BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk tersebut menimbulkan dampak bagi perekonomian Indonesia. Beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia dilihat dari beberapa sektor yaitu sektor barang konsumsi, sektor pertambangan, sektor transportasi dan infrastruktur, sektor properti dan real estate, dan sektor keuangan. Namun dari berbagai sektor tersebut, dapat dilihat bahwanya sektor pertambangan masih menjadi penggerak pembangunan nasional ; di Indonesia. Menurut Staf Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Syawaluddin Lubis mengatakan, sektor pertambangan masih akan menjadi salah satu penggerak pembangunan daerah, apalagi Indonesia masih mempunyai keunggulan komparatif dari sisi sumber daya mineral, asalkan dikelola secara professional. ( Perkembangan industri pertambangan dari dulu hingga sekarang masih menjadi primadona di beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut menjadikan industri pertambangan menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Industri pertambangan Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dalam lima tahun kedepan dan menjadi sektor yang semakin strategis bagi Indonesia ( Berkembangnya industri pertambangan tak luput dari ketertarikan investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan di Indonesia baik investor asing maupun investor luar negeri. Selain itu pengelolaan yang baik pada Sumber Daya Alam (SDA) di indonesia juga menjadi faktor penunjang yang menjadikan industri pertambangan di Indonesia semakin

2 strategis dan memiliki peran signifikan dalam pembangunan nasional. Industri pertambangan merupakan asset nasional yang harus didukung oleh semua pihak untuk dapat terus berkiprah dalam perkembangan ekonomi. Sektor pertambangan memiliki daya saing tinggi dan tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional namun juga mampu bersaing di tingkat global. Beberapa perusahaan pertambangan mulai mengerjakan proyek di berbagai negara. Industri pertambangan sendiri merupakan lini dari rangkaian aktivitas industri penambangan yang meliputi ekplorasi survey, alat berat, transportasi, konsultasi, dan infrastruktur pendukung pertambangan. Himpunan pemerhati lingkungan hidup mencatat beberapa potensi dalam industri pertambangan. Diantaranya ; potensi batubara di Indonesia yang menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton, potensi minyak bumi dan gas alam masing-masing menduduki peringkat ke-21 dengan produksi 1juta barrel/hari dan gas alam pada posisi ke-8 di dunia dengan produksi 7,2 tfc, potensi nikel menduduki peringkat ke-8 cadangan nikel dunia. ( Adapun data mengenai jumlah produksi industri pertambangan pada tahun 2011 yang dilansir oleh Media Penilai edisi September 2013 yang mencatat bahwa produksi batubara menjadi sektor yang mempunyai peningkatan signifikan serta jumlah produksi paling tinggi yaitu ton pada tahun ( Dari data-data diatas dapat menunjukkan bahwa industri pertambangan Indonesia dapat bersaing di kancah global dan menduduki peringkat tidak lebih dari peringkat ke-10 di dunia. Serta menjadikan batubara sebagai sektor dengan produksi terbesar. Selain itu batubara juga menjadi komponen yang yang memiliki peningkatan konsumsi 2,5% di dunia pertahun. Hal tersebut menjadi pendorong bila pada masa mendatang produksi batu bara diperkirakan akan terus meningkat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri (domestik) tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan luar negeri (ekspor).

3 Mengingat sumber daya batubara Indonesia yang masih melimpah di lain pihak harga BBM yang tetap tinggi, menuntut industri yang selama ini berbahan bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara. Namun pada nyatanya produksi batubara di Indonesia lebih banyak dikirim untuk memenuhi kebutuhan luar negeri dibandingkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Seperti yang dikemukakan Dewan Energi Nasional (DEN), bahwa produksi batubara di Indonesia yang mencapai 400 juta ton per tahun hanya 20% yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri selebihnya 80% dari hasil produksi di ekspor untuk pemenuhan kebutuhan luar negeri ( Hal tersebut menjadikan potensi sektor batubara di Indonesia menduduki peringkat ke-2 terbesar di dunia sebagai eksportir sejumlah 203 juta ton. Posisi pertama ditempati Australia (252 juta ton), China sebagai produsen batubara terbesar didunia hanya menempati peringkat ke 7 sebagai eksportir (47 juta ton). ( Pertumbuhan yang baik pada industri pertambangan khususnya sektor batubara mengharuskan perusahaan mampu untuk terus bertahan dan berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan strategi dan memperbaiki kinerjanya. Kondisi suatu perusahaan dapat dikatakan baik dapat tergambar dari kondisi keuangan perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak eksternal dan internal yang juga digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan serta aktivitas dengan pihak pihak yang berkepentingan. Sebagai alat untuk berkomunikasi maka laporan keuangan haruslah diolah sebaik mungkin sehingga dapat dijadikan informasi yang akurat dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Bagi pihak internal laporan keuangan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sedangkan, bagi pihak eksternal laporan keuangan digunakan untuk menjadi tolak ukur untuk melihat kondisi performa perusahaan.

