II. TINJAUAN PUSTAKA. Ekonomi lingkungan atau ilmu ekonomi lingkungan merupakan ilmu yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

II. TINJAUAN PUSTAKA. Spillane (1994) mendefinisikan pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang

VALUASI EKONOMI OLEH : NOVINDRA

TUJUAN, TAHAPAN PELAKSANAAN DAN PENDEKATAN VALUASI

PDRB HIJAU (KONSEP DAN METODOLOGI )

Contingent Valuation Method (CVM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay )

BAB I PENDAHULUAN. udara bersih dan pemandangan alam yang indah. Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan seperti hutan lindung sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,

BAB VI VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA CIKOROMOY DENGAN TRAVEL COST METHOD

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT. 7.1 Analisis Willingness To Accept dengan Pendekatan Metode Contingent Valuation Method

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

Pertemuan 12 VALUASI EKONOMI SDAL 2015/2016 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang berfokus

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai ERP Dilihat dari Willingness To Pay (WTP) Pengguna Jalan

ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI

KERANGKA PEMIKIRAN P 1 0 Q 1. Kurva Opportunity Cost, Consumers Surplus dan Producers Surplus Sumber : Kahn (1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ekonomi Lingkungan. manusia dalam memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga

VALUASI EKONOMI: UMUM. Disiapkan oleh Arianto A. Patunru Untuk Program Pelatihan Analisis Biaya-Manfaat LPEM-FEUI, 2004.

PENILAIAN EKONOMI DAN KONSEP WTP vs WTA VALUASI EKONOMI SDAL PERTEMUAN KE /2016

VALUASI LINGKUNGAN. Valuasi Lingkungan (Contingent Valuation Method) 1

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

Bab III Metodologi Penelitian

JURNAL PRAKTIKUM VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DATA MAHASISWA BAGIAN EKONOMI LINGKUNGAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Metode Pengumpulan Data

WILLINGNESS TO PAY PENGGUNA ANGKUTAN UMUM UNTUK PELAYANAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR I DI KOTA SURAKARTA: APLIKASI METODE CONTINGENT VALUATION

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

III. KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA)

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Fauzi (2006), sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

BAB 3. ASPEK PRODUKSI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten

BAB 8 SUMBER DAYA LAHAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

VII ANALISIS KETERKAITAN HASIL AHP DENGAN CVM

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

termasuk manusia dan prilakunya

IV. METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu. dan juga berlokasi tidak jauh dari pusat kota sehingga prospek pengelolaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan adil dan

Tujuan Penelitian. Menghitung berapa kemauan membayar masyarakat. (Ability to pay) terhadap tarif jasa angkutan umum pada

Harga (Pq) Supply (S)

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya adalah komponen dari

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

VII. ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT RUMAHTANGGA MENERIMA GANTI RUGI PEMUKIMAN Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Ganti Rugi Pemukiman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. 3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB III METODE PENELITIAN

ESTIMASI NILAI WILLINGNESS TO PAY BERDASARKAN CONTINGENT VALUATION METHOD TERHADAP RENCANA PENINGKATAN KUALITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

METODE PENELITIAN. hutan mangrove non-kawasan hutan. Selain itu, adanya rehabilitasi hutan

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK

TINJAUAN PUSTAKA. tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

EKONOMI LINGKUNGAN Pertemuan 4 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banjir adalah peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh

ANALISIS BIAYA MANFAAT PENGELOLAAN LINGKUNGAN SENTRA INDUSTRI KECIL TAHU JOMBLANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ekonomi Lingkungan Ekonomi lingkungan atau ilmu ekonomi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari perilaku atau kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan keadaan lingkungan disekitarnya yang memiliki keterbatasan sehingga fungsi atau peranan SDA dan lingkungan tersebut dapat dipertahankan dan bahkan penggunaannya dapat ditingkatkan dalam jangka panjang atau berkelanjutan (Wikipedia, 2012). Dalam Undang-undang PLH No. 23/1997, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Fungsi dan peranan lingkungan yang utama berdasarkan UU tersebut adalah sebagai sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi, sebagai assimilator (sebagai pengolah limbah secara alami), dan sebagai sumber kesenangan. Semakin meningkatnya pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan manusia ternyata telah menurunkan fungsi dan peranan lingkungan dari waktu ke waktu.

