BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DINAMIKA PROSES

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

1.1 DEFINISI PROSES KONTROL

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Bab IV Pengujian dan Analisis

5/12/2014. Plant PLANT

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

REZAN NURFADLI EDMUND NIM.

Model Matematika dari Sistem Dinamis

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB II LANDASAN TEORI

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PEMODELAN STATE SPACE

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

BAB 2 LANDASAN TEORI

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

SISTEM KENDALI DIGITAL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

Pengertian Sistem Kontrol

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

1.1. Definisi dan Pengertian

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

SISTEM KONTROL PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu:

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Sistem Kontrol Digital

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 12

BAB III PERANCANGAN ALAT

TRANSFORMASI LAPLACE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

DESAIN PENGONTROL MULTI INPUT MULTI OUTPUT LINEAR QUADRATIK PADA KOLOM DISTILASI

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( )

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

Sistem Kontrol Digital

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Merancang dan merealisasikan robot pengikut dinding dengan menerapkan algoritma logika fuzzy.

PERANCANGAN PID SEBAGAI PENGENDALI ph PADA CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA KONTROL POSISI PADA MOTOR DC DENGAN FPGA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

Pengantar Sistem Pengaturan

PENGENDALIAN SUHU DAN KETINGGIAN AIR PADA BOILER MENGGUNAKAN KENDALI PID DENGAN METODE TEMPAT KEDUDUKAN AKAR (ROOT LOCUS)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Dasar Sistem Kendali. Nuryono Satya Widodo, S.T., M. Eng. Dasar Sistem Kendali 1

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Beberapa istilah dalam ADC

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB III METODA PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap perubahan waktu (6th ed.,mcgraw-hill, 1987). Dengan demikian sebuah sistem kontrol dapat dicirikan dengan adanya mekanisme pengkondisian sistem untuk mencapai respon yang diinginkan. Berdasarkan tujuan perancangan sistem kontrol, mekanisme kerja sistem kontrol dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: regulator dan servomekanis. Mekanisme kerja regulator, bertujuan supaya nilai respon keluaran dijaga konstan sesuai nilai yang diinginkan. Namun mekanisme kerja servomekanis, bertujuan supaya respon keluaran sistem menghasilkan nilai-nilai tertentu yang menyebabkan sistem stabil. Dalam rangka memenuhi kebutuhan perancangan sistem kontrol, struktur sistem kontrol dapat digolongkan kedalam dua bagian besar, yaitu : sistem kontrol loop tertutup (closed loop) dan sistem kontrol loop terbuka (open loop). Sistem kontrol loop terbuka adalah konfigurasi dari sistem kontrol yang tidak memerlukan informasi mengenai keadaan keluaran sistem. Ilustrasi diagram blok sistem kontrol loop terbuka ditunjukan melalui gambar berikut: 7

r Controller p Actuator Plant q Gambar 2.1 : Konfigurasi sistem kontrol loop terbuka Sistem kontrol loop tertutup merupakan konfigurasi rancangan sistem kontrol, dimana kondisi keluaran selalu diukur dan diumpanbalikan pada terminal input. Ilustrasi diagram blok sistem kontrol loop tertutup ditunjukan melalui gambar berikut: p Actuator r e = r-b Controller Plant q b Sensor Gambar 2.2 : Konfigurasi sistem kendali loop tertutup Merujuk pada kedua gambar diatas, setiap jenis sinyal yang bekerja pada konfigurasi diagram blok terdiri dari : sinyal input (r), sinyal kontrol (p), sinyal output (q) dan sinyal umpan balik (b). Pada prakteknya konfigurasi rancangan sistem kontrol yang sering digunakan adalah, konfigurasi sistem kontrol loop tertutup. 8