4 Dalam melakukan penelitian perusahaan untuk menilai bagaimana kinerja perusahaan tersebut, ukuran yang biasa digunakan dinyatakan dengan rasio finansial. Perhitungan dengan rasio keuangan ini memang mudah, namun rasio keuangan mempunyai berberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisis rasio keuangan antara lain mengabaikan adanya biaya modal, kontribusi fixed asset, dan nilai kapitalisasi pasar atas saham yang diterbitkan sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak. Selain itu, rasio keuangan hanya mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan (Sugiono, 2009). Untuk mengatasi permasalahan pada analisis rasio tersebut munculah pendekatan baru yang berbasiskan nilai tambah (value added) yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). (Syahlina, ISSN 2013). Dengan konsep nilai tambah yang meliputi Financial Value Added (FVA), dan Refined Economic Value Added (REVA) sebagai alat pengukur kinerja pada perusahaan industri batubara diharapkan mampu mencapai hasil yang realistis dan mendukung penyajian laporan keuangan, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi maupun untuk peningkatan kinerja perusahaan. Metode Financial Value Added dipilih untuk digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan karena FVA merupakan metode yang lebih mempertimbangan kontribusi fixed asset dalam menghasilkan keuntungan bersih. (Poerwati & Zuliyati, 2008). Sedangkan, pemilihan metode Refined Economic Value Added (REVA) digunakan dalam penelitian ini karena, menurut Bacidore (1997) yang dikutip dari Abu Bakar (2010) REVA lebih tepat digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan dibandingkan EVA dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang saham terhadap perusahaan. Dalam perhitungan REVA memakai komponen yang sama seperti dalam perhitungan EVA, namun dibedakan dalam memperlakukan modal. EVA menggunakan nilai buku ekonomis (economic book

5 value) sedangkan REVA menggunakan nilai pasar badan (market value of the firm), karena dianggap lebih mencerminkan pemegang saham. Adapun beberapa emiten utama yang menjadi penggerak utama sektor pertambangan antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Samindo Resources Tbk (MYOH) serta Bukit Asam Tbk (PTBA). ( : 2014) Dari empat perusahaan penggerak utama sektor pertambangan menurut vibiznews.com diambil dua perusahaan yang terdaftar di LQ45 yaitu PT Adaro Energy Tbk dan PT Harum Energy Tbk. PT. Adaro Energy Tbk terdaftar di LQ45 pada periode Agustus 2009-Januari 2010 sampai dengan periode Agustus Januari 2015, sedangkan PT. Harum Energy Tbk terdaftar di LQ45 pada periode Agustus 2011-Januari 2012 sampai dengan periode Agustus 2014-Januari Dua perusahaan raksasa batubara yang menyumbang banyak manfaat untuk perekonomian nasional Indonesia. PT Adaro Energy Tbk dengan kode ADRO ini merupakan salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia. PT Adaro Energy Tbk yang berlokasi penambangan di Kalimantan Selatan. Kinerja PT. Adaro Energy pada semester pertama tahun 2012, laba bersih ADRO sedikit turun sebesar 3% y-o-y menjadi USD 260,1 juta. Demikian mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, penurunan ini disebabkan terutama dengan adanya kenaikan biaya. Sepanjang semester pertama tahun 2012 beban pajak Adaro Energy adalah sebesar USD 226,1 juta atau menngkat 3,7% y-o-y. Biaya operasional selama semester pertama 2012 meningkat 25% y-o-y menjadi USD 76,9 juta, terutama disebabkan naiknya biaya karyawan. Di sisi lain, pendapatan bersih perseroan pada semester pertama tahun 2012 tumbuh 9,1% y-o-y menjadi USD juta, peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga jual batubara dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk total aset pada akhir semester pertama tahun 2012, meningkat sebesar 36,6% menjadi USD 6,8 miliar. ( : 2012)

