HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

dokumen-dokumen yang mirip
HARGA POKOK TAKSIRAN

Standard Costing. Harga Pokok Standar. 1

Standard Costing. 1

1 STANDARD COSTING

Standar Costing PENDAHULUAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB VIII METODE HARGA POKOK STANDAR

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ACTIVITY BASED COSTING

MODUL 11 SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABLE COSTING

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran,Aktual Dan Pembebanan

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA]

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya Overhead Pabrik

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KARAKTERISTIK HARGA POKOK PESANAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PD. MEBEL JEPARA PUTRA. Nama : Lely Yunita Sari NPM :

Penganggaran Perusahaan

METODE HARGA POKOK PESANAN

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1.

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

Biaya Overhead Pabrik

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

1. Sistem insentif yang berdasarkan satuan hasil adalah: a. Sistem Taylor d. Berdasarkan Jam Kerja b. Sistem Rowan e. b & c benar c.

ABSTRAK. Kata kunci : standard cost, kos produksi, analisis selisih (variance). UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

Ada 2 metode yang umum digunakan dalam akumulasi biaya, yaitu : 1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan. 2. Metode Akumulasi Biaya Proses.

Penganggaran Perusahaan

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG Modul 6

MODUL II TEKNIK ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI MAKE TO STOCK (MTS)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANGGARAN KOMPREHENSIF

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

Akuntansi Manajerial Agribisnis [AMA]

Skripsi. Analisis Penyimpangan Biaya Produksi Pada Perusahaan The 2Tang Banjaran Tegal: Studi kasus pada CV. Duta Java Tea Industri Tegal

Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA PERUSAHAAN NICE BAKERY DANIA PURBAWATI

Clara Susilawati, MSi

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BIAYA OVERHEAD PABRIK

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

Laba kotor = Penjualan - HPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES SEBAGAI DASAR UNTUK PENENTUAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN TAHU BANDUNG DIAH INDRIANI

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PRODUK SAMPINGAN PADA PERUSAHAAN TAHU SUMEDANG. Rina Rismawati

langsung Biaya Tenaga kerja

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

PENENTUAN BIAYA PROSES: AKUNTANSI KERUGIAN PRODUKSI

Transkripsi:

HARGA POKOK STANDAR Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi (efisiensi, ekonomi) yang tertentu Karakteristik Harga Pokok Standar : 1. Mempunyai sifat yang sama dengan harga pokok taksiran yaitu sama-sama ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan (pre determined cost) 2. Ditentukan dengan cara yang lebih teliti dibandingkan dengan harga pokok taksiran (harga pokok standar merupakan harga pokok yang seharusnya) 3. Dapat dipakai sebagai dasar penilaian terhadap harga pokok yang sebenarnya, karena merupakan harga pokok yang seharusnya pada kondisi tertentu 4. Penyimpangan harga pokok yang sebenarnya terhadap harga pokok standar dapat dipakai sebagai dasar pengendalian biaya Proses penentuan harga pokok standar 1. Penentuan standar Berdasarkan ketelitian/ketepatan, standar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis : a. Standar teoritis yaitu merupakan hasil terbaik yang dapat dicapai dalam pelaksanaan (hasil ideal). Oleh sebab itu standar teoritis meskipun merupakan ukuran untuk pelaksanaan terbaik tetapi karena dalam praktek sulit dicapai, maka standar ini jarang dipergunakan. b. Rata-rata biaya periode yang lalu yaitu didasarkan atas rata-rata biaya pada periode sebelumnya c. Standar normal yaitu didasarkan kepada keadaan kegiatan dan ekonomi yang normal dimasa yang akan datang. Standar ini dapat berdasarkan biaya-biaya periode yang lalu, dengan penyesuaian sesuai dengan keadaan/perubahan dimasa yang akan datang d. Hasil terbaik yang dapat dicapai yaitu didasarkan atas hasil terbaik yang dapat dicapai dalam praktek, dengan memperhitungkan hambatan yang tidak dapat dihindari 2. Penetuan Biaya a. Biaya bahan standar ditentukan setelah terlebih dahulu mengadakan spesifikasi produk yang akan dihasilkan berdasarkan ukuran, bentuk, kwalitas dan warna. Penentuan baiaya bahan baku standar meliputi : Kuantitas dan harga b. Biaya tenaga kerja standar ditentukan dengan cara - Menentukan jam kerja standar yaitu dengan memperhatikan keadaan tata letak peralatan, sifat alat-alat produksi, kemampuan karyawan serta kontinuitas bahan. Penetuan jan kerja standar dapat didasarkan atas rata-rata jam kerja periode yang lalau atau dengan membuat percobaan pelaksanaan produksi - Menentukan tarif upah standar ditentukan melalui kontrak, upah periode yang lalu atau melalui perhitungan dalam keadaan operasi normal c. Biaya overhead pabrik standar ditentukan dengan cara - Menentukan anggaran BOP pada kapasitas normal - Menentukan dasar pembebanan (kwantitas bahan, harga bahan, jam kerja langsung, jumlah upah langsung, jam kerja mesin) - Menentukan tarif BOP dengan cara : anggaran dibagi dasar pembebanan dan dipisahkan antara BOP tetap dengan BOP variable