Konfigurasi rancangan sistem kontrol loop tertutup lebih tahan terhadap gangguan dibandingkan rancangan sistem kontrol loop terbuka. Hal ini terjadi karena pada rancangan sistem kontrol loop tertutup respon keluaran selalu diawasi sehingga dapat mengkompensasi sinyal kontrol (u) yang akan diberikan pada plant. Dengan demikian peluang ketercapaian untuk mencapai nilai set point relatif lebih besar dibandingkan konfigurasi rancangan sistem kontrol loop terbuka. 2.2 Implementasi Rancangan Sistem Kontrol Komponen-komponen penting yang membangun sebuah sistem kontrol loop tertutup terdiri atas : controller, aktuator, plant, dan transmitter. Masing-masing penjelasan mengenai komponen-komponen tersebut dijelaskan pada bab istilah dalam makalah ini. Dalam dunia nyata, implementasi perancangan sistem kontrol dapat berupa: sistem elektronik, sistem mekanik, dan sistem hydraulic. Pada pembahasan perancangan sistem kontrol yang sedang dikerjakan, sistem kontrol diimplementasikan melalui rancangan sistem elektronik. Implementasi rancangan sistem kontrol berkaitan dengan sifat fisis sinyal-sinyal input-output yang bekerja dalam komponen-komponen pembangun sistem kontrol. 2.2.1 Rancangan Sistem Kontrol Berbasis Komputer Implementasi perancangan sistem kontrol berbasis komputer tergolong dalam sistem elektronik. Keunikan dari sistem berbasis komputer ini adalah, data- 9

data proses pengukuran dan pengontrolan harus berupa data digital. Berikut ilustrasi rancangan sistem kontrol berbasis komputer : DAC Vq Actuator Dq Computer Plant Dt ADC Vt Sensor Gambar 2.3 : Konfigurasi sistem kontrol berbasis komputer Merujuk pada gambar 2.3, komputer berperan sebagai pusat pengolahan data digital. Pengolahan data digital yang dimaksud meliputi pengumpulan data-data dari transmitter dan manipulasi data untuk menghasilkan sinyal kontrol Dq. Informasi mengenai nilai variabel fisis dalam plant ditunjukan melalui data digital Dt. Data analog Vt dari sensor perlu diubah menjadi data digital Dt, setelah terlebih dahulu dikonversi menggunakan ADC (Analog to Digital Converter ). Demikan pula sebaliknya untuk menggerakan aktuator sinyal kontrol Dq perlu dikonversi menjadi data analog Vq menggunakan DAC ( Digital to Analog Converter). 2.2.2 Kualitas Data pada Rancangan Sistem Kontrol Berbasis Komputer Permasalahan yang muncul ketika menerapkan rancangan sistem kontrol berbasis komputer adalah kualitas data. Kualitas data yang dikirm dari sensor 10

bergantung dari resolusi penyamplingan ADC. Penjelasan mengenai penyamplingan data analog oleh ADC dijelaskan melalui ilustrasi berikut : Gambar 2.4 : Contoh penyamplingan oleh ADC 3 bit Merujuk pada gambar 2.4, dijelaskan bahwa banyaknya data analog yang disampling mengikuti perumusan berikut : Jumlah Data Sampling = 2 n 1 (2.1) Jika n menyatakan jumlah bit yang dipkai ADC, maka banyaknya data hasil penyamplingan sebanyak 7 buah data digital. Pada gambar 3.1, variasi nilai digital 3 bit ADC ditunjukan dengan kode 000 sampai 111. Setiap kode data digital hasil penyamplingan merepresentasikan data analog melalui hubungan matematis berikut : Data Analog = KodeDataDigital JumlahDataSampling xvref (2.2) Idealnya lebar tangga ( gambar 2.4) penyampling baik vertikal maupun horizontal adalah sama, lebar tangga tersebut direpresentasikan lewat nilai 1 LSB (Least 11

