ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT"

Transkripsi

1 ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT Analysis of Price and Elasticity Marketing of Eggs in Langkat District Suci Asdiana Rezeki 1, Usman Budi 2 dan Iskandar Sembiring 2 1. Mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara 2. Staf Pengajar Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRACT This study aims to find out the different of price, supply and demand and marketing eggs in the Langkat district. This study used survey method through accidental sampling with 13 sellers and 40 consumers as respondent. The data were analyzed descriptively and statistically with linier regression. The result showed that consumers and merchants were sensitive on price changes. The increasing the price of eggs, decreased the number of demand, while the supply increased. The increasing of the income of consumers decreased the amount demand for eggs. Increasing the family members will be raising demand for eggs. Increasing the price of substitution goods such as fish increase demand for eggs. It is conclude that eggs in Langkat district is elastic. Keyword: Supply, Demand, Elasticity, Price, Eggs, Langkat District. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan harga telur, permintaan dan penawaran serta elastisitas pemasaran telur ayam ras di Kabupaten Langkat. Penelitian ini menggunakan metode survey accidental sampling dengan 13 pedagang dan 40 konsumen sebagai responden. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan secara statistic dengan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen dan pedagang peka terhadap perubahan harga telur. Semakin tinggi harga telur ayam ras maka jumlah permintaan akan menurun sedangkan jumlah penawarannya akan meningkat. Semakin tinggi pendapatan konsumen maka jumlah permintaan telur akan semakin rendah. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka jumlah permintaan telur akan semakin tinggi. Semakin tinggi harga komoditi lain seperti ikan gembung maka jumlah permintaan telur akan semakin tinggi. Kesimpulan adalah pemasaran telur di Kabupaten Langkat bernilai elastis. Kata Kunci: Penawaran, Permintaan, Elastisitas, Harga, Telur, Harga, Kabupaten Langkat. PENDAHULUAN Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya (Setiawan, 2009). Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap pangan sumber hewani mendorong perusahaan-perusahaan peternak untuk meningkatkan produksinya. Peningkatan tersebut 120

2 harus disertai dengan penanganan yang memadai dalam tata laksana manajemen yang baik. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pemasaran yang efektif dan sistem managemen yang baik. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli atau pertukaran barang maupun jasa. Pasar sebagai pusat perekonomian masyarakat baik di desa maupun perkotaan yang mencakup informasi tentang kualitas dan harga dari barang yang di perdagangkan. Permintaan menunjukkan jumlah barang atau jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu, perioide waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang akan dibeli, harga barang lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain (Arsyad, 2000). Hal tersebut menuntut pemasaran produk dari pedagang ke konsumen dan elastisitas permintaan dan penawaran. Dalam pemasaran telur ayam ras penetapan harga juga menjadi hal yang perlu diperhatikan karena akan memberi dampak terhadap konsumen akhir dalam memenuhi kebutuhannya. Penetapan harga telur ayam ras merupakan faktor yang penting dalam menentukan elastisitas pemasaran. Kabupaten Langkat merupakan salah satu tempat kegiatan pemasaran telur ayam ras, pedagang mendapat pasokan telur dari kabupaten langkat. Namun peternkan telur tersebut hanya ada d Kecamatan Selesai. Mereka memperoleh telur dari luar daerah karena belum banyaknya perusahaan ternak petelur ayam ras sebagai pusat penghasil telur. Oleh sebab itu, harga telur ayam ras mengalami kenaikan dan penurunan harga yang belum stabil. Sehingga terjadinya fluktuasi terhadap harga. Perubahan harga telur ayam ras di Kabupaten Langkat yang selalu berubah terus menerus menyebabkan fluktuasi permintaan telur ayam ras menjadi cepat dan bersifat harian meskipun fluktuasinya tidak terlalu tinggi. Ketidakstabilan permintaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun biasanya faktor harga dapat mempengaruhi keputusan beli dari konsumen tersebut sehingga permintaan juga berubahubah jumlahnya. Pedagang telur ayam ras melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran (jumlah telur ayam ras) yang dilakukan produsen/pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya pemasaran, profit/keuntungan dan jumlah telur yang tersedia. Faktor-faktor inilah yang akan dilihat apakah memang berpengaruh terhadap penawaran telur ayam ras. 121