3. Pencatatan harga pokok standar a. Metode Partial Plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses Debet : Biaya yang sesungguhnya Kredit : Biaya standar Selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya dihitung pada akhir periode akunasi setelah pencatatan barang jadi dari persediaan barang dalam proses b. Metode single plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses Debet : Biaya standar Kredit : Biaya standar Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar setiap saat dapat dihitung berdasarkan data dari bon pemakaian bahan dan kartu jam kerja 4. Perhitungan dan analisa selisih SELISIH BIAYA BAHAN BAKU Selisih biaya bahan baku : selisih antara biaya bahan baku standar dengan biaya bahan baku yang sesungguhnya. Dapat disebabkan oleh : a. kwantitas pemakaian bahan baku yang sebenarnya berbeda dengan kwantitas bahan baku menurut standar. Rumus Selisih kwantitas/selisih pemakaian = kwantitas standar (kw st) kwantitas sesungguhnya (kw ss) Laba : apabila kwantitas standar > kwantitas sesungguhnya Rugi : apabila kwantitas standar < kwantitas sesungguhnya b. Harga bahan baku yang sesungguhnya berbeda dengan harga bahan baku menurut standar. Rumus Selisih harga bahan = (harga standar harga sesungguhnya) Kwantitas sesungguhnya Laba : apabila harga standar > harga sesungguhnya Rugi : apabila harga standar < harga sesungguhnya Contoh : PT. Abadi adalah perusahaan industri memproduksi barang Y. Harga pokok ditetapkan berdasarkan metode harga pokok standar. Untuk biaya bahan baku ditetapkan standar sebagai berikut : Kwantitas standar bahan baku : ½ kg per unit Harga standar bahan baku : Rp. 1000 per kg Data produksi untuk bulan September 2010 Jumlah produksi : 1000 kg Jumlah pemakaian bahan baku : 550 kg Harga bahan baku yang sebenarnya : Rp. 950 per kg Berdasarkan keterangan tsb diatas perhitugan dan analisa selisih BBB dapat dibuat sebagai berikut : BBB yang sesungguhnya = 550 x Rp. 950 = Rp. 522.500 BBB menurut standar = (1000x1/2) Rp1000 = Rp. 500.000 Selisih biaya bahan baku = Rp. 22.500 (Rugi) BBB ss > BBB st

Selisih kwantitas : Kwantitas yang sebenarnya : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000 Kwantitas standar : 500 x Rp 1000 = Rp. 500.000 Selisih kwantitas bahan baku Rp. 50.000 (Rugi) Selisih harga : Harga sesungguhnya : 550 x Rp 950 = Rp. 522.500 Harga standar : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000 Selisih harga bahan baku Rp. 27.500 (Laba) Selisih BBB Rp. 22.500 (Rugi) SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG a. Selisih Efisiensi (Time/quality/efficiency variance) Yaitu selisih yang timbul karena jam kerja sebenarnya tidak sesuai dengan jam kerja standar. Oleh karena itu untuk menentukan selisih efisiensi terlebih dahulu harus ditentukan jam kerja standar yang ditentukan dengan cara Unit ekuivalen x jam standar per unit Rumus untuk menghitung selisih efisiensi upah (SEU) SEU = (Jam Kerja st Jam Kerja ss) Tarif Upah st Laba : JK st > JK ss Rugi : JK st < JK ss b. Selisih tarif upah (rate/price variance) Yaitu selisih yang timbul karena tarif upah sebenarnya tidak sesuai dengan tarif upah standar Rumus untuk menghitung selish tarif upah (STU) ` STU = (Tarif upah st Tarif upah ss) Jam kerja ss Laba : TU st > TU ss Rugi : TU st < TU ss Contoh PT. Abadi menetukan biaya tenaga kerja standar peu unit 2 jam dengan tarif Rp 250 per jam Data produksi untuk bulan sepetember 2010 adalah Jumlah produksi : 5000 unit Jumlah jam kerja sebenarnya : 9980 jam Tarif upah sesungguhnya : Rp. 275 Berdasarkan keterangan tersebut perhitungan dan analisa selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut : BTKL ss : 9980 x Rp 275 = Rp. 2.744.500 BTKL st : (5000 x 2) Rp. 250 = Rp. 2.500.000 Selisih BTKl Rp. 244.500 (Rugi) Catatan : Laba, BTKL ss < BTKL st Rugi, BTKL ss > BTKL st

