berkaitan dengan mutu atau dalam perdagangan M digunakan dalam analisis proses pengeringan dan penelitian pengeringan

Kadar air basis basah digunakan dalam produk yang berkaitan dengan mutu atau dalam perdagangan Kadar air basis kering digunakan dalam : - analisis proses pengeringan - penelitian pengeringan

Contoh Perhitungan Kadar Air Jika suatu bahan yang beratnya 10 g tdd air 2 g dan sisanya berupa bahan kering sebanyak 8 g. Kadar air dry basis = 2/8 x 100% = 25% Kadar air wet basis = 2/10 x 100% = 20%

Contoh Perhitungan Kadar Air. Sebanyak 1 ton kacang tanah dengan kadar air awal 25%bb, dikeringkan sampai kadar air 14% (bb). Hitung jumlah air yang diuapkan dan berat bahan keringnya. Penyelesaian : Cara I : berdasarkan berat basah Jumlah air awal = 25/100 x 1000 kg = 250 kg Berat bahan kering = 1000 250 = 750 kg Berat bahan pada kadar air akhir 14% = 750x100 (100 14) Jadi berat air yang diuapkan = 1000 872 kg = 128 kg = 872 kg

Contoh Perhitungan Kadar Air Cara II : berdasarkan berat kering Kadar air awal (bk) = 100 x 250/750 = 33.33% Kadar air akhir (bk) = 14/(100-14) x 100% = 16.28% Jumlah air yang diuapkan untuk 1000 kg bahan = [750 (33.33-16.28)]/100 = 128 kg Berat bahan kering = (1000 x 100)/(100 + 33.33) = 750 kg

Makna Kadar Air Dari segi pengeringan : - menentukan berat ringannya proses pengeringan Dari segi industri dan perdagangan : - menentukan penanganan produk (sebelum, selama dan sesudah proses pengolahan) - berkaitan dengan mutu - berkaitan dengan harga kadar air, mutu, harga Dari segi daya awet : - kadar air mudah rusak perlu penurunan ka hingga batas aman

SORPSI AIR Dalam lingkungan udara produk mengalami perubahan kadar air (naik/turun) Jika kadar air menurun terjadi penguapan (desorpsi) kadar air menurun Sebaliknya = Absorbsi = penyerapan air dari udara kadar air meningkat. Kapan terjadi desorpsi dan absorpsi????

SORPSI AIR Mo Produk Basah Desorpsi Absorpsi Mo Produk Kering Gambar 3. Fenomena desorpsi dari produk basah dan absorpsi dari produk kering dalam ruang ambien.

KESETIMBANGAN KADAR AIR Jika suatu produk ditempatkan dalam suatu ruangan pada suhu dan RH tertentu, maka akan terjadi perubahan kadar air Bahan basah penurunan kadar air Bahan kering peningkatan kadar air Kadar air yang stabil dengan RH lingkungannya disebut kadar air kesetimbangan (M e ).

AKTIVITAS AIR Water activity (a w ) = jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Digunakan sebagai indikator untuk menentukan ketahanan simpan Cara-cara menghitung a w pada bahan : 1. a w = P/P o P = tekanan uap air bahan P o = tekanan jenuh uap air murno 2. a w = ERH/100 ERH = kelembaban relatif keseimbangan 3. Dengan hukum Raoult

AKTIVITAS AIR. Hukum Raoult : aktivitas air berbanding lurus dengan jumlah molekul zat pelarut dan berbanding terbalik dengan jumlah molekul zat terlarut. n1 a w n1 = g mol pelarut n1 n2 n 1 + n 2 = total g molekul Contoh : berapa nilai a w dari larutan 10% gula? Jawab : 10% gula dalam 1 liter air terdapat 100 g gula 1 liter air = 1000 g n 2 = 100/BM sukrosa = 100/342 = 0.292 g mol n 1 = 1000/BM H 2 O = 1000/18 = 55.55 a w = 55.55/(55.55+0.292) = 0.99

AKTIVITAS AIR. Berapa nilai a w dari larutan NaCl 10%? NaCl 10% 100 g NaCl dalam 1000 g air NaCl akan terdisosiasi di dalam air dan masingmasing ion mempunyai peran untuk menurunkan a w a w = n 1 /(n 1 + n Na + n Cl ) n 1 = 1000/18 = 55.55 n NaCl = 100/58.5 = 1.71 a w = 55.55/(55.55+1.71+1.71) = 0.942

AKTIVITAS AIR. Cari nilai a w untuk : Larutan glukosa 20% Larutan sukrosa 20% Larutan Garam (NaCl) 20% Larutan Campuran 20% NaCl dan 20% sukrosa