Significant Bit). Nilai 1 LSB menyatakan selang terkecil data analog yang bisa disampling. Sehingga resolusi dari ADC dapat ditentukan dengan memberikan nilai 1 sebagai kode data digital dalam persamaan 2.2. Resolusi nilai ADC inilah yang mempengaruhi kualitas data dalam perancangan sistem kontrol berbasis komputer. 2.3 Perancangan Sistem Kontrol Konvensional Prinsip dasar dari perancangan sistem kontrol konvensional diawali dengan analasis teoritik melalui pendekatan matematik terhadap sistem yang akan dibangun. Pendekatan matematik dilakukan untuk menciptakan rancangan sistem kontrol sesuai dengan hasil yang diharapkan dan hal tersebut berkaitan dengan kriteria performansi yang diinginkan. Berikut beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam perancangan sistem kontrol konvensional : 12

Gambar 2.5 : Alur proses perancangan sistem kontrol konvensional Beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam perancangan sistem kontrol adalah pemodelan sistem yang dikontrol. Kegagalan perancangan sistem kontrol banyak disebabkan oleh kesalahan dalam rangka memodelkan sistem. Dalam perancangan sistem kontrol konvensional model yang dihasilkan selalu berupa persamaan matematis. Lebih lanjut akan dibahas mengenai kelemahan pemodelan sistem melalui pendekatan matematis. 13

2.3.1 Karakteristik Sistem Pengenalan mengenai karakteristik sistem diperlukan untuk memberikan gambaran utuh mengenai sistem yang akan ditinjau dalam kaitan perancangan sistem kontrol. Model sistem yang pertama adalah model LTI (Linear Time Invariant). Model sistem tersebut menyatakan kondisi sistem dimana perubahan kondisi output akibat variasi kondisi input bersifat linier dan tak tergantung waktu. Penjelasan mengenai sistem linear secara umum dijelaskan melalui persamaan berikut: F( a + b) = F (a) + F (b) (2.3) Dalam model system non-linear persamaan diatas tidak berlaku, sehingga kelakuan sistemnya menjadi sukar diprediksi. Dengan demikian prinsip super posisi pejumlahan tidak dapat dilakukan pada sistem non-liear. Ciri khas dari sistem nonlinear adalah kompleksitas model matematis yang bersangkutan. Namun bagi kebanyakan sistem yang ada di dunia nyata bersifat non linear. 2.3.2 Pemodelan Matematik Sistem Kontrol Pendekatan matematik yang sering digunakan dalam memodelkan sebuah sistem kontrol ada dua. Pertama adalah metode fungsi transfer dan metode ruang keadaan. Namun terdapat persamaan pada kedua metode tersebut terhadap jenis sistem yang ditinjau, yaitu sistem harus berupa sistem linear. Pendekatan matematis mengenai sistem non-linear tak dapat dilakukan melalui dua pendekatan tadi. 14

Pada prakteknya analisis fungsi transfer diterapkan dengan cara menggunakan transformasi laplace, untuk setiap model sistem yang bergantung terhadap waktu. Tinjaulah sebuah sistem dengan fungsi karakteristik dinamik, seperti ilustrasi berikut : x(t) 2 d x m 2 dt y(t) Gambar 2.6 : Ilustrasi sebuah sistem dalam diagram blok Merujuk pada gambar 2.6, karakteristik sistem dapat ditentukan melalui hubungan input output berikut : G(s) = Y( s) X ( s) 2 = ms (2.3) Bentuk persamaan 2.3 dihasilkan setelah melaui transformasi laplace terhadap persamaan diffrensial orde-2 tersebut. Namun meskipun transformasi laplace berkerja sangat baik ketika menyederhanakan bentuk-bentuk persamaan diffrensial, tetap saja syarat mutlaknya adalah, persamaan matematiknya harus berupa persamaan linear. Dalam perancangan sistem kontrol konvensional tahapan melakukan pemodelan matematik terhadap sistem yang dikontrol merupakan suatu persyaratan mutlak. 2.4 Performansi Rancangan Sistem Kontrol Performansi dari sebuah sistem kontrol berkaitan dengan kinerja sistem yang dihasilkannya. Dalam rangka menentukan performansi suatu sistem, lebih 15

