ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Mukhlis 1) ABSTRACTS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS DI KOTA PEMATANGSIANTAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA PASIR DI KOTA MEDAN ANALYSIS THE FACTORS THAT INFLEUENCE THE SUGAR DEMAND IN MEDAN CITY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015 PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR AYAM RAS DI PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN

Kata Kunci : Permintaan, Ayam Broiler/pedaging, Rumah Tangga ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA

FAKTOR PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN BIREUEN

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KENTANG DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh BOANERGES PUTRA SIPAYUNG NIM

Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Pasar Sambas, Medan)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

II. LANDASAN TEORI A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

B. Suryanto, B. Mulyatno, dan F. D. Indriatie Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) ABSTRAK

ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Oleh : Mawardati *) ABSTRAK

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PEMBELIAN MINYAK GORENG CURAH PADA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN ABSTRAK

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Kasus: Kecamatan Medan Kota) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAMBAK UDANG SISTEM EKSTENSIF DAN SISTEM INTENSIF

Transkripsi:

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Hp. 082272992328, Email : yatifah92@gmail.com **) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara, sehingga memperoleh keseimbangan harga telur ayam ras di Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data sekunder periode tahun 1997-2012 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dan berbagai sumber lainnya.metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS dan analisis keseimbangan harga. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di Sumatera Utara adalah harga telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur. Harga telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur berpengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara adalah harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras, dan pendapatan perkapita terhadap permintaan telur ayam ras. Harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras, dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras. Keseimbangan penawaran dan permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara terjadi pada saat harga telur ayam ras sebesar Rp 6.879.506/Ton dan jumlah telur ayam ras sebesar 81.460,893 Ton. Kata kunci : Telur ayam ras, Permintaan, Penawaran, Keseimbangan harga ABSTRACT The objective of this research is to analyze factors which influence supply and demand of Broiler s egg in North Sumatera, then obtained the equilibrium price of Broiler s egg in North Sumatera. The data for this research used Secondary data period 1997-2012 from its resource BPS (Statistic department of North Sumatera) and other resources. Methodology of this research used multiple linear regression

analysis with SPSS Program and equilibrium price analysis. The result showed that factors which influence the supply of broiler s egg in North Sumatera are price and population itself. The price of broiler s egg and population has significant values which influence the demand of broiler s egg. The Factors that influence the demand of broiler s egg are price, production, and revenue. The equilibrium of supply and demand broiler s egg in North Sumatera occurred when the price of broiler s egg is Rp. 6.879.506/Ton and the amount of it is 81.460, 893 Ton. Keywords: Broiler s egg, Supply, Demand, Equilibrium price Latar Belakang PENDAHULUAN Telur ayam merupakan sumber makan yang bernilai gizi baik. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh, mudah pula cara pengolahannya dan harganya relatif terjangkau. Hal ini menjadikan telur merupakan jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Pada gilirannya kebutuhan telur juga akan terus meningkat. Sumber telur konsumsi yang paling mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang cukup adalah ayam petelur (layer). Telur jenis ini diproduksi dari ayam ras petelur yang diternakkan dalam jumlah besar dengan cara budidaya dan pemberian pakan yang modern dan teratur, serta dengan produktivitas telur yang tinggi. Berbagai pembiakan (breed) ayam petelur telah dikembangkan dan sekarang pada umumnya produktivitas dan mutu produksinya tidak banyak berbeda satu sama lain. Tingkat produktivitasnya telah mencapai 250-300 butir telur per tahun. Jika terjadi gangguan pada kesehatan atau dalam pemberian pakan, produksi telurnya turun drastis. Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus

meningkat. Disamping tujuan penggunaan utama makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup, manusia juga menggunakannya untuk nilai-nilai sosial. Oleh karena itu makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial. Telur mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dari sebutir telur didapatkan gizi yang sempurna. Selain itu zat gizi tersebut mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan protein kuning telur yaitu sebanyak 16,5% dan pada putih telur sebanyak 10,9%, sedangkan kandungan lemak pada kuning telur mencapai 32% dan pada putih telur terdapat dalam jumlah yang sedikit. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal. Sumatera Utara merupakan daerah penghasil telur dengan jumlah yang mencukupi permintaan di daerah itu sendiri. Baik telur ayam buras, telur ayam ras, dan telur bebek. Namun produksi telur terbanyak di Sumatera Utara merupakan telur ayam ras. Jumlah produksi telur di Sumatera Utara yaitu telur ayam buras, telur ayam ras, dan telur bebek. Dari ketiga jenis telur tersebut, telur ayam ras merupakan produksi terbanyak di setiap tahunnya. Pada tahun 2007 sebanyak 73.691,03 ton telur ayam ras dihasilkan. Produksi telur ayam ras mengalami penurunan di tahun 2008 dengan jumlah produksi sebesar 68.978,58 ton. Dan terus meningkat di tahun 2010 sebesar 79.204,16 ton dan di tahun 2011 sebesar 80.590,23 ton. Produksi telur ayam ras sangat berkaitan dengan jumlah ternak ayam ras petelur. Dimana ayam ras petelur sebagai penghasil telur ayam ras. Maka dari itu populasi ayam ras di Sumatera Utara berkaitan dengan produksi telur ayam ras di Sumatera Utara. Jumlah populasi ayam ras petelur pada tahun 2007 sebanyak 8.224.445 ekor. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dengan jumlah populasi sebesar 7.698.504 ekor dengan persentase perkembanagan -6,83%. Peningkatan populasi pada tahun 2009 sebesar 5,76% dari tahun sebelumnya dengan jumlah populasi sebesar 8.168.685