6 Pada tahun berikutnya emiten pertambangan batubara PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba bersih 2013 turun 40% menjadi USD 299 juta dari tahun 2012 sebesar USD 383 juta. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden Direktur dan CEO PT. Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir bahwa harga batu bara terus menerima tekanan pada pada tahun 2013, terutama karena kelebihan pasokan di pasar batubara dan harga domestik yang lebih rendah di China. Selain itu menurut Thorir penurun laba bersih pada tahun 2013 juga disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata. Selain itu pendapatan usaha bersih perseroan juga menurun 12% dari USD 3,72 miliar menjadi USD 3,28 miliar. Sedangkan beban pokok pendapatan menurun tipis dari USD 2,68 miliar menjadi USD 2,54 miliar. ( 2014). Ditengah sulitnya batubara, PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) terus berusaha menggenjot bisnisnya, sampai akhir 2014, volume penjualan batubara naik 6,63% dari 53,47 juta ton menjadi 57,02 ton. Untuk penjualannya, ADRO banyak menyasar pasar Indonesia dan India. Selain itu produksi batubara ADRO mengalami peningkatan, ADRO memproduksi 56,21 juta ton batubara, atau naik 7,47% dari 52,3 juta ton di Hasil produksi tersebut melampaui target yang dibuat perseroan yang hanya berkisaran juta ton. Pendapatan usaha ADRO mampu naik dari US$ 2,43 miliar ke posisi US$ 2,5 miliar. Adanya kenaikan tersebut juga di dukung oleh kinerja kontraktor yang baik dan kondisi cuaca yang normal. ( : 2015) Selain dari PT Adaro Energy Tbk penggerak utama sektor pertambangan juga disumbang oleh kinerja baik dari PT Harum Energy Tbk. PT Harum Energy Tbk mencetak kinerja yang baik pada tahun 2012 dimana PT Harum Energy Tbk mencatat kenaikan laba bersih untuk kuartal pertama 2012 sebesar Rp511,69 miliar atau 35,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dilevel Rp377,34 miliar. Dalam laporan yang dirilis perusahaan, laba dasar per saham tercatat naik dari Rp114,46 per

7 saham menjadi Rp156,84 per lembar. Kenaikan laba dilaporkan didukung oleh penjualan batu bara yang naik, menjadi Rp2,64 triliun batu bara yang terdiri dari ekspor sebesar Rp2,61 triliun atau Rp25,25 miliar. Pada periode sebelumnya penjualan tercatat mencapai Rp1,47 triliun dan menjadikan total pendapatan perusahaan mencapai Rp2,68 triliun atau naik dari Rp1,51 triliun pada periode sebelumnya. Selain dari penjualan batu bara, perusahaan juga mendapat pendapatan dari hasil sewa kapal time charter dan freight charter sebesar Rp20,92 miliar dan sewa alat berat sebesar Rp19,38 miliar. Dengan beban pokok perusahaan mencapai Rp1,81 triliun, laba kotor Harum Energy tercatat menjadi Rp872,34 miliar. Laba ini lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar Rp6628,9 miliar. Laba sebelum pajak naik menjadi Rp189,1 miliar dari Rp480,22 miliar pada kuartal pertama 2011 yang mencapai Rp669,38 miliar untuk kuartal pertama tahun ini. Laba bersih tercatat mencapai Rp511,69 miliar. Total liabilitas dan ekuitas perseroan naik menjadi USD 538,63 juta pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya USD 507,68 juta. Kas dan setara kas perseroan turun menjadi USD 162,32 juta pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya USD 183,15 juta. Jumlah aset perusahaan per Maret 2012 mencapai Rp5,46 triliun, naik dari level terakhirnya di 2011 sebesar Rp4,64 triliun dengan total kewajiban mencapai Rp1,52 triliun. ( : 2013) Sepanjang 2013 PT Harum Energy Tbk dan Entitas Anak mencatatkan penurunan pada pendapatan yang cukup drastis. Pendapatan tercatat menjadi USD837 juta dibandingkan periode sebelumnya USD1,04 miliar. Dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan, penurunan pada pendapatan menekan perolehan laba perseroan, sehingga pada periode Desember 2013 menjadi USD49,58 juta, atau turun 69,3 persen dari sebelumnya USD161,67 juta. Turunnya laba perseroan juga disebabkan oleh kenaikan rugi selisih kurs perseroan per Desember 2013 menjadi USD1,01 juta dari sebelumnya USD20,34 ribu. Kendati demikian, jumlah kas dan setara kas perseroan naik menjadi USD181,35 juta per Desember 2013 dari USD162,32 juta di periode sama tahun sebelumnya.. Di sisi lain, jumlah aset perseroan mengalami

