BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered
|
|
- Farida Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered care process, dan outcome Hasil penelitian menunjukkan terjadinya 2 insiden yang berbeda menurut persepsi pasien dan keluarga pasien dalam pelaksanaan IPE pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh kelompok mahasiswa profesi dokter dan kebidanan. Insiden tersebut menunjukkan perbedaan pada pelaksanaan IPE yang menghasilkan outcome dengan comprehensive care dan continuity of care dan pelaksanaan IPE yang menghasilkan outcome dengan general care tanpa adanya continuity of care, terkait kategori attachment, patient-centered care process, dan outcome. Menurut hasil penelitian, keberhasilan attachment dalam pelaksanaan IPE dipengaruhi oleh pengenalan tim kepada pasien dan keluarga pasien, dan terjalinnya komunikasi yang interpersonal antara tim dengan pasien atau keluarga pasien maupun antara anggota tim itu sendiri. Hubungan pasien dengan dokter akan terwujud jika dokter memiliki sifat yang ramah, informatif, komunikatif, responatif, suportif, dan cekatan (Purwanti dan Furandini, 2012). Prinsip-prinsip etika seperti menghargai orang, tujuan yang jelas, dan kerahasiaan menjadi dasar dalam hubungan dokter pasien (Williams, 2006; Qauliyah, 2006). 43
2 44 Menurut hasil penelitian, komunikasi antar anggota tim yang baik juga berperan dalam pelaksanaan IPE dalam menghasilkan kolaborasi tim yang baik agar menunjang outcome dengan comprehensive care dan continuity of care dari perawatan pasien. Beberapa faktor yang mempengaruhi suksesnya pelaksanaan IPE yaitu kesiapan IPE yang meliputi teamwork, juga peran dan tanggung jawab (American College of Clinical Pharmacology, 2009). Salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam pelaksanaan IPE adalah teamwork, kompetensi teamwork ini meliputi: 1) kekompakan tim, 2) saling percaya, 3) berorientasi kolektif, 4) mementingkan kerja sama (Lee et al., 2009). Teamwork dalam IPE akan efektif apabila semua anggota tim berpartisipasi aktif dan saling berbagi ilmu dan keterampilan (WHO, 2010). Maka dari itu dalam penerapan IPE dibutuhkan komunikasi antar anggota tim yang baik, sesuai dengan definisi Canadian Interprofessional Health Collaborative (CIHC) bahwa IPE merupakan pendidikan interdisiplin yang belajar mengenai kolaborasi dalam lintas disiplin ilmu untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai dalam bekerja bersama profesi kesehatan lainnya (CIHC, 2007). Hal tersebut didukung oleh penelitian stimulation in interprofessional education for patient-centred collaborative care yang menyatakan hal yang utama dalam IPE adalah praktek kolaborasi (Baker et al., 2008). Hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan IPE, kategori attachment mempengaruhi perawatan pasien menurut patient-centered
3 45 care, attachment yang berhasil akan membantu dan mendukung perawatan pasien secara menyeluruh dan melibatkan keluarga pasien dalam perawatan pasien, sedangkan pada attachment yang kurang didapatkan kurangnya bantuan dan dukungan menyeluruh pada perawatan pasien dan kurangnya peran keluarga pasien dalam perawatan pasien. Implementasi IPE menanamkan mahasiswa dalam mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Buring, 2009). Proses perawatan pasien dengan IPE akan meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien (Tim Community and Family Health Care Interprofessional Education [CFHC-IPE], 2014). Dalam penelitian Interprofessional education: effects on professional practice and health care outcomes didapatkan 4 dari 6 studinya mengindikasikan perawatan pasien dengan IPE memberikan dampak positif pada kepuasan pasien, kolaborasi tim mengurangi medical errors pada departemen gawat darurat, dan manajemen pelayanan kesehatan dalam perawatan pasien (Reeves et al., 2008). Hasil penelitian menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mendukung kesehatan pasien secara menyeluruh, keluarga yang ikut terlibat dalam perawatan pasien menghasilkan kualitas pelayanan IPE yang lebih baik. Keberhasilan kurikulum IPE sangat dipengaruhi oleh kemauan dan komitmen dari berbagai stake holder, yang salah satunya adalah pasien dan keluarga pasien (University of Toronto, 2008). Penelitian Family involvement in routine health care: a survey of patients' behaviors and
