Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-52240/PP/M.XIB/15/2014. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp ,00

dokumen-dokumen yang mirip
Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.53268/PP/M.XIB/12/2014. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-52241/PP/M.XIB/12/2014. koreksi dasar pengenaan pajak sebesar Rp ,00;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

Koreksi Harga Pokok Penjualan yang terdiri dari :

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46253/PP/M.VI/15/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00,

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadap Peredaran Usaha berdasarkan Analisis Arus Kas/Bank;

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2006

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut:

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36150/PP/M.VIII/10/2012

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Putusan Pengadilan : Put /PP/M.II/13/2012. Jenis Pajak : PPh Pasal 26. Masa/Tahun Pajak : 2003

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

kaitannya sebagai pengurang peredaran usaha;

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 63714/PP/M.IIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

K e t e r a n g a n D e b i t / H u t a n g L a i n n y a P T E q u a t o r C a p i t a l P a r t n e r s ( k r e d i t )

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis SKPKB PPh Pasal 21 Berdasarkan Putusan Banding. IV.1.1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.XXXXX/PP/M.

Penggantian ke 2 (dua) :

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

: bahwa pokok sengketa adalah Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp ;

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

METODE ARUS DALAM PEMERIKSAAN PAJAK

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

Transkripsi:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-52240/PP/M.XIB/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi positif Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2008 sebesar Rp7.529.842.953,00, yang terdiri dari : 1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp5.627.381.927,00 2. Koreksi Biaya Usaha sebesar Rp1.902.461.026,00 Rp7.529.842.953,00 Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp5.627.381.927,00 Menurut Terbanding: bahwa berdasarkan hasil pengujian arus piutang, terdapat selisih sebesar Rp5.627.381.927,00 yang pada saat proses pemeriksaan, Pemohon Banding tidak dapat menjelaskan selisih tersebut, sehingga Pemeriksa menyimpulkan adanya peredaran usaha (penjualan) yang belum dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT Tahunan PPh. Menurut Pemohon Pendapat Majelis : bahwa perhitungan Pemeriksa tersebut menyebabkan terjadinya dua kali perhitungan penerimaan karena Akun Penerimaan Kas sebesar Rp119.309.959.271,00 adalah akun yang berfungsi sebagai akun perantara ("working account"). Penerimaan yang dicatat dalam akun Penerimaan Kas ini akan dipindah ke akun Penerimaan Bank BCA ataupun akun Penerimaan Bank-Sumitono SO dalam waktu-waktu tertentu. : bahwa koreksi peredaran usaha dilakukan oleh Terbanding dengan alasan sebagai berikut: a) bahwa berdasarkan hasil pengujian arus piutang, terdapat selisih sebesar Rp5.627.381.927,00 yang pada saat proses pemeriksaan, Pemohon Banding tidak dapat menjelaskan selisih tersebut, sehingga Pemeriksa menyimpulkan adanya peredaran usaha (penjualan) yang belum dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT Tahunan PPh, b) bahwa atas koreksi peredaran usaha tersebut, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan alasan karena Pemeriksa telah menggunakan seluruh penerimaan yang tercatat dalam akun Penerimaan Kas, Penerimaan Bank-BCA, dan Penerimaan Bank -Sumitomo SO sebagai penerimaan atas penjualan, c) bahwa dalam proses keberatan, terkait dengan koreksi peredaran usaha sebesar Rp5.627.381.927,00 Pemohon Banding hanya memberikan data/dokumen berupa: SPT PPh Badan tahun 2008, Audit Report tahun 2008, Softcopy GL untuk akun nomor 00024104 (Bank Sumitomo) dan nomor 00028102 (BCA), d) bahwa meskipun kepada Pemohon Banding telah dikirimkan surat permintaan data ke-2, Pemohon Banding tidak memberikan data/dokumen lain selain data/dokumen yang telah disampaikan sebagaimana dijelaskan pada huruf c di atas, e) bahwa peneliti berpendapat bahwa data/dokumen yang disampaikan Pemohon Banding dalam proses keberatan tidak dapat menjelaskan selisih/koreksi sebesar Rp5.627.381.927,00 yang disengketakan Pemohon Banding,

f) bahwa Peneliti Keberatan sependapat dengan Pemeriksa, bahwa selisih sebesar Rp5.627.381.927,00 (hasil pengujian arus piutang), merupakan peredaran usaha yang belum dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2008. bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi peredaran usaha yang dihitung berdasarkan pengujian arus piutang dengan alasan: bahwa hasil perhitungan Pemeriksa atas arus piutang adalah tidak tepat. Pemeriksa telah menggunakan seluruh penerimaan yang tercatat dalam akun Penerimaan Kas, Penerimaan Bank-BCA, dan Penerimaan Bank Sumitomo sebagai penerimaan atas penjualan, bahwa perhitungan Pemeriksa tersebut menyebabkan terjadinya dua kali perhitungan penerimaan karena Akun Penerimaan Kas sebesar Rp119.309.959.271,00 adalah akun yang berfungsi sebagai akun perantara ("working account"). Penerimaan yang dicatat dalam akun Penerimaan Kas ini akan dipindah ke akun Penerimaan Bank BCA ataupun akun Penerimaan Bank-Sumitono SO dalam waktu-waktu tertentu, bahwa dalam perhitungan arus piutang di atas Pemeriksa hanya menggunakan sisi debit dari masing-masing akun. Hal ini menyebabkan terjadi dua kali pengakuan pelunasan piutang dagang yang semula tercatat dalam sisi debit akun Penerimaan Kas namun kemudian dipindahkan ke sisi debit akun Penerimaan Bank (BCA dan Sumitono SO). Pemeriksa tidak memperhitungkan sisi kredit dalam akun Penerimaan Kas yang berfungsi untuk mengeliminasi sisi debit atas penerimaan yang dipindahkan ke akun Penerimaan Bank. Apabila Pemeriksa memperhitungkan sisi kredit dalam akun Penerimaan Kas tersebut tidak akan terjadi dua kali pengakuan atas pelunasan piutang. bahwa dengan mempertimbangkan kondisi dimana transaksi yang dicatat dalam akun Penerimaan Kas adalah bersifat sementara maka seharusnya semua penerimaan dalam akun ini tidak dianggap sebagai bagian dari pelunasan piutang. Sehingga akun ini seharusnya tidak disertakan dalam perhitungan arus piutang. bahwa disamping itu, tercatat dalam akun Penerimaan Bank BCA adalah penerimaan yang tidak berhubungan dengan pelunasan piutang dagang. bahwa sehingga pelunasan ini seharusnya dikeluarkan dari perhitungan arus piutang. bahwa Pemeriksa tidak menambahkan penerimaan atas pelunasan piutang yang Pemohon Banding catat dalam akun Cash on Hand sebesar Rp93.537.613.859,00. bahwa dalam tabel di bawah ini, Pemohon Banding sertakan perhitungan arus piutang yang sebenarnya: Arus Penerimaan Bank Piutang akhir tahun Rp 94.210.340.821,00 Pelunasan piutang usaha: Cash on hand Rp 93.537.613.859,00 Penerimaan Bank-BCA Pusat Rp 2.291.900.578.397,00 Penerimaan-Bank Sumitomo SO Rp 93.570.359.128,00 Penjualan Including PPN Rp 2.573.218.892.205,00 Dikurangi: Piutang awal tahun Rp 140.055.512.065,00 PPN dipungut sendiri Rp 221.912.324.351,00

