Susila Miharja

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI CILENDEK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

WIWIT WITASARI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

(Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ciawi Tahun Pelajaran 2013/2014) Sri Murni

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran SAVI, Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Peserta Didik, Sikap Peserta Didik ABSTRACT

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

SIPA FAUZIYAH. Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

Nina Anggraeni

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

PRANITASARI ANDINI

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Aep Saepulloh

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

Neng Siti Nur Afifah., Edi Hernawan, Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd. ABSTRACT

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

ELI HANDAYANI

Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

Keywords: the tipe of model Cooperative Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

Oleh: Ratna Meinar Rahayu

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 BAMBANGLIPURO

DEVI RESTIYANI.

AI AYU RAHAYU

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

E-JURNAL OLEH: WANDA PRATAMA NIM

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

THE APPLICATION OF COOPERATIVE TEACHING MODEL COOPERATIVE SCRIPT TYPE IN HUMAN RESPIRATION SYSTEM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

ABSTRACK. > then reject H 0 so it can be concluded understanding of mathematical concepts by

ABSTRACT. Key words: Brain based learning approach, Student s achievement

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DEVY MEILANI WARDHANY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

Dini Pandini H. Endang Surahman Diana Hernawati

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

SYAMSUL AZIZ

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Parigi Tahun Pelajaran 2012/2013) Susila Miharja e-mail: susila.miharja@student.unsil.ac.id Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ABSTRAK Kemampuan komunikasi matematik adalah salah satu kemampuan dasar pembelajaran matematika dalam membaca, memahami, menjelaskan, dan menyatakan suatu masalah ke dalam bahasa matematik. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematik peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Posing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik dan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain kelompok kontrol hanya postes.instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes kemampuan komunikasi matematik peserta didik dan angket. Tes ini dilakukan setelah seluruh proses pembelajaran selesai untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik peserta didik sebanyak satu kali. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis diperoleh simpulan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik dan peserta didik bersikap positif terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing. Kata kunci: Komunikasi Matematik, Model Pembelajaran Kooperatif, Sikap, Pendekatan Problem Posing. 1

2 ABSTRACT Susila Miharja. 2013. Effect of Using Cooperative Learning Model with Problem Posing Approach Toward Communication of Mathematical Ability of Students. (Research on Class VIII Students of SMP Negeri 1 Parigi Academic Year 2012/2013). Mathematics Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Siliwangi University Tasikmalaya. Mathematical communication skills is one of the basic skills of mathematics learning in reading, understanding, explaining and stating a problem into mathematical language. One model of learning which can develop students' communication skills are mathematical models of cooperative learning approach Problem Posing. This study aimed to determine the effect of the use of cooperative learning model problem posing approach to mathematical communication skills of students and to determine the attitudes of students toward the use of cooperative learning model approach to problem posing. The method used in this study is an experimental method to posttest control group design. The research instrument used in the form of test mathematical communication skills of students and questionnaires. This test is done after the entire learning process is completed to determine the mathematical communication skills of learners once. Based on the research, processing and analysis of data and conclusions obtained by testing the hypothesis that there is a positive influence on the use of cooperative learning model problem posing approach to mathematical communication skills of learners and learners positive attitudes toward the use of cooperative learning model approach to problem posing. Key words: Mathematical Communications, Cooperative Learning Model, Attitude, Problem Posing Approach.

3 PENDAHULUAN ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berubah dan berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berdampak yang cukup besar dalam kemajuan di bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan membawa pengaruh terhadap perubahan pandangan mengenai kurikulum. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil wawancara penulis kepada salah satu guru mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP N 1 Parigi Tahun Pelajaran 2012/2013, menjelaskan ditemukannya sebagian peserta didik belum mampu untuk memberikan argumentasi yang benar dan jelas tentang soal-soal yang mereka jawab pada soal berbentuk cerita. Dapat dilihat pada rata-rata KKM nilai kelas VIII semester 2 pada tahun 2010/2011 yaitu 72. Hal ini menunjukkan nilai yang di dapat belum mencapai KKM. Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor, mungkin karena kemampuan peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang diketahui dalam soal juga masih rendah dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor yang lain. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik adalah problem posing. Problem posing merupakan upaya untuk membantu peserta didik memahami soal yang dilakukan dengan menulis kembali soal tersebut dengan kata-katanya sendiri, menulis soal dalam bentuk lain atau dalam bentuk operasional. Dalam prosesnya problem posing peserta didik dituntut bekerja sama melalui diskusi untuk menelaah dan memahami suatu permasalahan, sehingga proses komunikasi belajar lebih baik dan lebih mudah untuk dilaksanakan. Model pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok, ada unsur-unsur dalam pembelajaran kelompok. Menurut Roger dan David Johnson (Widaningsih, Dedeh, 2011:44) menyatakan bahwa ada lima unsur model pembelajaran bekerja sama yang harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif,