4 46 preferences mendapatkan 55% pasien mengindikasikan mereka lebih memilih memiliki teman atau keluarga yang menemani mereka dalam ruang pemeriksaan, pasien memilih keterlibatan langsung dari keluarga dalam perawatan kesehatan mereka (Botelho, 1996). Hasil penelitian mendapatkan keberhasilan attachment dan patientcentered care process mempengaruhi hasil dari pelayanan kesehatan IPE, didapatkan dengan attachment dan patient-centered care process yang baik dapat memberikan perawatan dengan comprehensive care, terjadinya continuity of care, dan juga kepuasan pasien yang lebih baik menurut komunikasi tim dengan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh empat aspek, antara lain: 1) distress relief, 2) communication comfort, 3) rapport, 4) compliance intent yang mana pada communication comfort dijelaskan bahwa komunikasi yang terjalin antara dokter dengan pasien tidak satu arah atau sepihak saja sehingga pasien tidak akan merasa sungkan dan enggan untuk bertanya pada dokter, sehingga dari kerjasama dokter dengan pasien dapat menentukan arah pengobatan dapat berjalan, dan juga pada rapport dijelaskan bahwa terbentuknya hubungan baik antara dokter dengan pasien dapat menciptakan kepercayaan antara kedua belah pihak sehingga proses komunikasi dan pemeriksaan dapat berlangsung dengan baik (Kinnersley et al., 1996). Penelitian Effects of interprofessional education on patient perceived quality of care pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan IPE mengindikasikan partisipasi dari pasien yang lebih baik dalam membuat keputusan bersama untuk perawatan mereka, tingkat kepuasan
5 47 yang lebih baik, dan mempersiapkan keluarga serta persiapan rumah yang lebih baik untuk kepulangan pasien, pasien juga merasa mendapatkan wawasan lebih dari hasil terapi yang mereka jalani dibandingkan dengan perawat pada umumnya (Hallin, 2011). Hasil grounded theory dalam penelitian yang diilustrasikan dalam bentuk skema pada hasil mengemukakan bahwa bentuk pelayanan kesehatan yang comprehensive atau yang pada umumnya, dan tindak lanjut dari pengelolaan kesehatan pasien, yang mana kedua aspek tersebut termasuk dalam outcome dari pelayanan kesehatan dengan metode pembelajaran IPE, dipengaruhi oleh proses pengelolaan kesehatan pasien yang terdiri dari dukungan dan bantuan terhadap kebutuhan kesehatan pasien dan peran keluarga dalam mendukung kesehatan pasien. Proses pengelolaan kesehatan pasien yang baik dapat terjadi apabila hubungan antara tim pelayanan kesehatan IPE dapat membangun hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga pasien melalui pengenalan tim dan profesinya dan komunikasi yang interpersonal. B. Hasil Penelitian dengan Program IPE FK UNS Sebagian besar pelaksanaan IPE dalam pelayanan kesehatan oleh tim peleyanan kesehatan IPE dalam program IPE FK UNS memenuhi tujuan pembelajaran dari program IPE FK UNS yang meliputi pentingnya kerja tim pada patient-centered dan community-focus, berkomunikasi kepada pasien, keluarga, anggota tim dengan jelas, kooperatif, menerapkan konsep
6 48 community-focused dan patient-centered, juga komunikasi dan klarifikasi tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam pengelolaan kesehatan pasien dan komunitas (Pamungkasari et al., 2015). Menurut hasil penelitian, terdapat pelaksanaan IPE yang dapat dikembangkan lagi pada tahap attachment, yaitu dalam tahap pendekatan di komunitas dan melakukan penilaian kebutuhan komunitas lokal sesuai dengan kegiatan IPE yang diadaptasikan dari metode Bridges et al dalam program IPE FK UNS. C. Rekomendasi Penelitian Hasil penelitian mendapatkan hasil dari pelayanan kesehatan yang dimanajemen oleh tim pelayanan kesehatan IPE dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan IPE dalam proses pelayanan kesehatan tersebut. Pelaksanaan IPE tersebut menggambarkan bagaimana tim pelayanaan kesehatan IPE melakukan proses attachment antara tim dengan pasien dan keluarga pasien juga antar anggota tim itu sendiri sehingga tim dapat memberikan pelayanan sesuai patient-centered care agar menghasilkan outcome yang baik. Keberhasilan pelaksanaan IPE dipengaruhi oleh kompetensi IPE (Lee et al., 2009). Maka dari itu, peneliti memberikan rekomendasi agar kompetensi IPE dalam kolaborasi dan komunikasi dapat ditanamkan pada mahasiswa kedokteran sehingga dapat menghasilkan pelaksanaan IPE yang baik dalam pelayanan kesehatan. D. Keterbatasan Penelitian Terdapat beberapa kendala yang ditemukan dalam penelitian ini, salah satunya adalah ada informan yang memiliki kesulitan untuk terbuka
7 49 dalam menceritakan dan menggambarkan kembali apa saja pengalaman mereka selama program IPE dan mengutarakan pendapat atau kesan yang mereka miliki terhadap program tersebut. Pada informan yang memiliki sikap terbuka akan lebih leluasa dalam menceritakan pengalamannya, sedangkan pada informan yang lebih tertutup akan sulit menceritakan kesan dan pengalamannya. Yang kedua, waktu penelitian yang singkat membuat evidence yang terbatas, yaitu pengambilan data pada post-program IPE mengakibatkan keterbatasan penelitian sehingga tidak dapat melakukan observasi dari awal intervensi IPE pada tim pelayanan kesehatan IPE hingga keberlangsungan program dalam perawatan pasien oleh tim pelayanan kesehatan IPE, maka dari itu peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian dengan studi cohort sehingga dapat melakukan observasi dari pre-program hingga post-program untuk menunjang hasil dan evidence dari penelitian tersebut.
BAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Oranization (WHO) mencetus kan Interprofessional Education (IPE) sebagai sebuah konsep pendidikan terintegrasi untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional education a. Definisi interprofessional education Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 2002) menyebutkan, IPE
