Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Ringkasan ini.

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

INTEGRASI SPM DALAM RPJMD. BAPPEDA KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2 Oktober 2012

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

LAMPUNG LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG

BAB V PENUTUP Kesimpulan

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

Lampiran 1 KUESIONER RISKESDAS

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik...

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV P E N U T U P

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2011

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

Nina Sardjunani. Disampaikan pada Acara Bedah Buku MDGs Sebentar Lagi. Reuni Akbar Alumni ITB 75, Jakarta, 31 Januari 2011

SERIAL PEDOMAN TEKNIS

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

SERIAL PEDOMAN TEKNIS

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

GAMBARAN UMUM. # Luas wilayah Provinsi Bali 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Indonesia.

Dra. Nina Sardjunani, MA Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS. Fatia Fatimah Tati Rajati Andriyansah. UPBJJ-UT Padang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

Aplikasi System Dynamic pada Model Perhitungan Indikator Millennium Development Goals (MDGs)

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Arah Pembangunan Kesehatan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

Studi Efektifitas CSR 6 Desa Binaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dengan Pendekatan MDGs dan Lima Pilar Pembangunan Nasional

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

MATRIK RENCANA AKSI DAERAHJ PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGs DI DAERAH (RAD MDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

BAB VII P E N U T U P

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

STATISTIK GENDER 2011

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Pencapaian Target MDG s Tahun Salatiga, 18 November 2015

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN... I-1

Transkripsi:

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar 2.1 2.2 2.3 Target MDGs Status Sumber 2015 Angka Partisipasi 90,0202 95,74 100% Murni (APM) SD/ MI (1992) Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/ MI Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki 99,60% (2008/2009) 98,91% (2001) 99,80% (2009/2010) 99,20 100% 100% Dinas Diskspora Depkes, Program Goal 2 : Antara lain : 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini 2. Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Khusus dan Pedidikan Layanan Khsusus 3. Program Peningkatan Akses Pendidikan Dasar 14

Target 3A : Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015. Acuan Indikator Dasar Saat ini 31 3.1 Rasio Perempuan terhadap laki-laki ditingkat pendidikan dasar menengah & tinggi - Rasio APM perempuan/ laki-laki di 102,4 101,29 SD/ MI (1992) - Rasio APM perempuan/ laki-laki di 125 112,25 SMP (1992) - Rasio APM perempuan/ laki-laki di 114,06 121,06 SMA (2005) - Rasio APM perempuan/ laki-laki di 162,96% 130,40 Perguruan Tinggi (2005) 3.1a Rasio melek huruf perempuan 100,24% 100,% terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun (2005) 3.2 Kontribusi perempuan dlm pekerjaan upahan di sektor non pertanian (2002) 32,12% 36,73% (2009) 3.3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD 7,82% (Pileg 2004) 7,38 % (Pileg 2009) Target MDGs 2015 Status Sumber 100 Susenas 100 Susenas 100 Susenas 100 Susenas 100% Meningkat Meningkat Susenas Sakernas, BPP & KB 15

Program Goal 3 : Antara lain : 1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan 4. Program Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak 16

Target 4A : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Target MDGs Status Sumber 2015 Angka gakematian a Balita ata 59 34 4.1 (AKBA) per 1.000 2015 : 32 (2003) 4.2 4.3 kelahiran hidup Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup Proporsi anak anak berusia 1 tahun diimunisasi campak 74 (1990) 66,00 (2003) 27 79,72 2015 : 23 meningkat Program Goal 4 : Antara lain : 1. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Program Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Tidak Menular Susenas () 17

Target 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 2015 5.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 230 (2006) 212 Target MDGs 2015 Status Sumber 2015 : 102 FKUA 5.2 Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) 67.02 (1993) 92,76 90 Susenas () Target 5B : Mewujudkan Akses Kesehatan Reproduksi bagi semua pada tahun 2015 Target MDGs 2015 Status Sumber 5.3 Angka pemakaian kontrasepsi/contracep p tive Prevalence Rate 37,8 42,11 Susenas 65,8 (CPR) pd perempuan (1991) () menikah usia 15-49 tahun Tingkat kelahiran pada 5.4 remaja (per 1.000 38 30 perempuan usia 15 (1991) (2007) 11,7 SDKI 19 tahun) 55a Cakupan pelayanan 5.5a 90,39% 87,18% antenatal (K4) (2001) (2011) Meningkat Kemenkes Cakupan pelayanan 74,39% 97,7% 5.5b antenatal (K1) (2001) Meningkat Kemenkes Unmet need KB 5.7 (Kebutuhan keluarga 1994 : 13% 15,54 SDKI 5,4 berencana / KB yang (SDKI) (2011) BKKBN tidak terpenuhi) 18