8 penurunan dari USD538,63 juta di 2012 menjadi USD480,62 juta di ( : 2014) Dari empat perusahaan penggerak utama sektor pertambangan menurut vibiznews.com diambil dua perusahaan yang terdaftar di LQ45 yaitu PT Adaro Energy Tbk dan PT Harum Energy Tbk. Dua perusahaan raksasa batubara yang menyumbang banyak manfaat untuk perekonomian nasional Indonesia. PT Adaro Energy Tbk dengan kode ADRO ini merupakan salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia. PT Adaro Energy Tbk yang berlokasi penambangan di Kalimantan Selatan. Kinerja PT. Adaro Energy pada semester pertama tahun 2012, laba bersih ADRO sedikit turun sebesar 3% y-o-y menjadi USD 260,1 juta. Demikian mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, penurunan ini disebabkan terutama dengan adanya kenaikan biaya. Sepanjang semester pertama tahun 2012 beban pajak Adaro Energy adalah sebesar USD 226,1 juta atau menngkat 3,7% y-o-y. Biaya operasional selama semester pertama 2012 meningkat 25% y-o-y menjadi USD 76,9 juta, terutama disebabkan naiknya biaya karyawan. Di sisi lain, pendapatan bersih perseroan pada semester pertama tahun 2012 tumbuh 9,1% y-o-y menjadi USD juta, peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga jual batubara dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk total aset pada akhir semester pertama tahun 2012, meningkat sebesar 36,6% menjadi USD 6,8 miliar. ( : 2012) Pada tahun berikutnya emiten pertambangan batubara PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba bersih 2013 turun 40% menjadi USD 299 juta dari tahun 2012 sebesar USD 383 juta. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden Direktur dan CEO PT. Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir bahwa harga batu bara terus menerima tekanan pada pada tahun 2013, terutama karena kelebihan pasokan di pasar batubara dan harga domestik yang lebih rendah di China. Selain itu menurut Thorir penurun laba bersih pada tahun 2013 juga disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata.

9 Selain itu pendapatan usaha bersih perseroan juga menurun 12% dari USD 3,72 miliar menjadi USD 3,28 miliar. Sedangkan beban pokok pendapatan menurun tipis dari USD 2,68 miliar menjadi USD 2,54 miliar. ( 2014). Ditengah sulitnya batubara, PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) terus berusaha menggenjot bisnisnya, sampai akhir 2014, volume penjualan batubara naik 6,63% dari 53,47 juta ton menjadi 57,02 ton. Untuk penjualannya, ADRO banyak menyasar pasar Indonesia dan India. Selain itu produksi batubara ADRO mengalami peningkatan, ADRO memproduksi 56,21 juta ton batubara, atau naik 7,47% dari 52,3 juta ton di Hasil produksi tersebut melampaui target yang dibuat perseroan yang hanya berkisaran juta ton. Pendapatan usaha ADRO mampu naik dari US$ 2,43 miliar ke posisi US$ 2,5 miliar. Adanya kenaikan tersebut juga di dukung oleh kinerja kontraktor yang baik dan kondisi cuaca yang normal. ( : 2015) Selain dari PT Adaro Energy Tbk penggerak utama sektor pertambangan juga disumbang oleh kinerja baik dari PT Harum Energy Tbk. PT Harum Energy Tbk mencetak kinerja yang baik pada tahun 2012 dimana PT Harum Energy Tbk mencatat kenaikan laba bersih untuk kuartal pertama 2012 sebesar Rp511,69 miliar atau 35,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dilevel Rp377,34 miliar. Dalam laporan yang dirilis perusahaan, laba dasar per saham tercatat naik dari Rp114,46 per saham menjadi Rp156,84 per lembar. Kenaikan laba dilaporkan didukung oleh penjualan batu bara yang naik, menjadi Rp2,64 triliun batu bara yang terdiri dari ekspor sebesar Rp2,61 triliun atau Rp25,25 miliar. Pada periode sebelumnya penjualan tercatat mencapai Rp1,47 triliun dan menjadikan total pendapatan perusahaan mencapai Rp2,68 triliun atau naik dari Rp1,51 triliun pada periode sebelumnya. Selain dari penjualan batu bara, perusahaan juga mendapat pendapatan dari hasil sewa kapal time charter dan freight charter sebesar Rp20,92 miliar dan