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran KEVIN PIETER TOMAN G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN OLEH KELOMPOK MAHASISWA PROFESI DOKTER DAN KEBIDANAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) BERBASIS KOMUNITAS SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institute of Medicine (IOM) melalui Crossing the quality Chasm : A New Health System for the 21 st Century mengatakan diperlukan pembaharuan dalam sistem pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Interprofesional Education (IPE) a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE) The Interprofesional Education for Collaborative Patient-Centered
Lebih terperinciPendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik
Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Sugiarsih.,S.Kep.,Ns.,MPH Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada PERKONAS Poltekkes Kemenkes, Jakarta 22-24 Maret 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Masing-masing profesi kesehatan di pelayanan kesehatan memiliki peran yang berbeda. Namun pada praktiknya, profesional kesehatan tidak akan bekerja sendirian namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerawanan terjadi kesalahan medik (medical error). Kasus kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas terus mengalami perubahan, baik dalam hal kemajuan teknologi maupun prosedur layanan kesehatan yang digunakan (Siegler &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE merupakan suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug oriented menjadi patient oriented (Hepler dan Strand, 1990). Perubahan paradigma tersebut mempengaruhi
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA PELAYANAN PERAWAT PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI
PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PERAWAT PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. medical error antara % dari jumlah pasien dengan %. Medical
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Medical Error adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan kesehatan yang tidak tepat atau membahayakan pasien (NCC MERPP,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciEtika Profesi dan Pendidikan Interprofesional
Etika Profesi dan Pendidikan Interprofesional Nur Azid Mahardinata, dr Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada: Pertemuan Koordinas Pengelola Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisional yang berbasis silo dimana setiap tenaga kesehatan tidak mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kurangnya komunikasi antar petugas kesehatan dikatakan menjadi salah satu penyebab dari ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini dapat berujung kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta kualitas pelayanan kesehatan (Majumdar, et al., 1998; Steinert, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kompleksitas permasalahan dan kemajuan teknologi di bidang kesehatan menyebabkan diversifikasi profesi kesehatan (Hall dan Waver, 2001). Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Bussiness Case for Medication Safety memperkirakan sekitar 7.000 orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error adalah jenis medical error yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) menyatakan setiap menit seorang wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan setiap menit seorang wanita meninggal selama persalinan atau melahirkan. Nour (2008) dalam jurnal Review in Obstetric and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka untuk melakukan tugas dan fungsinya dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang penelitian Tujuan melakukan terapi pada seorang pasien adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Menurut Donald (2003) kualitas hidup adalah sesuatu yang dideskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Efikasi diri 1.1 Pengertian efikasi diri Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan suatu tindakan yang ingin dicapai (Bandura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis, yaitu kekurangan tenaga kesehatan, distribusi serta perpaduan tenaga kesehatan yang belum
Lebih terperinciInterprofessional Education: Sebuah Ulasan Singkat. Zakka Zayd Zhullatullah Jayadisastra. Staff Kajian Medical Education and Profession (MEP) ISMKI
Interprofessional Education: Sebuah Ulasan Singkat Zakka Zayd Zhullatullah Jayadisastra Staff Kajian Medical Education and Profession (MEP) ISMKI Research Head of IPE Research Project, MEP ISMKI Staff
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan sistem pelayanan kesehatan mempengaruhi praktik dalam pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada pasien adalah dampak dari kesalahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Dosen 1.1 Definisi Dosen Menurut Undang-undang Nomor 14 (2005 dalam Dikti, 2010) mengenai Guru dan Dosen dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan bahwa peran masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan bahwa peran masing-masing profesi kesehatan di Indonesia belum berjalan maksimal, dapat dilihat ketika berada di tempat pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi sebuah tuntutan bagi pemberi pelayanan kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