19 Kemampuan alam untuk mengolah limbah juga menurun karena terlalu banyak limbah-limbah yang harus ditampung. Jumlah limbah yang harus ditampung melebihi daya tampung lingkungan, dan kemampuan alam menyediakan kesenangan juga semakin berkurang karena banyak sumber daya alam dan lingkungan yang telah diubah fungsinya atau karena meningkatnya pencemaran (Suparmoko, 2000). B. Sampah / Limbah Rumah Tangga Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang. Sampah dapat berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, trasportasi, rumah tangga, perdagangan, dan kegiatan manusia lainya (Manik, 2003). Sampah merupakan bahan yang terbuang atau sengaja dibuang karena merupakan sisa dari hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak memiliki nilai ekonomi. Berdasarkan Undang-undang No. 18 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau dari proses alam yang berbentuk padat. Secara fisik, sampah memiliki kandungan bahan-bahan yang masih berguna namun nilai yang dikandung sudah berkurang. Kurangnya nilai sampah dalam banyak hal dikarenakan kondisi sampah yang tercampur dan komposisinya tidak diketahui. Jadi pemisahan bahan dalam sampah secara umum akan meningkatkan nilainya untuk penggunaan lebih lanjut terhadap barang tersebut (Hartono, 2006).

20 Didalam penelitian Karo (2009), sampah merupakan bagian yang tidak disukai dan secara ekonomis tidak ada harganya. Tergantung dari tingkat hidup masyarakat, sumber, dan macamnya sampah itu berbeda-beda. Sampah baik secara kuantitas maupun kualitas sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dari taraf hidup mayarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sampah diantaranya : Jumlah penduduk, dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak juga sampah yang dihasilkan. Keadaaan sosial-ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka semakin banyak pula volume sampah yang dibuang. Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi akan menambah jumlah ataupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang sangat beragam. C. Pengelolaan Sampah Pengelolaan yaitu menggerakkan, mengorganisasikan dan mengarahkan usaha untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan (Balderton). Pengelolan sampah merupakan upaya menciptakan keindahan dengan cara mengolah sampah yang dilaksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama (Noelaka, 2008). Dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

21 berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas : a. Pengurangan sampah, yang meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan atau pemanfaatan kembali sampah. b. Penanganan sampah. D. Valuasi Ekonomi Valuasi dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menyatakan nilai moneter dalam perangkat pelayanan lingkungan dari sumber daya alam (Mburu, 2007). Adapun tujuan dari sebuah penelitian valuasi ekonomi adalah untuk menentukan besarnya Total Economic Value (TEV) dari pemanfaatan suatu sumber daya alam dan lingkungan. Nilai Ekonomi Total adalah nilai-nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai guna maupun nilai fungsional yang harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan pengelolaannya sehingga alokasi dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan secara benar dan mengenai sasaran. TEV dapat dipecah-pecah ke dalam beberapa komponen. Nilai Ekonomi Total (TEV) dipecah menjadi lima komponen yaitu : Nilai Guna Langsung, Nilai Guna Tidak Langsung, Nilai Guna Pilihan, Nilai Guna Warisan dan Nilai Guna Keberadaan.

22 Nilai ekonomi (economic value) dari sudut atau jasa diukur dengan menjumlahkan kehendak untuk membayar (willingness to pay) dari banyak individu terhadap barang atau jasa yang dimaksud. WTP merefleksikan preferensi individu untuk membayar suatu barang dan jasa yang dipertanyakan. Dengan demikian, valuasi ekonomi dalam konteks lingkungan hidup adalah pengukuran preferensi masyarakat akan lingkungan hidup yang baik dibandingkan lingkungan hidup yang buruk (Transportasi Engineering Consulting Service, 2009). Valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara konservasi lingkungan dan pembangunan ekonomi, oleh karena itu valuasi ekonomi dapat menajdi salah satu metode penting dalam peningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Terdapat dua metode pendekatan yaitu valuasi yang menggunakan fungsi permintaan (demand approach) dan valuasi yang tidak menggunakan fungsi permintaan (non-demand approach). Dalam membuat kebijakan yang akan diterapkan, pemerintah menggunakan pendekatan yang tidak menggunakan fungsi permintaan (non-demand approach) atau yang dikenal dengan pendekatan non-pasar. Pendekatan non-pasar digunakan untuk menilai biaya dampak lingkungan sehingga dapat ditentukan respon kebijakan yang akan diterapkan. Terdapat metode pendekatan non pasar, diantaranya : Metode Nilai Kekayaan (Hedonic Price Method), Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method), dan Metode Valuasi Kontingensi (Contingensi Valuation Method).