3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September Metode Penelitian Survei Metode yang dilakukan adalah metode survei. Survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu dalam bentuk kuesioner (Erlina, 2011). Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian kajian pemasaran telur ayam ras yaitu Kabupaten Langkat, dimana daerah ini merupakan salah satu tempat pemasaran telur ayam ras yang ada di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan kreteria atau pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian yaitu di beberapa pasar tradisional yang ada di Kabupaten Langkat. Hal ini sesuai menurut Sugiyono (2009), bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan sampel yang diambil dipercaya memiliki posisi terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Tabel dibawah terdapat 14 pasar yang ada di Kabupaten Langkat dan akan diambil 4 pasar untuk diteliti yaitu Pasar Baringin di Kecamatan Kuala, Pasar Stabat Baru di Kecamatan Stabat, Pusat Pasar Kota di Kecamatan Tanjung Pura dan Pusat Pasar di Brandan dengan pertimbangan 4 pasar tersebut adalah pasar terbesar di Kabupaten Langkat dan hal ini sesuai dengan pendapat Gray et al. (1996) yang menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan untuk populasi yang relatif kecil minimal 20% populasi. Metode Penentuan Sampel Pedagang Metode penentuan respoden dilakukan dengan metode Accidental sampling (penelurusan) yaitu responden yang ada pada saat didatangin ke pasar dan bersedia untuk diwawancarai (Khoirunnisa, 2008). 122

4 Konsumen Metode penentuan respoden dilakukan dengan mengambil 40 jiwa responden dari seluruh konsumen telur ayam ras di Kabupaten Langkat, masing-masing 10 respoden disetiap pasar yaitu konsumen yang sedang membeli telur ayam ras. untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran responden paling minimum 30 orang (Wirartha, 2006). Metode Pengambilan Data Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu: 1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen yang sedang membeli telur dan pedagang telur. Untuk memudahkan dalam proses wawancara digunakan kuesioner atau daftar pertanyaan. 2. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, laporan-laporan penelitian sebelumnya, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan instansi terkait lainnya. Metode Analisis Data a. Data yang dibutuhkan terhadap analisis harga dan elastisitas pemasaran telur ayam ras adalah harga beli pedagang, biaya pemasaran, profit/keuntungan dan jumlah telur yang tersedia. 1. Elastisitas Permintaan Pada elastisitas permintaan terhadap harga variabel yang menyebabkan perubahan jumlah yang diminta adalah harga telur ayam ras itu sendiri. 2. Elastisitas penawaran Pada elastisitas penawaran terhadap perubahan harga yang ditawarkan mempengaruhi jumlah telur yang ditawarkan. (Pracoyo, 2006). b. Analisis harga dan elastisitas pemasaran terhadap permintaan telur ayam ras dengan faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Data yang dibutuhkan adalah harga telur ayam ras, pendapatan rata-rata keluarga/bulan, jumlah tangggungan dan harga komoditi lain. 123

5 Y= α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + µ Keterangan: Y: Jumlah konsumsi telur ayam ras (butir/bulan). α : Koefisien intercept (konstanta). B 1, b 2, b 3, b 4 : Koefisien regresi. X1 : Harga beli konsumen (Rp/butir). X2 : Pendapatan rata-rata (Rp/bulan). X3 : Jumlah tanggungan (Jiwa). X4 : Harga komoditi lain (Rp/butir). µ : Variabel lain yang tidak diteliti. (Sudjana, 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 menunjukkan bahwa harga beli pedagang dari produsen telur rendah pada minggu pertama dan kedua dibulan Agustus Hal ini dikarenakan harga telur masih dipengaruhi oleh harga di bulan Ramadhan, sehingga pada saat hari-hari besar seperti bulan Ramadhan jumlah permintaan telur ayam ras tinggi dan menyebabkan harga telur menjadi rendah, sedangkan untuk minggu ketiga hingga minggu keenam, harga beli pedagang tinggi dikarenakan pada akhir bulanagustus hingga awal September merupakan masa ayam ras untuk bertelur dan membutuhkan banyak pakan sehingga biaya produksi tinggi dan mengakibatkan harga telur juga tinggi. Minggu ketujuh dan kedelapan atau akhir bulan September harga telur kembali rendah dikarenakan jumlah telur yang tersedia kembali banyak dan menyebabkan harga telur menjadi rendah. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Harga Berdasarkan penawaran Waktu Pengambilan Harga Beli Jumlah data (Rp/Butir) Penawaran (Butir) E s Sifat Minggu I Minggu II ,04 Elastis Minggu III ,58 Elastis Minggu IV ,33 Elastis Minggu V ,15 Elastis Minggu VI ,65 Elastis Minggu VII ,47 Elastis Minggu VIII ,93 Elastis Keterangan: Data Survey (2014). 124

