DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #3_INTERAKSI MANUSIA MESIN ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
Interaksi Manusia Mesin ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA

#9_WORK SAMPLING ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA

KONSEP DASAR SISTEM, INFORMASI dan MANAJEMEN ABDILLAH MUNDIR, SE, MM

KONSEP SISTEM INFORMASI

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL SISTEM MANUSIA MESIN

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB 13 SISTEM INFORMASI

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development)

BAB VI LINE BALANCING

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

Parno, SKom., MMSI Universitas Gunadarma. Personal Khusus Tugas

TATA LETAK PABRIK KULIAH 8: PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN PERANCANGAN STASIUN KERJA

Outline. Definisi Komputer Pengolahan Data Elektronik Siklus Pengolahan Data Sistem Komputer Kelemahan Komputer Cara Menguasai Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

III. METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 1

Konsep SISTEM OPERASI. Pengenalan Sistem Operasi

STRUKTUR CPU. Arsitektur Komputer

ERGONOMI MAKRO. Nilda Tri Putri, Ph.D. Program Pasca Sarjana Teknik Industri Universitas Andalas

Teknik Informatika S1

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Struktur Fungsi CPU. Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 03 --

CONTOH DATA FLOW DIAGRAM SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNTUK REGISTRASI SISWA BARU DAN PEMBELAJARAN

Dosen. Utami Dewi Widianti

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB 2 LANDASAN TEORI

Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi

Sistem, Sub Sistem dan Supra Sistem

Analisa Sistem Dan Desain

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

5/12/2014. Plant PLANT

TINJAUAN MENYELURUH SIA. Oleh : Diana Rahmawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPERATION RESEARCH-1

Hal : 1

PENGERTIAN SISTEM DAN ANALISIS SISTEM

ERGONOMI & APK - I KULIAH 7: PETA KERJA (LANJUTAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. barang, jaringan jalan raya, atau dalam masalah komputasi yaitu jaringan penjadwalan.

Memahami dan menguasai konsep sistem informasi, Dapat menjelaskan peranan informasi dalam suatu organisasi, Struktur dari suatu sistem informasi,

Definisi Sistem Suartini Bambang Kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen yang berkaitan untuk berinteraksi satu sama lain dalam rangka menciptakan ha

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Sistem Operasi. Teknologi Informasi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

IF5110 Teori Komputasi. Teori Kompleksitas. (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Magister Informatika STEI-ITB

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

KONSEP INFORMASI. Chairul Furqon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TI 1 SISTEM INFORMASI TUGAS SIBI 1 DI SUSUN OLEH : ADE MAS BAGUS ( ), FANDY ADITYA SOEPRIADI( ), TEKNIK INFORMATIKA Kelompok 1

Tujuan Pada akhir sesi, diharapkan peserta dapat: 1. Mengidentifikasikan perbedaan komponen pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Konsep Sistem Informasi (TIF 1205)

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

Indah Dwi Mumpuni, S.Kom, MM

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

1. SUDUT PANDANG PENGGUNA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB IV PROSES BIRTH-DEATH DAN APLIKASINYA DALAM SISTEM ANTRIAN. Kebanyakan sistem antrian dimodelkan menggunakan interarrival times dan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab III. Landasan Teori

BAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI P E N G A N T A R T E K N O L O G I I N F O R M A S I ( T I F )

Transkripsi:

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #3_INTERAKSI MANUSIA MESIN ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

O U T L I N E Sistem Manusia Mesin Synchronous Servicing Completely Random Servicing Combination Servicing

Manusia vs Mesin Kecepatan Kekuatan Keseragaman Memory Lambat Kecil, terbatas, berubah-ubah Tidak dapat diandalkan, perlu di-monitor Mengingat segala macam, persepsi, dasar & strategis Cepat Dapat diatur dengan baik, bisa diperbesar, tetap Seragam / standar, cocok untuk pekerjaan massal Sesuai perintah, jangka panjang / jangka pendek Berpikir Induktif baik Deduktif baik Kalkulasi Overload Kepintaran Lambat, mungkin ada error, kemampuan koreksi Degradasi, kemampuan turun perlahan Kemampuan adaptasi, meramal, menganalisa Cepat, tepat, tidak ada koreksi Kerusakan tiba-tiba Keputusan Ya/Tidak sesuai program

SISTEM MANUSIA MESIN Kombinasi 1 atau beberapa manusia dengan 1 atau beberapa mesin yang saling berinteraksi untuk menghasilkan output berdasarkan input tertentu.