23 1. Metode Nilai Kekayaan (Hedonic Price Method) Salah satu metode penilaian terhadap lingkungan yg digunakan untuk menentukan keterkaitan yg muncul antara tingkat jasa yang dihasilkan dengan lingkungan harga suatu barang yg mempunyai nilai pasar. Metode ini juga dapt digunakan untuk mengukur benefit dan biaya ekonomi yg terkait dengan kualitas lingkungan, meliputi polusi udara, polusi air maupun kebisingan serta kenyamanan lingkungan (Turner, 1990). Pendekatan ini merupakan suatu teknik penilaian lingkungan berdasarkan atas perbedaan harga sewa lahan atau harga sewa rumah. Dengan asumsi bahwa perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan harga didasarkan atas kesanggupan orang untuk membayar (willingness to pay) lahan atau komoditas lingkungan sebagai cara untuk menduga secara tidak langsung bentuk kurva permintaannya sehingga nilai perubahan kualitas lingkungan tersebut dapat ditentukan. 2. Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Salah satu pendekatan awal yang dipakai para ekonom lingkungan untuk menaksir demand atas manfaat lingkungan, sebuah metode yang menggunakan biaya perjalanan sebagai pengganti harga (Turner, 1990). Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskan pada peningkatan biaya perjalanan sebagai pasar pengganti. Pendekatan ini menggunakan

24 harga pasar dari barang-barang untuk menghitung nilai jasa lingkungan yang tidak diperdagangkan melalui mekanisme pasar. Nilai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untuk membayar terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan harapan dapat mengkonsumsinya dan mendapatkan kepuasan darinya. 3. Metode Valuasi Kontingensi (Contingensi Valuation Method) Metode valuasi kontingensi digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi untuk berbagai macam ekosistem dan jasa lingkungan. Metode ini menggunakan pendekatan kesediaan untuk membayar atau menerima ganti rugi agar sumber daya alam dan lingkungan tersebut tidak rusak. Metode ini merupakan teknik dalam menyatakan preferensi, karena menanyakan orang untuk menyatakan penilaian, penghargaan mereka. Pendekatan ini juga memperlihatkan seberapa besar kepedulian terhadap suatu barang dan jasa lingkungan yang dilihat dari manfaatnya yang besar bagi semua pihak sehinga upaya pelestarian diperlukan agar tidak kehilangan manfaat itu. Pendekatan CVM dilakukan dengan cara menentukan kesediaan membayar (willingness to pay) dari konsumen (Turner, 1990). E. Kesediaan untuk Membayar (Willingness To Pay) Jasa-jasa lingkungan pada dasarnya dinilai berdasarkan willingness to pay (WTP) dan willingnes to accept (WTA). Willingness to pay dapat diartikan sebagai berapa besar orang mau membayar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak (kesediaan

25 konsumen untuk membayar), sedangkan willingness to accept adalah berapa besar orang mau dibayar untuk mencegah kerusakan lingkungan (kesediaan produsen menerima kompensasi) dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan. Kesediaan membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar dan kesediaan menerima adalah parameter dalam penilaian ekonomi (Irawan, 2009). Willingness to Pay (WTP) adalah ketersediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas barang atau jasa yang diterimanya. Pendekatan yang digunakan dalam metode willingness to pay ini didasarkan pada preferensi dan persepsi pengguna terhadap tarif dari barang atau jasa tersebut (Setiarini, 2008). F. Faktor faktor yang Mempengaruhi Willingness to Pay 1. Pendapatan per Bulan Pendapatan merupakan suatu unsur penting dalam perekonomian yang memiliki peranan dalam meningkatkan derajat hidup orang banyak melalui kegiatan produksi barang atau jasa. Besarnya pendapatan seseorang tergantung dari pekerjaan orang tersebut. Menurut teori Milton Friedman, pendapatan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan permanen dapat diartikan sebagai :

26 Pendapatan yang selalu diterima dalam periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, seperti upah, gaji, dan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh dan hasil dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diteroma oleh rumah tangga baik yang berasal dari kepala keluarga maupun pendapatan anggota rumah tangga. Pendapatan tumah tangga dapat berasal dari balas jasa tenaga kerja/pekerja (upah dan gaji, serta keuntungan lainnya), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain-lain), dan pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer) (Badan Pusat Statistik). Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikut sertakan modal atau keterampilan mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang akhirnya akan mampu memberikan pendapatan lebih besar (Winardi, 1988). 2. Tingkat Pendidikan Menurut Carter V. Good, pendidikan merupakan proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Merupakan proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisis, seperrrti rumah, sekolah, atau lingkungan. Sehingga dapat mencapai pengembangan diri dan kecakapan sosial.

27 Pendidikan memiliki fungsi yang luas, salah satunya adalah sebagai pengubah kehidupan suatu masyarakat menjadi lebih baik dan menuntun masyarakat agar mengenal tanggung jawab bersama dalam bermasyarakat. Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang. 3. Frekuensi Jasa Pengangkutan Sampah Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah perjalanan yang dapat dilakukan dalam periode waktu tertentu. Tingkat atau frekuensi pengangkutan sampah didasarkan oleh jumlah penduduk yang terlayani, luas daerah yang terlayani, dan jumlah sampah yang terangkat ke TPA. Pengangkutan sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah merupakan bagian dari penanganan sampah. Pengangkutan di definisikan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat penampungan sampah sementara menuju ke tempat pegolahan sampah akhir. G. Teori Surplus Konsumen Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat konsumen (Aditya, 2012).

