MERANCANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BERBASIS TEORI S A P 5 PRECEDE/PROCEED MODEL

dokumen-dokumen yang mirip
Predisposing Factor. Reinforcing Factor. The Precede-Proceed model for health promotion planning and evaluation

PRECEDE PROCEDE THEORY Health Promotion Planning an Educational and Environmental Approach. Lawrence W. Green, Marshall W. Kreuter

Teori perilaku kesehatan

STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN INDIVIDU

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

Efektivitas Media Ada 3 ukuran yang digunakan untuk menilai penggunaan media dalam kegiatan kampanye, yaitu: Reach: jumlah orang yg dapat dijangkau me

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut model perubahan perilaku Precede-Proceed dari Lawrence Green

TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN

KONSEP PROMOSI KESEHATAN. Oleh: Purwaningsih

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN

Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Setho Hadisuyatmana

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

I. PENDAHULUAN. kecenderungan semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):

HEALTH PROMOTION: PRINCIPLES. Drs. Wiranto, M.Kes.

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

I. PENDAHULUAN. peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular

What is Competence? Titi Savitri Prihatiningsih Department of Medical Education Gadjah Mada Medical School

Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

Green menganalisis perilaku manusia dari kesehatan. Kesehatan seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

PROMOSI KESEHATAN, PENDIDIKAN KESEHATAN dan KOMUNIKASI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan lembar fakta World Health Organization (WHO) tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar 800 kematian ibu

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

Model Layanan Kesehatan Remaja di Sektor Swasta

II. TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DAN BIDAN DALAM MERUJUK IBU BERSALIN KE RUMAH SAKIT PADA KASUS KEMATIAN IBU DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

INTRODUCTION OF EPIDEMIOLOGY

ACUTE RENAL FAILURE RUANG 2.07

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 18 Agustus 2015

Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia

Standart Operating Procedure

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

Manajemen Kesehatan. Ada beberapa langkah perencanaan aktivitas kesehatan, yaitu: 1. Melihat situasi

Penentuan Status Gizi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

PHC (Primary Health Care) Tri Niswati Utami

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

Pentingnya implementasi What is implementation? Proses Implementasi

MODEL TEORI KENYAMANAN (COMFORT) OLEH KATHARINE KOLCABA. By: Setiadi

Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENILAIAN KARYAWAN. Oleh : Hendriadi De Keizer Priatna Kusuma Andri Ismail Imas Siti M. Durahim. Classified - Restricted

AKTOR, KONTEN, KONTEKS KEBIJAKAN

Bahasan. Ignatius Praptoraharjo, PhD Rabu, 24 Februari 2016

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN. analitik yang terdiri dari 2 tahap pelaksanaan.

Contracting Out Pelayanan Kesehatan. Ignatius Praptoraharjo

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=" Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK IAN UNY 2012 UTAMI DEWI

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Norma, Peran, dan Nilai Dalam Pengembangan Organisasi

Kata Kunci: Internet, Perceived Service Quality, Perceived Product Quality, Perceived Price Fairness, Kepuasan Konsumen

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. balita di dunia sebanyak 43 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016d). Di

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING. ABSTRAK

PENGARUH AKSES PELAYANAN KESEHATAN, PERFORMED TREAMENT INDEX/PTI REQUIREMENT TREATMENT INDEX/RTI, TERHADAP PERILAKU ORAL HYGIENE

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4.

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity (WHO, 1947)

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah yaitu: 1. Apa pengertian dari keperawatan keluarga?

KONSEP DASAR PENYAKIT PADA BAYI DAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. signifikan antara kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan kualitas

STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah

Peran Strategis GENERASI PELANJUT KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup. dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TOM Jochen Enterprises, Möckernstr Berlin

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan

UNIVERSITAS UDAYANA PENERAPAN AWIG-AWIG KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA PAKRAMAN SELAT KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016

PENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

Transkripsi:

MERANCANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN BERBASIS TEORI S A P 5 PRECEDE/PROCEED MODEL

Apa itu PRECEDE Model PRECEDE/PROCEED adalah Model partisipasi masyarakat yang berorientasi menciptakan masyarakat yang berhasil mengubah perilaku akibat intervensi promosi kesehatan.