MESIN semua objek fisik termasuk peralatan, perlengkapan, fasilitas & benda-benda yang digunakan manusia dalam melakukan pekerjaannya

Man Machine Interface MAN MACHINE PERCEPTION & CONTROL

Simple Ergo System H e e H M H M = Human = Machine e = Environment

Complex Ergo System e e M M M H M H H M H H H M = Human = Machine e = Environment

PERFORMING TASK ENVIRONMENT Heat/Cold, Noise, Lighting, Vibration, etc INPUT Hardware Display Control, Machine, Equipment, etc Firmware Software-Loaded Hardware for Proper Identification TASK Human Operator Age, Sex, Education, Experience, etc Software Man, Manuals, Information, etc OUTPUT Feedback

Model Hubungan Manusia - Mesin Manual Semi-Otomatis Otomatis

M A N U A L (Human) INPUT Sensing Information Storage Processing Action OUTPUT Feedback

Display Control Mechanism SEMI - OTOMATIS (Human) INPUT Sensing Information Storage Action Process Processing Feedback OUTPUT

Display Control mechanism O T O M A T I S (Machine) INPUT Sensing Information Storage Action Process OUTPUT Processing Human ( Monitor) Feed back

M EC H A N I S M S Recording display : memberi informasi tentang progress dari proses kerja yang berlangsung ( kinerja mesin ) Perception : operator yang menyerap / menangkap informasi dari display secara visual Interpretation Decision : menginterpretasikan dan mengartikan informasi yang masuk dan selanjutnya membuat keputusan Handing of Controls : mengkomunikasikan keputusan yang diambil ke sub-sistem mesin melalui rancangan mekanisme kendali Control Display : memberikan petunjuk kepada operator hasil dari keputusan dan tindakannya. Selanjutnya mesin akan membawa ke dalam bentuk aktivitas kerja

ANALISA SISTEM MANUSIA - MESIN KUALITATIF : Peta Manusia - Mesin ( Man - Machine Process Chart ) Menentukan berapa jumlah mesin / fasilitas kerja yang bisa dioperasikan oleh seorang operator. Sederhana, praktis dan cepat. Kendala : Ketelitian dalam menggambar peta manusia-mesin KUANTITATIF : Pengembangan model matematis. Lebih teliti, akurat, dan memasukkan variabel biaya dalam proses analisanya.

Analisa Kualitatif Manusia - Mesin Synchronous Servicing Completely Random Servicing Combination Servicing

Synchronous Servicing Kondisi kerja ideal Operator dan mesin bekerja secara penuh dalam siklus waktu yang tersedia. Operator lebih sering berada dalam kondisi idle, sehingga untuk itu bisa dibebani kerja dengan melayani operasi mesin yang kedua, ketiga, dst-nya.

Synchronous Servicing 1 operator menangani >1 mesin DALAM KONDISI IDEAL SINKRON. Formulasi : N machinetime operatortime L m L Dimana : N = mesin yang harus dilayani (unit mesin) L = total operator servicing time (loading & unloading) (jam) m = total machining time (jam)

Synchronous Servicing m/c # 1 S t Cycle time - C t S t m/c # 2 S t C t S t m/c # 3 S t C t S t m/c # 4 S t C t S t m/c # 5 S t C t S t S t = L = service time (loading & unloading); C t = m = cycle time atau machining time

Synchronous Servicing Kondisi ideal sulit untuk bisa dicapai; bilamana N > 5 atau N < 5 (dari contoh) maka akan dijumpai situasi adanya idle atau delay yang bisa terjadi pada mesin atau operator. Kondisi idle atau delay bisa terjadi manakala nilai N dari perhitungan akan menghasilkan bilangan pecahan; sedangkan banyaknya mesin yang harus dioperasikan merupakan bilangan bulat. Pertimbangan manakah yang sebaiknya idle? (Idle machine or idle operator?) Formulasi perhitungan jumlah mesin yang dioperasikan oleh seorang operator perlu modifikasi dengan memperhitungkan waktu (w) yang diperlukan oleh operator untuk bergerak-pindah dari satu mesin menuju ke mesin berikutnya. Pada formulasi terdahulu, dalam kondisi yang ideal waktu (w) dianggap = NOL (?)