28 Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena membeli suatu komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka mau bayarkan. Dalam teori nilai guna, surplus konsumen menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan yang dinikmati konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.kepuasan tang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat (Sukirno, 2002). Harga P k P * Surplus Konsume n Total Pengeluaran Konsumen 0 Q * Quantitas Sumber : Sukirno tahun 2002 Gambar 3. Surplus Konsumen dalam Grafik

29 Pada Gambar 2, P * adalah harga yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan. Sedangkan P k merupakan kemampuan konsumen untuk membayar demi mendapatkan barang dan jasa yang di inginkannya. Nilai surplus konsumen merupakan selisis antara kemampuan konsumen untuk membayar dengan harga yang harus dibayarkan masyarakat untuk menikmati barang dan jasa yang diinginkan. Pada grafik di atas, surplus konsumen ditunjukkan oleh segitiga merah. H. Penelitian Terdahulu Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama No. Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian 1 2 3 4 5 1. Yunis (2012) Analisis Tingkat Kesediaan Membayar Masyarakat Terhadap Kebersihan di Kecamatan Tampan Pekanbaru Analisis Regresi Linier Berganda dan Korelasi. Uji statistik t dan f. Berdasarkan hasil penelitian, WTP tertinggi adalah sebesar Rp. 25.000 dan terendah adalah Rp. 1000. Hasil dalam beberapa linier regresi, koefisien determinasi 10,1% WTP dipengaruhi oleh variabel pendapatan, dan pendidikan. Sedangkan residu 89,9%, dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

30 1 2 3 4 5 2. Manurung (2008) Studi Keinginan Membayar oleh Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Pengumpulan dan Pengolahan Sampah TPA Tamangapa Kota Makassar Analisis Regresi Linier Berganda dan ANCOVA. Uji statistik t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WTP Rp.24.000 menjadi tertinggi di area 1 dan nomor 2 terendah terendah di area 3; WTP Rp.6.000 tertinggi di area 2 dan nomor 2 tertinggi di area 1 dan area 3, WTP Rp.1.500 tertinggi di area 3 dan tidak ada di area 1, dan area 2. Hubungan antara jumlah maksimum WTP dengan pendapatan rumah tangga per bulan secara statistik memiliki hubungan tidak langsung atau terbalik. Hubungan antara jumlah maksimum dengan tingkat pendidikan responden diperoleh secara statistik lanngsung dan signifikasn p > 0,5. Bersambung...

31 1 2 3 4 5 2. Indramawan (2014) Analisis Willingness to Pay Pengelolaan Sampah Terpadu di Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Analisis Regresi Tobit, CVM, dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36 responden menyatakan tidak bersedia membayar dan 84 responden menyatakan bersedia- membayar. Nilai rata-rata WTP adalah Rp. 60.000,- dan Total nilai WTP adalah Rp. 2.130.540,- Variabel tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap besaran nilai kesediaan membayar masyarakat Variabel jenis kelamin, usia, anggota keluarga, dan status pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesediaan membayar masyarakat. Bersambung...

32 1 2 3 4 5 3. Seth (2014) Permintaan dan Kesediaan Membayar Masyarakat untuk Penggunaan Jasa Pengolahan Sampah Padat di Tuobodom, District Techiman Utara, Ghana. Analisis Probit. Sampel yang digunakan adalah sebesar 200 responden. Hasil penelitian, 62% responden menunjukkan keengganan untuk membayar jasapengolahan limbah. Dan 38% responden bersedia membayar untuk penggunaan jasa pengolahan limbah. Analisis probit menunjukkan bahwa karakteristik sosialekonomi yang diteliti seperti umur, pendidikan, pendapatan, dan lapangan pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesediaan responden untuk membayar peningkatan jasa pengolahan sampah. Bersambung

33 1 2 3 4 5 Hagos (2012) Kesediaan Analisis WTP rata-rata untuk Membayar oleh Probit dan perbaikan pengelolaan Rumah Tangga Tobit limbah padat per bulan untuk Perbaikan per rumah tangga adalah Pengelolaan ETB 11,89. Total Sampah agregat WTP bulanan Perkotaan di kota diperkirakan Kota Mekelle, sebagai-etb 430.566. Ethiopia Dalam model probit, variabel pendapatan rumah tangga dankesadaran kualitas lingkungan yang berpengaruh positif bagi WTP, sedangkan responden usia berpengaruh negatif. Sembilan variabel lainnya tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kesediaan membayar. Dalam regresi Tobit, Tingkat sampah yang dihasilkan, pendidikan, kesadaran lingkungan, Bersambung...

34 1 2 3 4 5 -dan kepemilikan rumah jenis layanan pengelolaan sampah, pendapatan, dan status perkawinan juga memiliki pengaruh positif terhadap WTP.