Tabel 1. Berbagai Jenis Larutan Garam Jenuh dan RH yang dihasilkan No. Larutan Garam Jenuh RH (%) 1 LiCl 11.2 2 CH 3 COOK 22.2 3 MgCl 2 32.5 4 NaI 36.8 5 K 2 CO 3 43.7 6 Mg(NO 3 ) 2 51.9 7 NaBr 56.8 8 NaNO 2 63.7 9 KI 68.2 10 NaNO 3 73.0 11 NaCl 75.2 12 KBr 80.2 13 KCl 83.8 14 K 2 CrO 4 86.3 15 BaCl 2 89.7 16 KNO 3 91.2 17 K 2 SO 4 96.7

KELEMBABAN RELATIF & KELEMBABAN MUTLAK Kelembaban relatif : perbandingan antara tekanan parsial uap air terhadap tekanan uap jenuh pada suhu tertentu. RH P P s T x100% P = tekanan uap air P s = tekanan uap air jenuh T = suhu atmosfir Kelembaban mutlak (H) = jumlah uap air di udara (g) Ditentukan dengan menggunakan Psychrometric Chart yaitu dengan suhu bola basah dan suhu bola kering Alat pengukuran secara langsung : sling psychrometer dan higrometer

SORPSI ISOTERMIK Secara alami komoditas pertanian bersifat higroskopis Kurva isotermik adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara kadar air bahan dengan kelembaban relatif keseimbangan ruang penyimpanan (RHE/a w ) pada suhu tertentu. Bentuk kurva isotermik khas untuk setiap bahan pangan, dan umumnya berbentuk sigmoid.

Daerah II = Air Multilayer (AIS) Gambar 4. Bentuk umum kurva isotermi sorpsi air dari bahan pangan Kadar Air (g/100 g bahan kering) 50 40 30 III 20 10 II I 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Aktivitas air (a w ) Daerah I = Air monolayer (AIP) Daerah III = Air Tipe III (AIT)

FENOMENA HISTERISIS Grafik penyerapan uap air dari udara oleh bahan pangan (kurva adsorpsi) dan grafik pelepasan uap air oleh bahan pangan ke udara (kurva desorpsi) tidak berimpit FENOMENA HISTERISIS Secara umum kurva desorpsi > kurva adsorpsi Penyebab terjadinya histerisis : Pengaruh kondensasi air di dalam kapiler Dijelaskan dengan Ink Bottle Theory : kapiler memiliki leher yang sempit dan badan yang lebar pada saat adsorpsi, kapiler akan terisi penuh hingga dicapai nilai a w maximum, sedang pada saat desorpsi air tidak seluruhnya keluar karena leher yang sempit sehingga a w menurun.

Gambar 5. Bentuk umum isotermi sorpsi air memperlihatkan fenomena histerisis Kadar Air Desorpsi Adsorpsi 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 a w

FENOMENA HISTERISIS.. 2r 2r 2R 2R Unfilled Capillary Filled Capillary Gambar 6. Ink Bottle Theory of Hysterisis

Pengukuran a w Cara 1 : Interpolasi Grafik Bahan dengan berat awal yang sudah diketahui disimpan pada eksikator Kelembaban diatur dengan larutan garam jenuh Disimpan pada suhu tertentu, misal 25 o C, hingga tercapai kesetimbangan (tidak terjadi perubahan berat) Bahan ditimbang kembali Diperoleh data penambahan atau penurunan berat Plot data ke dalam grafik Perpotongan garis penambahan dan penurunan berat dengan garis 0 =nilai a w bahan

Perubahan berat 1 2 3 0 a w = 0.5-1 -2-3 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 Gambar 7. Cara penentuan a w dengan interpolasi grafik a w

Pengukuran a w Cara 2 : Metode manometri Dengan alat manometer Prinsip : pada suhu tetap kadar air berpengaruh langsung terhadap tekanan uap. Cara 3 : Metode Higrometer Rambut Prinsip : daya higroskopisitas rambut dan daya mulur rambut ketika menyerap uap air. 3 helai rambut diikatkan pada pena pencatat atau jarum penunjuk skala kelembaban.

Cara Pengukuran Kadar Air Metode langsung : 1. Metode Gravimetri 2. Pengeringan Oven 3. Air Oven 4. Oven Vakum 5. Desikasi Kimia 6. Analisa Thermogravimetri 7. Destilasi Azeotropik 8. Titrasi Karl Fischer 9. Metode Ekstraksi 10.Kromatografi Gas 11.Refraktometri Metode Tidak Langsung 1. Metode Elektrik-Elektronik 2. Konduktivitas DC dan AC 3. Kapasitansi Dielektrik 4. Absorbsi Microwave 5. Metode Sonik dan Ultrasonik 6. Metode Spektroskopi 7. Spektroskopi Infra merah 8. Nuclear Magnetic Resonance (NMR)