Alat Peraga Menara Hanoi untuk Pembelajaran Pola Bilangan. Oleh: Tim Unit Media Alat Peraga Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
Solusi Rekursif pada Persoalan Menara Hanoi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan penalaran logika, dan abstraksi, matematika berkembang dari

Karena relasi rekurens menyatakan definisi barisan secara rekursif, maka kondisi awal merupakan langkah basis pada definisi rekursif tersebut.

ALGORITHM. 3 Rekursif Algorithm. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com

Rekursif. Rekursif adalah salah satu metode dalam dunia matematika dimana definisi sebuah fungsi mengandung fungsi itu sendiri.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

CHAPTER 8. Advanced Counting Techniques

SILABUS. 5. Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sederhana

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

09. Mata Pelajaran Matematika

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

09. Mata Pelajaran Matematika

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Struktur Data Kode : TIS3213 Semester : III Waktu : 1 x 3 x 50 Menit Pertemuan : 3

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

SILABUS PEMBELAJARAN

INTERAKSI 1 WAJ 3105 PPG

4. Melakukan penjumlahan. dan pengurangan bilangan sampai 20. dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah

Perulangan Rekursif dan Perulangan Iteratif

Tim Penulis BUKU SISWA

ALAT PERAGA MATEMATIKA A.

MENGENALKAN OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN KEPING MUATAN

Recursion, Algoritma, Struktur Data. Recursion. Erick Pranata. Edisi I

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 03

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di

13. Menyelesaikan masalah-masalah dalam matematika atau bidang lain yang penyelesaiannya menggunakan konsep aritmetika sosial dan perbandingan.

Design and Analysis Algorithm

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN AKTIVITAS YANG BANYAK PERMAINAN DAN MENYENANGKAN

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Indikator penalaran belajar matematika yaitu: a) membuat analogi

DAFTAR ISI BUKU PETUNJUK ALAT PERAGA SD

Algoritma Untuk Permainan Tower of Hanoi

Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Game Logika Menara Hanoi dengan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Aryo Nugroho Mozes Sugiarto Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Recursion, Algoritma, Struktur Data. Recursion. Erick Pranata. Edisi II

Perluasan Segitiga Pascal

Berbagai Solusi Pemecahan Masalah Tower of Hanoi dan Representasi Grafnya

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : MATEMATIKA Kelas : VIII ( Delapan ) Tahun Pelajaran : 2013 / 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 4 Hasil Pekerjaan Siswa

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

SMP kelas 9 - MATEMATIKA BAB 1. BILANGAN BERPANGKATLatihan Soal n+3. 2 n+4. 2 n+5. 2 n+6

PENYELESAIAN PROBLEMA TOWER OF HANOI MENGGUNAKAN ALGORITMA A*

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

PEMETAAN STANDAR ISI (SK-KD)

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan dan

Pertemuan ke-10: UJI PERBANDINGAN, DERET BERGANTI TANDA, KEKONVERGENAN MUTLAK, UJI RASIO, DAN UJI AKAR

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN. belajar, baik dalam penggunaan strategi, metode maupun model pembelajaran. agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018. memahami

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

Implementasi Pemrograman Dinamis dalam Pencarian Solusi Permainan Menara Hanoi

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

Barisan dan Deret. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

KISI-KISI UN MATEMATIKA SMK 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. menyelesaikan soal cerita matematika, dapat dinyatakan sebagai berikut:

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Design and Analysis of Algorithm

Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan

PENDEKATAN MASALAH TOWER OF HANOI DENGAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER

Pengaplikasian Logika, Rekursi dan Rekurens, Teori Graf, dan Teori Pohon pada Video Game Professor Layton

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

PEMANFAATAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DIKLAT SMP JENJANG DASAR

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: LOGIKA MATEMATIKA 1.1 Kegiatan Belajar 1: Latihan Rangkuman Tes Formatif

BAB 1 PENDAHULUAN. sifat dan sikap sesuai dengan cita-cita pendidikan. Matematika sebagai salah satu mata

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BARISAN DAN DERET

KI dan KD Matematika SMP/MTs

18. SOAL-SOAL NOTASI SIGMA, BARISAN, DERET DAN INDUKSI MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB I PENDAHULUAN. (Bartle dan Sherbert, 1999:9). Misalnya diberikan fungsi f dan g dari R ke R,

Pembuktian dengan Induksi Matematik

Transkripsi:

Alat Peraga Menara Hanoi untuk Pembelajaran Pola Bilangan Oleh: Tim Unit Media Alat Peraga Matematika A. Teka-teki Menara hanoi Menara Hanoi merupakan salah satu diantara berbagai teka-teki dalam matematika. Teka-teki ini ditemukan Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di tahun 1883 (http://id.wikipedia.org/wiki/menara_hanoi). Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang candi Indian atau menara Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu tiangnya terdapat 64 tumpukan cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk memindahkan cakram emas itu ke tiang yang lain sesuai dengan suatu aturan. Tidak jelas apakah ini benar-benar legenda, atau inspirasi dari Lucas sendiri. Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada candi tersebut. Pada salah satu tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping, dengan urutan keping yang terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil. Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta untuk memindahkan keping-keping emas itu dengan aturan : setiap perpindahan hanya boleh memindah 1 cakram dan cakram yang besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. Dalam legenda itu dikatakan bahwa dunia akan berakhir jika para pendeta tersebut selesai memindahkan ke 64 cakram. Pertanyaannya adalah, berapa lama waktu yang diperlukan para pendeta tersebut untuk memindahkan ke-64 keping cakram ke tiang yang lain? B. Pemanfaatan Alat Peraga Menara Hanoi untuk Pembelajaran Matematika di Sekolah 1

Alat peraga menara hanoi dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk: 1. Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving) 2. Menemukan barisan bilangan dengan cara bermain 3. Menemukan rumus pola bilangan Alternatif pemanfaatan dalam pembelajarannya sebagai berikut. KBM: Guru dapat menceritakan legenda di India tentang menara Benares sebagai pengantar di awal pembelajaran. Selanjutnya, guru dapat mengajukan pertanyaan yang menantang siswa berpikir misalnya: Jika untuk memindahkan 1 keping dibutuhkan waktu 1 detik, berapa lama waktu yang diperlukan para pendeta tersebut untuk memindahkan ke-64 keping cakram ke tiang yang lain? Siswa diminta menyelidiki dengan menggunakan alat peraga menara hanoi, untuk itu guru menjelaskan terlebih dahulu aturan permainannya. Aturan permainan: A B C Pindahkan susunan cakram dari tiang A ke tiang B atau C dengan aturan : 1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu cakram. 2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil. Petunjuk kerja: 1. Percobaan dapat dimulai dari 1 buah cakram, 2 buah cakram, 3 buah cakram, dan seterusnya sampai dengan 7 cakram. 2. Setiap pemindahan satu cakram dari satu tiang ke tiang yang lain diperhitungkan sebagai satu langkah perpindahan. 3. Total pemindahan adalah banyaknya pemindahan minimal. 2

Untuk memudahkan siswa melakukan penyelidikan, guru dapat menyiapkan lembar kerja yang antara lain berisi tabel hasil percobaan, sebagai berikut. Tabel Percobaan Menara Hanoi Banyak Cakram Banyak Langkah Perpindahan 1... 2... 3... 4... 5... 6......... n... Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk menggeneralisasi hasil-hasil pada tabel untuk n buah cakram sehingga diperoleh rumus banyak langkah pemindahan minimal. Pembahasan: Banyak Cakram Banyak Langkah Perpindahan Dugaan pola 1 1 = 2-1 2 1-1 2 3 = 4-1 2 2-1 3 7 = 8-1 2 3-1 4.. 5.. 6.. 7 n.. 2 n -1 3