10 sewa alat berat sebesar Rp19,38 miliar. Dengan beban pokok perusahaan mencapai Rp1,81 triliun, laba kotor Harum Energy tercatat menjadi Rp872,34 miliar. Laba ini lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar Rp6628,9 miliar. Laba sebelum pajak naik menjadi Rp189,1 miliar dari Rp480,22 miliar pada kuartal pertama 2011 yang mencapai Rp669,38 miliar untuk kuartal pertama tahun ini. Laba bersih tercatat mencapai Rp511,69 miliar. Total liabilitas dan ekuitas perseroan naik menjadi USD 538,63 juta pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya USD 507,68 juta. Kas dan setara kas perseroan turun menjadi USD 162,32 juta pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya USD 183,15 juta. Jumlah aset perusahaan per Maret 2012 mencapai Rp5,46 triliun, naik dari level terakhirnya di 2011 sebesar Rp4,64 triliun dengan total kewajiban mencapai Rp1,52 triliun. ( : 2013) Sepanjang 2013 PT Harum Energy Tbk dan Entitas Anak mencatatkan penurunan pada pendapatan yang cukup drastis. Pendapatan tercatat menjadi USD837 juta dibandingkan periode sebelumnya USD1,04 miliar. Dalam keterangan tertulis yang dipublikasikan, penurunan pada pendapatan menekan perolehan laba perseroan, sehingga pada periode Desember 2013 menjadi USD49,58 juta, atau turun 69,3 persen dari sebelumnya USD161,67 juta. Turunnya laba perseroan juga disebabkan oleh kenaikan rugi selisih kurs perseroan per Desember 2013 menjadi USD1,01 juta dari sebelumnya USD20,34 ribu. Kendati demikian, jumlah kas dan setara kas perseroan naik menjadi USD181,35 juta per Desember 2013 dari USD162,32 juta di periode sama tahun sebelumnya.. Di sisi lain, jumlah aset perseroan mengalami penurunan dari USD538,63 juta di 2012 menjadi USD480,62 juta di ( : 2014) Selain dari uraian diatas adapun data mengenai bagaimana hubungan pendapatan perusahaan dengan laba bersih dari masing-masing perusahaan tersebut. PT. Adaro Energy Tbk memiliki hubungan yang sama pada tiga tahun pertama. ADRO memiliki pendapatan tertinggi pada tahun 2011 hal tersebut juga terjadi pada

11 laba bersih di tahun 2011 yang mencapai nilai tertinggi pada Kemudian pada tahun 2012 pendapatan ADRO mengalami penurunan, hal tersbut juga selaras dengan penurunan yang terjadi pada laba bersih salah satu perusahaan batubara ini. Hubungan yang sama tidak terjadi pada dua tahun berikutnya, dimana perolehan pendapatan bersih yang kembali meningkat di tahun 2013, hal tersebut justru berbanding terbalik dengan perolehan laba bersih ADRO yang mengalami penurunan. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2014 PT. Adaro Energy Tbk memperoleh peningkatan pada pendapatan, namun tidak diikuti oleh perolehan laba bersih, karena pada tahun 2014 laba bersih ADRO mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut : Grafik 1.1 Kondisi Pendapatan dan Laba Bersih ADRO Periode (dalam miliaran rupiah) Sumber : data diolah penulis Selanjutnya akan dilihat bagaimana hubungan antara pendapatan dan laba bersih yang diperoleh oleh PT. Harum Energy Tbk. Berbeda dengan PT. Adaro Energy Tbk, perusahaan berkode HRUM ini memliki hubungan yang sama pada tahun 2011 dan tahun Dimana pada tahun 2011 HRUM mengalami

12 peningkatan pada pendapatan yang juga diikuti dengan peningkatan pada laba bersih. Sedangkan pada tahun 2014 pendapatan HRUM mengalami penurunan, hal tersebut juga diikut dengan penurunan pada laba bersih. Pada tahun 2012 dan 2013 tidak terjadi hubungan yang sama antara pendapatan dan laba bersih pada PT. Harum Energy Tbk. Pada tahun 2012 dan 2013 pendapatan HRUM terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2013 HRUM memperoleh pendapatan tertinggi, sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 laba bersih PT. Harum Energy Tbk mengalami penurunan terus menerus. Hubungan berikut dapat dilihat dari grafik dibawah ini sebagai berikut : Grafik 1.2 Kondisi Pendapatan dan Laba Bersih HRUM Periode (dalam miliaran rupiah) Sumber : data diolah penulis Dari uraian mengenai naik turunnya kinerja keuangan perusahaan serta adanya ketidak samaan hubungan antara pendapatan dan laba bersih kedua perusahaan, penulis tertarik untuk melakukan analisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode Financial Value Added (FVA) dan metode Refined