Synchronous Servicing Dengan memperhitungkan waktu bergerak-pindahnya operator (w); maka jumlah mesin yang harus dilayani bisa dihitung dengan formulasi baru sbb : L N L m w Nilai N merupakan bilangan bulat. Bilamana dijumpai nilai N merupakan bilangan pecah misalkan N = 4.57); maka perlu untuk dibulatkan kebawah (N 1 = 4) atau dibulatkan keatas (N 2 = N 1 + 1 = 5). Untuk menetapkan berapa jumlah mesin yang seharusnya dioperasikan oleh seorang operator dapat ditetapkan berdasarkan pertimbangan (analisa biaya) yang didasarkan pada The Expected Cost (TEC) yang paling ekonomis dilihat dari aspek idle/delay costs yang terjadi pada mesin atau operator.

The Expected Cost The Expected Cost : C M = machining cost (Rp/jam/mesin) C O = operator cost (Rp/jam/operator) N1 = idle mesin ( ), waktu siklus waktu siklus mesin N2 = idle operator ( ), waktu siklus waktu siklus operator TEC N1 (L m)(co N 1 N.C 1 M ) TEC N2 (L w)(c O N.C 2 M ) Keputusan : Pilih jumlah mesin yang memberikan nilai TEC terkecil TEC N1 < TEC N2 Pilih N 1 ; TEC N1 >TEC N2 Pilih N 2

Let s Try!

Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator, bilamana diketahui : Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan loading & unloading adalah 1,41 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk operator bergerak berpindah dari satu mesin ke mesin lainnya 0,08 menit. Waktu permesinan 4,34 menit. Biaya operator Rp. 8500 / jam/operator. Biaya operasi mesin Rp. 15000 / jam/mesin. LATIHAN SOAL

N L L m w 1,41 1,41 N1 = 3 ; N2 = 4 TEC TEC N1 N2 (L m)(co N 1 4,34 0,08 N.C 3,86 (5,75/60)(8500 3x15000) 3 Rp.1.709 (L w)(c O (1,49/60)(8500 4x15000) Rp.1.701 1 N.C 2 M M ) ) J A W A B A N

Completely Random Servicing Diaplikasikan untuk menghadapi kondisi : Kapan suatu fasilitas kerja memerlukan pelayanan operator TIDAK DIKETAHUI; Berapa lama pelayanan terhadap fasilitas kerja tersebut harus berlangsung juga TIDAK DIKETAHUI. Mesin dapat berhenti (down) karena: Siklus kerja selesai (dan ada proses loading atau unloading yang dilakukan oleh operator). Mesin rusak sehingga operator harus melakukan perbaikan (maintenance services)

Completely Random Servicing Probabilitas mesin down (memerlukan pelayanan operator) : 0, 1, 2, 3 n (n relatif kecil). Kapan pelayanan dikehendaki dan berapa lama waktu pelayanan (service) bersifat acak (random). Pendekatan Distribusi Binomial digunakan untuk penyelesaiannya. Di-ASUMSI-kan bahwa mesin akan down / idle secara random selama siklus kerja berlangsung p = probability of running time q = probability of down/idle time p + q = 1

Binomial Distribution Teorema Ekspansi Binomial n n 1 n 2 n 2 n x n x n qp q p... q p... q n n (p q) p 1 2 x Proporsi waktu mesin yang hilang (d): Totaljamkerjamesinyanghilang 100% Totaljamkerjamesin Jika prosentase jam yang hilang 10% maka dapat dikatakan bahwa penugasan sudah baik. Sedangkan bila prosentase jam mesin yang hilang terlalu besar, maka dapat ditambah operator yang menangani mesin down.