ekor. Peningkatan terbesar pada 2010 sebesar 7,59% dengan jumlah populasi sebesar 8.839.750 ekor dan meningkat lagi pada tahun 2011 sebesar 2,44% dengan jumlah populasi sebesar 9.060.742 ekor. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Penawaran dan Permintaan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka disusun permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di Sumatera Utara? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara? 3. Bagaimana keseimbangan harga penawaran dan permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara? Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran telur ayam ras di Sumatera Utara. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara. 3. Untuk menganalisis bagaimana keseimbangan harga penawaran dan permintaan telur ayam ras di Sumatera Utara. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Penawaran (Supply) Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual

untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan (Sukirno, 2003). Permintaan (Demand) Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Periode waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang di beli, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan, selera dan lain-lain (Arsyad, 2000). Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap. Kurva ini memiliki lereng (slope) yang negatif, yang menunjukkan bahwa jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga (Kadariah, 1994). Analisis Keseimbangan Harga Penawaran dan Permintaan Harga keseimbangan atau harga pasar adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran kepada konsumen/ permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya (Krisnawati, 2011). Menururt Mardiyatmo (2010), dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Penelitian Terdahulu Vicha, 2011 menganalisis Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Ras Di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode permintaan dan penawaran domestik yang dibangun telah memenuhi keriteria ekonomi statistik dan ekonometrika dengan baik sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku ekonomi komoditas Telur Ayam Ras di Kota Binjai. Perilaku permintaan telur ayam ras dipengaruhi oleh faktor harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan sedangkan harga komoditi lain yaitu telur itik tidak mempengaruhi permintaan telur ayam ras. Pada penawaran telur ayam ras dipengaruhi oleh faktor harga beli pedagang, biaya pemasaran dan keuntungan. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian dipilih secara purposive (sengaja) yaitu Provinsi Sumatera Utara. Dengan pertimbangan bahwa Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah penelitian adalah karena Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi telur ayam ras di Indonesia. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1997-2012. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Statistik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara. Jenis data yang dikumpulkan antara lain Jumlah konsumsi telur ayam ras, Harga telur ayam ras, Populasi ayam ras, Pendapatan per kapita, Jumlah produksi telur ayam ras. Metode Analisis Data Untuk hipotesis 1 dan 2 dianalisis dengan Regresi Linier Berganda melalui program SPSS mengunakan metode OLS (Ordinary Least Square) atau metode kuadrat terkecil. Fungsi penawaran telur ayam ras pada tahun t didefinisikan

sebagai fungsi dari harga telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Qst = b1prt + b2popt + k Model fungsi permintaan telur ayam ras pada tahun t didefinisikan sebagai fungsi dari harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras dan pendapatan perkapita yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Qdt = a1prt + a2prot +a3 Pndt + c Dimana : Qst Qdt Prt = Penawaran telur ayam ras (Ton) = Permintaan telur ayam ras (Ton) = Harga telur ayam ras (Ton) Popt = Jumlah populasi ayam ras petelur (Ekor) Prot = Produksi telur ayam ras (Ton) Pndt = Pendapatan per kapita (Rp) a, b = Parameter Estimasi c, k = Konstanta regresi Hipotesis 3 dianalisis menggunakan analisis keseimbangan harga dengan fungsi penawaran dan permintaan yang dipengaruhi oleh faktor harga. Dengan Regresi Linier Berganda melalui program SPSS mengunakan metode OLS (Ordinary Least Square) atau metode kuadrat terkecil. Fungsi penawaran telur ayam ras pada tahun t didefinisikan sebagai fungsi dari harga telur ayam ras yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Qst = b1prt + k Model fungsi permintaan telur ayam ras pada tahun t didefinisikan sebagai fungsi dari harga telur ayam ras yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Qdt = a1prt + c Dimana : Qst Qdt = Penawaran telur ayam ras (Ton) = Permintaan telur ayam ras (Ton)

