Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Kerja PRA dalam Program Pengembangan Masyarakat

PRA untuk Perencanaan Program

PRA untuk Penjajakan Kebutuhan

PRA untuk Pendampingan Masyarakat

PRINSIP-PRINSIP PRA MENURUT ROBERT CHAMBERS. . Prinsip-Prinsip PRA

Gambaran Umum Metode-metode/Teknik-Teknik PRA

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

PENDAHULUAN. Manjilala

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

Pokok-Pokok Pikiran Robert Chambers

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Brief no. 03. Policy Analysis Unit. Latar Belakang. Desember 2010

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

PROSES UMUM PENERAPAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL. SP6102 March 2007 itb ac id

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

Tahapan Pemetaan Swadaya

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu

TEKNIK MEMFASILITASI KESEPAKATAN/ KESIMPULAN

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA DI MASYARAKAT

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

RELEVANSI METODE PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DESA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU)

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA. NGO services dalam ETESP di NAD dan Nias

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih

Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. program Corporate Social Responsibility (CSR) EMPOWERED

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dalam menjalankan komunikasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

PERAN KELUARGA, PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ( MUSRENBANG )

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. Momon Rusmono, MS NIP

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 3 METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian yang telah

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. UMUM 1.1 DEFINISI

Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB III METODE PENELITIAN

Participatory Rural Appraisal (PRA) SP 6102 Maret 2007 Wiwik D Pratiwi

TEAM TEACHING: SEBUAH STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LEARNING COMMUNITY

PRA untuk Monitoring-evaluasi Program

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Studio Driya Media Kupang (SDM Kupang)

PB 1. Visi Undang-undang Desa

LAMPIRAN E. Pengenalan Methodology for Participatory Assessments (MPA)

BAB V STRATEGI, KEGIATAN DAN SASARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

Mohammad Nur Hasan Social & Communications Specialist TEKNIK FASILITASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci

Transkripsi:

8 Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA Teknik fasilitasi dengan menggunakan metode-metode/teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) sama saja dengan teknik fasilitasi dengan menggunakan metodemetode partisipatif lainnya Tetapi, perlu diperhatikan bahwa sangat penting untuk memahami konteks penggunaan metode/teknik PRA: dalam kegiatan apa dan tujuan apa digunakannya Apabila metode PRA digunakan dalam pelatihan, maka fasilitator (pemandu) tentu juga harus memperhatikan tujuan dan keseluruhan kurikulum pelatihan itu sendiri Begitu juga kalau digunakan untuk need assessment, perencanaan atau monitoring-evaluasi, fasilitator (pemandu) juga harus menguasai metodologi perencanaan/ metodologi monev dan keseluruhan rancangan kegiatannya Dengan demikian seorang fasilitator (pemandu) PRA, jangan hanya menggunakan metode per metode seperti seorang enumerator (pengumpul data) tanpa memahami tujuan dan agenda pembelajarannya apa Karena itu, sebagai proses pengembangan kapasitas seorang staf lapangan, sebaiknya metode PRA digunakan dalam skala kecil terlebih dahulu (misalnya: untuk diskusi topikal atau untuk pelatihan 1 hari), baru kemudian di kembangkan penggunaan yang lebih besar dan membutuhkan kemampuan metodologi yang lebih sulit (PRA untuk need assessment, perencanaan, monitoring, atau evaluasi) LANGKAH-LANGKAH UMUM PENGGUNAAN METODE PRA Berikut ini akan disampaikan langkah-langkah umum diskusi bersama masyarakat dengan menggunakan metode/teknik PRA Seperti yang telah diperkenalkan dalam materi sebelumnya, metode/teknik PRA memiliki bentuk visualisasi (gambar) yang bisa membantu melibatkan para peserta (masyarakat) dalam sebuah diskusi yang menarik dan partisipatif Membuka pertemuan dengan menyampaikan topik dan tujuan diskusi Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan pembuka untuk mengawali diskusi tentu saja yang relevan dengan topik dan tujuan diskusi Menjelaskan cara mengembangkan visualisasi (gambar) dan maksud dari penggunaan visualisasi (gambar) Menyepakati simbol-simbol gambar 1

Mendampingi masyarakat untuk membuat visualisasi, membantu mereka mengembangkannya pada tahap awal, bertahap membiarkan mereka menyelesaikan visualisasi secara bersama (saling membantu) Menampilkan visualisasi yang telah diselesaikan oleh masyarakat, dan memfasilitasi analisis keadaan yang ditampilkan dalam visualisasi (gambar) tersebut Fasilitator harus sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan penolong analisis yang bisa mengembangkan diskusi Secara bertahap, membiarkan masyarakat mengembangkan diskusi analisis mereka mengenai keadaan yang ada dalam visualisasi (gambar) tersebut Fasilitator menutup diskusi dengan meminta peserta untuk merumuskan pokok-pokok pelajaran yang diperoleh dalam diskusi PERAN DAN SIKAP FASILITATOR 2 Peran Fasilitator PRA antara lain: Sikap-perilaku Fasilitator PRA Memfasilitasi perencanaan kegiatan dan Bersikap sabar mengembangkan rancangan proses Bersikap sederajat Mengembangkan materi/topik/informasi dan Bersikap akrab dan melebur metode/teknik-teknik PRA yang akan Bersikap terbuka digunakan Bersikap positif Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan Berwibawa kepada masyarakat Mendengarkan dan tidak mendominasi Menyampaikan cara dan proses kegiatan kepada Menghargai pendapat orang masyarakat lain dan rendah hati Mendorong masyarakat untuk ikut Mau belajar mengembangkan proses termasuk memilih Tidak menggurui topik kajian Tidak memihak, menilai dan Memfasilitasi kegiatan bersama masyarakat mengkritik Sebagai peserta belajar (belajar dari pengalaman, cara berpikir dan tata nilai masyarakat) Merangsang partisipasi peserta secara merata Tidak mengobral janji Menangani sikap dan prilaku peserta yang mengacaukan diskusi Mengalihkan keterampilan analisis kepada masyarakat Menengahi perbedaan pendapat dan perselisihan dan berperan sebagai mediator (netral, adil, memahami isi permasalahan) Menggunakan proses musyawarah dalam pengambilan keputusan Memfasilitasi proses temuan-temuan belajar (lesson learned) Memfasilitasi proses evaluasi belajar Mendokumentasikan hasil pengkajian untuk pelaporan dan ditindaklanjuti

Mengalihkan peran sebagai fasilitator sedikit demi sedikit kepada masyarakat sendiri Catatan : Apabila proses partisipatif baru pada tahap awal pengembangan Fasilitator perlu mengadakan pendekatan kepada masyarakat agar kaum perempuan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan atau diskusi; Mengadakan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat agar jangan mendominasi forum diskusi TEKNIK FASILITASI Proses yang partisipatif pada awalnya akan sulit apabila cara ini masih merupa-kan hal baru bagi seorang yang terbiasa dengan cara penyuluhan, ceramah, atau caracara yang searah Berikut ini adalah cara praktis untuk melibatkan masyarakat dalam diskusi yang partisipatif: Fasilitator mengajukan pertanyaan APA terlebih dahulu, sehingga masyarakat bisa menceritakan pengalamannya; Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaanpertanyaan yang bersifat menceritakan lainnya, misalnya: KAPAN hal itu terjadi? DIMANA hal itu terjadi? SIAPA yang terlibat?; Fasilitator bisa mengembangkan berbagai cerita kejadian yang sama untuk membandingkan suatu peristiwa dengan melontarkan pertanyaan: apakah ada peserta lain yang mengalami kejadian sama? KAPAN? DIMANA? SIAPA? Sama seperti di atas, merupakan pertanyaan untuk menceritakan; Apabila diskusi mulai hidup dengan ceritacerita peserta, fasilitator bisa melontarkan Bagaimana partisipasi berkembang? Partisipasi berkembang dari individu, misalnya mulai dari Anda; kemudian berkembang dalam kelompok; dan mencari jalan untuk bertumbuh sebagai kultur dalam organisasi (baik organisasi masyarakat maupun LSM pendamping); barulah bisa diharapkan mempengaruhi masyarakat untuk membangun komunitas partisipatif Percayalah, partisipasi tidak tumbuh besar dalam satu hari pertanyaan tentang proses: BAGAIMANA KEJADIAN ITU TERJADI? Ceritakan secara runtut Setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan analitis: MENGAPA hal itu terjadi menurut Bapak/Ibu? Apakah Bapak/Ibu yang lain setuju tentang penyebabnya itu? Kemudian dilanjutkan lagi dengan analisa jalan keluar: BAGAIMANA cara mengatasi hal itu? Apa dasar pertimbangannya? Apakah ada pendapat lain tentang jalan keluar menurut Bapak/Ibu? 3