13 Economic Value Added (REVA) yang selanjutnya akan dilakukan perbandingan apakah terdapat perbedaan mengenai kinerja keuangan perusahaan pada PT. Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT. Harum Energy Tbk. (HRUM). Maka dari itu penulis mengambil penelitian berjudul ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. ADARO ENERGY TBK. DAN PT. HARUM ENERGY TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL VALUE ADDED (FVA) DAN METODE REFINED ECONOMIC VALUE ADDED (REVA) PERIODE Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan Financial Value Added (FVA) PT. Adaro Energy Tbk dan PT.Harum Energy Tbk periode ? 2. Bagaimana perkembangan Refined Value Added (REVA) pada PT. Adaro Energy Tbk dan PT.Harum Energy Tbk periode ? 3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk dengan PT. Harum Energy Tbk dengan menggunakan metode FVA dan REVA periode ? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelian Maksud dari penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Selain itu maksud dari penelitian ini adalah untuk menghitung serta

14 mengetahi apakah perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai tambah (value added) untuk para penyandang dana ataukan tidak dan mengetahu perbandingan kinerja kedua perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode Financial Value Added (FVA) dan Refined Economic Value Added (REVA). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data dan informasi mengenai kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk dan PT. Harum Energy Tbk berdasarkan metode REVA dan MVA. Selain itu tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan Financial Value Added (FVA) pada PT. Adaro Energy Tbk dan PT. Harum Energy Tbk periode Untuk mengetahui perkembangan Refined Economic Value Added (REVA) pada PT. Adaro Energy Tbk dan PT. Harum Energy Tbk periode Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk dan PT. Harum Energy Tbk dengan menggunakan metode FVA dan REVA periode ? 1.4 Manfaat penelitian Kegunaan dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Civitas Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan apa yang dibahas pada skirpsi ini. 2. Bagi Manajemen Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagaimana mengukur kinerja perusahaan juga sebagai evaluasi dalam peningkatan kinerja.

15 3. Bagi Investor Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan investasi. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan pemahaman peneliti sendiri dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai masalah yang diteliti serta penerapan ilmu yang diperlajari selama masa perkuliahan pada permasalahan nyata. 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Menurut Nazir (2011:54) metode deskriptif yaitu : Merupakan seuatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. adalah : Sedangkan menurut Nazir (2011:58) menyatakan bahwa metode komparatif Sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu membandingkan dua kelompok data mengenai kinerja perusahaan yang diukur melalui metode Financial Value Added (FVA) dan Refined Economic Value Added (REVA) pada PT. Adaro Energy Tbk dan PT. Harum Energy Tbk. serta melakukan pengujian statistic untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara kedua perusahaan tersebut.

16 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab permasalahan yang akan diteliti, penulis melakukan pengumpulan data. Perolehan data dalam pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung dimana data keuangan perusahaan diperoleh melalu laporan tahunan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) periode dari web dan situs resmi masing-masing perusahaan. Selain itu data yang diperoleh berasal dari buku dan sumber lainnya, seperti jurnal, dan internet. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 Februari 2016.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis perbandingan dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Adaro Energy Tbk. dan PT. Harum Energy Tbk. Dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175), perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai USD 3.562,6 per tahun. Peningkatan pendapatan per kapita ini searah dengan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dividen dan menambah capital gain dari investasi yang di tanamkan.