Prt = Harga telur ayam ras (Rp) a, b = Parameter Estimasi c, k = Konstanta regresi Definisi Operasional 1. Penawaran telur ayam ras adalah banyaknya jumlah telur ayam ras yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada waktu tertentu. 2. Permintaan telur ayam ras adalah jumlah telur ayam ras yang dibeli konsumen dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. 3. Keseimbangan adalah keadaan yang menunjukkan jumlah telur ayam ras yang ditawarkan sama dengan jumlah telur ayam ras yang diminta, baik konsumen maupun produsen telah menyetujui pada tingkat harga tertentu. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Telur Ayam Ras di Sumatera Utara Tabel 1. Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Telur Ayam Ras di Sumatera Utara Koefisien Penduga Regresi Sig. T Sig. F Toleransi VIF (Constant) 13530.835 0.107 Harga telur 0.001 0.013 0.981 1.019 Populasi Ayam Ras 0.005 0.000 0.981 1.019 R 2 0,850 0,000 Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan sebagai berikut: Qst = 13530.835+ 0,001Prt + 0,005 Popt + k Berdasarkan nilai R-Square (R 2 ) sebesar 0,850 artinya bahwa variabel bebas (harga telur ayam ras, dan populasi ayam ras petelur) mampu menjelaskan

variabel terikat (penawaran telur ayam ras) sebesar 85% sementara 15% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan didalam model. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara Tabel 2. Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara Koefisien Penduga Regresi Sig. T Sig. F Toleransi VIF (Constant) -4079.208 0.580 Harga telur -0.003 0.024 0.380 2.630 Produksi telur 1.133 0.000 0.886 1.128 Pendapatan perkapita 0.001 0.018 0.411 2.433 R 2 0,944 0,000 Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan sebagai berikut: Qdt = -4079.208-0,003Prt + 1,133 Prot + 0,001 Pndt + c Berdasarkan nilai R-Square (R 2 ) sebesar 0,944 artinya bahwa variabel bebas (harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras, dan pendapatan) mampu menjelaskan variabel terikat (permintaan telur ayam ras) sebesar 94,4% sementara 5,6% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan didalam model. Keseimbangan Penawaran dan Permintaan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara Dari fungsi penawaran dan fungsi permintaan, diperoleh model persamaan sebagai berikut (lampiran 12 dan 13) : Qst = 74.581,387 + 0,001 Prt Qdt = 67701,881 + 0,002 Prt Berdasarkan asumsi keseimbangan maka diperoleh model keseimbangan sebagai berikut

Qst = Qdt 74.581,387 + 0,001 Prt = 67701,881 + 0,002 Prt 74.581,387-67701,881 = 0,002 Prt - 0,001 Prt 6.879,506 = 0,001 Prt Prt = 6.879.506/Ton Maka Prt adalah Rp 6.879.506/Ton, nilai tersebut merupakan nilai keseimbangan antara permintaan dan penawaran, sedangkan nilai outputnya yaitu harga keseimbangan disubstitusikan kedalam persamaan penawaran, yaitu: Qst = 74.581,387 + 0,001 Prt Qst = 74.581,387 + 0,001 (6.879.506) Qst = 81.460,893 Ton Jika Prt dimasukkan kedalam persamaan permintaan maka: Qdt = 67701,881 + 0,002 Prt Qdt = 67701,881 + 0,002 (6.879.506) Qdt = 81.460,893 Ton Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseimbangan antara penawaran dan permintaan Telur ayam ras di Sumatera Utara terjadi pada saat harga Telur ayam ras sebesar Rp 6.879.506/Ton dan jumlah telur ayam ras sebesar 81.460,893 Ton. Implikasinya dengan saat harga Telur ayam ras Rp 6.879.506/Ton atau Rp 6.879,506/Kg maka potensi kemampuan konsumen untuk membeli telur ayam ras sebesar 81.460,893 Ton atau 81.460.893 Kg. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Secara serempak, harga telur ayam ras, dan populasi ayam ras petelur memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Sementara secara parsial, harga telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur berpengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras.

2. Secara serempak, harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras, dan pendapatan perkapita memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Secara parsial, harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras, dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras. 3. Keseimbangan permintaan dan penawaran telur ayam ras terjadi pada saat harga telur ayam ras sebesar Rp 6.879.506/Ton dan jumlah telur ayam ras sebesar 81.460,893 Ton. Saran 1. Kepada pemerintah diharapkan dapat menjaga kestabilan harga telur ayam ras agar tidak merugikan produsen (peternak) maupun konsumen telur ayam ras. 2. Kepada peternak ayam ras petelur disarankan agar dapat mengendalikan volume produksi agar memenuhi kebutuhan telur ayam ras. 3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan dan memperdalam penelitian ini mengenai harga keseimbangan telur ayam ras yang terjadi di Sumatera Utara. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L, 2000. Ekonomi Manajerial. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta Badan Pusat Statistik, Sumatera Dalam Angka 2012. Medan Kadariah. 1994. Teori Ekonomi Mikro. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. Krisnawati Linda, Modul Ekonomi, Lampung, 2011. Mardiyatmo, Ekonomi, Jakarta: Yudhistira, 2010. Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi Raja Grafindo Persada. Jakarta.