Fasilitator juga mengembangkan analisa informasi sesuai dengan karakter dari metode/teknik-teknik PRA (akan dibahas dalam materi Cara Analisis Informasi dengan Metode/Teknik PRA), antara lain: membandingkan suatu keadaan dengan keadaan lain melihat kecenderungan suatu keadaan melihat proses (sejarah suatu kejadian) melihat kajian sebab-akibat (alur) melihat proses atau cara kerja suatu sistem menghitung (kuantitatif dan kualitatif), dsb Saran kunci: Mendorong masyarakat untuk terlibat dalam sebuah diskusi analitis, sebaiknya mulai dari mendorong mereka bercerita (mendeskripsi), baru bertahap pada analisa yang sederhana, setahap demi setahap sampai pada analisa yang lebih kompleks dan holistik (sebab-akibat, sistem) SARAN UNTUK PENGEMBANGAN FASILITATOR 4 Agar seorang pendamping masyarakat (baik Petugas Lapangan dari lembaga, maupun kader masyarakat yang dikembangkan menjadi fasilitator lokal) bisa memfasilitasi proses partisipasi, sebaiknya diadakan pelatihan untuk fasilitator (TOT) di dalam internal lembaga Apabila lembaga tidak memiliki fasilitator untuk TOT, lembaga bisa mendorong terjadinya proses berlatih sendiri di antara stafstafnya, dengan cara mempraktekkan bersama metode-metode partisipatif tersebut Tentu, lebih ideal apabila lembaga mendatangkan fasilitator dari luar yang bisa merancang TOT untuk kebutuhan jajaran staf-stafnya Lembaga bisa menyediakan sejumlah panduan/modul, baik panduan/modul pelatihan maupun panduan/modul need assessment, perencanaan, monitoring, atau evaluasi, agar stafstafnya bisa melihat contoh-contoh dan mencoba mengadaptasinya secara sederhana untuk kegiatan bersama masyarakat Lakukan kegiatan ini secara kolektif (tidak sendiri-sendiri) agar agenda pengembangan kapasitas staf program menjadi sesuatu yang menarik Jajaki peluang-peluang pelatihan dari jaringan atau lembaga lain yang bisa meningkat-kan kemampuan staf Peluang belajar ini bisa menjadi suatu bentuk penghar-gaan lembaga bagi staf yang banyak belajar dan memperlihatkan kemajuan Seringkali terjadi di kalangan LSM, pendamping masyarakat (baik Petugas Lapangan dari lembaga, maupun kader masyarakat yang dikembangkan menjadi fasilitator lokal) bekerja hanya sebagai pelaksana dari suatu kegiatan dengan rancangan proses dan metode yang sudah disiapkan lembaga Dengan demikian, lembaga tidak memfasilitasi peluang belajar atau pengembangan kapasitas kepada

mereka yang seharusnya menjadi ujung tombak pengembangan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat Alasannya menjadi klasik, yaitu sumberdaya manusia yang rendah Pemikiran inilah yang justru menjadi kontradiktif dengan prinsipprinsip PRA dan kerangka kerja pengembangan masyarakat (community development) yang percaya pada proses secara bertahap untuk mengembangkan perubahan, baik perubahan pada orang-orang yang bekerja untuk masyarakat, maupun perubahan di masyarakatnya sendiri Tanpa pernah dicoba dan mempercayakan para staf lapangannya untuk mengembangkan kapasitas sebagai fasilitator partisipatif, lembaga akan kehilangan kesempatan untuk memperbesar dampak programnya dalam pengembangan kapasitas kelembagaan dan kepemimpinan lokal Bagaimana mungkin dapat memberdayakan masyarakat, bila tidak ada proses pemberdayaan bagi staf-staf LSM itu sendiri? 5