CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

Untuk menjamin makanan aman

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

AMANKAH PANGAN ANDA???

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Sanitasi Penyedia Makanan

BAB IX SANITASI PABRIK

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

SANITASI DAN KEAMANAN

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Produksi. Pangan Olahan.

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

Lampiran 1 : Uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga *

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

Lampiran 1. Penentuan Pohon Keputusan untuk Bahan Baku Pertanyaan 1 (P1) Apakah ada potensi bahaya yang berkaitan dengan bahan baku ini?

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONISIA NOMOR 82/MENKES/SK/I/1996 TENTANG PENCANTUMAN TULISAN HALAL PADA LABEL MAKANAN

PETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK UNTUK FORMULA BAYI DAN FORMULA LANJUTAN BENTUK BUBUK BAB I PENDAHULUAN

Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

BAB 5 HASIL PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

PBKP KANTIN SEKOLAH. Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah Jakarta: Direktorat SPKP, Deputi III, Badan POM RI, 2012

PEDOMAN CARA RITEL PANGAN YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

BAB XIII PENGECATAN A.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

From Farm to Fork...

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting.

Transkripsi:

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Peralatan dan Sanitasi Peralatan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Kontaminasi silang Jejaring Promosi Mikroba dapat menyebar apabila: Menggunakan peralatan atau talenan untuk menyiapkan berbagai jenis pangan Tidak membersihkan dan mensanitasi permukaan peralatan yang kontak dengan pangan sebelum digunakan Membiarkan cairan dari pangan berisiko tinggi menetes pada pangan lain Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pencegahan kontaminasi silang Untuk penyimpanan pada refrigerator atau freezer yang sama: Simpan daging mentah dan telur pada rak paling bawah Sayuran pada rak di tengah Makanan matang pada rak paling atas Peralatan dan semua permukaan yang kontak dengan makanan harus selalu disanitasi Tidak menggunakan peralatan yang sama untuk bahanmentahdanmakananmatang Tangan selalu dicuci sebelum menangani jenis makanan yang berbeda Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Peralatan serba guna harus terbuat dari bahan yang aman, tahan terhadap korosi, tidak menyerap air dan dengan mudah dapat dibersihkan serta tahan lama Peralatan sekali pakai harus terbuat dari bahan yang aman, bersih dan disanitasi Peralatan tidak boleh menyebabkan perubahan bau, warna dan rasa pada makanan. Kayu dapat digunakan sebagai peralatan sekali pakai misalnya chopsticks, pengaduk atau sendok es krim Penggunaan kayu sebagai permukaan yang kontak dengan makanan untuk keperluan lain tidak diperkenankan. Bahan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Plastik yang aman atau karet yang aman yang tahan pada kondisi normal dapat digunakan untuk mengerok atau membersihkan sisa makanan Peralatan yang didisain untuk sekali pakai tidak diperkenankan untuk dipakai berulang Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Permukaan yang kontak dengan Jejaring Promosi Tidak menggunakan: Kayu Besi Baja Kontaminasi mikroba korosi Korosi dan kualitas produk Logam digalvanisasi Korosi dan terbawa ke dalam makanan makanan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Desain Peralatan Permukaaan peralatan yang kontak dengan makanan harus mudah dibersihkan, tidak ada retak, atau pecah Peralatan yang operasinya menggunakan oli atau pelumas, maka harus dijaga jangan sampai terjadi kebocoran. Hanya oli dan pelumas yang aman yang dapat digunakan untuk peralatan pengolahan makanan. Perpipaan untuk mengalirkan minuman atau ingredien minuman yang kontak dengan es, harus terbuat dari bahan yang aman Pipa drainase tidak boleh dilewatkan ke dalam mesin pembuat es. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu makanan dengan cara dicelupkan ke dalam makanan harus termometer metal dengan skala angka dan akurat. Permukaan yang tidak kontak dengan makanan harus didesain agar mudah dibersihkan, mudah dipelihara dalam kondisi saniter. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemasangan Peralatan dan Pemasangan peralatan harus memungkinkan dilakukannya pembersihan dengan mudah Peralatan yang dipasang di atas meja harus direkatkan pada permukaan meja, kecuali jika peralatan tersebut dapat dengan mudah dipindahkan Peralatan yang diletakkan di atas lantai harus direkatkan pada lantai, kecuali jika peralatan tersebut dengan mudah dapat dipindahkan Ruang yang cukup harus tersedia antara peralatan sehingga pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman serta tidak mengkontaminasi makanan. Lokasi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pembersihan dan Sanitasi Jejaring Promosi IPSS harus dijaga tetap bersih untuk menghindari serangga dan hama serta melindungi dari kontaminasi terhadap makanan dan peralatan Peralatan Fasilitas harus dibersihkan dengan peralatan yang memadai. Penerapan metode pembersihan yang salah akan menimbulkan aerosol yang terkontaminasi Peralatan dan permukaan yang kontak dengan makanan harus dibersihkan dan disanitasi setiap selesai digunakan Jika peralatan digunakan untuk menyiapkan makanan berisiko tinggi, maka harus dibersihkan dan disanitasi setiap interval pemakaian Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Permukaan yang kontak dengan makanan pada peralatan pemanggangan harus dibersihkan paling tidak sekali sehari Permukaan yang tidak kontak dengan makanan harus dibersihkan sesering mungkin untuk menghindari akumulasi debu, kotoran dan sisa makanan Lap bersih dan kering digunakan untuk mengelap piring yang akan digunakan Penggunaan lap untuk tujuan ini harus terpisah dari penggunaan untuk tujuan lain. Lap basah atau busa digunakan untuk membersihkan meja. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Sanitasi peralatan Pembersihan peralatan sebelum dipakai Peralatan yang akan digunakan harus bersih dan telah disanitasi. Jika dicurigai telah terjadi kontaminasi, maka perlu dibersihkan dan disanitasi sebelum digunakan Penanganan dan penyimpanan peralatan. Penanganan dan penyimpanan yang benar dapat mencegah kontaminasi Peralatan yang bersih dan telah disanitasi harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditangani dengan baik untuk mencegah kontaminasi pada permukaan yang kontak dengan makanan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pembersihan permukaan Jejaring Promosi yang kontak dengan makanan Pembersihan permukaan yang kontak dengan makanan bertujuan untuk: Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko kontaminasi terhadap makanan selama pengolahan, penyiapan, penyimpanan dan penyajian Meminimumkan terjadinya penularan mikroba penyebab penyakit kepada konsumen Permukaan peralatan yang terlihat bersih tidak cukup menjamin keamanan pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pembersihan, Pencucian dan Sanitasi Peralatan Permukaan yang kontak dengan makanan harus dibersihkan dengan menggunakan air panas berdeterjen, dibilas untuk menghilangkan sabun/deterjen, dan disanitasi. Semua peralatan seperti piring, panci, panci dan peralatan lainnya, harus dicuci, dibilas dan disanitasi setiap selesai digunakan atau setiap terjadi interupsi penggunaannya atau pada jadwal dengan interval yang teratur. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Jadwal pembesihan dan sanitasi Ketika menyiapkan jadwal pembersihan, harusdenganjelasditulis: Apa yang harus dibersihkan Siapa yang harus membersihkan Kapan pembersihan dilakukan Bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pencucian dan sanitasi secara manual menggunakan 3 bak cuci Bersihkan dan sanitasi bak cuci sebelum digunakan Gosok dan rendam semua peralatan yang akan dicuci Cuci peralatan pada bak cuci no. 1 dengan menggunakan deterjen dengan air hangat (41-50 0 C) Bilas peralatan pada bak cuci no. 2 dengan air hangat bersih (50 0 C). Semua partikel makanan dan lapisan sabun harus tercuci bersih. Sanitasi peralatan pada bak cuci nomor 3 dengan mencelupkan pada air hangat (41-50 0 C) yang berisi sanitaiser atau celupkan ke dalam air panas (minimal 77 0 C). Letakan peralatan pada rak dan biarkan kering. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Prosedur Sanitasi Sanitasi dapat dilakukan dengan: Bahan kimia Air panas Sinar UV Sanitasi dengan bahan kimia memerlukan pengawasan yang lebih ketat dibandingkan dengan penggunaan air panas Faktor-faktor yang memperngaruhi efektifitas sanitasi dengan bahan kimia: Jumlah air Keasaman (ph) air Kesadahan air Suhu air Waktu kontak Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penggunaan sanitaiser pada pencucian Gunakan kertas indikator untuk mengontrol pemakaian konsentrasi sanitaiser yang tepat. Klorin = 50-100 ppm Iodin = 12.5-25ppm Quaternary ammonium = 200-220 ppm Air panas = 77 0 C Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penanganan Bahan kimia Jejaring Promosi Ditangani dan digunakan secara hati-hati, sesuai dengan prosedur Disimpan dalam wadah berlabel dan terpisah Tidak disimpan bersama-sama dengan bahan pangan Penyimpan bahan kimia harus aman dan terjaga Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Peralatan Jejaring Promosi Peralatan yang telah dibersihkan dan disanitasi harus disimpan paling tidak 15 cm dari lantai di area yang bersih dan kering Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan makanan harus dilindungi dari kontaminasi dan tidak berada pada area pembuangan limbah Peralatan yang telah dibersihkan dan disanitasi harus disimpan dan dilindungi dari kontaminasi. Sendok, pisau dan garpu hanya boleh dipegang gagangnya. Cangkir, mangkok dan piring harus dipegang tanpa menyentuh permukaan yang kontak dengan makanan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Peralatan kecil harus dikeringkan dengan udara sebelum disimpan. Gelas dan cangkir harus disimpan terbalik. Peralatan sekali pakai harus disimpan dalam wadah tertutup dan diletakkan paling tidak 15 cm dari lantai. Sendok dan garpu sekali pakai harus dibungkus. Pekerja yang melakukan pembungkusan sendok dan garpu harus mencuci tangan terlebih dahulu. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Gudang Disain gudang penyimpanan: mudah dipelihara dan dibersihkan mencegah masuknya hama mencegah kerusakan pangan tersedia cukup ruangan Terdapat fasilitas untuk produk jadi dan bahan mentah Terdapat fasilitas untuk pangan dikemas dan tidak dikemas Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pengendalian Hama Jejaring Promosi Pengendalian Hama sanitasi yang baik pengawasan bahan-bahan yang digunakan memantauataumengurangipenggunaan pestisida Program Pengendalian Hama: Mencegah masuknya hama Mencegah timbulnya sarang hama Pemberantasan hama Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pembasmian hama dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan keamanan dan mutu produk Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pencegahan hama dengan perangkap sangat umum Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pembuangan limbah/sampah Tempat sampah harus cukup jumlahnya, kedap air dan bertutup serta diberi label yang jelas Harus dibersihkan/dikosongkan secara teratur Tersedia tempat sampah untuk sampah kering dan basah Limbah harus teridentifikasi jelas Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Bangunan, Konstruksi dan Pemeliharaan Fasilitas Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Bangunan Jejaring Promosi Bangunan yang digunakan untuk IPSS dan seluruh bagiannya harus dijaga bersih dan bebas dari sampah. Jika makanan disajikan di luar, maka lantai harus dipadatkan atau diberi batu bata atau aspal untuk menghindari adanya debu. Hanya peralatan yang digunakan untuk keperluan IPSS yang dapat berada dalam bangunan. Akses terhadap ruang pengolahan dan pencucian harus dibatasi. Kegiatan IPSS tidak diperkenankan di ruangan yang digunakan sebagai tempat tinggal atau tidur. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Lantai Konstruksi Lantai yang dipasang dengan baik dan dibuat dari bahan yang halus, tidak menyerap air serta dipelihara dapat dibersihkan dengan mudah sehingga tidak menyebabkan kondisi yang tidak saniter. Lantai di area pengolahan, penyimpanan, pencucian, refrigerator, ruang pekerja, toilet harus dibuat dari bahan yang halus, tahan lama misalnya keramik, teraso, semen dan harus dipelihara. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Jika dipasang karpet, maka harus dipilih karpet yang rapat dan mudah dibersihkan. Pemasangan karpet tidak diperkenankan di area penyiapan, pengolahan, pencucian dimana di area tersebut banyak digunakan air dan minyak. Penggunaan serbuk gergaji, kulit kacang atau bahan-bahan yang serupa untuk menutup lantai tidak diperkenankan. Lubang pembuangan harus dipasang pada lantai untuk memudahkan pembersihan dan pembuangan air yang digunakan untuk pencucian peralatan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Dinding dan langit-langit Dinding dan langit-langit yang terpelihara bersih tidak akan menyebabkan kondisi tidak saniter dan menjadi sumber kontaminasi. Dinding dan langit-langit termasuk jendela, pintu harus terjaga kebersihannya. Dinding terbuat dari bahan yang permukaannya halus, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang. Lampu, tutup kipas angin, kipas angin yang dipasang di dinding atau langit-langit, dan dekorasi lainnya harus mudah dibersihkan dan dipelihara dalam kondisi yang baik. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pencahayaan Pencahayaan di area pengolahan, pencucian, area penyimpanan peralatan, toilet dan area pencucian tangan harus memenuhi 20 cahaya lilin, di ruang refrigerator, ruang penyimpanan kering, termasuk ruang makan 10 cahaya lilin. Lampu harus terpasang pada jarak 76 cm dari lantai. Pelindung lampu harus dipasang di area penyimpanan, pengolahan, penyajian dan fasilitas etalase untuk menjaga masuknya pecahan lampu jika lampu pecah. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Ventilasi Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga mencegah kondensasi pada dinding dan langit-langit. Filter harus dapat dibersihkan dengan mudah. Semua ruangan harus memiliki ventilasi yang cukup untuk mencegah panas, uap yang berlebihan, kondensasi, asap dan bau. Untuk ventilasi khusus, exhauts harus dipelihara untuk menjaga masuknya debu dan kotoran serta kontaminan lain. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Ruang ganti dan ruang penyimpanan barang pekerja Baju yang dipakai di perjalanan dapat menjadi sumber kontaminasi. Oleh karena itu merupakan praktek higiene dan sanitasi yang baik apabila pekerja diharuskan berganti pakaian dengan pakaian kerja sebelum mereka bekerja. Jika pekerja harus berganti baju sebelum bekerja, maka harus disediakan ruang ganti. Ruang ganti tidak boleh digunakan untuk menyiapkan makanan, menyimpan dan menyajikan makanan. Lemari penyimpanan yang cukup harus disediakan untuk menyimpan baju dan barang-barang milik pekerja. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Suplai air Fasilitas Sanitasi Air yang digunakan harus air bersih dalam jumlah yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi. Sumber dan pipa air untuk keperluan selain pengolahan pangan seharusnya terpisah dan diberi warna yang berbeda. Air yang kontak langsung dengan pangan sebelum diproses harus memenuhi persyaratan air bersih. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penanganan limbah dan sampah Sistem pembuangan limbah harus tersedia untuk limbah cair dan limbah padat. Tempat sampah harus tersedia dalam jumlah cukup, bertutup, tidak bocor dan sering dibersihkan untuk menghindari bersarangnya serangga dan hama. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Fasilitas sanitasi 1. Air pencuci/pembersih Alat cuci/pembersih seperti sikat, pel, deterjen, dan bahan sanitasi harus tersedia dan terawat dengan baik. Air panas dapat digunakan untuk membersihkan peralatan tertentu. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

