ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Isi 3. BARISAN ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAGIAN PERTAMA. Bilangan Real, Barisan, Deret

MA3231 Analisis Real

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAB III SUB BARISAN DAN TEOREMA BOLZANO-WEIERSTRASS

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MA3231 Analisis Real

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) MATA KULIAH ANALISIS REAL I ( MT403) / 3 SKS KOSIM RUKMANA

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

MA5032 ANALISIS REAL

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

2 BARISAN BILANGAN REAL

MA3231 Analisis Real

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BARISAN BILANGAN REAL

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. : k N} dan A(m) menyatakan banyaknya m suku pertama (x n ) yang menjadi suku (x nk ), maka A(m)

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

CATATAN KULIAH ANALISIS REAL LANJUT

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real

ANALISIS REAL 1. Perkuliahan ini dimaksudkan memberikan

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

MA3231 Analisis Real

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Barisan Deret ANALISIS REAL (BARISAN DAN DERET) Kus Prihantoso Krisnawan. August 30, Yogyakarta. Krisnawan Pertemuan 1, 2, & 3

2 BARISAN BILANGAN REAL

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

) dengan. atau sub barisan (subsequences) dari X ,,,..., kemudian dipilih hasil index barisan Contoh, jika X =

PENGANTAR ANALISIS REAL

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 10, Dosen FMIPA - ITB

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

MA5032 ANALISIS REAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

FUNGSI COMPUTABLE. Abstrak

SISTEM BILANGAN REAL

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Pengantar : Induksi Matematika

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Uji Deret Positif. Ayundyah. Uji Integral. Uji Komparasi. Uji Rasio.

Muhafzan FUNGSI KONTINU. Muhafzan, Ph.D

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

MA3231 Analisis Real

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I TEOREMA TEOREMA LIMIT BARISAN

II. TINJAUAN PUSATAKA

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

LANDASAN TEORI. disebut dengan suku-suku. Perubahan antara suku-suku berurutan ditentukan oleh

Fungsi Analitik (Bagian Pertama)

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. diujikan. Bahkan, seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pun,

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

Transkripsi:

(Semester I Tahun 2011-2012) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. September 12, 2011

Teorema 11 pada Bab 3 memberi kita cara untuk menyelidiki kekonvergenan sebuah barisan tanpa harus mengetahui limitnya. Persisnya, jika kita dihadapkan pada sebuah barisan yang monoton dan terbatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ia konvergen. Namun bagaimana bila barisan tersebut bukan barisan monoton dan limitnya tak dapat diterka? Upaya yang dapat kita lakukan dalam hal ini adalah mengamati jarak antara satu suku dengan suku lainnya.

Barisan x n disebut barisan Cauchy apabila untuk setiap ɛ > 0 terdapat N N sedemikian sehingga untuk m, n N berlaku x m x n < ɛ. Secara intuitif, suku-suku pada barisan Cauchy dapat sangat berdekatan satu sama lain, dan ini terjadi tidak hanya pada dua atau beberapa suku berturutan tetapi semua suku setelah indeks tertentu.

Proposisi 10 Daftar Isi Jika x n konvergen, maka x n merupakan barisan Cauchy. Bukti. Misalkan x n konvergen ke L. Diberikan ɛ > 0, pilih N N sedemikian sehingga untuk tiap n N berlaku x n L < ɛ 2. Maka, untuk m, n N, kita peroleh x m x n x m L + L x n < ɛ 2 + ɛ 2 = ɛ. Ini membuktikan bahwa x n Cauchy.

Sifat Interval Bersarang Kebalikan dari Proposisi 10 juga berlaku, namun untuk membuktikannya kita memerlukan lemma berikut. Lemma 11 (Sifat Interval Bersarang) (i) Misal I n := [a n, b n ] dengan a n < b n sedemikian sehingga I n+1 I n untuk tiap n N. Maka n=1 I n. (ii) Jika, sebagai tambahan, I n := b n a n 0 bila n, maka n=1 I n merupakan himpunan singelton (hanya mempunyai sebuah anggota).

Bukti. (i) Untuk tiap n N berlaku a 1 a n a n+1 < b n+1 b n b 1. Jadi a n naik dan terbatas di atas (sementara b n turun dan terbatas di bawah). Akibatnya, a n a := sup{a n : n N} bila n. Lebih jauh, a n a b n untuk tiap n N, sehingga a n=1 I n. (ii) Jika x, y n=1 I n, maka x y b n a n untuk tiap n N. Karena b n a n 0 bila n, maka haruslah x y = 0 atau x = y.

Catatan. Ketertutupan interval I n pada Sifat Interval Bersarang merupakan hipotesis yang penting. Periksa bahwa bukti bagian (i) tidak sah bila I n := (a n, b n ).

