ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERIIADAP LAYANAN KE SEHATAN YANG LBBIH BERI(UALITAS

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

RKP 2007 dan Pembangunan Kesehatan Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat - Bappenas

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

Pengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II PERENCANAAN KINERJA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATANYANG LEBIH BERKUALITAS

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG KESEHATAN: Bahan Diskusi FOPKI. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Ketua Umum Persagi

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

Manggal Karya Bakti Husuda

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

Juknis Operasional SPM

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

SINKRONISASI KEGIATAN RKP, RENJA KL DAN RKA-KL TAHUN 2008 SEKTOR KESEHATAN

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

INDIKATOR RENCANA STRATEGIK TAHUN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN TARGET. 14 Angka kematian ibu

Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten II-22

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

RKP Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 3 PELAYANAN ADMINISTRASI KESEHATAN

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana 4 kantor Rp ,00 APBD (02/02/DPA/2014) 12 laporan bulanan dan 7 laporan tahunan. Rp.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROGRAM KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2008 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas Disampaikan dalam Pertemuan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2008 Tahap II, Departemen Kesehatan RI, Matarami, 4-7 Maret 2007

Dasar Hukum RKP Tahun 2008 merupakan bagian dari rangkaian langkah penyempurnaan perencanaan dan penganggaran berdasarkan : UU 17/2003 UU 25/2004 UU 32/2004 dan UU 33/2004 UU 17/2007 12/22/2009 2

UU 17/2003 : Keuangan Negara KPJM / MTEF Aggregate fiscal discipline (alokasi dalam batasan budget constraint sesuai dg kebij.fiskal jk menengah). Allocative efficiency (alokasi pada prioritas) dan operational efficiency (sehemat mungkin). Anggaran berbasis kinerja (output dan outcome) Anggaran terpadu (unified budget) 12/22/2009 3

UU No. 25/2004 : SPPN Perencanaan yang dilakukan di tengah mekanisme pasar, globalisasi, dan desentralisasi. Perlu dilakukan strategic priorities melalui: Kerangka regulasi yang mendorong partisipasi masyarakat (karena belanja negara hanya sekitar 20-25% PDB). Kerangka pelayanan dan investasi pemerintah, yaitu berupa penyediaan barang dan jasa langsung oleh pemerintah. UU 32/2004 dan UU 33/2004 Desentralisasi fiskal dengan prinsip money follow function. 12/22/2009 4

Program Pembangunan Nasional periode 2005 2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Nasional. UU 17/2007 : RPJPN RPJP Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) menjadi acuan dalam penyusunan RPJP Daerah yang memuat visi, misi, dan arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah. 12/22/2009 5

Tema RKP 2008: Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran Melalui Pertumbuhan Yang Berkualitas

PRIORITAS 1. Peningkatan efektifitas penanggulangan Kemiskinan 2. Peningkatan Kesempatan Kerja, Investasi dan EKspor 3. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Pembangunan perdesaan 4. Peningkatan Askes dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan 5. Pemberantasan Korupsi dan Percepatan Pelaksanaan Ferormasi Birokrasi 6. Penguatan Kemampuan Pertahanan dan Pemantapan Keamanan Dalam Negeri 7. Penanganan Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, dan Peningkata Pemberantasan Penyakit Menular 8. Percepatan Pembangunan Isnfrastruktur dan Peningkatan Pengelolaan Energi 12/22/2009 7

BIDANG KESEHATAN KONDISI UMUM

Secara umum, status kesehatan dan gizi masyarakat meningkat Secara umum, status kesehatan dan gizi masyarakat meningkat AKB menurun dari 46 (1997) menjadi 32 per 1.000 kh (2005). AKI menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per 100.000 kh (2002-2003). UHH meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 69 tahun (2005). Prevalensi kurang gizi menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 28 persen (2005), namun dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung terjadi stagnasi. Namun masih masih jauh dari sasaran (MDGs). 12/22/2009 9

Sarana Pelayanan Kesehatan Pada akhir tahun 2006, tersedia 8.015 Puskesmas, 22.000 Pustu, dan 6.132 Pusling. Hampir seluruh Kabupaten/Kota telah memiliki Rumah Sakit Pos kesehatan desa (poskesdes) telah dikembangkan sejak tahun 2006 Pada tahun 2007 diperkirakan akan terus bertambah Meskipun demikian sebagian masyarakat belum sepenuhnya dapat mengakses pelayanan kesehatan karena kendala jarak dan biaya transportasi. 12/22/2009 10

JPKMM dan Tenaga Kesehatan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) telah dimanfaatkan oleh masyarakat miskin dan perlu dilanjutkan Tenaga kesehatan masih belum mencukupi dan penyebarannya belum merata. Daerah-daerah terpencil dan tertinggal masih kekurangan tenaga kesehatan Pada tahun 2006 telah ditempatkan PTT di daerah terpencil dengan insentif khusus, namun kebutuhan masih cukup besar sehingga tetap akan menjadi permasalahan selama beberapa tahun ke depan. 12/22/2009 11

Penyakit menular Masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol (DBD, TB paru, malaria, diare, infeksi saluran pernafasan dan HIV/AIDS) 2006: 55 kasus terkonfirmasi dan 45 meninggal (CFR 81,8%). 2007 (s.d.12 Februari), 9 kasus terkonfirmasi, 6 meninggal (CFR: 66,7%). Merupakan tantangan yang perlu ditangani lebih baik terutama dalam hal survailans, penanganan pasien/ penderita, penyediaan obat, sarana dan prasarana rumah sakit. 12/22/2009 12

Gizi Permasalahan gizi utama tahun 2008 meliputi KEP pada ibu hamil, bayi, dan balita, serta anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A dan kurang zat gizi mikro lainnya. Masalah kurang gizi disebabkan berbagai faktor, oleh karena itu upaya penanggulangan masalah gizi harus dilakukan secara sinergis meliputi berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan dan ekonomi. 12/22/2009 13

Obat dan Pengawasan Pada periode 2004 2006, harga obat generik telah diturunkan antara 60 80%, serta dilakukan labelisasi obat generik dan sekaligus pencantuman harga obat. Meningkatnya ketersediaan obat generik esensial yang terjangkau diharapkan dapat mendorong pemakaian obat terutama bagi kelompok miskin. Pengawasan terhadap obat, makanan dan keamanan pangan serta penyalahgunaan NAPZA menjadi hal sangat penting. Pada tahun 2006 telah dilakukan pemeriksaaan/inspeksi terhadap sarana produksi obat, pedagang besar farmasi, serta apotek. Dalam hal pengawasan pangan, perlu ditingkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap penggunaan zat-zat tambahan yang membahayakan. 12/22/2009 14

ARAH KEBIJAKAN

Arah Kebijakan 1. Peningkatan akses, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, melalui pelayanan bagi penduduk miskin di kelas III Rumah Sakit, pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya, dan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar 2. Peningkatan ketersediaan tenaga medis dan paramedis terutama untuk pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil dan tertinggal, melalui pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit kab/kota dan daerah bencana 3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, melalui penanggulangan penyakit menular, peningkatan surveilans, dan penemuan dan tatalaksana kasus 12/22/2009 16

Arah Kebijakan 4. Penanggulangan penyakit flu burung dan kesiapsiagaan pandemi influenza melalui penyusunan dan pelaksanaan surveilans, penanganan pasien/penderita flu burung, penyediaan obat flu burung, sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit 5. Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada ibu hamil, bayi dan anak balita, melalui peningkatan pendidikan gizi masyarakat, penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi buruk, dan peningkatan surveillans gizi; 6. Peningkatan ketersediaan obat generik esensial, pengawasan obat, makanan dan keamanan pangan, melalui peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, peningkatan pengawasan obat penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), pengadaan sarana dan prasarana BPOM dan peningkatan SDM. 12/22/2009 17

Arah Kebijakan Kebijakan tersebut didukung oleh promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan lingkungan sehat, peningkatan sumber daya kesehatan, pengembangan obat asli Indonesia, pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan. 12/22/2009 18

PRIORITAS, FOKUS, KEGIATAN

PRIORITAS IV : PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN Fokus 5: Peningkatan Aksesibilitas, Pemerataan, Keterjangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan terutama Bagi Masyarakat Miskin Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III Rumah Sakit Pelayanan kesehatan peduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya Pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar 12/22/2009 20

Prioritas IV..lanjutan Fokus 6: Peningkatan Ketersediaan Tenaga Medis dan Paramedis, terutama untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di Daerah Terpencil dan Tertinggal Pemenuhan tenaga kesehatan termasuk dokter spesialis, terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit kabupaten/kota tertutama di daerah terpencil dan daerah bencana 12/22/2009 21

Prioritas IV..lanjutan Fokus 7: Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Penanggulangan penyakit menular Penelitian penyakit menular tropis untuk TBC, Demam Berdarah dan Malaria Catatan: Pada Prioritas 8 (Penanganan Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, dan Peningkatan Pemberantasan Penyakit Menular), terdapat fokus peningkatan pemberantasan penyakit menular dan penanggulangan flu burung 12/22/2009 22

Prioritas IV..lanjutan Fokus 8: Penanganan Masalah Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Ibu Hamil, Bayi dan Anak Balita Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk Peningkatan survailan gizi 12/22/2009 23

Prioritas IV..lanjutan Fokus 9: Peningkatan Pemanfaatan Obat Generik Esensial, Pengawasan Obat, Makanan dan Keamanan Pangan Penyediaan obat esensial termasuk obat program Pengujian laboratorium sampel obat, obat tradisional, kosmetika, NAPZA, makanan dan perbekalan kesehatan rumah tangga Pengadaan sarana dan prasarana laboratorium 12/22/2009 24

PROGRAM

Program Pembangunan 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Program Lingkungan Sehat 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4. Program Upaya Kesehatan Perorangan 5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 7. Program Sumber Daya Kesehatan 8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 9. Program Pengawasan Obat dan Makanan 10. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia 11. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 12. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 12/22/2009 26

SASARAN

1. Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat 2. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan mencakup 50%; persentase keluarga menggunakan air bersih mencakup 61%; dan persentase keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan mencakup 66,5% 3. Meningkanya persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan mencakup 80% 4. Meningkatnya cakupan rawat jalan mencakup 15% 5. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mencakup 85% 6. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (k4) mencakup 87%; cakupan kunjungan neonatus (KN2) 87% 7. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Puskesmas dan kelas III Rumah Sakit mencakup 100% 12/22/2009 28

8. Meningkatnya persentase rumah sakit yang memiliki pelayanan gawat darurat yang memenuhi standar mutu mencakup 50%; persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif mencakup 70%; meningkatnya persentase rumah sakit yang terakreditasi mencakup 70% 9. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di 28.000 desa 10. Meningkatnya persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) mencakup 95% 11. Meningkatnya Case Detection Rate TB mencakup > 70% 12. Menurunnya angka Acute Flaccid Paralysis menjadi 1 per 100 ribu anak usia kurang dari 15 tahun 13. Meningkatnya persentase penderita demam berdarah (DBD) yang ditangani mencakup 100% 14. Meningkatnya persentase penderita malaria yang diobati mencakup 100% 15. Menurunnya Case Fatality Rate diare saat KLB mencakup < 1,2% 12/22/2009 29

16. Meningkatnya persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat pertolongan ART mencakup 100% 17. Meningkatnya persentase penderita flu burung yang ditangani mencakup 100% 18. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe mencakup 80% 19. Meningkatnya persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif mencakup 65% 20. Meningkatnya persentase balita yang mendapatkan Vitamin A mencapai 80% 21. Meningkatnya persentase guru, dosen dan instruktur bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya mencakup 12% 22. Meningkatnya persentase peredaran produk pangan yang memenuhi syarat mencakup 70% 23. Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana produksi dalam rangka cara pembuatan obat yang baik (CPOB) mencakup 45% 12/22/2009 30

Jadwal penyusunan RKP 27 Februari : Finalisasi Buku I dan II + Pagu Indikatif 1 Maret : Konsep RKP di Meneg PPN/Ka Bappenas 2 Maret : Rakor Meneg PPN/Ka bappenas dg Menteri Keuangan 3 Maret : Retreat dengan Preiden 6 Maret : SIdang KAbinet Rancangan RKP dan Pagu Indikatif 7 Maret : Rancangan RKP dan Pagu Indikatif terbit 8 Maret : Rakorpus 12/22/2009 31

TERIMAKASIH