Program Goal 5 : Antara lain : 1. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Program Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak 19

Target 6A : Mengendalikan Penyebaran dan mulai Menurunkan Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS pd tahun 2015 Target MDGs 2015 Status Sumber 6.1 Prevalensi HIV/AIDS (per 0,05 0,43 Ditjen PP & PL < 0,5 100.000000 penduduk) (2004) (2013) Kemenkes 6.2 Penggunaan kondom Pr : 70 Ditjen PP & PL pada hubungan seks - - berisiko tinggi Lk: 55 Kemenkes 6.3 Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS - 12,9% (2010) 100% Riskesdas Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV / AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015 6.4 Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat obatan antiretroviral Belum ada layanan CST 100% (2013) Target MDGs 2015 100% Status Sumber Dinkes Prov. Sumbar Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria & penyakit utama lainnya (Tuberculosis & DBD) hingga tahun 2015 Acuan Target Indikator Saat ini Dasar MDGs 2015 Status Sumber 6.6 Angka kejadian tuberkulosis 60,8 57,77 Ditjen PP&PL (insiden semua kasus/ 100.000 49,21 (2004) Kemenkes penduduk/ tahun) 6.7 Tingkat prevalensi tuberkulosis 0,37 1,1 Ditjen PP&PL 4,68 (per 100.000 penduduk) (2007) (2010) Kemenkes 6.8 Tingkat kematian karena 0,8 2,58 Ditjen PP&PL tuberculosis (per 100.000 0,56 (2000) (2011) Kemenkes penduduk) 6.9 Proporsi kasus TB yang 28,8% 60,98% Dinas Kesehatan 79,98% ditemukan melalui DOTS (2000) Prov. Sumbar 6.10 Proporsi kasus TB yang 77,2 93,34 Dinas Kesehatan disembuhkan melalui DOTS 79,54 (2000) Prov. Sumbar (cure rate) 611 6.11 Angka penemuan kasus Malaria 178 1,78 0,25% Profil Statistik per 1.000 penduduk 0,71 (2001) Kesehatan () 6.12 Tingkat kematian malaria (per 0,062 Dinkes Prov. 100.000 penduduk) 0,062 (2009) 0,025 (2009) Sumbar *) 6.13 Angka Kesakitan DBD (per Ditjen PP & PL 2,10 100.000 penduduk) 60,29 (20123) Menurun Kemenkes,Dinkes (2000) 6.14 Angka Kematian DBD 1,6 (2002) 1 Menurun Prov. Sumbar Ditjen PP & PL Kemenkes, 20

Program Goal 6 : Antara lain : 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan g Penyakit Menular/Tidak Menular 2. Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial 3. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 21

Target 7A : Memadukan Prinsip-prinsip Pembangunan yang Berkesinambungan dengan Kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang Indikator 71 7.1 Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra Satelit & survei foto udara terhadap luas daratan 7.2 7.3 7.4 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2) Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) Proporsi tangkapan ikan yg berada dlm batasan biologis yang aman Acuan Dasar 62% (2000) - - 32% (1990) Saat ini 59% Target MDGs 2015 meningkat Status Sumber Penafsiran Citra Satelit Kementerian Kehutanan, Din.Kehutanan Prov. Sumbar 69,527 ton Bappedalda CO2eq (9,54%) Menurun Prov. Sumbar (hasil (2013) perhitungan) 3697,32 Kg BPO atau 3,7 Ton (2010) *) 76,15% (2013) menurun meningkat Bappedalda Prov. Sumbar DKP Prov. Sumatera Barat Target 7B : Menanggulangi Kerusakan Keanekaragaman Hayati dan mencapai Penurunan Tingkat Kerusakan yang siginfikan pada tahun 2010 Target MDGs 2015 Status Sumber Rasio luas kawasan 68,86% lindung untuk 7.5 7.6 menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan territorial 53,43% (1990) - (2010) (Kws. lindung yakni HSAW & Hutan Lindung) 7,00% (2013) meningkat meningkat Dinas Kehutanan DKP Prov. Sumatera Barat 22