6 Data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa harga beli pedagang selalu berubah-ubah setiap minggunya, namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan yaitu harga tertinggi mencapai Rp.1.043/butir pada minggu ketiga dan harga terendah mencapai Rp.945/butir pada minggu kedelapan. Menurut Nurhayati (2012), perubahan harga telur ayam disebabkan oleh (a) adanya pengaruh perubahan iklim, (b) banyaknya telur yang dikirim keluar wilayah, (c) adanya penjualan ayam afkir, pada saat harga telur ayam turun di bulan Ramadhan peternak akan menutupi kerugiannya dengan menjual ayam afkir. Minggu pertama dan kedua jumlah penawaran telur cenderung rendah. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah permintaan telur yang belum stabil setelah bulan Ramadhan dan lebaran karena pedagang hanya menjual stok telur yang masih tersisa dibulan Ramadhan, sedangkan untuk minggu ketiga hingga keenam jumlah penawaran telur meningkat dan cenderung stabil. Hal ini dikarenakan harga jual telur pada minggu ketiga dan keenam juga meningkat dan sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Sukirno (2003), bahwa hukum penawaran menyatakan semakin tinggi harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Pada minggu ketujuh dan kedelapan jumlah penawaran telur meningkat yang dikarenakan banyaknya jumlah telur dari peternak sehingga pedagang meningkatkan jumlah penawarannya. Elastisitas Penawaran Telur Elastisitas penawaran diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perubahan harga. Dalam hal ini, elastisitas penawaran telur dilihat dari perubahan jumlah penawaran telur akibat harga beli dari produsen yang berubah setiap minggunya. Tabel 1 menunjukkan bahwa: 1. Perubahan harga telur Rp.3/butir pada minggu pertama ke minggu kedua menyebabkan kenaikan jumlah telur yang ditawarkan sebesar 208 butir, artinya perubahan harga berpengaruh cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan sehingga nilai elastisitas cukup tinggi yaitu sebesar 12, Harga telur pada minggu kedua dan ketiga perubahan harga telur sebesar Rp.54/butir menyebabkan kenaikan jumlah telur yang ditawarkan sebesar 507 butir. Nilai elastisitas penawaran diperoleh 1,58, artinya elastisitas penawaran bersifat elastis. 3. Perubahan harga telur sebesar Rp.7/butir pada minggu ketiga dan keempat menyebabkan kenaikan jumlah telur yang ditawarkan sebesar 100 butir. Nilai elastisitas penawaran diperoleh 2,33 atau bersifat elastis. 125

7 4. Minggu keempat dan kelima terjadi perubahan harga telur sebesar Rp.32/butir menyebabkan kenaikan jumlah telur yang ditawarkan sebesar 431 butir. Nilai elastisitas penawaran diperoleh 2,15 atau bersifat elastis. 5. Harga telur pada minggu kelima dan keenam penurunan harga telur sebesar Rp.4/butir menyebabkan penurunan jumlah telur yang ditawarkan sebesar 73 butir. Nilai elastisitas penawaran diperoleh 2,65 atau bersifat elastis. 6. Harga telur pada minggu keenam dan ketujuh terjadi perubahan harga telur sebesar Rp.37/butir, menyebabkan kenaikan jumlah penawaran sebesar 373 butir. Nilai elastisitas penawaran diperoleh 1,47 atau bersifat elastis. 7. Perubahan harga telur pada minggu ketujuh dan kedelapan terjadi penurunan harga telur sebesar Rp.18/butir dan pedagang merespon penurunan harga tersebut dengan penurunan jumlah yang ditawarkan sebesar 531 butir. Hal ini berarti elastisitas penawaran telur bersifat elastis. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada minggu pertama dan kedua harga telur ditingkat konsumen cenderung rendah. Hal ini dikarenakan harga pada awal bulan Agustus masih dipengaruhi harga pada bulan Ramadhan, dimana jumlah permintaan yang sangat tinggi menyebabkan harga telur menjadi rendah. Sedangkan pada minggu ketiga hingga minggu keenam harga telur ditingkat konsumen lebih meningkat. Hal ini dikarenakan sedikitnya stok telur di peternak sehingga harga beli pedagang juga meningkat dan menyebabkan kenaikan harga telur ditingkat konsumen. Pada minggu ketujuh dan kedelapan harga telur kembali menurun dikarenakan stok telur yang ada kembali normal. Harga jual pedagang selalu berubah-ubah setiap minggunya, namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan. Harga telur tertinggi mencapai Rp.1.117/butir pada minggu ketiga dan harga terendah mencapai Rp.1.000/butir pada minggu kedelapan. Pada minggu pertama hingga minggu ketiga jumlah permintaan telur cenderung rendah yang dikarenakan pada awal bulan setelah Ramadhan dan lebaran konsumen masih memilih produk substitusi telur seperti ayam dan daging sehingga permintaan untuk telur menjadi rendah. Sedangkan pada minggu keempat atau pada saat akhir bulan konsumen meningkatkan jumlah konsumsi telur. Hal ini dikarenakan pada akhir bulan harga produk substitusi telur seperti ikan gembung meningkat sehingga konsumen beralih membeli telur daripada membeli ikan gembung. Untuk minggu kelima hingga minggu kedelapan permintaan telur lebih rendah bila dibandingkan dengan minggu keempat namun memiliki trend yang positip atau semakin meningkat, dimana 126

8 keadaan pada minggu kelima hingga kedelapan saat bulan September tidak jauh berbeda dengan keadaan pada bulan Agustus yaitu pada akhir bulan jumlah permintaan telur semakin meningkat yang dipengaruhi oleh jumlah pendapatan konsumen dan harga ikan gembung. Pada akhir bulan persediaan pendapatan konsumen akan semakin berkurang dan harga ikan gembung semakin meningkat. Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. maka dengan adanya kenaikan pendapatan, konsumen justru akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut (Pracoyo, 2006). Jumlah permintaan telur tinggi pada akhir bulan disaat jumlah pendapatan konsumen berkurang. Elastisitas Permintaan Telur Elastisitas permintaan diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon konsumen terhadap perubahan harga. Dalam hal ini, elastisitas permintaan telur dilihat dari perubahan jumlah permintaan konsumen akibat harga jual telur yang berubah setiap minggunya. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa: 1. Perubahan harga telur Rp.2/butir pada minggu pertama ke minggu kedua menyebabkan kenaikan permintaan telur sebesar 179 butir, artinya perubahan harga berpengaruh cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas yang cukup tinggi yaitu sebesar 18,78. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisi Harga Berdasarkan Permintaan Waktu Pengambilan data Harga Jual (Rp/Butir) Jumlah Permintaan (Butir) Minggu I Minggu II ,78 Elastis Minggu III ,62 Elastis Minggu IV ,16 Elastis Minggu V ,97 Elastis Minggu VI ,19 Inelastis Minggu VII ,08 Inelastis Minggu VIII ,36 Elastis Keterangan : Data Survei, Minggu kedua dan ketiga terjadi perubahan harga telur sebesar Rp.79/butir menyebabkan penurunan jumlah telur yang diminta sebesar 635 butir. Nilai elastisitas permintaan diperoleh 1,62, artinya elastisitas permintaan bersifat elastis. E d Sifat 127

9 3. Harga telur pada minggu ketiga dan keempat terjadi penurunan harga telur sebesar Rp.4/butir dan konsumen meresponnya dengan kenaikan jumlah permintaan telur sebesar butir. Hal ini menandakan bahwa kepekaan konsumen terhadap perubahan harga sangat tinggi yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas yang tinggi yaitu sebesar 135,16 atau permintaan telur bersifat elastis. 4. perubahan harga telur pada minggu keempat dan kelima terjadi penurunan harga telur sebesar Rp.45/butir, namun terjadi penurunan jumlah permintaann sebesar butir. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 5,97 atau bersifat elastis. 5. Harga telur pada minggu kelima dan keenam terjadi penurunan harga sebesar Rp.20/butir sehingga menyebabkan naiknya permintaan sebesar 18 butir. Perubahan harga pada minggu kelima ke minggu keenam bersifat inelastis (nilai elastisitas sebesar 0,19) karena persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dibandingakan dengan perubahan harga. 6. Perubahan harga telur pada minggu keenam dan ketujuh terjadi penurunan harga sebesar Rp.30/butir sehingga menyebabkan permintaan telur naik sebesar 12 butir. Nilai elastisitas permintaan sebesar 0,08 yang artinya bersifat inelastis. 7. Minggu ketujuh dan kedelapan terjadi penurunan harga sebesar Rp.18/butir sehingga menyebabkan permintaan telur naik sebesar 123 butir. Perubahan harga pada minggu ketujuh ke minggu kedelapan bersifat elastis (nilai elastisitas sebesar 1,36) karena persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan perubahan harga. Menurut Pracoyo (2006), faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan akan suatu produk ada 3 yaitu: 1. Banyaknya produk substitusi yang tersedia dipasar pada tingkat harga kompetitif, untuk produk telur barang substitusi yang ada didaerah penelitian yaitu ikan gembung. Pada minggu ketiga nilai elastisitas permintaan telur sangat tinggi dikarenakan harga barang substitusi telur atau harga ikan gembung tinggi sehingga penurunan harga telur membuat konsumen beralih atau lebih memilih telur daripada ikan gembung. Tingginya perubahan jumlah permintaan telur membuat nilai elastisitasnya juga semakin besar. 2. Pengeluaran periode waktu elastisitas permintaan suatu produk lebih elastis dalam jangka panjang dari pada jangka pendek. 3. Derajat kepentingan atau kebutuhan akan produk. 128

10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Telur Ayam Ras Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras di Kabupaten Langkat dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menggunakan alat bantu program SPSS 16.00, dari pengolahan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 51,118 0,053X1 4,141X2 + 9,881X3 + 0,002X4 Sig. t = (0,192) (0,229) (0,000) (0,001) R 2 = 0,730 Sig.F = 0,000 Persamaan regresi linier di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Koefisien regresi X1 (harga telur) bernilai -0,053, artinya setiap kenaikan harga telur sebesar Rp 100 maka akan menyebabkan penurunan jumlah permintaan telur sebanyak 5,3 5 butir, dengan asumsi variabel yang lain konstan. 2. Koefisien regresi X2 (pendapatan) bernilai -4,141, artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp maka akan menyebabkan penurunan jumlah permintaan telur sebanyak 4,141 4 butir, dengan asumsi variabel yang lain konstan. 3. Koefisien regresi X3 (tanggungan keluarga) bernilai 9,881, artinya setiap penambahan tanggungan 1 orang maka akan menyebabkan penambahan jumlah permintaan telur sebanyak 9, butir dengan asumsi variabel yang lain konstan. 4. Koefisien regresi X4 (harga komoditi lain/ikan gembung) bernilai 0,002, artinya setiap kenaikan harga ikan gembung sebesar Rp maka akan menyebabkan penambahan jumlah permintaan telur sebanyak 2 butir dengan asumsi variabel yang lain konstan. a. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) berfungsi untuk melihat sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent. Berdasarkan hasil output menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,730. Artinya 73% variasi variabel independent harga telur, pendapatan, tanggungan, dan harga ikan gembung mampu menjelaskan variasi variabel dependent jumlah permintaan telur, sedangkan sisanya sebesar 27% mampu dijelaskan oleh variasi variabel independent lainnya yang tidak dimasukkan dalam model. 129

11 b. Uji Signifikansi Variabel Secara Serempak (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Dari hasil regresi diperoleh nilai signifikansi F adalah 0,000 ( 0,05) dengan menggunakan taraf 95% (α=5%) maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent yaitu harga telur, pendapatan, tanggungan, dan harga ikan gembung secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) Uji ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi variabel independent secara individu terhadap variabel dependentnya. Adapun hipotesis pada uji t ini adalah sebagai berikut: H0 : β1 = 0 (Tidak Ada Pengaruh) H1 : β1 0 (Ada Pengaruh) Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika probability < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai probability setiap variabel independent, yaitu: a. Harga telur (X1): 0,192 > 0,05 maka H0 diterima, artinya harga telur tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur. b. Pendapatan (X2): 0,229 > 0,05 maka H0 diterima, artinya pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur. c. Jumlah tanggungan (X3): 0,000 < 0,05 maka H1 diterima, artinya jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur. d. Harga ikan gembung (X4): 0,001 < 0,05 maka H1 diterima, artinya harga ikan gembung berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur. Harga Telur Harga telur dari hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi adalah -0,053 dan signifikansi t sebesar 0,192 artinya harga telur eceran di Kabupaten Langkat memberikan pengaruh yang negatif namun tidak signifikan terhadap jumlah permintaan telur. Hal ini disebabkan karena harga telur tidak mempengaruhi jumlah permintaan telur. 130

12 Pendapatan Data pada hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi pendapatan (X2) adalah - 4,141 dan signifikansi t sebesar 0,229 artinya pendapatan memberikan pengaruh yang negatif namun tidak signifikan terhadap jumlah permintaan telur di Kabupaten Langkat. Menurut Pracoyo (2006), hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Jika pendapatan konsumen meningkat maka akan meningkatkan jumlah permintaan selain telur. Hal ini disebabkan semakin tinggi pendapatan maka jumlah permintaan telur akan menurun. Jumlah Tanggungan Hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi jumlah tanggungan (X3) adalah 9,881 dan signifikansi t sebesar 0,000 artinya jumlah tanggungan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah permintaan telur di Kabupaen Langkat. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan telur akan semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat (Sumarwan, 2003). Harga Ikan Gembung Data dari hasil regresi menyatakan bahwa koefisien regresi harga ikan gembung (X4) adalah 0,002 dan signifikansi t sebesar 0,001 artinya harga komoditi lain/harga ikan gembung memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah permintaan telur di Kabupaten Langkat. Jika harga ikan gembung meningkat dan jumlah pendapatan menurun maka jumlah permintaan telur akan meningkat karena selain ikan, telur juga memiliki protein yang tinggi. Pengaruh atas suatu barang dari harga barang lain dikarenakan masing-masing barang mempunyai hubungan saling menggantikan fungsi kegunaan, dan juga saling melengkapi. Jika barang yang digantikan bergerak naik, maka akan dapat mengakibatkan jumlah permintaan barang penggantinya juga akan ikut mengalami kenaikan (Sukirno, 2003). 131

13 KESIMPULAN Pemasaran telur ayam ras di Kabupaten Langkat bersifat elastis, yang artinya konsumen dan pedagang peka terhadap perubahan harga telur di pasar. Semakin tinggi harga telur ayam ras maka jumlah permintaan akan menurun sedangkan jumlah penawarannya akan meningkat. Semakin tinggi pendapatan konsumen maka jumlah permintaan telur akan semakin rendah. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka jumlah permintaan telur akan semakin tinggi. Semakin tinggi harga komoditi lain seperti ikan gembung maka jumlah permintaan telur akan semakin tinggi. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan untuk Management Bisnis, Edisi Ketiga. Badan Penelitian Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta. Erlina Metodolog Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Fakultas Ekonomi. USU. Medan. Grey et al Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia. Jakarta. Khoirunnisa Analisa Permintaan Daging Ayam Boiler Konsumen Rumah Tangga di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor. Nurhayati dan Yudha Handian Variabilitas Harga Telur Ayam Ras Di Indonesia. Badan Pengkajian: Jakarta. Pracoyo, A Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Setiawan, I Produksi Telur Ayam Kampung di Sisi Ayam Ras Maret Sudjana Metoda Statistika, Edisi Keenam. Tarsito. Bandung. Sugiyono Statistik. Alfabeta. Bandung. Sukirno, S Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi Ketiga. Grafindo. Jakarta. Wirartha, M Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Andi. Yogyakarta. 132

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI Oleh: SUCI ASDIANA REZEKI 100306024 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015 ANALISIS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan PENDAHULUAN Latar Belakang Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 3 (2018): 179-186 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis)

Lebih terperinci

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas Geografi Kabupaten Langkat a. Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 0 14 00 dan 4 0 13 00 Lintang Utara dan antara 97 0 52 00 dan 98 0 45 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah) Surya A Sitorus*), Hasman Hasyim**), M. Jufri**) *) Alumni Program

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan) JURNAL OLEH : NAZLY A. LUBIS 120304130

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN Cut Risty T.B 1), Iskandarini 2), dan Rahmanta Ginting 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU 2) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Irma Yusnita Hasibuan* ), Salmiah** ), Sinar Indra Kesuma** ) * ) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Rizki Andini *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal (The Relationship of Social

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS DI KOTA PEMATANGSIANTAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS DI KOTA PEMATANGSIANTAR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS DI KOTA PEMATANGSIANTAR SKRIPSI Oleh: BITA SEREFINA TAMPUBOLON 120306036 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telur Ayam Ras Telur ayam adalah bahan makanan yang dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Konsumsi telur sebenarnya merupakan salah satu alternatif pemenuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Annisa Adawiyah*), Rulianda P. Wibowo**), Siti Khadijah H. N **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH KODE : Sosial Humaniora ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH Zaenul Laily 1*, Wahyu Dyah Prastiwi 2 dan Hery Setiyawan 3 1 2 3 Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

FAKTOR PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN BIREUEN

FAKTOR PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN BIREUEN FAKTOR PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN BIREUEN Rusli dan Sitti Zubaidah Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh dacha.aceh@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN Asmidah 1), Rahmanta Ginting 2), Hasman Hasyim 3) Alumni Fakultas Pertanian USU dan Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI SUMATERA UTARA Siti Hardiyanti*), Satia Negara Lubis**), Sinar Indra Kesuma **) *) AlumniProgram Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

B. Suryanto, B. Mulyatno, dan F. D. Indriatie Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang

B. Suryanto, B. Mulyatno, dan F. D. Indriatie Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BROILER PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG KABUPATEN TANGERANG [Some Influencing Factors of Broiler Demand on Household Consumers in Pamulang

Lebih terperinci

Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011

Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011 BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN TELUR AYAM RAS OLEH KONSUMEN DI PASAR PA BAENG-BAENG, MAKASSAR. (Some Factors Affecting Broiler Eggs Number of Requests By Consumers On-Baeng Pa'baeng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA PASIR DI KOTA MEDAN ANALYSIS THE FACTORS THAT INFLEUENCE THE SUGAR DEMAND IN MEDAN CITY

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA PASIR DI KOTA MEDAN ANALYSIS THE FACTORS THAT INFLEUENCE THE SUGAR DEMAND IN MEDAN CITY Abstrak ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA PASIR DI KOTA MEDAN ANALYSIS THE FACTORS THAT INFLEUENCE THE SUGAR DEMAND IN MEDAN CITY 1)Fachreza, 2)Satia Negara dan 3)Salmia 1) Alumni

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Factors which affecting the demand of beef in Special Region of Yogyakarta Anisa Haryati / 20130220035 Ir. Lestari Rahayu,

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Reynol Loho*, B. Rorimpandey**, M. T. Massie**, N. Santa** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi populasi tetapi juga dari segi pengetahuan akan kesehatan menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan protein asal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA EPP. Vol.5.No.2.2008:28-33 28 PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA (Soybean Demand at Samarinda City) Elvina Rohana dan Nella Naomi Duakaju Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak ditanam di setiap Negara, termasuk Indonesia. Jagung adalah sumber pangan kedua setelah padi. Hampir 70% hasil

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MEDAN Berry Dhiya Shavana, * HM. Mozart B. Darus ** Dan Satia Negara Lubis ** *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Tanrigiling Rasyid 1, Sofyan Nurdin Kasim 1, Muh. Erik Kurniawan 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Faktor Harga, Umur dan Pendapatan Konsumen Terhadap Permintaan Daging Babi pada Pasar Tradisional Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas

Analisis Faktor Harga, Umur dan Pendapatan Konsumen Terhadap Permintaan Daging Babi pada Pasar Tradisional Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Analisis Faktor Harga, Umur dan Pendapatan Konsumen Terhadap Permintaan Daging Babi pada Pasar Tradisional Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Analysis of The Price Factor, Age and Income of Consumers Towards

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [6] : 277-283 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN Wuri Ajeng Chintya Ida Bagus Darsana Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 94-103 ISSN 2302-1713 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA SURAKARTA Dian Dharmastuti,Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program

Lebih terperinci

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Ovistevi Munthe *), Satia Negara Lubis **), Lily Fauzia **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAAN TELUR AYAM RAS DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Petisah, Kecamatan Medan Petisah) SKRIPSI OLEH : SURYA A. SITORUS 110304076 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU ANALYSIS OF FISH CONSUMPTION PATTERNS IN BENGKULU CITY

ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU ANALYSIS OF FISH CONSUMPTION PATTERNS IN BENGKULU CITY ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU ANALYSIS OF FISH CONSUMPTION PATTERNS IN BENGKULU CITY Aprianto, Nusril, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO. ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO Latifatul Hasanah 1, Ujang Suryadi 2, Wahjoe Widhijanto 2 1Manajemen Bisnis Unggas, Politeknik Negeri Jember 2Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN Irsa Izriyani Marbun*), Rahmanta Ginting**), Emalisa**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Dionica Putri 1), H M Mozart B Darus M.Sc 2), Dr.Ir.Tavi Supriana, MS 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA Wenny Mahdalena L.G*), Tavi Supriana**), Satia Negara Lubis**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai) Debbie Febrina Manurung, * Thomson Sebayang ** Dan Hasman Hasyim ** *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA

DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA EPP.Vol..No..005:46-50 46 DAMPAK PRILAKU HARGA TERHADAP KETERSEDIAAN KEDELAI DI SAMARINDA (The Impact of Price Behaviour to Soy Bean Commodity Stock in Samarinda) Achmad Zaini Program Studi Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

Proyeksi elastisitas permintaan telur ayam ras di Malang Raya

Proyeksi elastisitas permintaan telur ayam ras di Malang Raya Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3): 81-87 ISSN : 0852-3681 E-ISSN : 2443-0765 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Proyeksi elastisitas permintaan telur ayam ras di Malang Raya Nanang Febrianto

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Winda Ayu Wulandari *), Tavi Supriana **), dan M. Jufri **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu 41 III. METODE PENILITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu rumahtangga sebagai pengambil keputusan untuk membeli daging sapi segar guna

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG 1 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG S.R. Hadi, T. Ekowati, D. Sumardjono Program Studi S1 Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Pasar Sambas, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Pasar Sambas, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Pasar Sambas, Medan) Bima Oskar S H 1), H M Mozart B Darus M.Sc 2), Ir.Iskandarini,MM

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : ZAENUL LAILY

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : ZAENUL LAILY ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh : ZAENUL LAILY PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas

Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Kim Budiwinarto * ) * ) Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat) Ade Rezkika Nasution*),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat 10330.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Studi Kasus : PT. Maluo Jaya) Analysis of The Factors Affecting on Chicken Ras Demand (Case Study: PT. Maluo Jaya) Ita Kasuma Dewi, Zainal

Lebih terperinci

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA ANNISA CHAIRINA, ISKANDARINI, EMALISA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail : annisa_ca@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA ABSTRAK

ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA ABSTRAK ELASTISITAS HARGA TELUR AYAM RAS DI JAWA BARAT THE ELASTICITY OF CHICKEN EGG S PRICE IN WEST JAVA Hani Febrian Agustin*, Dadi Suryadi, Achmad Firman Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Permintaan daging sapi di D.I Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pendapatan, jumlah penduduk, harga daging

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN AGRISE Volume XI No. Bulan Januari ISSN: - ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN - SOYBEAN CONSUMPTION FORCASTING ANALYSIS (Glycine max L.) FOR - PERIOD Fitria Dina Riana,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Peneltian Penelitian ini akan dilakukan di PT. Garam Persero Desa Karang Anyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Kata Kunci : Permintaan, Ayam Broiler/pedaging, Rumah Tangga ABSTRACT

Kata Kunci : Permintaan, Ayam Broiler/pedaging, Rumah Tangga ABSTRACT 1 ANALISIS PERMINTAAN AYAM BROILER/PEDAGING di KOTA MEDAN (Studi kasus : Pasar Sei Kambing C II, Pasar Titi Papan, Pasar Simalingkar, dan Pasar Simpang Limun Kota Medan) Eko Pranata 1), Dr. Ir. Salmiah.

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Septionery Sibuea *), Thomson Sebayang **) dan Satia Negara Lubis **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: APLIKASI SISTEM PERSAMAAN SEEMINGLY UNRELATED REGRESSIONS PADA MODEL PERMINTAAN PANGAN Kim Budiwinarto 1 1 Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta Abstrak Fenomena ekonomi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna Kartu Provider 3 (tri) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Subjek pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan yang Menggunakan Jasa Pengiriman di Kantor Pos Besar Kota Malang)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan yang Menggunakan Jasa Pengiriman di Kantor Pos Besar Kota Malang) PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan yang Menggunakan Jasa Pengiriman di Kantor Pos Besar Kota Malang) Arfian Bimantara Putra Edy Yulianto Sunarti Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Suatu Kasus di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Kuala Pembuang Kalimantan Tengah)

ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Suatu Kasus di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Kuala Pembuang Kalimantan Tengah) ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM RAS (Suatu Kasus di Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Kuala Pembuang Kalimantan Tengah) Oleh: TIRSA NEYATRI BANDRANG Program Studi Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT

PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT PEMODELAN VARIABEL-VARIABEL PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI TELUR ATAU SUSU DI KABUPATEN MAGELANG MENGGUNAKAN REGRESI TOBIT SKRIPSI Disusun Oleh : VILIYAN INDAKA ARDHI 24010211140090 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Rudi Hartono Purba, HM Mozart B Darus dan Tavi Supriana Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof.

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PEMBELIAN TELUR AYAM RAS DI PASAR TERONG, KOTA MAKASSAR

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PEMBELIAN TELUR AYAM RAS DI PASAR TERONG, KOTA MAKASSAR FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PEMBELIAN TELUR AYAM RAS DI PASAR TERONG, KOTA MAKASSAR (Factors - Factors Affecting Total Purchase Chicken Eggs In The Market Eggplant Ras, Makassar City) Muhammad

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA Michael Novranda Surbakti *), HM Mozart B Darus ** ), dan Diana Chalil **) *) Alumnus Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Samuel Noviantara Purba 1), Rahmanta 2) dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Departemen Agribisnis FP USU Program

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 93-98 ISSN : 2088-3137 ANALISIS PERMINTAAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) KONSUMSI DI KECAMATAN LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU Fajar Ferdian*,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3) ISSN 1907-1760 Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Price Trend Analysis of Animal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Dampak Wabah Flu Burung (Avian Influenza) Terhadap Permintaan Daging Ayam Pedaging Di Pasar Tradisional (Studi Kasus di Kota Surakarta)

Dampak Wabah Flu Burung (Avian Influenza) Terhadap Permintaan Daging Ayam Pedaging Di Pasar Tradisional (Studi Kasus di Kota Surakarta) Dampak Wabah Flu Burung (Avian Influenza) Terhadap Permintaan Daging Ayam Pedaging Di Pasar Tradisional (Studi Kasus di Kota Surakarta) Ayu Intan Sari 1), Ginda Sihombing 1) dan Sutrisno Hadi Purnomo 1)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis, yaitu penelitian yang didasarkan pemecahan masalah-masalah aktual yang

Lebih terperinci

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan ANALISIS PERMINTAAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L) DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA Nia Novalita Purba *), Kelin Tarigan **), dan Luhut Sihombing **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU **) Staf

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konsumsi Pangan Hewani, Almost Ideal Demand System (AIDS), Elastisitas, Konsumen Rumatangga.

Kata Kunci : Konsumsi Pangan Hewani, Almost Ideal Demand System (AIDS), Elastisitas, Konsumen Rumatangga. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI PANGAN HEWANI PADA KONSUMEN RUMAHTANGGA DI KOTA PADANG Noni Novarista, Rahmat Syahni, Jafrinur Abstract: The objectives of this research were to determine: (1)

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Bumbu Masak Gunung Salju Di Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie ABSTRACT

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Bumbu Masak Gunung Salju Di Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie ABSTRACT Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Bumbu Masak Gunung Salju Di Kabupaten Pidie Mujiburrahmad Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ABSTRACT

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Broiler Meat Consumption Pattern of Households in Bereng Kalingu I, Kereng

Lebih terperinci

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA Oleh : I Wayan Rusast Abstrak Pertumbuhan ekonomi telah menggeser pola konsumsi dengan penyediaan produk pangan ternak yang lebih besar.

Lebih terperinci