BAB I PENDAHULUAN. dividen dan menambah capital gain dari investasi yang di tanamkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi seorang investor membuat keputusan investasi yang tepat merupakan hal yang sangat penting. Keputusan investasi yang salah akan mengakibatkan hilangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber informasi yang paling umum digunakan di pasar modal adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara memiliki peran yang sangat penting untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis dipenuhi dengan berbagai macam persaingan, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri, baik itu bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (www.britama.com)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (www.britama.com) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dalam berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (industri.bisnis.com/2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  (industri.bisnis.com/2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat medorong perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang industri untuk terus berpacu mengikuti perkembangan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan dan berkembang serta mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia kemudian menjadi eksportir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:7). Ikatan Akuntan Indonesia (2009) Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim (2012:19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:7). Ikatan Akuntan Indonesia (2009) Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim (2012:19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber informasi yang paling umum digunakan di pasar modal adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi di Indonesia saat ini membuat dunia usaha mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menggunakan hasil penilaian kinerja perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menggunakan hasil penilaian kinerja perusahaan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ukuran keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari performa kinerja keuangan perusahaan tersebut, oleh karena itu penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia 2 Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia Sumber: Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Cadangan batu bara di Indoensia tersebar di darah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan senantiasa dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada perusahaan sektor jasa. Salah satu perusahaan sektor jasa yang menjadi andalan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabil. Situasi tersebut berdampak pula pada industri pertambangan. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. stabil. Situasi tersebut berdampak pula pada industri pertambangan. Sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perekonomian di Indonesia sedang mengalami situasi yang tidak stabil. Situasi tersebut berdampak pula pada industri pertambangan. Sektor pertambangan yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi management accounting. Literatur cost accounting, menjelaskan 2

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi management accounting. Literatur cost accounting, menjelaskan 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memprediksi laba prilaku kos secara tradisional merupakan hal penting bagi management accounting. Literatur cost accounting, menjelaskan 2 tipe dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua negara mulai melakukan reformasi di bidang ekonomi dengan mulai membuka diri terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Haruman, 2008) (Sari dan Riduan, 2011) Zarkasyi (2008:36)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Haruman, 2008) (Sari dan Riduan, 2011) Zarkasyi (2008:36) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian di Indonesia yang semakin pesat dan di tengah persaingan global yang semakin ketat, merupakan suatu tantangan dan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara seperti indonesia, karena. dana masyarakat untuk pengembangan dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara seperti indonesia, karena. dana masyarakat untuk pengembangan dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini dunia telah mengakui bahwa pasar modal merupakan sarana yang handal untuk mobilisasi dana apabila dikelola secara profesional. Pasar modal memiliki

Lebih terperinci

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016

NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode penelitian telah mengalami peningkatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan baik yang skala kecil maupun skala besar mempunyai tujuan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan baik yang skala kecil maupun skala besar mempunyai tujuan yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia semakin banyak jumlah perusahaan yang berkembang pesat saat ini, baik yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan, dan jasa. Setiap perusahaan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan pasar modal yang tumbuh dengan pesat dewasa ini, persaingan dunia bisnis pun akan semakin kompetitif dalam penyediaan maupun perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sektor pertambangan merupakan salah satu penompang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi di Indonesia, berbagai investor yang terlibat di pasar sangatlah berpengaruh bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini yang menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu menghasilkan produk berkualitas yang dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber:

BAB I PENDAHULUAN. berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan harga properti dunia pada tahun 2012 mengalami penurunan, akibat adanya kondisi krisis hutang Eropa, salah satunya merupakan kenaikan harga rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perekonomian dalam negeri mengalami perbaikan pada tahun 2010 ini. Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah terhadap iklim

Lebih terperinci

Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio

Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2016-01-28 Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang diambil oleh para manajer dari tiap bagian fungsional suatu perusahaan tersebut. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya. Hadirnya pasar modal memperbanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang dipilih, penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Pertambangan yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Melihat fenomena persaingan bisnis saat ini yang ditunjukkan dengan banyaknya bisnis-bisnis baru yang berkembang di masyarakat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir terbesar di dunia yang termasuk dalam 10 besar produsen batubara tahun 2013. Tiga daerah terbesar sumberdaya

Lebih terperinci

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk Jakarta, 20 Juni 2014 1 DAFTAR ISI Profil perseroan Kegiatan Usaha Perseroan Kinerja Perseroan Januari Maret 2014 Laporan Posisi Keuangan Prospek Usaha Kejadian Penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik. perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik. perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era yang serba modern saat ini dimana perekonomian di Indonesia sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era yang serba modern saat ini dimana perekonomian di Indonesia sedang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang serba modern saat ini dimana perekonomian di Indonesia sedang tidak menentu, akan tetapi sedang digalakkannya pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek

BAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja yang baik akan dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan jangka panjang adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor yang selalu dikaitkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah organisasi yang melakukan suatu kegiatan usaha. Pada umumnya setiap perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah, swasta lokal maupun swasta asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium dari Rp 4500