4 tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Sesuai teori yang mendukung model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing yaitu teori perkembangan kognitif Piaget Silver (Wardani, Sri, 2009:36) mengemukakan bahwa pengajuan masalah dalam pembelajaran matematika melalui dua tahap kegiatan kognitif, yaitu tahap accepting (menerima) dan tahap challenging (menantang). Tahap menerima terjadi ketika peserta didik membaca situasi atau informasi yang diberikan oleh guru dan menantang terjadi ketika peserta didik berusaha untuk menantang situasi tersebut dengan membuat masalah/pertanyaan. Suryosubroto (2009:203) mengemukakan bahwa Pendekatan problem posing diharapkan memancing siswa untuk menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubunganhubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang peranan penting karena membantu dalam proses penyusunan pikiran, menghubungkan gagasan dengan gagasan lain sehingga dapat mengisi hal-hal yang kurang dalam seluruh jaringan gagasan peserta didik. Somarmo,Utari (2010:6) menyatakan bahwa kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik diantaranya adalah: 1) Menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, idea, atau model matematika. 2) Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan dan tulisan. 3) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 4) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis. 5) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat tentang komunikasi matematik yang telah diuraikan sebelumnya, maka komunikasi matematik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika secara tertulis yang meliputi : Menyatakan suatu situasi dan gambar ke dalam simbol atau model matematika; Menjelaskan situasi dan relasi matematika secara tertulis; Membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi. Azwar, Saifudin, (2011:23-27) mengemukakan bahwa Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif

5 (conative). Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan perilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Objek sikap yang diteliti pada penelitian ini adalah sikap peserta didik terhadap matematika dan terhadap proses pembelajaran matematika. Penguasaan terhadap komunikasi matematik akan menumbuhkan sikap positif terhadap matematik Penelitian ini juga didasari hasil penelitian yang relevan dilaporkan Dewi, Sutrismawati Lingga (2008). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan pendekatan problem posing pada materi lingkaran terhadap kemampuan komunikasi matamatik. Dilaporkan Asiatul Rofiah (2010). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik melalui pendekatan inkuri. Dilaporkan Isti Hardianti Anti Kusumanigtyas (2011). Hasil penelitiannya menyimpulkan terdapat peningkatan pemahaman konsep matematika melalui pendekatan problem posing dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing dan melihat pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi lingkaran. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Parigi tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah 337 orang. Pengambilan sampel pertama terpilih kelas VIII-A untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing berjumlah 35 orang dan kelas kontrol yaitu kelas VIII-C dengan menggunakan model pembelajaran langsung berjumlah 39 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan tes kemampuan komunikasi matematik dan menyebarkan angket. Tes berupa soal uraian sebanyak 6 soal uraian dengan skor maksimal setiap soal 4. Tes dilakukan pada akhir pengembangan kompetensi untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi lingkaran. Pengolahan dan analisis

6 data dilakukan terhadap data yang terkumpul melalui postes hasil belajar matematika peserta didik. Data untuk mengetahui sikap peserta didik dalam belajar matematika adalah dengan menyebarkan angket. Penyebaran angket ini dilakukan setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis statistik penelitian terhadap perlakuan dengan menggunakan uji t. Langkah-langkah analisis statistik yang harus ditempuh dalam penelitian ini adalah : Statistik deskriptif melalui uji normalitas, kriteria pengujian adalah tolak Ho jika dengan mengambil taraf nyata pengujian db = k 3. Dalam hal lainnya Ho diterima. Uji hipotesis, kriteria pengujian adalah: tolak H 0 jika F hitung F n v 1, n 1 dengan taraf pengujian, artinya variansi kedua populasi tidak homogen. Uji perbedaan dua rata-rata, kriteria pengujian adalah tolak H 0 jika t hitung t (1-a)(db) dengan taraf nyata pengujian. Dalam hal lainnya Ho diterima. Sikap peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing yaitu dengan membandingkan rerata skor subjek dengan nilai tengah dari skor jawaban. Jika rerata skor subjek lebih besar atau sama dari nilai tengah dari skor jawaban maka sikap positif, dan jika rerata skor subjek kurang dari nilai tengah skor jawaban maka sikap peserta didik negatif. Dalam skala Likert diminta untuk menjawab pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (T), atau sangat tidak setuju (STT) tetapi tidak mencantumkan pilihan netral. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat memberikan pilihan positif atau pilihan negatif terhadap penggunaan model pembelajaran b v k HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Selama penelitian, peneliti menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang sama dalam soal dan materi pembelajaran, tetapi kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda pada pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan perhitungan teknik analisis data, diperoleh skor tertinggi kemampuan komunikasi matematik peserta didik kelas eksperimen adalah 24 dan skor terendahnya adalah 13 dengan skor akhir rata-rata ( x ) peserta didik adalah 18,77. Sedangkan skor