Penjualan menurut arus bank Rp 2.211.251.055.789,00 Penjualan menurut SPT Rp 2.163.290.756.621,00 Selisih penjualan Rp 47.960.299.168,00 Rekon: Cash discount Rp 29.832.872.686,00 Rebate Rp 18.127.426.482,00 Rp 47.960.299.168,00 Selisih rekonsiliasi Rp 0,00 bahwa menurut Majelis dalam sengketa ini memerlukan pembuktian sehingga perlu dilakukan uji bukti dokumen pendukung Pemohon Banding. bahwa memenuhi permintaan Majelis untuk melakukan uji bukti, Pemohon Banding dan Terbanding melakukan uji bukti dokumen pendukung Pemohon Banding berupa: 1. Ledger Cash on Hand (dengan balance Rp4.357.484) beserta penjelasan atas Cash on Hand yang merupakan pelunasan piutang sebesar Rp93.537.613.857, 2. Bukti pendukung penerimaan uang di ledger Cash on Hand yang bukan merupakan pelunasan piutang, seperti pendapatan service, AR titipan, Retur titipan, pengembalian uang kas bon, dan pembulatan (Asli), 3. Rincian penerimaan pelunasan piutang di Bank BCA pusat menurut Pemohon Banding sebesar Rp2.291.900.578.397, 4. Mapping penerimaan bank Sumitomo sebesar Rp24.418.146.447 ke akun Cash on Hand, 5. Dokumen pendukung Sumitomo SO yang dicatat sebagai pengurang piutang di ledger Cash on Hand sebesar (Rp1.857.795.197). bahwa atas dokumen pendukung Pemohon Banding, Terbanding dalam Berita Acara Pengujian Bukti menyampaikan pendapat: 1. Berdasarkan perhitungan peredaran usaha berdasarkan uji arus piutang menurut Terbanding dan Pemohon Banding persandingan perhitungan cfm Terbanding dengan cfm Pemohon Banding sebagai berikut: Cfm TB Cfm PB Selisih Piutang U saha A khir 94.210.340.821 94.210.340.821 - Pelunasan Piutang U saha: - Penerimaan Kas 119.309.959.271 D ebit Bank -- Sumitomo SO (titip an) (24.418.146.447) Penerimaan Kas Net 94.891.812.824 93.537.613.859 1.354.198.965 - Penerimaan Bank -- Sumitomo SO 95.806.302.657 93.570.359.128 2.235.943.529 - Penerimaan Bank -- BCA 2.293.937.817.831 2.291.900.578.397 2.037.239.434 - Penerimaan Bank -- Bank of T oky o - - Penerimaan Bank -- HSBC - Penjualan incl. PPN 2.578.846.274.133 2.573.218.892.205 Dikurangi : Uraian - Piutang U saha A w al 140.055.512.065 140.055.512.065 PPN D ip ungut Sendiri cfm. - SPT M PPN 221.912.324.351 221.912.324.351 - Discount dan Rabat (sesuai Audit) 47.960.299.168 47.960.299.168 Penjualan cfm. Pemeriksa 2.168.918.138.548 2.163.290.756.621 Penjualan cfm. SPT / WP 2.163.290.756.621 2.163.290.756.621 Selisih Penjualan 5.627.381.927 (0) 5.627.381.928 2. Berdasarkan uji bukti perhitungan peredaran usaha berdasarkan uji arus piutang menurut Terbanding dan Pemohon Banding direkonstruksi ulang dengan menyandingkan perhitungan cfm Terbanding dengan cfm Pemohon Banding seharusnya saat uji bukti adalah sebagai berikut:

Cfm TB Cfm PB Selisih Piutang U saha A khir 94.210.340.821 94.210.340.821 - Pelunasan Piutang U saha: - Penerimaan Kas 119.309.959.271 119.805.263.882 (495.304.611) Debit Bank -- Sumitomo SO (titip an) (24.418.146.447) (26.275.571.592) 1.857.425.145 Penerimaan Kas Net 94.891.812.824 93.529.692.290 1.362.120.534 - Penerimaan Bank -- Sumitomo SO 95.806.302.657 93.570.359.128 2.235.943.529 - Penerimaan Bank -- BCA 2.293.937.817.831 2.291.900.578.397 2.037.239.434 - Penerimaan Bank -- Bank of T oky o - - - - Penerimaan Bank -- HSBC - - - Penjualan incl. PPN 2.578.846.274.133 2.573.210.970.636 Dikurangi : Uraian - Piutang U saha A w al 140.055.512.065 140.055.512.065 PPN D ip ungut Sendiri cfm. - SPT M PPN 221.912.324.351 221.912.324.351 - Discount dan Rabat (sesuai Audit) 47.960.299.168 47.960.299.168 Penjualan cfm. Pemeriksa 2.168.918.138.548 2.163.282.835.052 Penjualan cfm. SPT / WP 2.163.290.756.621 2.163.290.756.621 Selisih Penjualan 5.627.381.927 (7.921.569) 5.635.303.497 3. Atas selisih tersebut Pemohon Banding memberikan penjelasan sebagai berikut: a. Terkait selisih penerimaan kas net sebesar Rp1.362.120.534,00 yang terdiri dari Rp1.857.425.145,00 - Rp495.304.611,00 Pemohon Banding berpendapat bahwa berdasarkan rekapitulasi ledger Cash On Hand diketahui bahwa: i. Penerimaan yang berkaitan dengan Account Receivable (AR) adalah sebesar Rp119.805.263.882,00 atau lebih tinggi sebesar Rp495.304.611,00 dari perhitungan Terbanding sebesar Rp119.309.959.271,00, ii. Bahwa di dalam penerimaan sebesar Rp119.805.263.882,00 terdapat penerimaan AR yang merupakan penerimaan melalui Bank Sumitomo-SO sebesar Rp26.275.571.592,00 lebih besar dari perhitungan Terbanding sebesar Rp24.418.146.447 dimana jumlah sebesar Rp26.275.571.592 merupakan penerimaan titipan di akun Cash On Hand sehingga seharusnya yang menjadi pengurang penerimaan kas adalah sebesar Rp26.275.571.592, iii. Pencatatan transaksi di akun Cash On Hand atas transaksi penerimaan Bank Sumitomo-SO adalah sebagai berikut: 1. Terdapat uang masuk yang tidak diketahui peruntukkan pembayarannya maka dicatat sebagai berikut: # Bank Sumitomo SO Rp24.418.146.447 AR titipan Rp24.418.146.447 Setelah diketahui peruntukkannya yaitu atas pelunasan AR maka dicatat sebagai berikut: # AR titipan Rp24.418.146.447 Cash On Hand Rp24.418.146.447 # Cash On Hand Rp26.275.571.592 Account Receivable Rp26.275.571.592 2. Atas selisih uang masuk yang diterima melalui Bank Sumitomo- SO yaitu atas pemotongan tagihan dari yang seharusnya dibayar