Selisih efisiensi : Jam kerja sesungguhnya : 9980 x Rp 250 = Rp. 2.495.000 Jam kerja standar : 1000 x Rp 250 = Rp. 2.500.000 Selisih efisiensi upah Rp. 5.000 (Laba) Selisih tarif upah : Tarif upah sebenarnya : 9980 x Rp 270 = Rp. 2.744.500 Tarif upah standar : 9980 x Rp 250 = Rp. 2.495.000 Selisih tarif upah Selish BTKL Rp. 249.500 (Rugi) ---- Rp. 244.500 (Rugi) SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK 1. Metode 2 (dua) selisih Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi a. Selisih terkendali (controlable variance) yaitu selisih antara BOP ss dengan BOP yang dianggarkan dalam jam standar (Anggaran BOP tsb terdiri dari : Total BOP tetap menurut anggaran, ditambah kapasitas/jam kerja standar dikalikan dengan tarif BOP variabel. Perhitungan selisih terkendali dapat digambarkan sbb : BOP ss Rp. xxx BOP yang dianggarkan pada jam standar : BOP tetap (total menurut anggaran) Rp. xxx BOP variabel jam standar x tarif standar Rp. Xxx ---------- - Rp. Xxx ----------- - Selisih terkendali Rp. xxx Laba : BOP ss < BOP yang dianggarkan pada jam standar Rugi : BOP ss > BOP yang dianggarkan pada jam standar b. Selisih volume (volume variance) yaitu selisih antara BOP yang dianggarkan pada jam standar dengan BOP yang dibebankan ke perkiraan barang dalam proses (jam kerja standar dikalikan dengan tarif standar) BOP yang dianggarkan pada jam standar BOP yang dibebankan ke perkiraan Brg Dlm Proses (jam kerja standar x tarif BOP standar) ---------- - Selisih volume Laba ; BOP yang dibebankan (st) > BOP yang dianggarkan pada jam standar Rugi ; BOP yang dibebankan (st) < BOP yang dianggarkan pada jam standar

Contoh : PT. Abadi sebuah perusahaan industri menentukan BOP standar sbb : BOP tetap : Rp 350 per JKL (jam kerja langsung) BOP variabel : Rp 400 per JKL (jam kerja langsung) Kapasitas normal : 3000 kg Jam kerja st : 2 JKL per kg Tarif BOP tsb didasarkan atas anggaran BOP pada kapasitas normal sbb : Biaya tetap : Rp. 2.100.000 Biaya variable : Rp. 2.400.000 Data produksi bulan september 2010 Jam kerja sesungguhnya : 10.250 jam Jumlah produksi yang sesunguhnya : 5.000 kg BOP yang sesungguhnya : Rp 7.700.000 Berdasarkan keterangan tsb perhitungan dan analisa selisih dapat dibuat sbb BOP yang sesungguhnya = Rp. 7.700.000 BOP standar (5000 x 2) Rp 750 = Rp. 7.500.000 - Selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi) Tarif BOP standar per JKL = 350 + 400 = Rp 750 Jumlah jam kerja standar = 5000 x 2 = 10.000 jam Analisa selisih Selisih terkendali : BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000 BOP yang dianggarkan pada jam standar : BOP tetap Rp 2.100.000 BOP variable (10.000 x 400) Rp 4.000.000 ----------------- + Rp 6.100.000 ------------------ - Selisih terkendali Rp 1.600.000 (Rugi) Selisih Volume : BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp. 6.100.000 BOP yang dibebankan (10.000 x Rp 750) Rp. 7.500.000 ----------------- - Selisih volume Total selisih BOP Rp 1.400.000 (Laba) ------------------ - Rp. 200.000 (Rugi)

