I. PENDAHULUAN. Pelayanan pensertifikatan tanah mempunyai arti strategis bagi kepentingan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kinerja pelayanan publik sudah menjadi isu utama di Indonesia. Sampai

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap aspek

I. PENDAHULUAN. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok (RPJMD

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...vii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pencapaian tujuan dari program layanan rakyat untuk sertifikat tanah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama bisnis adalah untuk memperoleh laba dengan

RINGKASAN EKSEKUTIF R. R. ONY ARIYANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pada pelaksanaan otonomi daerah, tujuan dari penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian dilandasi ruh yang merupakan nilai (value) dan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/26/M.PAN/2/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Muhammad Ichwan, FE UI, 2009

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di

PELAKSANAAN KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan

KUALITAS PELAYANAN PENERBITAN SERTIFIKAT HAK MILIK TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TALAUD. Oleh. Fenly Marthin Papia. Abstrak

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN. xi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai pelayanan dalam

I. PENDAHULUAN. Ibukota Negara dan Ibukota Propinsi. Sebagai Ibukota Propinsi Jakarta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012

1 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

I. PENDAHULUAN. dan tantangan strategis, baik dari segi eksternal maupun internal, yang

I. PENDAHULUAN. daerah untuk lebih membangun dirinya dan tidak lagi tergantung kepada

LAMPIRAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berurusan dengan sertifikat tanah. Dalam pembuatan sertifikat tanah Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyiapkan sumber daya manusia agar mampu bertindak sebagai pembawa

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

114 Universitas Indonesia

Birokrasi sebagai ujung tombak pelaksana pelayanan publik mencakup berbagai program pembangunan dan kebijakan pemerintah. Birokrasi harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

Reformasi Peraturan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB VII PENUTUP. Tabel 7. Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Program One Day Service. kepuasan terhadap masyarakat

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kementerian Keuangan adalah mewujudkan

PELAKSANAAN KEGIATAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

L A P O R A N K I N E R J A

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan

ORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

PENDAHULUAN. IKM - I 2016 Page 1

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

Laporan Layanan Informasi Publik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

PENGADILAN TINGGI MANADO

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan pensertifikatan tanah mempunyai arti strategis bagi kepentingan masyarakat terutama dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum atas suatu bidang tanah. Tinggi rendahnya kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah sangat ditentukan oleh kinerja aparatur pertanahan dalam memberikan pelayanan. Pelayanan pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota terdapat lebih dari 40 jenis pelayanan. Terdapatnya kesenjangan antara persepsi masyarakat mengenai kualitas pelayanan pensertifikatan tanah dengan kualitas pelayanan yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat menyebabkan adanya perasaan puas atau tidak puas dari masyarakat. Persepsi masyarakat yang menyatakan puas jika kualitas pelayanan pensertifikatan tanah yang diberikan sesuai dengan harapannya. Namun jika persepsi masyarakat berada di bawah harapan yang sesungguhnya berarti masyarakat tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Dalam rencana strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) tahun 2007-2009 telah menetapkan salah satu tujuan diantaranya adalah meningkatkan mutu pelayanan publik di bidang pertanahan agar lebih berkualitas, cepat, akurat, transparan dan akuntabel, dengan tetap menjaga kepastian hukum, sehingga dapat dikatakan bahwa BPN sebagai penyedia layanan berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan harapan pelayanan di bidang pertanahan dapat diakses secara mudah, murah, cepat, dan memberikan kepuasan kepada pengguna layanan tersebut.

Peningkatan pelayanan pertanahan yang berkualitas dan berasaskan keadilan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) masih merupakan salah satu tuntutan masyarakat dalam era reformasi saat ini. Hal ini ditandai oleh keluhan masyarakat mengenai prosedur pengurusan dalam bidang pertanahan yang panjang dan berbelit-belit, serta mahalnya biaya yang harus dibayar. Secara yuridis formal, keinginan masyarakat itu telah diakomodasi dalam peraturan perundangan yang memangkas prosedur yang bertele-tele dan panjang tersebut sebagai wujud komitmen BPN untuk memberikan kepastian dalam hal waktu dan biaya pelayanan. Ketentuan dimaksud antara lain adalah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan Keputusan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan di lingkungan BPN. Namun, penerapan peraturan-peraturan ini dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat belum sesuai dengan harapan mengingat banyak faktor, antara lain ketidaksiapan petugas pertanahan di daerah. (Limbong dan Pakpahan, 2005). Perubahan kebijakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat diharapkan agar pelayanan pertanahan dapat diakses secara mudah, murah, cepat, dan memberikan kepuasan kepada masyarakat luas. Sebagaimana dalam sambutan Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam rangka peringatan Undang-Undang Pokok Agraria ke-45 dan Bulan Bhakti Agraria tahun 2005, mengatakan: Mari kita songsong dan jalankan perubahan kebijakan, pengelolaan, dan pelayanan pertanahan ke arah yang lebih baik, meningkat targetnya, dan terukur prosesnya. Pelayanan pada masyarakat di bidang pertanahan kita percepat prosesnya dan kita tingkatkan mutunya. Masyarakat luas harus memperoleh jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum atas hak tanahnya. 2