atas AR sebesar Rp1.857.425.145 (26.275.571.592 24.418.146.447) dicatat sebagai berikut: # Accrued Biaya (Marketing) Rp1.857.425.145 Cash On Hand Rp1.857.425.145 Jika dibuat ikhtisar maka jurnal pencatatan yang sesungguhnya adalah sebagai berikut: # Bank Sumitomo SO Rp24.418.146.447 Accrued Biaya (Marketing) Rp1.857.425.145 Account Recevable Rp26.275.571.592 b. Terkait selisih penerimaan Bank Sumitomo-SO, Pemohon Banding berpendapat bahwa penerimaan dari Bank Sumitomo-SO adalah sebesar Rp93.570.359.128,00 bukan sebesar Rp95.806.302.657, c. Terkait penerimaan Bank BCA, Pemohon Banding berpendapat bahwa penerimaan dari Bank BCA adalah sebesar Rp2.291.900.578.397 bukan sebesar Rp2.293.937.817.831,00. Perhitungan penerimaan BCA berdasarkan risalah pembahasan berbeda dengan rincian KKP penerimaan dari Terbanding yaitu sesuai risalah pembahasan penerimaan sebesar Rp2.293.937.817.831,00 tetapi berdasarkan KKP adalah sebesar Rp2.293.719.765.042,00 sehingga terdapat selisih lebih Rp218.052.789,00. 4. Atas pendapat Pemohon Banding tersebut Terbanding berpendapat sebagai berikut: a. Atas pendapat penerimaan yang berkaitan dengan Account Receivable (AR) adalah sebesar Rp119.805.263.882,00 atau lebih tinggi sebesar Rp495.304.611,00 dari perhitungan Terbanding sebesar Rp119.309.959.271,00 Terbanding berpendapat sebagai berikut: Sesuai dengan hasil uji bukti berupa general ledger Cash On Hand adalah benar jumlah penerimaan kas (termasuk debit sumitomo-so) yang berkaitan dengan Account Receivable adalah sebesar Rp119.805.263.882,00 (Rp26.275.571.592 + Rp93.529.692.290) dan oleh karena itu jumlah penerimaan cash on hand ditambah sebesar Rp495.304.611,00, b. Atas pendapat bahwa di dalam penerimaan sebesar Rp119.805.263.882,00 terdapat penerimaan AR yang merupakan penerimaan melalui Bank Sumitomo-SO sebesar Rp26.275.571.592,00 lebih besar dari perhitungan Terbanding sebesar Rp24.418.146.447,00 dimana jumlah sebesar Rp26.275.571.592,00 merupakan penerimaan titipan di akun Cash On Hand sehingga seharusnya yang menjadi pengurang penerimaan kas adalah sebesar Rp26.275.571.592, Terbanding berpendapat sebagai berikut: - Bahwa ringkasan jurnal pencatatan adalah sebagai berikut: #Bank Sumitomo SO Rp24.418.146.447 Accrued Biaya (Marketing) Rp 1.857.425.145 Account Recevable Rp26.275.571.592 - Dari pencatatan tersebut terlihat jelas bahwa penerimaan tersebut mengurangi piutang dagang (AR) sebesar Rp26.275.571.592,00 sehingga transaksi tersebut berkaitan dengan peredaran usaha, - Bahwa untuk akun Cash On Hand dimana akun tersebut menampung

titipan atas penerimaan dari Bank Sumitomo SO sebesar Rp26.275.571.592,- maka Terbanding berpendapat bahwa jumlah tersebut harus dikeluarkan dari penerimaan kas karena jumlah tersebut akan diperhitungkan kembali dalam Penerimaan Bank Sumitomo-SO (rekening), - Namun, normalnya adalah bahwa pelunasan AR sebesar Rp26.275.571.592,- adalah pelunasan piutang dagang sehingga seharusnya di Penerimaan Bank Sumitomo-SO (rekening) adalah sebesar Rp26.275.571.592,- ternyata yang benar-benar diterima adalah sebesar Rp24.418.146.447,- (bagian dari Rp95.806.302.657 Penerimaan Bank Sumitomo-SO (rekening)). Sehingga Terbanding berpendapat pencatatan akun Accrued Biaya ( Marketing) sebesar Rp1.857.425.145,- harus diperhitungkan sebagai unsur penambah pelunasan piutang untuk mencerminkan jumlah pelunasan piutang. Dengan demikian Terbanding setuju atas pengurangan Debit Penerimaan Bank Sumitomo-SO sebesar Rp26.275.571.592,00 namun atas Accrued Biaya ( Marketing) harus ditambahkan dalam perhitungan. c. Atas selisih penerimaan Bank Sumitomo-SO. Pemohon Banding berpendapat bahwa penerimaan dari Bank Sumitomo-SO adalah sebesar Rp93.570.359.128,- bukan sebesar Rp95.806.302.657, Terbanding berpendapat sebagai berikut: - Sesuai Berita Acara Pembahasan Akhir Pemeriksaan Pemohon Banding telah menyatakan setuju atas jumlah penerimaan dari Bank Sumitomo-SO sebesar Rp95.806.302.657,00, - Sesuai pernyataan Pemohon Banding di persidangan Pemohon Banding telah menyatakan setuju atas jumlah penerimaan dari Bank Sumitomo-SO sebesar Rp95.806.302.657,00, - Terbanding berpendapat penerimaan dari Bank Sumitomo-SO sebesar Rp95.806.302.657,00 telah benar. d. Atas selisih penerimaan Bank BCA, Pemohon Banding berpendapat bahwa penerimaan dari Bank BCA adalah sebesar 2.291.900.578.397 bukan sebesar Rp2.293.937.817.831,00. Perhitungan penerimaan BCA berdasarkan risalah pembahasan berbeda dengan rincian KKP penerimaan dari Terbanding yaitu sesuai risalah pembahasan penerimaan sebesar Rp2.293.937.817.831,00 tetapi berdasarkan KKP adalah sebesar Rp2.293.719.765.042,00 sehingga terdapat selisih Rp218.052.789,00, Terbanding berpendapat sebagai berikut: - Pemohon Banding tidak dapat memberikan bukti atas selisih Rp2.037.239.434,00 (Rp2.293.937.817.831,00 Rp2.291.900.578.397,00) yang dinyatakan Pemohon Banding bukan sebagai pelunasan piutang sehingga perhitungan Terbanding telah benar, - Terbanding setuju atas pendapat Pemohon Banding terdapat kesalahan pencatuman penerimaan BCA antara Berita Acara Pembahasan Akhir dengan rincian KKP yaitu sebesar Rp218.052.789,00, - Sehingga jumlah penerimaan Bank BCA hasil uji bukti adalah menjadi sebesar Rp2.293.719.765.042,00. 5. Perhitungan Peredaran Usaha hasil uji bukti menurut Terbanding adalah sebagai berikut:

bahwa atas pendapat Terbanding dalam Berita Acara Pengujian Bukti, Pemohon Banding menyampaikan pendapat sebagai berikut: Uji bukti ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan jumlah-jumlah pelunasan yang dilaporkan dalam akun: 1. Cash on Hand (COH) 2. Penerimaan Bank BCA Pusat 3. Penerimaan Bank Sumitomo SO I. Cash On Hand (COH) Total pelunasan piutang yang dilaporkan dalam akun COH menurut perhitungan Pemohon Banding adalah sebesar Rp93.529.692.290, Dimana Terbanding berpendapat bahwa pelunasan piutang dalam COH seharusnya adalah Rp119.309.959.271, Sehingga terdapat selisih sebesar Rp25.772.345.412, Dalam uji bukti ini Pemohon Banding membuktikan bahwa selisih sebesar Rp25.772.345.412 merupakan pencacatan pelunasan piutang yang kemudian dipindahkan ke akun Penerimaan Bank Sumitomo SO, Hal ini sebenarnya sudah disetujui oleh pihak Terbanding dalam masa pemeriksaan, yaitu dengan dibuktikan dalam perhitungan arus piutang menurut Terbanding pada saat pemeriksaan, yaitu dengan ditimbulkannya pengurang dalam arus piutang dengan sebutan Penerimaan Bank Sumitomo SO sebesar Rp24.411.146.447, Pada masa uji bukti ini, setelah memperlihatkan bukti bukti, Terbanding juga menyetujui pengurangan Cash on Hand sebesar Rp24.411.146.447, Kronologi uji bukti tersebut adalah sebagai berikut: Pengurang dalam COH karena Penerimaan Bank Sumitomo SO: Dalam persidangan, Terbanding memberikan detail penerimaan Sumitomo sebesar Rp24.418.146.447, lebih besar Rp7.000.000 dari penerimaan Sumitomo menurut Pemeriksa di risalah pemeriksaan (Rp24.411.146.447), Dalam rekonsiliasi piutang, menurut Pemeriksa terdapat penerimaan Sumitomo sebesar Rp24.211.146.447 yang harus dikeluarkan dari