Teorema 12 Daftar Isi Jika x n Cauchy, maka x n konvergen. Bukti. Misalkan x n Cauchy. Kita definisikan secara induktif barisan bilangan asli n k sebagai berikut: Tetapkan n 1 := 1 dan untuk tiap k N pilih n k+1 bilangan asli terkecil sedemikian sehingga n k+1 > n k dan jika i, j n k+1, maka x i x j < 1 Tinjau I k := [x nk 12 k, x nk + 12 k ], k N. 2 k+2. Maka I k+1 I k untuk tiap k N. (Jika x I k+1, maka x I k karena x x nk x x nk+1 + x nk+1 x nk < 1 + 1 = 1.) 2 k+1 2 k+1 2 k

Selanjutnya, I k = 2 0 bila k. Akibatnya, 2 k n=1 I k := {x} untuk suatu x R. Kita klaim bahwa x n x bila n. Ambil ɛ > 0. Pilih K N sedemikian sehingga 1 < ɛ. Jika n n 2 K K+1, maka x n x nk+1 < 1 2 K+2. Sementara itu, x I K+1 mengakibatkan Karena itu, x x nk+1 < 1 2 K+1. x n x 1 2 K+2 + 1 2 K+1 < 1 2 K < ɛ. Dengan demikian klaim kita terbukti.

Contoh 13 Daftar Isi Diketahui barisan x n dengan x 1 = 1, x 2 = 2, dan x n+2 = 1 2 (x n+1 + x n ), n N. Maka, dapat diperiksa bahwa untuk tiap n N kita mempunyai x n+2 x n+1 = 1 2 n. Dengan menggunakan Ketaksamaan Segitiga, kita peroleh untuk m > n x m x n x m x m 1 + + x n+1 x n 1 2 n 2. Diberikan ɛ > 0, kita dapat memilih N N sedemikian sehingga 1 < ɛ. Maka, untuk m, n N, kita peroleh 2 N 2 x m x n 1 < ɛ. Ini menunjukkan bahwa x 2 N 2 n Cauchy, dan karenanya konvergen.

Soal Latihan 1 Buktikan secara langsung bahwa jika x n Cauchy, maka x n terbatas (tanpa melalui fakta bahwa x n konvergen). 2 Tentukan limit barisan x n pada Contoh 13. 3 Barisan x n dikatakan kontraktif apabila terdapat 0 < K < 1 sedemikian sehingga x n+2 x n+1 K x n+1 x n untuk tiap n N. Buktikan bahwa barisan kontraktif merupakan barisan Cauchy, dan karenanya konvergen. 4 Diketahui barisan x n dengan x 1 = 1, x 2 = 2, dan x n+2 = x n+1 x n, n N. Buktikan bahwa x n merupakan barisan Cauchy. 5 Selidiki apakah barisan 1 n kontraktif.

Misalkan x n barisan dan n k barisan naik murni dengan n k N untuk tiap k N. Maka, barisan x nk disebut sebagai sub-barisan dari x n. Catatan. Pada pembuktian Teorema 12, kita mengkonstruksi subbarisan x nk yang konvergen ke suatu x R. Secara umum, dapat ditunjukkan bahwa setiap barisan terbatas selalu mempunyai subbarisan yang konvergen.

Contoh 1 Daftar Isi (i) Diketahui barisan ( 1) n. Maka, ( 1) 2k 1 = 1 dan ( 1) 2k = 1 merupakan sub-barisan dari ( 1) n. (Pada sub-barisan pertama n k = 2k 1, sedangkan pada sub-barisan kedua n k = 2k.) (ii) Misalkan r n adalah barisan 1, 2, 3 2, 5 3, 8 5, 13 8,.... Maka 1, 3 2, 8 5,... dan 2, 5 3, 13 8,... merupakan sub-barisan dari r n. (Pada sub-barisan kedua, n k = k + 1.

Hipotesis n k naik murni merupakan bagian penting dalam definisi sub-barisan. Salah satu akibat dari hipotesis ini, kita mempunyai n k k untuk tiap k N. Fakta ini dapat dibuktikan dengan Prinsip Induksi Matematika. (Jelas bahwa n 1 1. Selanjutnya, jika n k k, maka n k+1 > n k k dan karenanya n k+1 k + 1.) Catat bahwa setiap sub-barisan dari barisan terbatas juga bersifat terbatas. Selanjutnya, kita mempunyai teorema berikut.

