HEPATITIS, CHOLESTASIS, GER. dr. Tien Budi Febriani, M.Sc., Sp.A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB II TINJUAN PUSTAKA

HEPATITIS DR.H.A.HAMID HASAN INTERNA FK.UNMAL

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas

TATALAKSANA SKISTOSOMIASIS. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di

SIROSIS HEPATIS R E J O

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

Etiology dan Faktor Resiko

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gastrointestinal Disorder in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

a. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

Perencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode

LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI

SAKIT PERUT PADA ANAK

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ATRESIA BILIARIS RISTA D SOETIKNO

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS H.Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

ABSTRAK PATOGENESIS DAN PROGRESIVITAS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) OLEH KAFEIN DALAM KOPI

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dibatasi pada pemeriksaan HBsAg strip test pada perawat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

Etiologi Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Congenital rubella syndrome (CRS) adalah kumpulan kelainan kongenital yang

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

TUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi yang belum sempurna. Mulut bayi masih pendek, licin, dan

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

c. Trigliserid ^ 165 mg/dl

Jurnal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Rubella

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).

Mengenal Hepatitis C dan B. Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B.

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

riwayat personal-sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

DEFENISI Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilang nya

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

BAB 1 PENDAHULUAN. di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. 1,2 Kolelitiasis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VHB (Virus Hepatitis B) termasuk dalam anggota famili Hepadnavirus

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

BAB I PENDAHULUAN. Insiden penyakit ini masih relatif tinggi di Indonesia dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

HEPATITIS, CHOLESTASIS, GER dr. Tien Budi Febriani, M.Sc., Sp.A

HEPATITIS

Penyakit hati kronik akibat Infeksi HBV

EPIDEMIOLOGI > 1/3 populasi dunia pernah terinfeksi HBV 520.000 meninggal tiap tahun (50.000 karena hepatitis akut dan 470.000 karena sirosis dan karsinoma hepatoseluler) Epidemiologi tergantung usia, lokasi geografis, cara penularan Daerah dengan prevalensi tinggi mengakibatkan hepatitis neonatal Indonesia termasuk endemis sedang-tinggi

Estimasi pada Infeksi HBV Kronik sebelum vaksinasi masa anak Bayi 18% Anak 18% Dewasa 59% Remaja 6% 5

PENULARAN HORIZONTAL Virus Hepatitis B tidak memiliki reservoir di lingkungan, manusia target infeksi utama Cara penularan: parenteral, perkutan, transmukosa Cairan tubuh yang mengandung HBV: darah, saliva, sekret nasofaring, semen, cairan vagina

PENULARAN VERTIKAL Cara penularan utama di negara endemis tinggi Risiko penularan: * Ibu HBeAg + : 70-90% * Ibu HBsAg + dengan HBeAg - : 10-67% Bayi yang terinfeksi HBV secara vertikal 90% akan menjadi hepatitis B kronis

Akibat Infeksi HBV pada Bayi-Anak 90% bayi dan 30% anak <5 tahun yang terinfeksi HBV akan menjadi HBV kronik 25% HBV kronik akan meninggal

Perjalanan alamiah Infeksi perinatal: Asimptomatik Akan menjadi kronis (90% kasus) Infeksi dewasa: 30% ikterus 0,1-0,5% menjadi fulminan 95% sembuh dengan HBsAg & anti HBsAg +

GEJALA KLINIS Bayi yang mendapat penularan vertikal biasanya asimptomatis Masa inkubasi 28-180 hari Gejala prodromal: demam, anoreksia, fatigue, malaise, dan nausea Setelah 1-2 minggu gejala prodromal hilang diikuti dengan gejala khas hepatitis, ikterus dan hepatosplenomegali

Diagnosis Hepatitis B Biokimiawi Serologi Virologi Histologi

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Fase akut: kadar SGOT dan SGPT meningkat, bisa sampai > 1000 IU/L HBsAg penanda serologis awal pasca infeksi HBsAg timbul 4 minggu sebelum manifestasi gejala klinis HBeAg menunjukkan replikasi virus dan kondisi infeksius HBeAg meningkat dan menurun hampir bersamaan dengan HBsAg