penerimaan COH dikarenakan penerimaan Sumitomo tersebut telah termasuk dalam penerimaan COH. Oleh karena itu, Pemohon Banding memetakan penerimaan Sumitomo tersebut (Rp24.418.146.447) ke dalam saldo penerimaan Cash on Hand, Dari pemetaan tersebut diketahui bahwa piutang usaha yang sebenarnya adalah sebesar Rp26.275.571.592, namun pada saat pelunasan dealer mengurangi jumlah piutang usaha yang seharusnya dibayar dengan tagihan atas biaya promosi dari dealer sebesar Rp1.857.795.197. Sehingga jumlah uang yang diterima dalam bank Sumitomo hanya sebesar Rp24.418.146.447. Berikut adalah jurnal pencatatan pelunasan piutang melalui Bank Sumitomo yang telah Pemohon Banding jelaskan kepada Terbanding, Bank Sumitomo SO 24,418,146,447 AR Titipan 24,418,146,447 AR Titipan 24,418,146,447 Cash on Hand 24,418,146,447 Cash on Hand 26,275,571,592 AR 26,275,571,592 Accrued biaya 1,857,795,197 Cash on Hand 1,857,795,197 Dalam uji bukti, Pemohon Banding juga telah memperlihatkan dokumen dokumen seperti yang diminta Terbanding terkait dengan jumlah biaya promosi yang di-offset dengan pelunasan dealer sebesar Rp1.857.795.197 yaitu berupa jurnal voucher, rincian biaya, invoice tagihan, perjanjian promosi, faktur pajak, dan contoh bentuk promosi; Pelunasan piutang Pemohon Banding telah menjelaskan jurnal pelunasan piutang kepada Terbanding dengan gambaran seperti jurnal di atas. Jurnal itu membuktikan jika akun Cash on Hand hanya sebagai akun penjembatanan (Bridging account). Pemohon Banding juga telah memperlihatkan rincian penerimaan uang yang terdapat dalam Cash on Hand sebesar Rp93.529.692.290 kepada Terbanding. II. Penerimaan Bank BCA Pusat Dalam proses uji bukti Pemohon Banding memperbaiki perhitungan arus piutang atas penerimaan Bank BCA Pusat dari perhitungan yang telah Pemohon Banding sebutkan dalam surat banding, Jumlah penerimaan yang Pemohon Banding sebutkan dalam Surat Banding adalah sebesar Rp2.291.900.578.397 dan menurut perhitungan Pemohon Banding seharusnya adalah sebesar Rp2.293.937.817.831, Dengan demikian selisih perhitungan arus piutang antara Pemohon Banding dan Terbanding menjadi sebesar Rp3.785.772.989, Dalam uji bukti ini Pemohon Banding telah menjelaskan kepada Terbanding sumber dari perbedaan sebesar Rp3.785.772.989, yaitu: a. Selisih sebesar Rp3.785.772.989 disebabkan karena perbedaan waktu dalam pencatatan pelunasan piutang antara akun Piutang dan akun Penerimaan Bank BCA Pusat yang terjadi pada saat akhir tahun buku,

b. Sistem pencatatan penerimaan atas pelunasan piutang (khusus untuk pelunasan dengan keterangan GO DOWN) melewati 2 tahap, yaitu: (i) Saat penerimaan uang dari pembeli, dimana uang dicatat dalam akun Bank dan akun Advance Receipt, (ii) Saat pencatataan pelunasaan tersebut, yaitu dengan pembalikan akun Advance Receipt dan mencatatnya dalam pelunasan dalam akun Piutang. Dalam uji bukti Pemohon Banding perlihatkan contoh jurnal sebagaimana Pemohon Banding sebutkan diatas untuk mempermudah penelitian. 31/03/2009 Bank 100 Advance re ce ipt 100 10/04/2009 Advance re ce ipt 100 Account re ce ivable 100 c. Pemohon Banding membuktikan kepada Terbanding bahwa selisih sebesar Rp3.785.772.989 terjadi karena pada akhir tahun telah diterima dalam bank BCA Pusat pelunasan sebesar Rp3.785.772.989 namun belum terjadi pencatatan pengurangan Akun Piutang. d. Pemohon Banding menjelaskan kepada Terbanding bahwa pada akhir tahun tersebut pencatatan atas penerimaan piutang GO DOWN sebesar Rp3.785.772.989 belum terjadi sepenuhnya, yaitu belum melewati 2 tahap yang telah Pemohon Banding jelaskan dalam contoh jurnal. e. Pemohon Banding membuktikan bahwa pada tanggal 31 Maret 2009 (akhir tahun buku Pemohon Banding) pencatatan dalam system General Ledger Pemohon Banding baru mencapai tahap pertama, yaitu pencatatan pelunasan dalam akun Penerimaan Bank BCA Pusat (Dr) dan Akun Advance Receipt (Cr); f. Dengan demikian secara penerimaan uang, telah terjadi pelunasan namun piutang yang bersangkutan belum dikurangi. Sehingga pada akhir tahun buku 2008, saldo Piutang Pemohon Banding masih mencatat piutang sebesar Rp3.785.772.989. g. Pemohon Banding memperlihatkan kepada Terbanding bukti pencatatan dalam Akun Advance Receipt secara rinci pada saat akhir tahun buku 2008. Dimana saldo akhir akun Advance Receipt masih terdapat pelunasan sebesar Rp3.785.772.989. h. Pemohon Banding memperlihatkan kepada Terbanding akun Piutang di tahun buku 2009 dimana terdapat jurnal tahap ke-2 (sebagaimana Pemohon Banding jelaskan dalam jurnal contoh), yaitu jurnal untuk mengurangi Piutang sebesar Rp3.785.772.989 karena telah terjadi pelunasan ditahun buku 2008. Berdasarkan bukti-bukti yang telah Pemohon Banding perlihatkan kepada Terbanding telah terbukti bahwa selisih sebesar Rp3.785.772.989 terjadi karena adanya perbedaan waktu dalam pencatatan penerimaan uang dan pencatatan pengurangan piutang (setelah terjadinya pelunasan). bahwa uang muka sebesar Rp3.785.772.989,00 dilakukan dengan cara pesan lewat telepon kemudian dilakukan pembayaran yang dapat dilihat pada Rekening Koran sehingga tidak ada bukti tertulis sebagai uang muka;