C O N T O H Tentukan porsi minimal dari waktu permesinan yang akan hilang untuk pengoperasian 3 (tiga) mesin yang harus dilayani oleh seorang operator bila diketahui : Rata-rata running time = 60% Rata-rata operator attention time = 40% (irregular intervals).

Perhitungan Distribusi Binomial Kemungkinan (probabilitas) adanya mesin running (p) dan down/idle (q) untuk 3 mesin yang harus dilayani oleh seorang operator dapat ditunjukkan sebagai berikut : (p + q) n = (p + q) 3 = p 3 + 3p 2 q + 3pq 2 + q 3 = (0.60) 3 + 3(0.60) 2 (0.40) + 3(0.60)(0.40) 2 + (0.40) 3 = (0.216) + (0.432) + (0.288) + (0.064)

Tree Diagram Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Probabilitas R = 0.60 R = 0.60 D = 0.40 R = 0.60 (0.60)(0.60)(0.60) = 0.216 D = 0.40 (0.60)(0.60)(0.40) = 0.144 R = 0.60 (0.60)(0.40)(0.60) = 0.144 D = 0.40 (0.60)(0.40)(0.40) = 0.096 D = 0.40 R = 0.60 D = 0.40 R = 0.60 (0.40)(0.60)(0.60) = 0.144 D = 0.40 (0.40)(0.60)(0.40) = 0.096 R = 0.60 (0.40)(0.40)(0.60) = 0.096 D = 0.40 (0.40)(0.40)(0.40) = 0.064 1.000

Proporsi Waktu Hilang Dari perhitungan tersebut diatas, maka proporsi waktu mesin down/idle bisa ditentukan. Waktu yang hilang untuk melayani 3 mesin dapat dihitung sebagai berikut: # mesin down/idle Probability Jam mesin yang hilang karena 1 operator Jam mesin yang hilang karena 2 operator 0 0.216 0 0 1 0.432 0 *) 0 2 0.288 (1)(0.288)(8) = 2.304 0 3 0.064 (2)(0.064)(8) = 1.024 (1)(0.064)(8) = 0.512 *) Karena hanya 1 (satu) mesin yang down maka operator dapat melayani mesin tersebut, sehingga secara keseluruhan tidak ada mesin yang down/ idle. Proporsi waktu permesinan yang hilang karena hanya 1 (orang) operator saja yang ditugaskan melayani 3 (tiga) mesin = (2.304 + 1.024) x 100% = 13.9% 3 x 8

The Expected Cost Asumsi : Biaya operator = Rp 10.000/jam Biaya permesinan = Rp 80.000/jam Output produksi = 250 unit/jam Untuk 1 operator : Produksi selama 8 jam = (24 3,328) x 250 = 5168 unit Biaya selama 8 jam = (10000 x 8) + (80000 x 3 x 8) = Rp 2.000.000 Biaya per unit = 2000000 / 5168 = Rp 386,9 Untuk 2 operator : Produksi selama 8 jam = (24 0,512) x 250 = 5872 unit Biaya selama 8 jam = (10000 x 8 x 2) + (80000 x 3 x 8) = Rp 2.080.000 Biaya per unit = 2080000 / 5872 = Rp 354,2 Untuk 3 operator : Produksi selama 8 jam = (24 0) x 120 = 6000 unit Biaya selama 8 jam = (10000 x 8 x 3) + (80000 x 3 x 8) = Rp 2.160.000 Biaya per unit = 2160000 / 6000 = Rp 360

Let s Try!

Tentukan minimum prosentase dari waktu permesinan yang akan hilang dan jumlah operator optimum untuk menangani 4 (empat) mesin, bila rata-rata running time 70% dan rata-rata operator attention time sebesar 30%. Asumsi : Biaya tenaga kerja langsung : Rp 12.500/jam Biaya permesinan : Rp 85.000/jam Output produksi : 300 unit/jam LATIHAN SOAL

Combination Servicing Servicing Time Constant Machine Down Time Random Sebuah tipikal umum dari sistem manusia mesin. Problem teori antrian (Queuing Theory) yang bisa dijumpai cara penyelesaiannya dalam OR (Operation Research)

The best way to predict the future is to invent it - Alan Kay -