Efikasi Vaksin Hepatitis B 40% bayi dengan ibu HbSAg+ menjadi kronik Imunopropilaksis: - Vaksin hepatitis B - Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) 85-95% efektif menjaga transmisi vertikal HBV 70-90% bayi dengan vaksin HB saja

IMUNIPROFILAKSIS AKTIF Vaksin hepatitis B 90-100% bayi dengan vaksinasi dasar akan memiliki kadar anti-hbs yang protektif dan terlindung dari infeksi HBV Respon imun bayi prematur lebih rendah dari bayi cukup bulan Rekomendasi AAP bayi prematur dengan ibu HBsAg tunda pemberian sampai usia 2 bulan atau bila berat mencapai 2000 gram

IMUNIPROFILAKSIS AKTIF Vaksin Hepatitis B efektif pada pencegahan penularan masa perinatal dari ibu ke bayi Pemberian vaksin HB0 dan HBIg dalam waktu 12-24 jam setelah lahir, diikuti vaksin HB1, HB2 sesuai jadwal, 89-98% efektif mencegah infeksi HBV akut dan kronik

Pencegahan Penularan Hepatitis B di Indonesia Vaksinasi 0 hari tanpa melihat status HBsAg ibu

GASTROESOPHAGEAL REFLUKS

ISTILAH-ISTILAH Muntah : pengeluaran dari isi lambung ke rongga mulut yang disertai dengan kekuatan (forceful) akibat kontraksi otot perut, dinding dada& diafragma pada saat yang bersamaan dengan kontraksi pilorus &terbukanya kardia lambung. Gastroesophageal reflux (GER) : pasase isi lambung ke dalam esofagus. Gastroesophageal reflux disease (GERD) : gejala atau komplikasi akibat GER. Regurgitasi : pengeluaran isi lambung yang mengalami refluks ke orofaring dan mulut tanpa disertai kekuatan (effortless).

GER : pasase isi lambung ke esofagus GERD : gejala atau komplikasi akibat GER Regurgitasi : pengeluaran isi lambung yang refluks ke orofaring dan mulut tanpa disertai kekuatan Biasanya usia 1-4 bulan dan membaik setelah usia 4-6 bulan

Anatomi

PATOFISIOLOGI REFLUKS Fisiologis : dialami normal semua individu sehat Patologis atau simtomatik : terjadi apabila frekuensi dan intensitas meningkat sehingga menimbulkan gejala dan komplikasi

Gejala Klinis GER Seringkali tidak dirasakan karena refluks terbatas pada distal esofagus, tidak sampai regurgitasi ke mulut Bayi dapat mengalami regurgitasi setelah minum Beberapa bayi dan anak berusaha untuk secara aktif mengeluarkan isi lambung yang terasa tidak enak di mulut nampak seperti muntah orang tua secara rancu melaporkan gejala regurgitasi sebagai muntah

Gejala esofageal pada GERD Disebabkan oleh esofagitis Gejala klasik : nyeri epigastrium sampai dengan dada (heartburn), leher, dan kadangkadang menjalar ke punggung Pada bayi : postur abnormal akibat nyeri esofagus kepala yang menengok ke satu sisi, disertai badan yang melengkung ke belakang Gejala lain: iritabel, sering menguap, cegukan, mengecap-ngecap

Gejala ekstraesofageal pada GERD Umumnya berupa gangguan sistem pernapasan yang terjadi karena: Mikroaspirasi isi lambung ke dalam struktur ekstraesofageal Rangsangan refleks vagal yang menginervasi esofagus, laring, dan struktur bronkopulmoner

DIAGNOSIS Anamnesis sangat penting dalam diagnosis Perlu ditanyakan: Riwayat makanan: jumlah dan frekuensi pemberian minum/makan kemungkinan terjadinya refluks karena overfeeding Heartburn, disfagia, odinofagia tanda GERD Riwayat psikososial

Anamnesis Pola regurgitasi : frekuensi, waktu-waktu terjadinya regurgitasi, disertai dengan muntah (nyemprot atau tidak) menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain. Riwayat kelahiran Prematur lebih sering menderita GER karena tonus LES yang lebih rendah dan lebih sering menggunakan obat-obatan dari golongan xantin yang dapat menurunkan tonus LES. Gejala lain yang menyertai Mencari komplikasi: sesak, mengi, hematemesis

Pemeriksaan fisik Tidak khas Cari: Gagal tumbuh Malnutrisi Anemia Kelainan saluran napas Komplikasi

Pemeriksaan penunjang Tidak diperlukan pada GER fisiologis Belum ada baku emas Foto kontras abdomen untuk menyingkirkan kelainan anatomis, pemeriksaan ini tidak sensitif dan spesifik. Sensitivitas 31-86% dan Spesivitas 21-83% dibanding monitoring ph

lanjutan Endoskopi dan biopsi untuk melihat mukosa lambung dan pengambilan spesimen PA Namun kurang berguna pada masa neonatus, karena belum timbul esofagitis Dapat untuk mendiagnosis esofagitis, striktur, dan metaplasi esofagus

Terapi Konservatif: Thickening milk Positioning: pada bayi posisi prone-namun dapat menyebabkan risiko SIDS, elevasi posisi kepala 30ᵒ saat terlentang TIDAK terbukti mengurangi refluks. Anak usia > 1 tahun posisi miring ke kiri & meninggikan kepala Perubahan pola hidup menghindari makanan/minuman tertentu yang dapat memperberat refluks, jangan mengunyah permen karet, hindari pakaian ketat dan obesitas Farmakologis Bedah

TERAPI FARMAKOLOGIS Supresi asam - H2 reseptor antagonis - PPI Prokinetik - Cisapride, hati-hati aritmia jantung - Metoclopramide, efek samping besar - Domperidone, efikasi dipertanyakan Sukralfat

CHOLESTASIS

KRITERIA Peningkatan kadar bilirubin direk > 1mg/dl bila bilirubin total < 5mg/dl atau Peningkatan bilirubin direk > 20% dari bilirubin total, bila kadar bilirubin total > 5mg/dl Feses acholic Urin gelap/seperti teh

EPIDEMIOLOGI Insidensi 1:2500 kelahiran hidup Penyebabnya sangat beragam Tersering atresia biliaris ekstrahepatik, lebih dari 33%

ETIOLOGI EKSTRAHEPATIK Atresia biliaris ekstrahepatik Kista duktus koledokus Stenosis duktus biliaris Sludge atau batu atau kolelitiasis

INTRAHEPATIK Sindrom hepatitis neonatal Infeksi *virus-rubela, CMV, herpes simpleks, virus hepatotropik **bacterial: sepsis, ISK ***parasit: toksoplasma Kelainan metabolik - gangguan metabolism karbohidrat, asam amino, lipid - gangguan endokrin-tiroid kelainan toksik: obat-obatan, nutrisi parenteral

ANAMNESIS Riwayat kehamilan dan persalinan, untuk mencari kemungkinan infeksi (infeksi TORCH, Hepatitis pada ibu) Riwayat keluarga, bila ada yang denga penyakit serupa berarti suatu kelainan genetik/metabolik Toksin/obat-obatan Riwayat makan, kemungkinan kelainan metabolik Riwayat penggunaan nutrisi parenteral total

PEMERIKSAAN FISIK Facies dismorfik: pada sindrom Alagille Mata: katarak kongenital, chorioretinitis pada infeksi TORCH, posterior embryotoxon pada sindrom Alagille Thoraks: bising jantung pada sindrom Alagille dan atresia biliaris Abdomen: hepar (sirosis?), lien, ascites, vena kolateral (hipertensi portal Kulit: ikterus, spider angioma, edema

TERIMAKASIH