Kesimpulan: Setelah meneliti tanggapan Terbanding, Pemohon Banding tidak setuju dengan cara perhitungan dan pendapat Terbanding yang menaikkan hasil selisih rekonsiliasi sebesar Rp277.251.822 sehingga menjadi Rp5.904.633.750; bahwa dalam Tambahan Berita Acara Pengujian Bukti, Pemohon Banding mengemukakan hal-hal sebagai berikut: bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas perhitungan peredaran usaha menurut Terbanding yang rinciannya sebagai berikut: C f m T B s e b e lu m U ji B u k ti C f m T B s e te la h U ji B u k ti S e lis ih P iu t a n g U s a h a A k h ir 9 4.2 1 0.3 4 0.8 2 1 9 4.2 1 0.3 4 0.8 2 1 - P e lu n a s a n P iu t a n g U s a h a : - P e n e r im a a n K a s 1 1 9.3 0 9.9 5 9.2 7 1 1 1 9.8 0 5.2 6 3.8 8 2 4 9 5.3 0 4.6 1 1 D e b it B a n k - - S u m it o m o S O ( t it ip a n ) ( 2 4.4 1 8.1 4 6.4 4 7 ) ( 2 6.2 7 5.5 7 1.5 9 2 ) ( 1.8 5 7.4 2 5.1 4 5 ) P e n e r im a a n K a s N e t 9 4.8 9 1.8 1 2.8 2 4 9 3.5 2 9.6 9 2.2 9 0 ( 1.3 6 2.1 2 0.5 3 4 ) - A c c r M a r k e t - 1.8 5 7.4 2 5.1 4 5 1.8 5 7.4 2 5.1 4 5 P e n e r im a a n B a n k - - - S u m it o m o S O 9 5.8 0 6.3 0 2.6 5 7 9 5.8 0 6.3 0 2.6 5 7 - - P e n e r im a a n B a n k - - B C A 2.2 9 3.9 3 7.8 1 7.8 3 1 2.2 9 3.7 1 9.7 6 5.0 4 2 ( 2 1 8.0 5 2.7 8 9 ) P e n e r im a a n B a n k - - B a n k o f - T o k y o - - - - P e n e r im a a n B a n k - - H S B C - - - P e n ju a la n in c l. P P N 2.5 7 8.8 4 6.2 7 4.1 3 3 2.5 7 9.1 2 3.5 2 5.9 5 5 D ik u r a n gi : U r a i a n - P iu t a n g U s a h a A w a l 1 4 0.0 5 5.5 1 2.0 6 5 1 4 0.0 5 5.5 1 2.0 6 5 - P P N D ip u n gu t S e n d ir i c f m. S P T M P P N 2 2 1.9 1 2.3 2 4.3 5 1 2 2 1.9 1 2.3 2 4.3 5 1 - D is c o u n t d a n R a b a t ( s e s u a i A u d it ) 4 7.9 6 0.2 9 9.1 6 8 4 7.9 6 0.2 9 9.1 6 8 P e n ju a la n c f m. P e m e r ik s a 2.1 6 8.9 1 8.1 3 8.5 4 8 2.1 6 9.1 9 5.3 9 0.3 7 1 P e n ju a la n c f m. S P T / W P 2.1 6 3.2 9 0.7 5 6.6 2 1 2.1 6 3.2 9 0.7 5 6.6 2 1 S e lis ih P e n ju a la n 5.6 2 7.3 8 1.9 2 7 5.9 0 4.6 3 3.7 5 0 2 7 7.2 5 1.8 2 2 bahwa Pemohon Banding atas perhitungan peredaran usaha menambahkan penjelasan sebagai berikut: 1. bahwa atas pendapat Pemohon Banding yang menyatakan di dalam penerimaan sebesar Rp119.805.263.882,- terdapat penerimaan piutang yang merupakan penerimaan melalui Bank Sumitomo-SO sebesar Rp26.275.571.592,- lebih besar dari perhitungan Terbanding sebesar Rp24.418.146.447,- dimana jumlah sebesar Rp26.275.571.592,- merupakan penerimaan titipan di akun Cash On Hand sehingga seharusnya yang menjadi pengurang penerimaan kas adalah sebesar Rp26.275.571.592, Terbanding berpendapat sebagai berikut: bahwa ringkasan jurnal pencatatan adalah sebagai berikut: Bank Sumitomo SO Rp24.418.146.447 Accrued Biaya (Marketing) Rp1.857.425.145 Account Recevable Rp26.275.571.592 Dari pencatatan tersebut terlihat jelas bahwa penerimaan tersebut mengurangi piutang dagang (AR) sebesar Rp26.275.571.592,00 sehingga transaksi tersebut berkaitan dengan peredaran usaha; bahwa untuk akun Cash On Hand dimana akun tersebut menampung titipan atas penerimaan dari Bank Sumitomo SO sebesar Rp26.275.571.592,- maka Terbanding berpendapat bahwa jumlah tersebut harus dikeluarkan dari penerimaan kas karena jumlah tersebut akan diperhitungkan kembali dalam Penerimaan Bank Sumitomo-SO (rekening); bahwa Pemohon Banding setuju dengan pendapat Terbanding

bahwa pelunasan piutang yang dicatat dalam akun Cash on Hand adalah sebesar Rp93.529.692.290,00 dengan rincian sebagai berikut: Pelunasan piutang yang dicatat dalam akun Cash on Hand Pelunasan piutang yang dicatat dalam Cash on Hand namun telah diperhitungkan dalam Bank Sumitomo SO Total Piutang Rp119.805.263.882, 00 (Rp26.275.571.592,0 0) Rp93.529.692.290,0 0 bahwa Pemohon Banding mengurangi jumlah piutang yang dicatat dalam akun Cash on Hand sebesar Rp26.275.571.592 karena pelunasan piutang tersebut telah dicatat dalam penerimaan Bank Sumitomo. Piutang tersebut dilunasi oleh Delaer melalui transfer ke Bank Sumitomo sebesar Rp24.418.146.447 sedangkan sisanya sebesar Rp1.857.425.145 dilunasi melalui offset tagihan biaya promosi yang diterima Pemohon Banding dari Delaer. 2. bahwa terkait dengan pendapat Terbanding pada penjelasan 1 di atas, normalnya adalah bahwa pelunasan AR sebesar Rp26.275.571.592,- adalah pelunasan piutang dagang sehingga seharusnya di Penerimaan Bank Sumitomo-SO (rekening) adalah sebesar Rp26.275.571.592,- ternyata yang benar-benar diterima adalah sebesar Rp24.418.146.447,- (bagian dari Rp95.806.302.657 Penerimaan Bank Sumitomo-SO (rekening)). Sehingga Terbanding berpendapat pencatatan akun Accrued Biaya (Marketing) sebesar Rp1.857.425.145,- harus diperhitungkan sebagai unsur penambah pelunasan piutang untuk mencerminkan jumlah pelunasan piutang. Dengan demikian Terbanding setuju atas pengurangan Debit Penerimaan Bank Sumitomo-SO sebesar Rp26.275.571.592,00 namun atas Accrued Biaya ( Marketing) harus ditambahkan dalam perhitungan. bahwa terkait dengan penjelasan Pemohon Banding pada poin "penjelasan 1", Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding bahwa atas accrued biaya (Marketing) harus ditambahkan kembali dalam perhitungan peredaran usaha karena pelunasan piutang sebenarnya adalah benarbenar Rp26.275.571.592 dengan alasan: a. Terbanding memperhitungkan kembali accrued biaya (Marketing) sebesar Rp1.857.425.145,00 dan menganggap penerimaan Sumitomo sebesar Rp26.275.571.592,00 sehingga hal ini menyebabkan pelunasan piutang menjadi hanya sebesar Rp24.418.146.447,00 (Rp26.275.571.592 Rp1.857.425.145), b. Perhitungan yang telah disetujui oleh Terbanding bahwa pelunasan piutang yang harus dikurangi dari akun Cash on Hand (terkait dengan penjelasan 1 di atas) sebesar Rp26.275.571.592,00 adalah tidak ada esensinya dan sebenarnya tidak merubah perhitungan dari surat banding, c. Pada dasarnya Terbanding berpendapat bahwa pelunasan piutang sebesar Rp26.275.571.592,00 dilakukan melalui bank sumitomo sebesar Rp24.418.146.447,00 dan accrued biaya (Marketing) sebesar Rp1.857.425.145,00. Dengan demikian Terbanding