BAB I PENDAHULUAN. BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium dari Rp 4500 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terhitung mulai tanggal 22 Juni 2013, pemerintah menetapkan kenaikan tarif BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corsec@pttimah.co.id website : www.timah.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia, negara dengan kekayaan alam begitu melimpah salah satunya adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penopang pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global yang masih diwarnai krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Kawasan Eropa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN.  A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan mengakibatkan perkembangan pada sektor pertambangan seperti minyak dan gas bumi, mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, minat masyarakat Indonesia untuk membeli dan menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi. Sehingga semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pendanaan eksternal selain perbankan adalah melalui penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon pemodal (investor)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam hal metodologi penelitian penelitian, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah pusat, namun semua itu perlu diperhatikan bahwa pertambangan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah pusat, namun semua itu perlu diperhatikan bahwa pertambangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan industri yang berkonsentrasi pada pengeksploitasi hasil bumi yang kemudian diolah untuk memperoleh nilai, kemudian dijual untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tonggak perekonomiannya berada di beberapa sektor, yaitu industri pengolahan, pertanian, peternakan, kehutanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang biasanya digunakan semakin susah untuk diperoleh. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang biasanya digunakan semakin susah untuk diperoleh. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup banyak agar usaha yang dijalankan bisa tetap berjalan dengan lancar. Sedangkan pembiayaan tradisional yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008 telah mengakibatkan para investor baik itu dari dalam maupun dari luar negeri lebih berhati-hati dalam menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya (Arisanti & Bayangkara, 2016). Tanggung jawab perusahaan. modal (cost of capital) (Brigham & Houston, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya (Arisanti & Bayangkara, 2016). Tanggung jawab perusahaan. modal (cost of capital) (Brigham & Houston, 2001). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan perusahaan. Tujuan utama pendirian setiap perusahaan tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini peran pasar modal sangat penting bagi suatu Negara dimana pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian suatu

Lebih terperinci

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,

Lebih terperinci

PT Vale mencatat rugi bersih namun EBITDA positif untuk tahun 2017 didorong oleh peningkatan kinerja di semester kedua

PT Vale mencatat rugi bersih namun EBITDA positif untuk tahun 2017 didorong oleh peningkatan kinerja di semester kedua PT Vale mencatat rugi bersih namun EBITDA positif untuk tahun didorong oleh peningkatan kinerja di semester kedua Jakarta, 27 Februari 2018 ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) hari ini mengumumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor (Suad Husnan, 2004). Selain itu, menurut Martalena dan Malinda

BAB I PENDAHULUAN. atau investor (Suad Husnan, 2004). Selain itu, menurut Martalena dan Malinda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar Modal memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio dari data keuangan

I. PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio dari data keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio dari data keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan keuangan pada masa lalu. Analisis rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu memanfaatkan semua sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen merupakan kebijakan dari manajemen perusahaan dalam menentukan laba yang tersedia bagi pemegang saham yang dibayarkan kepada para pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia sebagai negara berkembang lebih menitikberatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Proses ini berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya dari negara lain yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya dari negara lain yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan aktivitas yang sedang berkembang saat ini di Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya dari negara lain yang ingin melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimumkan Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif perusahaan dalam mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat dihindari, terutama dalam dunia bisnis atau perusahaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan dengan usaha kecil menengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pasar modal Indonesia tercermin melalui peningkatan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), yang merupakan indeks yang menggambarkan perkembangan nilai pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

Lebih terperinci

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman.

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman. ejournal Administrasi Bisnis, 2017, (2): 6-0 ISSN 2-08, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN RENTABILITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan pertumbuhan konsumsi batubara global diperkirakan akan melambat pada tahun 2012 menjadi

Lebih terperinci

Perbaikan biaya topang pendapatan PT Vale di tahun 2016

Perbaikan biaya topang pendapatan PT Vale di tahun 2016 Perbaikan biaya topang pendapatan PT Vale di tahun Jakarta, 23 Februari 2017 ( PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) hari ini mengumumkan pencapaian kinerja yang telah diaudit untuk tahun. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah agar dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau kekayaan pemegang saham dan memaksimumkan laba. Perusahaan dalam aktivitas usahanya

Lebih terperinci

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015

Efisiensi dan Strategi yang Tepat Berbuah Kinerja Positif pada Semester I-2015 UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 23528000 faksimili : +62 (21) 3444012 e-mail : corporatesecretary@pttimah.co.id website

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan yang sudah go public atau terbuka akan mempublikasikannya laporan keuangan perusahaan tersebut ke mata publik. Suatu perusahaan yang sehat

Lebih terperinci