7 tertinggi kemampuan komunikasi matematik peserta didik kelas kontrol adalah 22 dan skor terendahnya adalah 11 dengan skor akhir rata-rata ( x ) peserta didik adalah 17,36. Skor maksimal pada tiap butir soal 4 dengan banyak soal 6, maka skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik untuk kemampuan komunikasi matematik adalah 24. Hal ini memperlihatkan bahwa skor rata-rata tes kemampuan komunikasi matematik yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing lebih baik daripada skor rata-rata tes kemampuan komunikasi matematik yang menerapkan model pembelajaran langsung. Hasil analisis item angket sikap peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing maka dapat diketahui skor angket paling tinggi adalah pernyaan angket nomor 5 dengan rata-rata 4,49 pada pernyataan Belajar dengan diskusi kelompok membuat saya mearsa semakin bertanggung jawab. Skor angket paling rendah adalah pernyataan nomor 12 dengan rata-rata 3,86 pada pernyaan Saya mearsa acuh terhadap teman yang tidak memahami materi. Analisis sikap peserta didik dari per indikator sikap yang masing-masing terdiri dari kognisi, afeksi dan konasi. Adapun skor rata-rata kognisi yaitu 4,31 ini menunjukan bahwa kepercayaan pada ide dan konsep bahwa pendekatan problem posing lebih mudah dipahami. Skor rata-rata untuk afeksi yaitu 4,14 ini menunjukan bahwa pendekatan problem posing mampu memberikan perasaan positif bagi peserta didik. Skor rata-rata untuk konasi yaitu 4,04 ini menunjukan bahwa peserta didik memberikan reaksi positif dalam pembelajaran dengan pendekatan problem posing berupa aktivitas yang lebih giat dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing. Ada empat tahap dalam pembelajaran dengan pendekatan problem posing, yaitu tahap pembelajaran kooperatif, tahap accepting, tahap Challenging, tahap diskusi. Tahap pembelajaran kooperatif, dimulai dengan menyampaikan tujuan dan motivasi, menyajikan informasi, mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, memberikan penghargaan. Pada tahap accepting, peneliti sebagai guru memberikan stimulus terhadap kemampuan peserta didik dalam memahami situasi yang diberikan berupa bahan ajar.

8 Peserta didik mampu membuat persepsi sendiri sesuai pengetahuan yang telah didapat sebelumnya. Peserta didik mencoba mengaitkan, menggambarkan, situasi atau dunia nyata ke dalam ide matematika dalam bentuk model mateamtika. Tahap challenging, peserta didik belajar secara berkelompok untuk mengisi bahan ajar dan menyelesaikan LKPD yang diberikan. dibimbing untuk memberikan respon terhadap situasi yang diberikan yaitu dengan pertanyaan. Peserta didik menemukan sendiri, membuat pertanyaan sendiri dan menyelesaikan sendiri pertanyaan yang telah dibuatnya untuk menggali pemahamannya tentang materi lingkaran. Hal ini sejalan dengan teori vygotsky yaitu peran aktf dalam mengkontruksi pengetahuan. Tahap diskusi, perwakilan dari kelompok belajar diberikan kesempatan untuk mengemukakan konsep yang telah ditemukannya pada bahan ajar kepada kelompok yang lain sehingga terjadi proses diskusi aktif dalam kelas yang memungkinkan terjadi proses komunikasi matematik. Guru kemudian di akhir memberikan penjelasan mengenai materi sebagai arahan bagi peserta didik agar tidak terjadi salah pemahaman dan penafsiran dari konsep yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan teori piaget yaitu membangun sistem makna dan pengembangan realitas. pengetahuan baru tidak diberikan kepada peserta didik dalam bentuk jadi tetapi peserta didik membentuk dan mengembangkan pengetahuannya sendiri dari hasil interaksi dengan lingkungannya sendiri. Selain dilihat dari rata-rata skor peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pula dari jumlah peserta didik yang memperoleh skor maksimum pada masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematik. Untuk melihat perbedaan persentase peserta didik yang menjawab benar berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematik peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk indikator kemampuan menyatakan situasi, gambar kedalam simbol, idea, atau model matematika pada nomor 2 dan nomor 4, peserta didik pada kelas eksperimen yang menjawab benar sebanyak 82,5%, pada kelas kontrol peserta didik yang menjawab benar sebanyak 81,6%. Untuk indikator menjelaskan idea, situasi dan relasi matematika secara tulisan pada nomor 1 dan nomor 3, peserta didik pada kelas eksperimen yang menjawab benar sebanyak 86,1%, pada kelas kontrol peserta didik yang menjawab benar hanya sebanyak 75%. Untuk indikator membuat konjektur dan menyusun argumen pada nomor 5 dan nomor 6, peserta didik pada kelas eksperimen yang