seharusnya tetap menggunakan angka Rp24.418.146.447,00 dalam tabelnya (setelah uji bukti) dan kemudian baru memperhitungkan biaya sebesar Rp1.857.425.145,00. Sehingga pelunasan piutang adalah sebesar Rp26.275.571.592,00 bukannya Rp24.418.146.447,00. bahwa Pemohon Banding memberikan persandingan perhitungan uji arus uang menurut Terbanding dalam SUB dan BAP: Keterangan SUB BAP Piutang Usaha Akhir 94.210.340.821 94.210.340.821 Pelunasan Piutang Usaha: Penerimaan Kas 119.309.959.271 119.805.263.882 Penerimaan Bank BCA Pusat 2.293.937.817.831 2.293.719.765.042 Penerimaan Bank Sumitomo SO 95.806.302.657 95.806.302.657 Penjualan Including PPN 2.603.264.420.580 2.603.541.672.402 Dikurangi: Piutang Usaha Awal (140.055.512.065) (140.055.512.065) PPN dipungut sendiri cfm SPM PPN (221.912.324.351) (221.912.324.351) Discount dan Rabat (sesuai Audit) (47.960.299.168) (47.960.299.168) Accr biaya marketing 1.857.425.145 Penerimaan Bank Sumitomo SO (24.418.146.447) (26.275.571.592) (24.418.146.447) (24.418.146.447) Penjualan cfm Pemeriksa 2.168.918.138.549 2.169.195.390.371 Penjualan cfm SPTMP 2.163.290.756.621 2.163.290.756.621 Selisih setelah Penjualan 5.627.381.928 5.904.633.750 Kesimpulan: bahwa sesuai dengan pejelasan Pemohon Banding dalam Tambahan Berita Acara Pengujian Bukti, maka perhitungan Peredaran Usaha adalah sebagai berikut: Keterangan Pemohon Banding Piutang Usaha Akhir 94.210.340.821 Pelunasan Piutang Usaha: Penerimaan Kas 119.805.263.882 Penerimaan Bank Sumitomo SO (24.418.146.447) Accr biaya marketing (1.857.425.145) Penerimaan Kas. nett 93.529.692.290 Penerimaan Bank BCA Pusat 2.290.152.044.842 Penerimaan Bank Sumitomo SO 95.806.302.657 Penjualan Including PPN 2.573.698.380.610 Dikurangi: Piutang Usaha Awal (140.055.512.065) PPN dipungut sendiri cfm SPM (221.912.324.351) PPN Discount dan Rabat (sesuai Audit) (47.960.299.168) Penjualan cfm Pemeriksa 2.163.770.245.026 Penjualan cfm SPT 2.163.290.756.621 Selisih 479.488.405 bahwa atas sengketa peredaran usaha sebesar Rp5.627.381.927,00, berdasarkan penjelasan, bukti-bukti yang disampaikan para pihak dan pelaksanaan uji bukti pada tanggal 12 Oktober 2012 yang dituangkan dalam Berita Acara Pengujian Bukti, Majelis berpendapat: Atas sengketa penerimaan kas yang menurut Terbanding adalah Rp119.309.959.271,00, Pemohon Banding menyatakan penerimaan yang sebenarnya adalah Rp119.805.263.882,00, dalam hal ini Terbanding pada saat uji bukti menyetujuinya, dengan demikian Majelis sependapat bahwa penerimaan kas adalah sebesar Rp119.805.263.882,00,

Atas sengketa Debit Bank Sumitomo SO (titipan) Rp24.411.146.447,00, dimana menurut Pemohon Banding penerimaan yang sebenarnya adalah Rp24.418.146.447,00 lebih besar Rp7.000.000,00. Penerimaan tersebut setelah dikurangi dengan tagihan biaya promosi dari dealer sebesar Rp1.857.795.197,00 sehingga piutang usaha yang sebenarnya Rp26.275.571.592,00. Terbanding setuju dengan pendapat Pemohon Banding, namun akun accrued biaya (marketing) sebesar Rp1.857.425.145,00 harus diperhitungkan sebagai unsur penambah pelunasan piutang untuk mencerminkan jumlah pelunasan piutang. Majelis berpendapat karena penerimaan kas sudah dikurangi dengan biaya promosi (di offset) maka penerimaan kas harus dihitung dengan menambah berapa nilai yang di offset, hal ini sejalan dengan pendapat Terbanding, Atas sengketa penerimaan Bank Sumitomo SO dimana Terbanding menyatakan sebesar Rp95.806.302.657,00 dan Pemohon Banding menyatakan sebesar Rp93.537.613.859,00. Pemohon Banding dalam uji bukti menyatakan setuju dengan pendapat Terbanding sehingga Majelis berpendapat tidak ada sengketa lagi, Atas sengketa penerimaan Bank BCA, Terbanding menyatakan sebesar Rp2.293.937.817.831,00 sedangkan Pemohon Banding dalam surat bandingnya menyatakan sebesar Rp2.291.900.578.397,00. Dalam uji bukti Pemohon Banding menyampaikan data bahwa penerimaan Bank BCA adalah Rp2.293.719.765.042,00 berbeda Rp218.052.789,00 dari Risalah Terbanding dan dalam uji bukti disetujui oleh Terbanding, Pemohon Banding menjelaskan dalam penerimaan Bank BCA tersebut terdapat Rp3.567.720.200,00 yang belum dicatat sebagai pengurangan akun piutang tetapi masih dicatat sebagai Advance Receipt untuk 3 penerimaan tanggal 31-03-2009 dan 1 penerimaan tanggal 30-03-2009. Berdasarkan hal-hal tersebut Majelis berpendapat dapat menerima permohonan Pemohon Banding atas penerimaan Bank BCA, namun demikian karena Pemohon Banding dalam perhitungan SPT menghitung penerimaan Bank BCA sebesar Rp2.291.900.578.397,00, mengingat bahwa tidak dilakukan pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan, berdasarkan Pasal 8 ayat (1) UU KUP yang berbunyi: Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, maka penerimaan Bank BCA sesuai dengan yang dijadikan perhitungan Pemohon Banding dalam SPT/Surat Banding yaitu Rp2.291.900.578.397,00. bahwa dengan demikian penjualan dihitung kembali sebagaimana tabel berikut:

U r a i a n C f m M a je lis P iu t a n g U s a h a A k h ir 9 4.2 1 0.3 4 0.8 2 1 P e lu n a s a n P iu t a n g U s a h a : - P e n e r im a a n K a s 1 1 9.8 0 5.2 6 3.8 8 2 D e b it B a n k - - S u m it o m o S O ( t it ip a n ) ( 2 6.2 7 5.5 7 1.5 9 2 ) P e n e r im a a n K a s N e t 9 3.5 2 9.6 9 2.2 9 0 A c c r u e d B ia y a M a r k e t in g 1.8 5 7.4 2 5.1 4 5 - P e n e r im a a n B a n k - - S u m it o m o S O 9 5.8 0 6.3 0 2.6 5 7 - P e n e r im a a n B a n k - - B C A 2.2 9 1.9 0 0.5 7 8.3 9 7 - P e n e r im a a n B a n k - - B a n k o f T o k y o - - P e n e r im a a n B a n k - - H S B C - P e n ju a la n in c l. P P N 2.5 7 7.3 0 4.3 3 9.3 1 0 D ik u r a n gi : - P iu t a n g U s a h a A w a l ( 1 4 0.0 5 5.5 1 2.0 6 5 ) - P P N D ip u n gu t S e n d ir i c f m. S P T M P P N ( 2 2 1.9 1 2.3 2 4.3 5 1 ) - D is c o u n t d a n R a b a t ( s e s u a i A u d it ) ( 4 7.9 6 0.2 9 9.1 6 8 ) P e n ju a la n c f m. M a je lis 2.1 6 7.3 7 6.2 0 3.7 2 6 P e n ju a la n c f m. S P T / W P 2.1 6 3.2 9 0.7 5 6.6 2 1 S e lis ih P e n ju a la n 4.0 8 5.4 4 7.1 0 5 bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan serta perhitungan di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding sebesar Rp1.541.934.822,00 harus dibatalkan karena telah dibuktikan oleh Pemohon Banding dokumen pendukungnya, sedangkan sisanya sebesar Rp4.085.447.105,00 tetap dipertahankan. Koreksi Biaya Usaha sebesar Rp1.902.461.026,00 Menurut Terbanding: bahwa menurut Terbanding koreksi ini adalah masalah pembuktian, dimana pada saat keberatan Pemohon Banding tidak dapat menyediakan bukti pendukung yang memadai, sehingga perlu dilakukan uji bukti dokumen Pemohon Banding. Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa sebagai tambahan informasi, dalam proses keberatan, Pemohon Banding telah menyampaikan dokumen pendukung atas koreksi biaya-biaya tersebut di atas, namun tidak dipertimbangkan oleh Tim Penelaah. : bahwa koreksi biaya usaha dilakukan oleh Terbanding dengan alasan sebagai berikut : a) bahwa Pemeriksa melakukan koreksi atas Biaya Usaha sebesar Rp2.887.542.872,00 dengan alasan bahwa atas Biaya Transportasi, koreksi dilakukan karena merupakan pengeluaran yang bersifat natura/kenikmatan bagi karyawan, sesuai Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh, atas Biaya Penyusutan, karena terdapat perbedaan penghitungan atas aktiva tetap yang disusutkan tahun pajak 2008 dan atas Biaya Lainnya, karena tidak terdapat bukti yang memadai, b) bahwa atas koreksi tersebut, Pemohon Banding hanya mengajukan keberatan atas koreksi sebesar Rp1.902.461.026,00 sedangkan atas sisanya sebesar Rp985.081.846,00 Pemohon Banding tidak mengajukan keberatan. Adapun alasan keberatan Pemohon Banding bahwa biaya sebesar Rp1.902.461.026,00 (biaya transportasi, biaya mail & others, dan biaya meeting) merupakan biaya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan UU PPh Pasal 6 ayat (1), c) bahwa dalam proses keberatan, Pemohon Banding menyampaikan data/dokumen pendukung seperti: Rekapitulasi dan dokumen pendukung atas Biaya transportasi sebesar Rp1.093.580.462,00; Rekapitulasi dan dokumen pendukung atas biaya lain-lain (mail & others) sebesar

Rp602.800.020,00. Rekapitulasi dan dokumen pendukung atas biaya lain-lain (Meeting and conference expense) sebesar Rp206.080.544,00 yang disengketakan, d) bahwa atas koreksi Biaya Usaha sebesar Rp985.081.846,00 yang tidak diajukan keberatan oleh Pemohon Banding, peneliti keberatan mengusulkan untuk tetap mempertahankan koreksi tersebut, e) bahwa dalam proses keberatan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan disertai dengan data/dokumen terkait dengan koreksi Biaya Usaha seperti, invoice, voucher, dan bukti pembayaran sebesar Rp1.902.461.026,00, f) bahwa berdasarkan penelitian terhadap dokumen surat permintaan data dan tanda terima dokumen dari Pemohon Banding pada saat proses pemeriksaan, diketahui bahwa atas data/dokumen sebagaimana yang dimaksud pada huruf e di atas telah diminta oleh Pemeriksa, namun sampai pada saat pembahasan akhir Pemohon Banding tidak menyampaikan data/dokumen tersebut, g) bahwa Peneliti Keberatan sependapat dengan Pemeriksa bahwa atas Biaya Usaha dikoreksi sebesar Rp2.887.542.872,00 sesuai dengan penjelasan dan pembuktian yang disampaikan Pemohon Banding pada saat pembahasan akhir dengan Pemeriksa. bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi biaya usaha oleh Terbanding, dengan alasan sebagai berikut: a. Koreksi Biaya Transportasi sebesar Rp1.093.580.462,00 bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Tim Pemeriksa dan pendapat Tim Penelaah karena biaya-biaya yang tercatat dalam akun ini merupakan biaya perjalanan yang dikeluarkan Pemohon Banding untuk kepentingan menjalankan kegiatan usaha yang berhubungan langsung dalam rangka menghasilkan, memelihara, dan menagih penghasilan; bahwa dengan demikian biaya transportasi tersebut merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU PPh Pasal 6 ayat (1) b. Koreksi Biaya Lain-Lain sebesar Rp808.880.564,00 b.1. Koreksi atas Biaya Mail and Others sebesar Rp602.800.020,00 bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Tim Pemeriksa dan pendapat Tim Penelaah karena biaya ini merupakan biaya pengiriman surat yang berhubungan dengan kegiatan mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU PPh Pasal 6 ayat (1), b.2. Koreksi atas Meeting and Conference Expense sebesar Rp206.080.544,00 bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Tim Pemeriksa dan pendapat Tim Penelaah karena biaya ini merupakan biaya meeting atau pertemuan yang amat penting untuk menjalankan kegiatan usaha yang terpadu. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut perusahaan dapat memonitor dan memimpin kegiatan pada cabang-cabang dengan baik. bahwa dengan demikian biaya meeting/pertemuan ini merupakan biaya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan UU PPh Pasal 6 ayat (1).

bahwa sebagai tambahan informasi, dalam proses keberatan, Pemohon Banding telah menyampaikan dokumen pendukung atas koreksi biaya-biaya tersebut di atas, namun tidak dipertimbangkan oleh Tim Penelaah. bahwa menurut Majelis dalam sengketa ini memerlukan pembuktian sehingga perlu dilakukan uji bukti dokumen pendukung Pemohon Banding. bahwa memenuhi permintaan Majelis untuk melakukan uji bukti, Pemohon Banding dan Terbanding melakukan uji bukti dokumen pendukung Pemohon Banding, dengan perincian hasil sebagai berikut: A. Koreksi Biaya Transportasi sebesar Rp1.093.580.462,00: bahwa bukti-bukti yang Pemohon Banding telah tunjukkan kepada Terbanding pada saat pengujian bukti adalah sebagai berikut: 1. Ledger sebesar Rp1.093.580.462,00; 2. Asli Journal voucher, invoice bukti tagihan, bukti tiket, airport tax, surat tugas; bahwa atas dokumen pendukung Pemohon Banding, Terbanding dalam Berita Acara Pengujian Bukti menyampaikan pendapat: 1. Sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, mengatur bahwa Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data,informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya. Data-data yang disampaikan Pemohon Banding tidak pernah disampaikan pada saat pemeriksaan walaupun sudah diminta Terbanding. 2. Tanggapan atas bukti yang disampaikan Pemohon Banding dalam uji bukti: - Dari total koreksi sebesar Rp1.093.580.462,- Pemohon Banding menunjukkan data sebagai berikut: Akun Nama Akun Jumlah Data yang dapat ditunjukkan Data yang tidak dapat ditunjukkan 53140100 Tra ve l l e r 394.418.391 121.656.217 272.762.174 Exp e n s e s D o m e s ti c 53140100 Tra ve l l e r 699.162.071 161.377.743 537.784.328 Exp e n s e s Ove rs e a s Tota l 1.093.580.462 283.033.960 810.546.502 - Atas koreksi yang tidak ada data pendukungnya sebesar Rp810.546.502,- tetap dipertahankan, - Atas koreksi yang ada data pendukungnya sebesar Rp283.033.960,- berdasarkan hasil uji bukti merupakan biaya pindah karyawan, biaya kirim barang pindahan karyawan, biaya pindah sekolah, biaya perjalanan ke luar negeri atas karyawan asing yang tidak jelas dan tidak diketahui hubungan perjalanan tersebut dengan kegiatan mendapatkan, menagih dan memeliharan penghasilan karena dokumen yang ditunjukkan hanyalah dokumen employee expenses report sedangkan bukti atau dokumen aktivitas perjalanan dinas maupun bukti penunjukkan pindah karyawan tidak ada. Koreksi tetap dipertahankan.