Teorema 2 Daftar Isi Jika x n konvergen ke L, maka setiap sub-barisan dari x n konvergen ke L. Bukti. Misalkan x nk adalah sub-barisan dari x n. Diberikan ɛ > 0, pilih N N sedemikian sehingga untuk setiap n N berlaku x n L < ɛ. Maka, untuk setiap k N, kita mempunyai n k k N, dan karenanya x nk L < ɛ. Dengan demikian x nk konvergen ke L.

Contoh 3 Daftar Isi Kita telah membahas kedivergenan barisan ( 1) n. Bukti alternatif yang lebih sederhana dapat diberikan dengan menggunakan Teorema 2. Karena terdapat sub-barisan 1 yang konvergen ke -1 dan sub-barisan 1 yang konvergen ke 1, maka barisan ( 1) n tidak mungkin konvergen. (Jika ia konvergen, maka menurut Teorema 2 kedua sub-barisan di atas seharusnya konvergen ke bilangan yang sama.)

Contoh 4 Daftar Isi Pada Soal Latihan 3.4 No. 3, anda diminta menunjukkan bahwa x n konvergen untuk 0 < x < 1. Sekarang kita dapat menentukan limitnya dengan menggunakan Teorema 2 sebagai berikut. Misalkan x n konvergen ke L. Maka, sub-barisan x 2k akan konvergen ke L juga. Namun, x 2k = (x k ) 2 L 2 untuk k. Karena itu L = L 2, sehingga kita dapatkan L = 0 atau L = 1. Mengingat 0 < x < 1 dan x n turun, kita simpulkan bahwa L = 0. Hasil ini sesuai dengan Soal Latihan 3.3 No. 5.

Contoh 5 Pada Sub-bab 3.4, Contoh 13, kita telah menunjukkan bahwa barisan x n yang didefinisikan secara induktif dengan x n+1 = 1 2 (x n + 2 x n ), n N, konvergen. Sekarang misalkan limitnya adalah L. Maka, menurut Teorema 2, x n+1 juga konvergen ke L. Akibatnya L = 1 2 ( 2 ) L +, L sehingga L 2 = 2. Namun x 1 > 0 mengakibatkan x n > 0 untuk tiap n N. Karena itu mestilah L = 2.

Soal Latihan 1 Diketahui barisan x n. Tunjukkan jika x 2k 1 dan x 2k konvergen ke bilangan yang sama, maka x n konvergen. 2 Buktikan jika x n Cauchy dan mempunyai subbarisan yang konvergen ke x, maka x n x bila n. 3 Diketahui barisan x n didefinisikan secara induktif dengan x 1 = 1 dan x n+1 = x n + 1 x n, n N. Mungkinkah x n konvergen? 4 Diketahui barisan r n didefinisikan secara induktif dengan r 1 = 1 dan r n+1 = 1 + 1 r n, n N. Tunjukkan jika r n konvergen, maka ia akan konvergen ke (1 + 5)/2.

Barisan x n dikatakan konvergen ke + dan kita tuliskan x n + bila n apabila untuk setiap M > 0 terdapat N N sedemikian sehingga untuk setiap n N berlaku x n > M. Serupa dengan itu, barisan x n dikatakan konvergen ke dan kita tuliskan x n bila n apabila untuk setiap M > 0 terdapat N N sedemikian sehingga untuk setiap n N berlaku x n < M.

Catatan. Walaupun di sini kita menggunakan istilah konvergen dan notasi yang mirip dengan notasi untuk barisan konvergen, barisan yang kita bahas sebetulnya merupakan barisan divergen di R. Proposisi 5 pada Bab 3 tidak berlaku untuk barisan yang konvergen ke ± mengingat ± / R.

Contoh 16 (i) Barisan n konvergen ke + ; sementara barisan n konvergen ke. (ii) Barisan 1 + 1 2 + + 1 n pada Soal Latihan 3.4 no. 5 merupakan barisan yang konvergen ke +. (iii) Barisan ( 1) n n bukan merupakan barisan yang konvergen ke + ataupun konvergen ke. Catatan. Barisan x n yang divergen dan bukan merupakan barisan yang konvergen ke ± dikatakan berosilasi.

Teorema 17 Daftar Isi (i) Jika x n naik dan tak terbatas (di atas), maka ia konvergen ke +. (ii) Jika x n dan tak terbatas (di bawah), maka ia konvergen ke. Catatan. Teorema 17 merupakan perluasan dari Teorema 11 pada Bab 3. Sebagai akibatnya, pada sistem bilangan real yang diperluas, barisan monoton selalu konvergen.

Soal Latihan 1 Buktikan Teorema 17. 2 Buktikan bahwa untuk setiap bilangan rasional r > 0, barisan n r konvergen ke +. 3 Misalkan x n > 0 untuk tiap n N. Buktikan bahwa x n konvergen ke 0 jika dan hanya jika 1 x n konvergen ke +.