2. Metode 3 selisih Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi a. Selisih pengeluaran (spending variance) yaitu selish yang terjadi karena BOP yang dikeluarkan (yang sebenarnya) tidak sama (berbeda) dengan BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya. Perhitungan selisih pengeluaran dapat digambarkan sbb : BOP yang sesungguhnya BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya : BOP tetap (menurut anggaran) BOP variable (kapasitas ss x tarif) ---------- - --------- - Selisih pengeluaran * * Laba ; BOP sesungguhnya < BOP yang dianggarkan Rugi ; BOP sesungguhnya > BOP yang dianggarkan b. Selsih kapasitas yaitu selisih yang terjadi karena BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya berbeda dengan BOP standar pada jam kerja sesungguhnya. Perhitungan selisih kapasitas dapat digambarkan sbb : BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya BOP standar pada jam kerja sesungguhnya (Jam kerja sesungguhnya x tarif BOP standar) ---------- - Selisih kapasitas * * Laba ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya < BOP standar Rugi ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya > BOP standar c. Selisih efisiensi yaitu selisih yang terjadi karena jam kerja standar berbeda dengan jam kerja yang sesungguhnya (masing-masing pada kapasitas sesungguhnya) Perhitungan selisih Selisih efisiensi = (jam kerja st jam kerja sesungguhnya) x tarif BOP st *Laba ; Jam kerja standar < jam kerja sesungguhnya Rugi ; Jam kerja standar > jam kerja sesungguhnya Contoh diambil dari contoh untuk analisa 2 selisih di muka sbb : Anggaran : BOP pada kapasitas normal 3.000 kg BOP tetap Rp 2.100.000 (Rp 350 per JKL) BOP variabel Rp 2.400.000 (Rp 400 per JKL) Jam kerja standar 2 JKL per kk Produksi sesungguhnya 5.000 kg BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000

BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000 BOP standar = (5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000 ----------------- - Selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi) * *Laba ; BOP sesungguhnya < BOP standar Rugi ; BOP sesungguhnya > BOP standar Analisa selish a. Selisih pengeluaran BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000 BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya : BOP tetap Rp 2.100.000 BOP variabel (5000 x 2) x 400 Rp 4 000.000 ---------------- - Rp 6.100.000 Selisih pengeluaran Rp 1.600.000 (Rugi) b. Selisih kapasitas BOP yang dianggarkan pada kap ss Rp 6.100.000 BOP st pada jam kerja sesungguhnya (10250 x Rp 750) Rp 7.687.500 ---------------- - Selisih kapasitas (laba) Rp 1.587.500 (Laba) c. Selisih efisiensi BOP standar pada jam kerja standar (5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000 BOP standar pada jam kerja sesungguhnya (10.250 x Rp 750) Rp 7.687.500 ----------------- - Selisih efisiensi (rugi) Rp 187.500 (Rugi) ----------------- - Total selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi) 3. Metode 4 selisih Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode tiga selisih, tetapi dalam metode 4 selisih ini selisih efisiensi dibedakan menjadi : a. Selisih efisiensi tetap dengan rumus (JK st JK ss) x tarif BOP tetap b. Selisih efisiensi variabel dengan rumus (JK st JK ss) x tarif BOP variabel * JK st = Jam kerja standar JK ss = Jam kerja sesungguhnya

SELISIH KOMPOSISI BAHAN DAN SELISIH HASIL Apabila dalam proses produksi dipakai lebih dari satu jenis bahan baku, maka selisih yang timbul antara biaya bahan baku standar dengan bahan baku yang sesungguhnya meliputi : a. Selisih karena pemakaian bahan baku berbeda dengan bahan baku menurut standar baik kwantitas maupun harga b. Selisih karena komposisi pemakaian bahan baku berbeda dengan komposisi menurut standar (selisih komposisi bahan) material mix variance c. Selisih hasil yaitu selisis yang timbul karena selisih antara rendemen, bahan menurut standar berbeda dengan rendemen yang sebenarnya selisih hasil bahan/material yiel variance