2. Fasilitas higiene karyawan Fasilitas higiene karyawan seperti tempat cuci tangan dan toilet harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan selalu dalam keadaan bersih. Pintu toilet/jamban harus selalu dalam keadaan tertutup. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemeliharaan Fasilitas Pengendalian hama Binatang peliharaan harus tidak boleh berada di area IPSS, karena dapat menjadi sumber kontaminasi. Oleh karena itu, hama dan binatang peliharaan harus dicegah masuk ke dalam fasilitas pengolahan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Mencegah masuknya hama Lubang-lubang dan selokan yang memungkinkan masuknya hama harus selalu dalam keadaan tertutup Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan ayam tidak boleh berkeliaran di sekitar IPSS. Bahan pangan tidak boleh tercecer karena dapat mengundang masuknya hama. IPSS seharusnya memeriksa lingkungannya dari kemungkinan timbulnya sarang hama. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemberantasan hama Hama harus diberantas dengan cara yang tidak mempengaruhi mutu dan keamanan pangan Pemberantasan hama dapat dilakukan secara fisik seperti dengan perangkap tikus atau secara kimia seperti dengan racun tikus. Perlakuan dengan bahan kimia harus dilakukan dengan pertimbangan tidak mencemari pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan bahan beracun Bahan beracun yang diperkenankan disimpan pada IPSS adalah bahan-bahan yang dipakai untuk pembersihan dan sanitasi. Semua bahan beracun harus diberi label yang jelas dan disimpan terpisah dari bahan pangan dan peralatan yang digunakan untuk penyiapan, pengolahan dan penyajian makanan. Penggunaan bahan berbahaya untuk pembersihan dan sanitasi tidak boleh meninggalkan residu. Obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan harus disimpan terpisah dari pangan dan peralatan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan peralatan pemeliharaan Kain dan lap bersih harus disimpan di tempat yang bersih dan dilindungi dari kontaminasi Kain dan lap yang kotor harus diletakkan di dalam wadah yang tidak menyerap air atau dalam kantong Alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan dan pembersihan seperti sapu, kain pel, pembersih vakum harus disimpan terpisah sehingga tidak mengkontaminasi pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

INFORMASI LEBIH LANJUT? Silakan hubungi kami: Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I Jalan Percetakan Negara 23, Jakarta 10560 Tel: 021 42878701, 42803516, 42875738, 4259624 Fax: 021 42878701 e mail: surveilanpangan@pom.go.id Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia Direktorat Surveilan dan Penyuluhan