Lebih terperinciInter-Professional Education in Clinical Setting*)
Inter-Professional Education in Clinical Setting*) HARIF FADHILLAH KETUA UMUM DPP PPNI Disampaikan pada PERTEMUAN DAN EKSPO PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (PEPKI) VII Bandar Lampung, 30 Oktober 2016 Excellent
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antar profesi kesehatan (IPE) pada bulan September 2013 setelah melalui
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mulai mengimplementasikan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien adalah mengurangi risiko tindakan yang tidak perlu ke tingkat seminimal mungkin dalam pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1 Interprofessional Education (IPE) a. Pengertian IPE Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan learning outcome.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan learning outcome. Pendekatan pembelajaran juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi aktif pasien dalam pelayanan kesehatan telah diakui secara internasional sebagai kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan demi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses penting dari perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakannya (Anni, 2004). Belajar juga merupakan
Lebih terperinciSituasi Pengembangan Patient Safety dan Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Situasi Pengembangan Patient Safety dan Pelayanan Kesehatan di Indonesia Adi Utarini - Magister Manajemen Rumah sakit FK-UGM TO ERR IS HUMAN 2.9%-3.7% dari admisi rs mengalami adverse events 44,000-98,000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen atas suatu produk (Bustami, 2011). Dalam pelayanan kesehatan, mutu pelayanan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya, suatu produk bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam
Lebih terperinciKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komplikasi dan kematian akibat pembedahan menjadi salah satu masalah kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sedikitnya ada setengah juta kematian
Lebih terperinciBab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilakulan di RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta pada bulan November 2016 sampai Januari 2017.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau lebih profesi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Keaslian penelitian ini dapat dijamin. Beberapa penelitian yang terkait dengan topik ini adalah sebagai berikut : 1. Presepsi dan Kesiapan Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciGambar Tampilan Pemilihan Kepala Keluarga Gambar Tampilan Create Anggota Kepala Keluarga Gambar 4.24.
DAFTAR ISI Tesis... ii SURAT PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR SINGKATAN... xii ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi serta tantangan era perdagangan menyebabkan semakin ketatnya kompetisi dalam dunia bisnis, begitu juga dengan bisnis dalam pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciKEPUASAN PASIEN DITINJAU DARI ORIENTASI KOMUNIKASI DOKTER. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
KEPUASAN PASIEN DITINJAU DARI ORIENTASI KOMUNIKASI DOKTER SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : WAHYU ISMAWATI F 100 030 128 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan perbaikan dan peningkatan secara bertahap dari tahun ke tahun. Saat ini petugas kesehatan seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak paling mendasar yang harus dipenuhi setiap orang dalam mencapai kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada pasien.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut World Health Organization (WHO, 2005). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Depkes,
Lebih terperinciKeperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan sebagai Terapi pada Keperawatan Medikal Bedah Ratna Sitorus Disampaikan pada Seminar HIPMEBI, di RS Persahabatan Jakarta, 11 Februari 2017 Pembahasan 1. Pengertian terapi keperawatan 2. Masalah
Lebih terperinciBody of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik
Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik PERSATUAN DOKTER MANAJEMEN MEDIK INDONESIA (PDMMI) June 29, 2012 Authored by: PDMMI Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paradigma yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perguruan tinggi swasta mengalami peningkatan di Indonesia. Orientasi perguruan tinggi swasta yang lebih mementingkan politik ekonomi merupakan fenomena umum
Lebih terperinciPERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA TAHAP PROFESI DI FKIK UMY TENTANG INTERPROFESSIONAL EDUCATION DI ASRI MEDICAL CENTER YOGYAKARTA
PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA TAHAP PROFESI DI FKIK UMY TENTANG INTERPROFESSIONAL EDUCATION DI ASRI MEDICAL CENTER YOGYAKARTA Differences in Perceptions of Students Stage Clinical in FKIK UMY About Interprofessional
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciPENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD
PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan
Lebih terperinciDIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED
DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED DISAMPAIKAN PADA FORUM MUTU PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA, 19 JULI 2006, HOTEL KARTIKA PLAZA, KUTA BALI 1 of The Facilities of The Environment
Lebih terperincikedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan
Lebih terperinciKeterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran
Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan
Lebih terperinciPESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL
POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)
Lebih terperinciINTERPROFESIONAL EDUCATION DALAM PANDANGAN DOKTER GIGI. Oleh : drg Laelia Dwi Anggraini, SpKGA
INTERPROFESIONAL EDUCATION DALAM PANDANGAN DOKTER GIGI Oleh : drg Laelia Dwi Anggraini, SpKGA ABSTRAK Interprofesional education atau disingkat dengan IPE adalah sebuah inovasi yang sedang dieksplorasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada paradigma baru dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian pelayanan terbaik kepada pasien. Untuk itu perlu terus menerus diadakan peningkatan kualitas
Lebih terperinciPerawat & Program Perawatan di Rumah Sakit
Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit SEPTO PAWELAS ARSO, SKM, MARS Materi Kuliah Organisasi Manajemen Rumah Sakit Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS DIPONEGORO Persyaratan RS Minimal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan menentukan mutu kehidupan dalam pembangunan nasional. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh yang akan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta dapat melibatkan
Lebih terperinciPERSEPSI DOSEN STIKES AISYIYAH SURAKARTA TERHADAP INTER PROFESIONAL EDUCATION (IPE)
PERSEPSI DOSEN STIKES AISYIYAH SURAKARTA TERHADAP INTER PROFESIONAL EDUCATION (IPE) Ida Nur Imamah 1 ; Martini Listrikawati 2 1. Dosen STIKES Aisyiyah Surakarta 2. Fasilitator PKH Kemensos iedaimamah@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciLAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PARU BATU
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PARU BATU Teguh Setiadi, dr UGD RS PARU BATU 1. Kegiatan Membuat Catatan medik pasien rawat inap
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpusat pada pasien dan keluarga ( patient-and family-centered care) untuk
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan dewasa ini mengutamakan pelayanan berpusat pada pasien dan keluarga ( patient-and family-centered care) untuk memberikan pelayanan yang
Lebih terperinciBAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI
A. DEFINISI BAB I DEFINISI Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care PCC) adalah istilah yang saling terkait, yang mengandung aspek pasien merupakan pusat pelayanan,
Lebih terperinciRelation Between Cognitive Ability With Interprofession Teamwork Skills In Profession Stage Students At FKIK UMY
Relation Between Cognitive Ability With Interprofession Teamwork Skills In Profession Stage Students At FKIK UMY Hubungan Antara Kemampuan Kognitif Dengan Kemampuan Kerjasama Tim Interprofesi Pada Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2007, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka
Lebih terperinciKARAKTERISTIK INFORMAN
KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPETENSI ASUHAN KEHAMILAN MAHASISWA D III KEBIDANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
HUBUNGAN KOMPETENSI ASUHAN KEHAMILAN MAHASISWA D III KEBIDANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN Siti Nurjanah 1), Wijayanti 2) ABSTRAK Kata kunci: kompetensi, kepuasan pasien ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap individu. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan tantangan kesehatan masyarakat dengan insidensi yang meningkat setiap tahunnya (Parkin et al., 2002). Di negara berkembang sekitar 25 juta orang mengidap
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. kontrol sosial yang terdiri dari faktor-faktor eksternal, kelekatan ayah-anak,
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Pertanyaan penelitian dalam disertasi ini adalah Apakah model kontrol sosial yang terdiri dari faktor-faktor eksternal, kelekatan ayah-anak, kelekatan ibu-anak, komitmen sekolah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan keterampilan, berbentuk pelayanan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit
Lebih terperinciBAB II ISI A. Pengertian
BAB II ISI A. Pengertian Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan
Lebih terperinci