Sesuai legenda tersebut, jika pendeta itu bisa memindahkan satu cakram tiap detik dan melakukan pemindahan minimal, maka akan memerlukan waktu 2 64 1 detik atau kurang lebih 584,582 milyar tahun. Bila diperhatikan, saat melakukan pemindahan 1 cakram, 2 cakram, dan seterusnya, sebenarnya kita melakukan pemindahan dan penyusunan yang sama berulang-ulang. Untuk memindahkan 2 cakram, perlu memindahkan terlebih dahulu 1 cakram kecil ke tiang singgah lalu memindahkan cakram besar ke tiang tujuan baru memindahkan cakram kecil ke tiang tujuan. Demikian pula untuk memindahkan 3 cakram, perlu memindahkan 2 cakram yang lebih kecil ke tiang singgah lalu memindahkan cakram besar ke tiang tujuan baru memindahkan 2 cakram tersebut ke tiang tujuan. Untuk itu dilakukan proses yang sama seperti pada pemindahan 2 cakram. Artinya, untuk memindahkan n cakram maka perlu memindahkan (n-1) cakram yang lebih kecil ke tiang singgah, lalu memindahkan 1 kali cakram terbesar ke tiang tujuan, dilanjutkan dengan memindahkan kembali n-1 cakram yang lebih kecil tadi ke tiang tujuan. Dari sini tampak bahwa untuk mendapatkan total pemindahan yang minimal maka diperlukan pemindahan (n-1) cakram dua kali dan ditambah pemindahan cakram terbesar satu langkah. Proses ini disebut dengan proses rekursif, penjelasannya sebagai berikut. Banyak Cakram (n) Banyak Langkah Perpindahan (L n ) Proses Rekursif 1 L 1 =1 (min) L 1 =1 2 L 2 =2L 1 +1 (min) L 2 =2L 1 +1 3 L 3 =2L 2 +1 (min) L 3 =2(2L 1 +1 )+1 4 L 4 =2L 3 +1 (min) L 4 =2(2(2L 1 +1 )+1 )+1......... n L n =2L (n-1) +1 (min) L n =2 n-1 L 1 +2 n-2 + 2 n-3 +...+2+1 Diperoleh bahwa: L n =2 n-1 L 1 +2 n-2 + 2 n-3 +...+2+1 L n =(2-1)(2 n-1 +2 n-2 + 2 n-3 +...+2+1) 4

L n =(2 n +2 n-1 + 2 n-2 +...+2 2 +2 1 )-( 2 n-1 +2 n-2 + 2 n-3 +...+2+1) L n =2 n - 1 C. Pemanfaatan Alat Peraga Menara Hanoi sesuai Jenjang Pendidikan 1. Sekolah Dasar (SD) Kelas/Semester Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : VI/1 : Bilangan : 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah : 1.3 Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat Pemanfaatan dalam pembelajaran di SD : Alat peraga menara hanoi untuk pembelajaran matematika di SD dapat dimanfaatkan untuk menstimulasi siswa menganalisis masalah dan mengatur strategi untuk menyelesaikan masalah. Tugas hendaknya diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, sebagai berikut. a. Meminta siswa melakukan pemindahan 1 cakram, 2 cakram, dan seterusnya. Tujuannya adalah melatih siswa menganalisis dan mengatur strategi penyelesaian. b. Meminta siswa menduga nilai bilangan berikutnya dari barisan bilangan yang telah diperoleh, misalnya: setelah melakukan percobaan hingga 4 cakram diperoleh barisan bilangan 1, 3, 7, 15. Berapakah bilangan berikutnya? c. Meminta siswa menduga pola bilangan dari barisan bilangan yang telah diperoleh, misalnya: 1=2-1, 3=4-1, 7=8-1 atau 1=2 1-1, 3=2 2-1, 7=2 3-1 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5

Kelas/Semester Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : IX/2 : Bilangan : 6. Memahami barisan dan deret bilangan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah : 6.1 Menentukan pola barisan bilangan sederhana Pemanfaatan dalam pembelajaran di SMP : Alat peraga menara hanoi dalam pembelajaran matematika di SMP dapat dimanfaatkan sebagai sumber masalah dalam pembelajaran problem solving. Jadi, selain untuk menstimulasi siswa menganalisis masalah dan mengatur strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa diminta untuk merumuskan banyak langkah perpindahan minimal untuk n cakram lalu menghitung perkiraan waktu yang diperlukan pendeta untuk memindahkan 64 cakram jika tiap kali pemindahan memerlukan waktu 1 detik. 3. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) Kelas/Semester : XII/2 Aspek Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Aljabar : 4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah : 4.2 Menggunakan notasi sigma dalam deret dan induksi matematika dalam pembuktian Pemanfaatan dalam pembelajaran di SMA : Pada pembelajaran di SMA, setelah siswa melakukan percobaan dengan alat peraga menara hanoi guna menemukan barisan bilangan dan menduga pola bilangannya, siswa diminta untuk mengamati secara seksama langkah demi langkah pemindahan. Tujuannya untuk memperoleh dasar penalaran adanya 6

proses rekursif dalam kegiatan tersebut. Kemudian, minta siswa menyatakan rumus deret dengan menggunakan notasi sigma. Tahap selanjutnya, siswa diminta membuktikan rumus hasil dugaan dengan rumus deret berdasarkan analisa dengan menggunakan induksi matematika. 7