mudah jika menganalisis respon keluaran yang terjadi. Respon keluaran yang dimaksud disini adalah keadaan yang terjadi pada keluaran sistem untuk setiap periode waktu tertentu. Respon keluaran dari suatu sistem sangat dipengaruhi oleh jenis dan kondisi variabel input yang masuk pada masukan. Olehkarena itu dengan mengetahui respon keluaran suatu sistem, dapat dilakukan optimasi dari performansi sistem kontrol yang dibangun. Beberapa parameter yang digunakan sebagai kriteria penilaian performansi sebuah sistem kontrol adalah : error steady state, settling time, overshoot dan kestabilan. 2.4.1 Pengertian Error Steady State Penjelasan mengenai error diberikan untuk memberikan gambaran utuh tentang error steady state. Error diartikan sebagai selisih antara nilai set point dengan nilai aktual. Perumusan matematiknya dijelaskan melalui persamaan berikut. E(t) = r C(t) (2.3) dimana, r ; adalah nilai set point C(t) ; adalah nilai aktual hasil pengukuran, berubah terhadap waktu E(t) ; adalah error nilai set point, berubah terhadap waktu t; adalah waktu Error steady state terjadi ketika keadaan sistem sudah tunak (steady) atau dengan merujuk persamaan 2.3, keadaan tersebut terjadi ketika waktu t menuju tak 16

berhingga. Dengan demikian error steady state merupakan nilai error dimana keadaan keluaran sudah tidak berubah lagi terhadap waktu. 2.4.2 Pengertian Overshoot dan settling time Kadangkala nilai set point yang diberikan berubah menjadi nilai set point yang baru. Hal ini disebabkan adanya gangguan yang tidak bisa diprediksi dan berpengaruh pada kinerja sistem kontrol secara keseluruhan. Karakteristik perubahan keadaan sistem saat dipengaruhi oleh gangguan disebut dengan respon transien sistem kontrol. Penjelasan mengenai respon transient dijelaskan melalui ilustrasi berikut : C(t) Overshoot e max r t D t Gambar 2.5: Respon transient sistem kontrol terhadap gangguan Pada gambar 2.5 terlihat bahwa terdapat perubahan sistem sehingga dihasil error sebesar e max. Namun setelah selang waktu t D sistem kembali pada posisi awal, yaitu nilai set pointnya. Waktu yang dibutuhkan bagi sistem kontrol untuk kembali kepada nilai set point disebut dengan settling time, dengan kata lain delay atau t D merupakan settling time. 17

Overshoot merupakan nilai yang dicapai sistem kontrol ketika pertama kali mencapai nilai set point, dan selalu lebih besar dari nilai set point. Secara logika sistem kontrol yang baik selalu memiliki settling time minimum, namun hal ini tidak selalu benar karena mungkin settling time minimum akan menyebabkan overshoot. 2.4.3 Kestabilan Sistem Permasalahan utama yang sering dijadikan bahasan utama dalam sistem kontrol adalah kestabilan sistem. Secara kualitatif kestabilan sistem dijelaskan melalui ilustrasi berikut : C(t) r Stabil Tidak Stabil t Gambar 2.6 : Kestabilan sistem kontrol selama proses Beberapa pendekatan matematik yang sering dipakai dalam analisis kestabilan sistem adalah : metode root locus, metode pole placement, dan metode lypunov. Namun analisis kestabilan sistem melalui pendekatan matematik tersebut hanya bisa dilakukan pada sistem linear. 18

2.4.4 Keteramatan dan keterkontrolan Sistem dikatakan dapat diamati jika untuk setiap waktu t, variabel keadaan sistem yang dikontrol dapat terukur dengan baik. Sistem dikatakan dapat dikontrol jika untuk setiap waktu t terdapat respon keluaran yang disebabkan oleh variasi nilai masukan. Istilah keteramatan dan keterkontrolan tersebut penting untuk memeriksa keadaan sistem yang akan dikontrol, sebelum dilakukan perancangan sistem. 19

20