bahwa atas pendapat Terbanding dalam Berita Acara Pengujian Bukti, Pemohon Banding menyampaikan pendapat sebagai berikut: Pemohon Banding telah memperlihatkan ledger dan dokumen pendukung terkait dengan koreksi ke Terbanding, Dari koreksi biaya transportasi, dokumen yang telah ditunjukkan adalah sebesar Rp283.033.960,00. bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa dari koreksi biaya transportasi memang tidak ada data/bukti pendukungnya sebesar Rp810.546.502,00 dan menyerahkan keputusan pada Majelis; B. Koreksi Biaya Lain-Lain sebesar Rp808.880.564,00 B.1. Koreksi atas Biaya Mail and Others sebesar Rp602.800.020,00 bahwa bukti-bukti yang Pemohon Banding telah tunjukkan kepada Terbanding pada saat pengujian bukti adalah sebagai berikut: - Ledger sebesar Rp602.800.020, - Asli Journal voucher, invoice tagihan, bukti kirim dokumen. bahwa atas dokumen pendukung Pemohon Banding, Terbanding dalam Berita Acara Pengujian Bukti menyampaikan pendapat: 1. Sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, mengatur bahwa Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya. Data-data yang disampaikan Pemohon Banding tidak pernah disampaikan pada saat pemeriksaan walaupun sudah diminta Terbanding. 2. Tanggapan atas bukti yang disampaikan Pemohon Banding dalam uji bukti: - Dari total koreksi sebesar Rp602.800.020,- Pemohon Banding menunjukkan data sebagai berikut: Akun Nama Akun Jumlah Data yang dapat ditunjukkan Data yang tidak dapat ditunjukkan 53150200 Mail 568.254.376 144.423.882 423.830.494 53150200 Other 34.545.643-34.545.643 Total 602.800.019 144.423.882 458.376.137 - Atas koreksi yang tidak ada data pendukungnya sebesar Rp458.376.137,00 tetap dipertahankan, - Atas koreksi yang ada data pendukungnya sebesar Rp144.423.882,- berdasarkan hasil uji bukti merupakan biaya kirim dokumen diantaranya dokumen-dokumen baik dari Pemohon Banding ke konsumen maupun dari Pemohon Banding ke cabang atau cabang ke pusat. bahwa atas pendapat Terbanding dalam Berita Acara Pengujian Bukti, Pemohon Banding menyampaikan pendapat sebagai berikut: Dari koreksi biaya mail and others, dokumen yang telah ditunjukkan adalah sebesar Rp144.423.882,00; bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa dari koreksi biaya mail and others memang tidak ada data/bukti pendukungnya sebesar Rp458.376.137,00

dan menyerahkan keputusan pada Majelis; B.2. Koreksi atas Meeting and Conference Expense sebesar Rp206.080.544,00 bahwa bukti-bukti yang Pemohon Banding telah tunjukkan kepada Terbanding pada saat pengujian bukti adalah sebagai berikut: - Ledger sebesar Rp206.080.544,00; - Asli Journal voucher, invoice tagihan; bahwa Pemohon Banding dalam Berita Acara Pengujian Bukti pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut: Dari koreksi biaya meeting and conference, dokumen yang telah ditunjukkan adalah sebesar Rp37.896.415,00. bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa dari koreksi biaya meeting and conference memang sebagian tidak ada data/bukti pendukungnya dan menyerahkan keputusan pada Majelis. bahwa atas dokumen pendukung Pemohon Banding, Terbanding dalam Tambahan Berita Acara Pengujian Bukti menyampaikan pendapat: 1. Sesuai dengan Pasal 26A ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, mengatur bahwa Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya, 2. Bahwa data yang disampaikan Pemohon Banding dipersidangan tersebut tidak pernah disampaikan pada saat pemeriksaan maupun keberatan, walaupun sudah diminta Terbanding, 3. Dari total koreksi sebesar Rp206.080.544,00, Pemohon Banding menunjukkan data sebesar Rp33.600.055,00 dan bukan sebesar Rp37.896.415,00, 4. Atas koreksi yang tidak ada data pendukungnya sebesar Rp172.480.489,00 (Rp206.080.544,00 - Rp33.600.055,00) tetap dipertahankan, 5. Atas koreksi yang ada data pendukungnya sebesar Rp33.600.055,00 berdasarkan hasil uji bukti merupakan biaya perjamuan yang tidak ada daftar nominatifnya, sehingga tidak dapat dibiayakan. Dengan demikian Terbanding tetap mempertahankan koreks. bahwa berdasarkan uraian hasil uji bukti tersebut di atas Majelis berpendapat sebagai berikut: bahwa atas sengketa Biaya Usaha sebesar Rp1.902.461.026,00, dalam uji bukti: atas biaya transportasi sebesar Rp1.093.580.462,00 Pemohon Banding hanya dapat menyampaikan data pendukung Rp283.033.960,00 dan tidak dapat menyampaikan bukti selebihnya, sedangkan atas biaya mail and others sebesar Rp602.800.020,00 dokumen yang ditunjukkan Rp144.423.882,00 dan tidak menunjukkan selebihnya, dan atas biaya meeting and conference expense sebesar Rp206.080.544,00 dokumen yang ditunjukkan Rp37.896.415,00 dan tidak dapat menunjukkan

selebihnya. bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding sebesar Rp465.354.257,00 harus dibatalkan karena telah berhasil dibuktikan dokumen pendukungnya oleh Pemohon Banding, sedangkan sisanya sebesar Rp1.437.106.769,00 tetap dipertahankan. bahwa oleh karena atas jumlah pajak yang masih harus/lebih dibayar dan disengketakan versi murni Pemohon Banding dalam surat banding sebesar Rp2.273.825.275,00, dibatalkan sebagian koreksinya Terbanding oleh Majelis, maka Majelis berdasarkan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding. Memperhatikan Mengingat : Surat Banding Pemohon Banding, Surat Uraian Banding Terbanding, hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan. : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. 2. Ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini. Memutuskan : Menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-343/WPJ.19/BD.05/2011 tanggal 27 April 2011 tentang Keberatan Wajib Pajak atas SKPLB PPh Badan Tahun Pajak 2008 Nomor 00046/406/08/092/10 tanggal 25 Juni 2010, sehingga PPh Badan Tahun Pajak 2008 dihitung kembali dengan penghitungan menjadi sebagai berikut : 1. Penghasilan Neto Rp 28.480.779.436,00 2. Penghasilan Kena Pajak Rp 28.480.779.000,00 3. Pajak Terutang Rp 8.526.733.700,00 4. Kredit Pajak Rp (9.933.007.731,00) 5. jumlah Pajak Yang Masih Harus/Lebih Dibayar Rp (1.406.274.031,00) Demikian diputus di Jakarta pada hari Rabu, tanggal 24 Oktober 2012, berdasarkan musyawarah Majelis XIB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis Hakim sebagai berikut: Caecilia Sri Widiarti I Made Sudana Arif Subekti yang dibantu oleh Esti Cahya Inteni sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti. Putusan Nomor Put-52240/PP/M.XIB/15/2014 diucapkan oleh Hakim Ketua dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 30 April 2014, dengan susunan Majelis Hakim sebagai berikut: I Putu Setiawan Hari Prabowo Arif Subekti sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, yang dibantu oleh Esti Cahya Inteni sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, serta dengan dihadiri oleh Terbanding dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding.