BAB I PENDAHULUAN. BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium dari Rp 4500

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. harga BBM dari Rp 4500,- per liter menjadi Rp 6.000,- per liter. Pemerintah memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dapat memiliki gambaran mengenai resiko-resiko yang akan terjadi di pasar modal atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penghimpunan dana selain perbankan dan pasar modal dapat menyediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, harus dilakukan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kenaikan BBM akan mempengaruhi perekonomian Indonesia karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya saham dari suatu emiten relative bisa di kontrol daripada deposito dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

BAB 1. PENDAHULUAN. Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahanperubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return yang. pengaruh inflasi. (Eduardus Tandelilin, 2001:6)

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai suatu harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2011).

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya. manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan daya otot,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada penelitian ini digunakan metode event study untuk menguji reaksi

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

KATA PENGANTAR. PERISTIWA POLITIK DALAM NEGERI (Event Study : Pada. Peristiwa Mundurnya Sri Mulyani Indrawati Sebagai Menteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

: Fanzi Nalar Prasetia NPM : Jurusan : Manajemen : Dr. Bambang Gunawan Hardianto

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor energi memiliki peran penting dalam pembangunan. Sumbersumber

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan periode pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengaruh Likuiditas Saham dan Pertumbuhan Penjualan Produk Terhadap Harga

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investor memiliki gambaran mengenai resiko dan expected return atas. dana yang telah atau akan diinvestasikan.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terhitung mulai tanggal 22 Juni 2013, pemerintah menetapkan kenaikan tarif BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium dari Rp 4500 menjadi Rp 6500 perliter (naik 44,44%) dan solar dari Rp 4500 menjadi Rp 5500 per liter (naik 22,22%). Kenaikan ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian harga eceran BBM subsidi terhadap ketentuan pasal 4,5,6 Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2012 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013. Kenaikan tarif BBM ini dipicu oleh meningkatnya harga minyak mentah dunia yang kemudian mengakibatkan defisit neraca pembayaran Indonesia. Untuk itu, dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengupayakan penurunan subsidi BBM melalui peningkatan harga jual BBM (Budiartie, 2013). Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama bulan Juni 2013, berdasarkan perhitungan ICP mencapai US$ 99,97 per barel atau naik US$ 0,96 per barel dibanding bulan Mei 2013 yang mencapai US$ 99,01 per barel. Sementara itu, defisit neraca pembayaran sepanjang semester pertama di tahun 2013 adalah sebesar US$ 24,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh tingginya impor minyak dan gas bumi (migas), seiring meningkatnya harga minyak mentah dan tingginya permintaan subsidi BBM. (Jefriando, 2013). 1

BAB I PENDAHULUAN 2 BBM memiliki peran vital dalam menjalani aktivitas ekonomi dan bisnis, yakni bahan bakar penunjang aktivitas transportasi maupun produksi yang digunakan baik untuk kepentingan masyarakat secara individu maupun untuk kepentingan bisnis. Dengan adanya kenaikan tarif BBM ini tentunya akan memperbesar beban hidup masyarakat dan beban produksi dalam aktivitas bisnis. Dengan meningkatnya biaya produksi diprediksikan harga jual produk pun akan mengalami kenaikan, dan selanjutnya akan mendorong laju inflasi (Handoko dan Susilo, 2000). Aktivitas suatu sektor dalam perekonomian tidak terlepas dengan sektorsektor perekonomian lainnya, sehingga kebijakan yang berkaitan langsung dengan sektor tersebut akan berimbas pada perekonomian secara makro (Purwoko dan Hengky, 1997). Demikian pula penurunan subsidi BBM yang berpengaruh langsung pada sektor transportasi dan sektor industri, pada akhirnya juga akan berdampak pada sektor-sektor lain dalam perekonomian (Susilo, 2002). Bila dilihat dari perspektif investasi, penetapan kenaikan tarif BBM oleh pemerintah memungkinkan berdampak pada pasar modal. Mengingat minyak berfungsi sebagai bahan bakar dan bahan proses produksi bagi industri, maka kenaikan harga minyak menyebabkan beban biaya produksi bagi industri sehingga akan melemahkan aspek fundamental perusahaan. Dampaknya harga saham perusahaan akan cenderung mengalami penurunan (Wahyudi, 2004). Menjelang ditetapkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di tahun 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I tercatat melemah 141,41 poin atau 2,94 persen menjadi 4.665,24. Sebanyak lima saham dari 10 besar saham, menjadi penahan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date. Lima saham yang tercatat paling menahan kinerja IHSG, yaitu PT

BAB I PENDAHULUAN 3 Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan harga saham terkoreksi 50,30% dan menyumbang 26,2 poin terhadap koreksi IHSG, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan kontribusi koreksi 13,7 poin, PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 9,6 poin, PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 9,4 poin dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar 7,7 poin. Empat dari lima saham perusahaan tersebut berasal dari sektor pertambangan, sementara PT. United Tractors Tbk. merupakan perusahaan penyedia alat berat yang ditunjang oleh permintaan dari usaha pertambangan (Susilo dan Iman, 2013). Oleh sebab itu saham dari sektor pertambangan diprediksi masih menjadi saham dengan kinerja tertinggal (laggard stock) dan akan menjadi penahan kenaikan IHSG karena ekspektasi pelaku pasar terhadap harga komoditas dunia masih negatif, sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global (Supriyatna, 2013). Hal inilah yang mendasari dipilihnya objek penelitian sektor pertambangan karena sektor pertambangan merupakan sektor yang bereaksi cukup besar menjelang kenaikan tarif BBM. Untuk melihat reaksi pasar akibat terjadinya suatu peristiwa, dapat dilakukan dengan mengamati perubahan harga saham yang diukur dengan adanya abnormal return. Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Jika tedapat abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi yang kemudian akan memberikan abnormal return kepada pasar (Jogiyanto, 2003). Selain menggunakan abnormal return, reaksi pasar modal akibat suatu peristiwa juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas perdagangan di pasar (trading volume activity). Menurut Suryawijaya dan Setiawan (1998), Trading

BAB I PENDAHULUAN 4 Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Para investor juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia,T dan Swaminathan,B, 2000). Oleh sebab itu, penulis ingin mengkaji lebih dalam kaitan antara perubahan abnormal return dan trading volume activity di BEI pada sektor pertambangan dengan adanya peristiwa kenaikan tarif BBM 22 Juni 2013. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menelitinya lebih lanjut dengan mengambil judul penelitian Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Saham- Saham Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah ke dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu: a. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah penetapan kebijakan kenaikan tarif BBM pada 22 Juni 2013 pada saham-saham sektor pertambangan yang listing di BEI? b. Apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah penetapan kebijakan kenaikan tarif BBM pada 22 Juni 2013 pada saham-saham sektor pertambangan yang listing di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui reaksi pasar modal, sektorpertambangan terhadap terjadinya kenaikan tarif BBM 22 Juni 2013. Reaksi

BAB I PENDAHULUAN 5 pasar modal tersebut ditinjau dari dua aspek, yakni ada tidaknya perbedaan abnormal return dan perbedaan trading volume activity. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak di antaranya: a. Secara praktek, Bagi investor Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal, khususnya dalam sektor pertambangan. Bagi analis keuangan Bagi analis keuangan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan strategi investasi yang efektif untuk memprediksi harga saham dankondisi pasar modal, khususnya sektor pertambangan pada masa yang akan datang. Bagi Manajemen Bagi manajemen diharapkan penelitian ini akan membantu pihak manajemen dalam melakukan tata kelola perusahaan menyikapi kenaikan tarif BBM. Bagi Pemerintah Bagi pemerintah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan rancangan dan penetapan kebijakan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan tarif BBM. b. Secara teori, Bagi Peneliti

BAB I PENDAHULUAN 6 Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan tentang reaksi pasar modal sektor pertambangan terhadap kebijakan kenaikan tarif BBM yang diberlakukan oleh pemerintah di pertengahan tahun 2013 ini dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,. Bagi Peneliti lain Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian serupa atau penelitian lebih lanjut mengenai reakis pasar modal Indonesia terhadap suatu peristiwa baik yang bersifat teknis maupun politis.