9 menjawab benar sebanyak 66,1%, pada kelas kontrol peserta didik yang menjawab benar sebanyak 66,1%. Jelas terlihat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Persentase yang diperoleh kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol. Dalam pelaksanaan di lapangan terdapat beberapa kendala salah satunya adalah ada peserta didik yang sulit aktif dalam pembelajaran sehingga pendidik harus terus memotivasi dan berupaya membuat Susana belajar yang lebih menyenangkan agar peserta didik dapat belajar secara aktif. Pada kelas eksperimen, diberikan angket sikap peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing setelah pembelajaran selesai. Angket tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing. Hal ini sejalan dengan teori perkembangan Piaget yang sesuai dengan perkembangan mental peserta didik. Dapat diperoleh gambaran pembelajaran dengan pendekatan problem posing pada materi lingkaran dengan persiapan dan pelaksanaan yang optimal, mendapatkan hasil yang maksimal pada kemampuan komunikasi matematik peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian skor KKM peserta didik di kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing sebesar 18,77 yaitu 78,21%. pencapaian skor KKM peserta didik kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran langsung diperoleh 17,36 yaitu 72,33%. Berdasarkan hasil perolehan dan pengolahan data serta pengujian hipotesis, terlihat bahwa komunikasi matematik pada materi pokok lingkaran dengan menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing lebih baik daripada dengan menggunakan pembelajaran langsung. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melibatkan aktivitas peserta didik yang maksimal. Sehingga kemampuan eksplorasi dan komunikasi tergali oleh penemuannya sendiri. Berdasarkan uraian diatas serta hasil pengujian hipotesis peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan pembelajaran dengan menggunakan model

10 pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik. Berdasarkan 19 pernyataan angket sikap rerata untuk indikator kepekaan perasaan terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing masalah adalah 4,31, rerata kepercayaan terhadap penggunaan pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah 4,14, dan dorongan bertindak terhadap penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah 3,25. Jadi rerata dari keseluruhan pernyataan adalah 4,04. Hal ini menunjukan bahwa sikap peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing menunjukan positif SIMPULAN Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian, pengolahan data, analisis data, dan pengujian hipotesis maka diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik. 2. Peserta didik bersikap positif terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem posing. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Kepala sekolah diharapkan memberi dukungan berupa sarana dan prasarana kepada guru mata pelajaran matematika untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif khususnya model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Posing. 2. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya menjadikan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Posing sebagai alternatif dalam melaksanakan pembelajaran sehari-hari demi tercapainya tujuan pengajaran matematika terutama pada kemampuan peserta didik dalam menggunakan komunikasinya. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Posing hendaknya meneliti pada materi yang lebih luas dan melatih kemampuan yang berbeda.

11 DAFTAR PUSTAKA Abdusakir. (2011). Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing. (Online). Tersedia: (http://blog.uin-malang.ac.id/abdussakir/pendidikan-matematika) [1 November 2012]. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Kadir. (2008). Kemampuan Komunikasi Matematik dan Keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran Matematika. (Online). Tersedia: (http://kadir168@yahoo.com) [27 November 2012]. Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Sumarmo, Utari. (2006). Berfikir Matematika Tingkat Tinggi Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah. UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta. Wardani, Sri. (2006). Pembelajaran Inkuiri Model Silver untuk Mengembangkan Kreativitas dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan. Widaningsih, Dedeh. (2011). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Diktat Kuliah. Tasikmalaya: PSPM FKIP UNSIL. Widaningsih, Dedeh. (2011). Perencanaan Pembelajaran Matematika. Diktat Kuliah. Tasikmalaya: PSPM FKIP UNSIL.