Target 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015 Target MDGs 2015 Status Sumber 7.7 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan 47,56 34,63 70,00 terhadap air minum layak, (2007) perkotaan & perdesaan (%) 34,50% -Perkotaan 67,39 (2000) 77,12 -Perdesaan 7.8 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar, perkotaan & perdesaan (%) -Perkotaan -Perdesaan 33,64 (2000) 19,8 (1992) 56,86 (2000) 13,37 (2000) 34,71% 45,58 67,52 31,81 (2010) 63,09 72,12 74,62 69,62 Target 7D : Mencapai Peningkatan yang Signifikan dalam Kehidupan Penduduk Miskin di Permukiman Kumuh pada tahun 2020 Target MDGs 2015 Status Sumber 7.9 Proporsi rumah tangga 11,29% Susenas 10,7% (2000) 16,43 kumuh perkotaan () Program Goal 7 : Antara lain : 1. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 2. Pengelolaan dan Rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut 3. Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 4. Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan Drainase 23

UPAYA PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DALAM PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGs 1. Kesepakatan antara Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Rakor Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota pada bulan Januari 2011 di di Solok Selatan, dengan rumusan Sasaran pembangunan MDGs perlu menjadi perhatian bersama dan rujukan antara Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan mengingat lima dari delapan tujuan MDGs merupakan bidang kesehatan, maka Pemerintah Kabupaten/Kota akan meningkatkan alokasi anggaran bidang kesehatan menjadi lebih dari 10% tiap tahunnya ; 2. Rapat teknis Pemerintah Propinsi Sumatera Barat (Bappeda dan Dinas Kesehatan) dengan Pemerintah Kabupaten/Kota (unsur Bappeda dan Dinas Kesehatan) tentang tindaklanjut Kesepakatan Rakorgub di Solok Selatan bulan April 2011 3. Sosialisasi Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan MDGs (RAD MDGs) Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 18 sd. 19 Mei 2011, dengan peserta SKPD Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, LSM dan stakeholder lainnya 4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan MDGs (RAD MDGs) Propinsi Sumatera Barat Review Set MDGs Nasional 5. Penetapan RAD MDGs dengan Pergub 48 Tahun 2011 47 1. Peningkatan Alokasi Anggaran Untuk Mendukung Pencapaian Target MDGs 2. Sinergitas pelaksanaan kegiatan baik yang bersumber dari APBD dan APBN untuk diarahkan dl dalam sasaran pencapaian MDGs (PNPM, Jampersal, Jamkesmas, Jamkseda, KUBE, Beasiswa, Gerakan Terpadu,dll) 3. Kampanye MDGs secara kontinue dan konsisten 4. Memperkuat pelayanan dalam pencegahan, pengendalian daripada pengobatan 5. Pemantapan komitmen dengan penentu kebijakan dan lintas sektor 6. Peningkatan SDM para pelaku pelaksana kegiatan (tenaga kesehatan, tenaga pendidik, dll) 7. Penguatan elemen masyarakat MDGs bukan hanya urusan pemerintah 8. Pembangunan berkonsep kepada pemberdayaan masyarakat 24

PENGHARGAAN YANG DIPEROLEH PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT Kesehatan pada Bidang pada Bidang Lingkungan Hidup Bidang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan Perlindungan Anak pada dan yang diperoleh oleh 11 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat terkait aktivitas Pokja AMPL Provinsi 49 1. Masih minimnya penguasaan informasi tentang Tujuan MDGs, serta target capaian MDGs di tahun 2015; 2. Tujuan capaian MDGs tidak secara eksplisit dicantumkan pada dokumen perencanaan; 3. Minim dan sulitnya sumber data terutama mendapatkan data acuan (1990) dan perkembangan capaian MDGs setiap tahunnya; 4. Usulan perencanaan masih bersifat pembangunan fisik infrastruktur belum mengkedepankan pembangunan manusia, dan kegiatan yang dilaksanakan belum bertujuan untuk mencapai tujuan MDGs 50 25

Lanjutan. 5. Rendahnya komitmen daerah dalam penganggaran dan pelaksanaan program/kegiatan MDGs 6. Belum optimalnya sinergitas Program/Kegiatan Pemerintah Pusat/Provinsi dan Kabupaten/Kota 7. Belom optimalnya dukungan stake holder (Pemerintah, Swasta dan masyarakat) 8. Terjadinya proses mutasi pada aparatur tingkat Kab/Kota 51 1. Melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap pencapaiantarget p MDGS tahun 2010 2015 2. Melanjutkan Program/Kegiatan yang belum tercapai pada RAD MDGS 2011 2015 3. Meningkatkan integrasi Indikator MDGS pada setiap dokumen perencanaan tahun 2015 2020 (RPJMD, Renstra SKPD) 4. Meningkatkan komitmen Daerah Kabupaten/Kota 5. Mengupayakan peningkatan alokasi anggaran untuk pendukung pencapaian MDGs 6. Meningkatkan dukungan Stakeholder 52 26

53 27