BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur


BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

BERITA RESMI STATISTIK

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (SIPBM) Rangga Perdhana, SE Kasubbid Pendidikan dan Pemerintahan BAPPEDA KAB.

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

Tabel 2.25 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DAN KEMISKINAN DINAMIS JAWA TIMUR PPLS 2011 DENGAN PBDT 2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

Data. dinamis TRIWULAN I BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

LOKASI SEKTOR UNGGULAN di JAWA TIMUR

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA RESMI STATISTIK

Provinsi Jawa Timur 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG


Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TIPOLOGI DAYA SAING KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kerakteristik kemiskinan di Provinsi Jawa Timur pada penelitian ini secara umum dari tahun 2002 hingga 2012 ke 23 variabel kriteria indikator kemiskinan mengalami perubahan yang baik, persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 9,28 persen dan IPM meningkat sebesar 7,45 persen. Dalam jenjang sepuluh tahun, kondisi pendidikan APS SD, SMP, SMA meningkat dengan rata-rata sebesar 98,69; 92,63; 64,66 persen tetapi APS SMA masih belum mencapai 95 persen, sedangkan AMH rata-ratanya sebesar 90,61. Untuk lulusan SMP, SMA besar rata-rata yaitu 18,21; 13,31 persen tetapi lulusan SD menurun sebesar 3 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rat meningkat sebesar 2,89 persen, TPT dan TPAK rata-ratanya sebesar 4,23; 69,89 persen, AKB rata-ratanya menurun sebesar 10,28 persen tetapi status gizi buruk meningkat sebesar 1,87 persen. AHH rata-rata sebesar 68,69 persen, wanita usia 15-49 tahun pengguna KB rataratanya 65,39 persen dan bayi usia 0-11 bulan diberi ASI rataratanya sebesar 94,22 persen. Sedangkan untuk rata-rata kepemilikan fasilitas BAB sendiri, kepemilikan tangki septik, pengguna air bersih, dan pengguna listrik PLN sebesar 66,41; 63,95; 94,41; dan 98,853. Sedangkan untuk PDRB perkapita dan pengeluaran makanan perkapita menurun sebesar 13,1; 10,48 persen. 2. Hasil analisis faktor yang terbentuk pada tahun 2002 hingga 2012 mengalami perubahan dari 3 faktor menjadi 4 faktor, artinya bahwa faktor yang terbentuk memiliki keragaman yang lebih besar. Namun untuk kedua tahun ini memiliki 2 faktor utama yaitu kesejahteraan pendidikan dan perkembangan ekonomi, dimana faktor pada masing-masing tahun memiliki 97

98 nilai persentase kumulatif varians sebesar 55,479 dan 58,231 persen. Permasalahan yang utama dapat menanggulangi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan masalah pendidikan dan kesehatan adalah APS SD, SMP, SMA, IPM serta AHH yang memiliki variasi terbesar di setiap kabupaten/kota Jawa Timur. 3. Hasil pengelompokan yang terbentuk pada faktor kesejahteraan pendidikan di tahun 2002 dan 2012 sebanyak 4 kelompok dan 3 kelompok. Sedangkan untuk faktor perkembangan ekonomi di tahun 2002 dan 2012 masingmasing sebanyak 4 kelompok. Sementara itu, hasil pengelompokan perpaduan kedua faktor terbentuk 4 kelompok, dimana faktor kesejahteraan pendidikan lebih unggul atau dominan dalam mengatasi masalah kemiskinan di kabupaten/kota Jawa Timur khususnya dalam hal pemerataan jenjang sekolah dan pelayanan kesehatan. Beberapa penjabaran hasil perbandingan kriteria kemiskinan antara tahun 2002 dan 2012. a. Perubahan struktur kemiskinan dapat ditunjukkan melalui hasil analisis faktor, dimana dari kedua faktor utama tahun 2002 dan 2012 variasi terbesar pada masalah kemiskinan yaitu faktor kesejahteraan pendidikan dengan masingmasing salah satu variabel wanita usia 15-49 tahun menggunakan KB dan AHH. Namun jika dilihat dari perubahan indikator diketahui bahwa pada faktor kesejahteraan pendidikan ada penambahan variabel di tahun 2012 adalah persentase penduduk miskin, IPM, APS SMA, pengeluaran bahan makanan perkapita, dan kepemilikan fasilitas BAB sendiri. Sedangkan untuk faktor perekembangan ekonomi ada penambahan variabel di tahun 2012 yaitu PDRB perkapita. b. Kondisi kemiskinan tahun 2012 memiliki masalah utama pada kesejahteraan pendidikan yang sebagian besar kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur dapat menanggulangi tingkat kemiskinan melalui peningkatan mutu pendidikan.

99 Sebagian besar angka partisipasi SD dan SMP telah mencapai 95 persen dibandingkan dengan angka partisipasi sekolah SMA. Hal tersebut dinyatakan bahwa kurangnya pemerataan mutu pendidikan ditingkat SMA. Selain mengenai angka partisipasi, angka harapan hidup juga menjadi kriteria utama dalam menanggulangi kemiskinan karena sebagian besar penduduk miskin kurang mendapatkan pelayanan kesehatan kemungkinan disebabkan kurang biaya maupun lainnya. Meningkatnya mutu pendidikan dan kesehatan juga akan menunjuang tingginya IPM untuk mensejahterkan pembangunan manusia di setiap kabupaten/kota Jawa Timur. Kelompok kabupaten/kota yang memiliki kondisi pendidikan sangat kurang adalah Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang. c. Hasil analisis diskriminan menyatakan bahwa variabel pembeda dalam indikator kemiskinan tahun 2002 terdapat empat variabel yaitu pengguna listrik PLN, lulusan SD, lulusan SMA, dan gizi buruk. Sedangkan untuk tahun 2012 memiliki enam variabel pembeda yaitu lulusan SMA, pengguna air bersih, AKB, TPT, APS SMP, dan AHH. Kondisi pengelompokan pada tahun 2012 menyatakan bahwa Kota Batu memiliki prediksi pengelompokan di karakteristik baik tetapi pengelompokkan aktual sangat baik. Hal tersebut menyatakan bahwa variabel dalam karakteristik baik tidak cocok dengan kondisi nyata untuk variabel yang terbentuk di Kota Batu sehingga lebih tepat masuk dalam karakteristik sangat baik. Jika dari plot score tiga fungsi menunjukkan perubahan kelompok kabupaten/kota di Jawa Timur selama sepuluh tahun untuk Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Blitar memiliki variabel pembeda

100 pengguna listrik PLN, lulusan SD, lulusan SMA, dan gizi buruk yang rendah sehingga masuk dalam kategori kelompok rendah. Untuk Kabupaten Kediri tahun 2002 masuk dalam kategori rendah dengan variabel lulusan SD yang rendah, tetapi tahun 2012 masuk dalam kategori sedang dengan variabel lulusan SMA, pengguna air bersih, APS SMP, dan AHH yang cukup tinggi. Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang perubahan variabel pembedan selama sepuluh tahun masuk dalam kategori kelompok sedang dengan variabel pembeda lulusan SMA, pengguna air bersih, APS SMP, dan AHH yang cukup tinggi. Sedangkan untuk Kabupaten Jember memiliki perubahan selama sepuluh tahun dengan variabel lulusan SMA, pengguna air berish, APS SMP dan AHH yang tinggi sehingga masuk dalam kategori kelompok baik. d. Hasil perubahan struktur indikator kemiskinan antara tahun 2002 dan 2012 menyatakan bahwa dalam menanggulangi kemiskinan perlu meningkatkan variabel TPAK, lulusan SD, SMP, AHH, IPM, APS SD, SMP, SMA lebih dipertahankan untuk mengurangi masalah kemiskinan. Sedangkan untuk variabel TPT, gizi buruk, dan AKB perlu diturunkan karena memiliki dampak yang buruk terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun untuk variabel pertumbuhan ekonomi, PDRB, pengeluaran makanan perkapita, kepemilikan fasilitas BAB, wanita usia 15-49 pengguna KB, bayi usia 0-11 bulan diberi ASI, pengguna air bersih, kepemilikan tangki septik, dan pengguna listrik PLN perlu ditingkatkan sebagai penunjang dalam pengentasan kemiskinan khususnya di kabupaten/kota Jawa Timur. Sehingga tidak hanya meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, tetapi perkembangan ekonomi juga perlu ditingkatkan karena penduduk miskin lebih mengacu pada rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya angkatan kerja, dan meningkatnya pengangguran.

101 5.2 Saran Saran yang dapat disampaikan peneliti untuk pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu menanggulangi kemiskinan tepat pada penduduk miskin agar persentase penduduk miskin dapat menurun di setiap kabupaten/kota Jawa Timur. Untuk beberapa kriteria kemiskinan terutama di mutu pendidikan lebih di alokasikan secara merata dan seimbang, karena sebagian besar penduduk miskin akan teratasi melalui pendidikan. Selain itu juga lebih meningkatkan pelayanan kesehatan serta perkembangan ekonomi yang seimbang. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan analisis dengan kriteria kemiskinan yang lebih spesifik.

102 (Halaman ini sengaja dikosongkan)