Selanjutnya dalam acara Rapat Kerja Nasional Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di Gorontalo tanggal 10-12 Oktober 2006, masalah-masalah yang diindikasikan terjadi dalam pelayanan BPN kepada masyarakat antara lain: a. Kurangnya sosialisasi mengenai persuratan, prosedur, biaya dan waktu pelayanan kepada masyarakat; b. Lambatnya pelayanan; c. Adanya pungutan liar di luar ketentuan yang berlaku; d. Rumitnya proses yang harus dilalui pemohon untuk mengurus berbagai surat keterangan yang berkaitan dengan tanah serta proses sertifikasi hak atas tanah; e. Petugas loket pelayanan tidak ramah dan kurang profesional. Berdasarkan sebuah survei sebagaimana yang dilakukan oleh Business Digest dalam mengukur tingkat kepuasan terhadap pelayanan pemerintah yang dilaksanakan di 16 kota besar di seluruh Indonesia, peringkat berdasarkan kategori pelayanan sertifikat Hak Milik/Hak Guna Bangunan di Jakarta menduduki peringkat ke-6 dari 16 kota besar lainnya dengan nilai kenyataan sebesar 3,24 dari nilai harapan sebesar 4,27. Hal ini menandakan adanya kesenjangan antara harapan yang diinginkan oleh masyarakat dengan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat sebagai pengguna layanan. (Majalah SWA. Edisi khusus No. 13/XXIII/14-27 Juni 2007). Menurut Adnan (2007), mengatakan bahwa khususnya untuk kegiatan pendaftaran tanah pertama kali sebagai kewajiban Pemerintah Indonesia, baik dalam rangka pengakuan/penegasan maupun pemberian hak atas tanah kemampuannya masih sangat terbatas. Sejak diterbitkan UUPA yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 jungto 3

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 hingga tahun 2005, tanah-tanah yang sudah terdaftar baru ± 29,2 juta bidang atau ± 35,18% dari perkiraan total bidang tanah yang ada. Hal ini mengindikasikan dalam beberapa dekade ke depan menghadapi tantangan yang sangat besar untuk menyelesaikannya, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mendorong peningkatan kinerja pelaksanaannya. Berdasarkan hasil Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi DKI Jakarta tahun anggaran 2007 tentang realisasi pelayanan pendaftaran tanah pertama kali pada Kantor Pertanahan Kotamadya Se-DKI Jakarta sampai dengan bulan Desember 2007 diperoleh informasi bahwa Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur memperoleh realisasi paling rendah dari target yang telah ditetapkan dibandingkan dengan realisasi Kantor Pertanahan Kotamadya lainnya seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Target dan Realisasi Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali pada Kantor Pertanahan Kotamadya Se-DKI Jakarta Tahun 2007 No Unit Kerja Target Realisasi Persentase 1 Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Pusat 10.060 4.648 46,2% 2 Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Selatan 12.000 4.287 35,7% 3 Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Barat 24.540 3.952 16,1% 4 Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Utara 22.086 2.961 13,4% 5 Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur 19.632 2.463 12,5% Sumber: Kantor Wilayah BPN Propinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur hanya menyelesaikan berkas permohonan sertifikat hak atas tanah sebanyak 2.463 bidang tanah atau sekitar 12,5%, sehingga sangat menarik untuk dilakukan penelitian lanjutan pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur dalam rangka mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah yang diberikan. 4

1.2. Rumusan Masalah Secara konseptual, pelayanan pensertifikatan tanah merupakan salah satu pelayanan publik yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur sesuai tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan dengan menggunakan standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian layanan di bidang pertanahan. Standar pelayanan ini merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik dan telah ditetapkan dalam bentuk instrumen kebijakan di bidang pertanahan. Dalam menilai kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah menggunakan metode servqual yang dikemukakan oleh Zeithaml et al. (1990) dengan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Berdasarkan hasil Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah untuk pelayanan pendaftaran tanah pertama kali pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur tahun anggaran 2007 sebagaimana tersebut di atas, maka dapat diambil rumusan masalah penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur? b. Indikator-indikator apa yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur? c. Kebijakan apa yang harus ditempuh untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur? 5

1.3. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh fakta dan data hasil analisis yang komprehensif mengenai kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur dalam rangka memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat dalam mengurus permohonan sertifikat hak atas tanah yang dimilikinya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur. b. Menganalisis indikator-indikator yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur. c. Menganalisis kebijakan yang harus ditempuh untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan pensertifikatan tanah pada Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Timur. 6

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 7