Perencnaan Program Model PRECEDE/PROCEED berfungsi sebagai frame Tujuannya untuk membangun program, menyediakan struktur organisasi & proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi

Latar Belakang Tidak ada model yang sempurna Model PRECEDE/PROCEED dapat digabung dengan beberapa model untuk untuk melengkapi satu desain program

PRECEDE/PROCEED MODEL

Latar Belakang Tiga tahap dalam perencanaan program menggunakan PRECEDE/PROCEED. 1. Fluiditas : menggunakan langkah secara berurutan dan konsisten 2. Fleksibilitas - beradaptasi dengan kebutuhan stakeholder

Latar Belakang Tiga tahap dalam perencanaan program menggunakan PRECEDE/PROCEED 3. Fungsi - berguna untuk menaksir perubahan perilaku

PRECEDE memiliki 5 tahap: Tahap 1: diagnosis Sosial Tahap 2: diagnosis epidemiologi Tahap 3: Perilaku dan diagnosis lingkungan

PRECEDE memiliki 5 tahap: Tahap 4: Pendidikan dan diagnosis organisasi Tahap 5: Administrasi dan Kebijakan diagnosis

PROCEED Memiliki 4 tahap: Tahap 6: Implementasi Tahap 7: Evaluasi proses Tahap 8: Evaluasi Dampak Tahap 9: Evaluasi Hasil

Kerangka PRECEDE

Fase 1: Diagnosis Sosial (Social Need Assessment) Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhan kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya, melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya

Fase 1: Diagnosis Sosial (Social Need Assessment) Mengukur masalah sosial digunakan indikator sosial yaitu Absenteeism, Achievement, Aesthetics, Alienation, Comfort Crime, Employment, Discrimination, Happiness Hostility, legitimacy, Performance, Riots Self esteem, Unemployment, Votes, Welfare

Fase 1: Diagnosis Sosial (Social Need Assessment) Data dapat dikumpulkan dari sensus ataupun vital statistik yang tersedia, ataupun dengan melakukan pengumpulan data langsung dari masyaraka menggunakan teknik wawancara dan Focus Group Discussion (FGD)

Fase 2: Diagnosis Epidemiologi Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas. Faktor ini harus digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada, baik yang berasal dari data lokal, regional, maupun nasional. Pada fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, suku dll), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut

Fase 2: Diagnosis Epidemiologi Bagaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut (imunisasi, perawatan/ pengobatan, perubahan lingkungan maupun perubahan perilaku). Informasi ini sangat diperlukan untuk menetapkan prioritas masalah Prioritas masalah kesehatan harus tergambar pada tujuan program dengan ciri who will benefit how much of what outcome by when

Fase 2: Indikator Pengukuran Diagnosis Epidemiologi Vital Indicators: Dimensions: 1. Disability 2. Discomfort 3. Fertility 4. Fitness 5. Morbidity 6. Mortality 7. Physiological risk factors 1. Distribution 2. Duration 3. Functional level 4. Incidence 5. Intensity 6. Longevity 7. Prevalence

Fase 3: Diagnosis Perilaku dan Lingkungan Pada fase ini selain diidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas hidup

Fase 3: Diagnosis Perilaku dan Lingkungan Perencana harus dapat membedakan antara masalah perilaku yang dapat dikontrol secara individual maupun yang harus dikontrol melalui institusi. Misalnya pada kasus malnutrisi yang disebabkan karena kemampuan untuk membeli bahan makanan maka intervensi pendidikan tidak bermanfaat,

Fase 3: Diagnosis Perilaku dan Lingkungan Jadi health promoterr perlu melakukan pendekatan perubahan 5 (behavioral change) untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan

Fase 3: Lima Indikator Perilaku 1. Pemanfaatan yankes (utilization), 2. Upaya pencegahan (Preventive action), 3. Pola konsumsi (consumption pattern), 4. Kepatuhan (compliance), 5. Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care)

Fase 3: Lima Indikator Perilaku Dimensi perilaku yang digunakan adalah : 1. earliness, 2. quality, 3. persistence, 4. frequency dan 5. range

Fase 3: Lima Langkah Dalam Diagnosis Perilaku & Lingkungan 1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku penyebab timbulnya masalah kesehatan 2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan perawatan/ pengobatan. Faktor lingkungan yang harus dilakukan adalah mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah, seperti: faktor genetik dan demografik;

Fase 3: 5 Langkah Dalam Diagnosis Perilaku & Lingkungan 3. Mengurutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah kesehatan 4. Mengurutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan untuk diubah; 5. Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program.

Fase 3: Indikator Pengukuran Perilaku Behavioral Indicator 1. Compliance 2. Consumption pattern 3. Loping 4. Preventive actions 5. Self care 6. Utilization Dimensions: 1. Frequency 2. Persistence 3. Promptness 4. Quality 5. Range 6.

Fase 3: Indikator Pengukuran Lingkungan Environmental Indicators Dimensions: 1. Economic 2. Physical 3. Services 4. Social 1. Access 2. Affordability 3. Equity

Fase 4: Diagnosis Pendidikan dan Organisasi Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat dapat dilihat dari : 1. faktor predisposisi (predisposing factor) seperti: pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau norma yang diyakini seseorang, 2. faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang

Fase 4: Diagnosis Pendidikan dan Organisasi Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau masyarakat dapat dilihat dari 3. faktor penguat (reinforcing factor) seperti perilaku orang lain yang berpengaruh (tokoh masyarakat, guru, petugas kesehatan, orang tua, pemegang keputusan) yang dapat mendorong orang untuk berperilaku

Fase 4: Diagnosis Pendidikan dan Organisasi Pada fase ini setelah diidentifikasi faktor pendidikan dan organisasional, maka ditetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Selain itu, berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang teridentifikasi ditetapkan tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan org. dan sumber daya.

Fase 5; Diagnosis Administrates & Kebijakan Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan peraturan yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi kesehatan.

"Kebijakan" yang dimaksud disini adalah seperangkat peraturan yang digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan. Sedangkan "peraturan" adalah penerapan kebijakan dan penguatan hukum serta perundangundangan dan "organisasional" adalah kegiatan memimpin atau mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program.

Sedangkan pada diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program dan pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Pada fase ini kita melangkah dari perencanaan dengan PRECEDE ke implementasi dan evaluasi dengan PROCEED

FASE PROCEED PROCEED dilakukan untuk meyakinkan bahwa program akan tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh sebab itu, penilaian sumber daya yang dibutuhkan dapat meyakinkan keberadaan program, perubahan organisasional dibutuhkan untuk meyakinkan program dapat dijangkau

FASE PROCEED Perubahan politis dan peraturan dibutuhkan untuk meyakinkan program dapat diterima oleh masyarakat dan evaluasi dibutuhkan untuk meyakinkan program dapat dipertanggung jawabkan pada penentu kebijakan, administrator, konsumen/klien, dan stake holder terkait, yaitu untuk menilai apakah program sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

Design a Comprehensive Intervention

Reducing Drunk and Drugged Driving by New Drivers in Montana

What did you include in your intervention design? Which Predisposing, Enabling and Reinforcing Factors did you choose to change? Why? What are your impact objectives?

PROCEED Model Implementation and Evaluation

Phase 6: Implementasi Tindakan mengubah tujuan program ke dalam tindakan melalui perubahan kebijakan, regulasi dan organisasi (Green & Kreuter, 1991, p.432) Pemilihan metode dan strategi intervensi, misalnya, pendidikan & / atau sumber daya lainnya

Phases 7, 8, & 9 - Evaluation Evaluasi proses. Pengukuran implementasi untuk mengontrol, meyakinkan dan meningkatkan kualitas program Evaluasi Dampak - dampak diamati langsung program Evaluasi hasil efek jangka -panjang program