PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

TINJAUAN PUSTAKA. adalah salah satu genus Anggrek terbesar yang terdapat pada dunia ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK. Paramita Cahyaningrum Kuswandi FMIPA UNY 2012

tunda satu bulan (lag 2) berarti faktor iklim mempengaruhi luas serangan pada WBC pada fase telur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

ORCHIDACEAE PULAU RUBIAH KOTA MADYA SABANG PROVINSI ACEH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia tanaman hias Aglaonema dikenal dengan nama Sri. Rejeki. Aglaonema termasuk salah satu tanaman favorit untuk penghias

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

bio.unsoed.ac.id 2. Bibit seragam pertumbuhannya 2. Daun bibit panjang 4-5 cm lebar 0,5-{,75 cm

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September

: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

Transkripsi:

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1 Abstrak: Paphiopedillum javanicum (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer memiliki bunga menarik sehinga merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Jenis anggrek ini merupakan anggrek yang langka. Anggrek terestrial yang pertumbuhannya lambat, dalam konservasi eks-situ di Kebun Raya Bali masih ada masalah, yaitu tingginya kematian koleksi P. javanicum. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui iklim mikro anggrek P. javanicum. Hasil percobaan menunjukkan bahwa suhu maksimum rata-rata 19.75 o C dan suhu minimum rata-rata 11.4 o C. Kelembaban maksimum rata-rata 91.75% dan kelembaban minimum rata-rata 65.45%. Pengaruh suhu dan kelembaban terhadap laju pertumbuhan dan jumlah daun P. javanicum tidak berpengaruh nyata. Pada suhu minimum yang ekstrem (8 o C) pertumbuhan P. javanicum terhenti. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui laju pertumbuhan P. javanicum dengan menggunakan perlakuan zat pengaruh tumbuh. Kata kunci: Iklim mikro, Paphiopedillum javanicum, Bali Botanical Garden. PENDAHULUAN Paphiopedillum javanicum (Reinw.ex Lindl.) Pfitzer merupakan tumbuhan terna terestrial, batang pendek, rumpun tumbuh di atas rimpang yang pendek, diameter akar 2-3 cm, akar berbentuk galah berwarna coklat, tidak mempunyai umbi semu. Daun berseling, melanset, tersusun rapat, berwarna hijau keabuan totol-totol hijau tua, panjang 15-3 cm, dan lebar 3,5-5,5 cm. Bunga satu kuntum, bunga bergaris tengah 8-1 cm; daun kelopak bundar melonong, ujung lancip, berwarna kehijauan dengan garis-garis hijau tua, dua lateral bersatu; daun mahkota berbentuk pita, ujung lancip, melengkung ke bawah, bagian bawahnya berbulu, berwarna hijau terang berbintik-bintik ungu; bibir mengarah ke bawah, berbentuk kantung yang menyerupai kasut, berwarna hijau kecoklatan dengan bintik-bintik ungu (Tirta, 26). Di Asia Tenggara Marga Paphiopedillum terdapat sekitar 8 jenis dan beberapa jenis di antaranya tanaman endemik. Di Indonesia tumbuhan ini dapat tumbuh secara alami di kawasan hutan alam seperti di Bali, Flores, Jawa, Sumatra, Kalimantan dan sampai ke 1 I G. Tirta adalah UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI. 52

Papua. Persebarannya di Negara Asia Tenggara, India utara dan India Timur, Filipina, melalui Semenanjung Malaya ke Papua Nugini dan kepulauan Solomon. Di Cina tersebar 8 jenis, mencakup di Hainan dan kepulauan Laut Cina Selatan (Djadja dkk., 26). Secara geografis, anggrek tersebar dari Benua Arktik hingga Patagonia dan ditemukan di seluruh bagian bumi. Secara topografis, habitatnya tersebar dari pegunungan, dataran hingga berbukit. Paphiopedillum dapat tumbuh di tanah (terestrial), pada tanaman lain, biasanya pohon (epifit), pada batuan (litofit atau saksatilik), semi akuatik (berair, namun tidak berada di bawah permukaan air), rawa, mesic, dan xeric (Arditti, 1977). Anggrek dapat ditemukan di padang rumput, hutan tropis, hutan berkabut, padang pasir ataupun daerah kering, pada pohon ataupun batu karang di tepi pantai, di bawah tanah, vegetasi terapung di danau, ataupun habitat lainnya yang mendukung tumbuhan berbunga pada umumnya. Secara alami anggrek (suku Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan rantingranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti: pemupukan, penyiraman serta pengendalian hama dan penyakit. Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 C dengan temperatur minimum 15 C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas daripada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Anonim, 27). Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 6 85 %. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer (Anonim, 27). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan kelembaban terhadap laju pertumbuhan dan jumlah daun tanaman Anggrek P. javanicum di Kebun Raya Eka Karya Bali. METODE Percobaan ini menggunakan metode deskriptip terhadap 54 spesimen tumbuhan yang masih muda dengan jumlah 4 helai daun dengan asumsi spesimen tersebut homogen. 53

Parameter yang diamati: kelembaban udara minimum dan maksimum (%), temperatur minimum dan maksimum ( C), pengamatan pertumbuhan: tinggi tanaman (cm), dan jumlah daun. Anggrek P. javanicum ditanam pada media kulit pinus+arang+pakis (1 : 1 : 1). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Desember 27, di rumah kaca anggrek Kebun Raya Eka Karya Bali. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitan berlangsung (9 bulan) gangguan bibit tumbuhan anggrek tidak mengalami gangguan hama maupun penyakit. Hasil pencatatan suhu maksimum rata-rata di dalam rumah kaca 19,75 C dan suhu minimum rata-rata 11,4 C. Kelembaban rata-rata maksimum di dalam rumah kaca tercatat 91,75 %, dan kelembaban minimum rata-rata 65,45 %. Hubungan Laju Pertumbuhan Tanaman dengan Suhu Laju pertumbuhan pada awalnya sangat lambat dari minggu ke empat sampai minggu ke 9 belum menunjukkan peningkatan, tapi setelah minggu sepuluh laju pertumbuhan mulai perlahan naik dengan meningkatnya suhu minimum, pada minggu ke 11 suhu minimum malah mengalami penurunan yang sangat ekstrem mencapai minus 8, hal ini juga berdampak terhadap laju pertumbuhan agak terhenti hingga minggu ke 12 (Gambar 1). Minggu ke 13 suhu minimum dan maksimum mengalami peningkatan diikuti pula dengan bertambahnya laju pertumbuhan. Menurut Salisbury dan Ross (1995) perubahan suhu beberapa derajat dapat menyebabkan perubahan yang nyata dalam laju pertumbuhan tanaman. Pada tahap tertentu dalam daur hidup tanaman dan pada kondisi kajian tertentu, tiap jenis atau varietas mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum. Di bawah suhu minimum tumbuhan tidak akan tumbuh, pada rentang suhu optimum laju pertumbuhan paling tinggi, sedangkan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh bahkan mati. Menurunnya laju pertumbuhan diduga bukan karena bibit mengalami penuaan hal ini kemungkinan aktivitas enzim pada saat suhu turun terhambat. Begitu juga peningkatan pertumbuhan diikuti dengan bertambahnya laju pertumbuhan secara perlahan. Menurut Anonimus (26), suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 o C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 o C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanami anggrek, jenis Anggrek Paphiopedillum, Cymbidium, Oncidium dan Miltonia sebenarnya masuk dalam kategori anggrek dataran tinggi, dapat tumbuh dengan baik dengan suhu dingin berkisar 15-21 C pada siang hari dan 1-13 C pada malam hari dengan ketinggian tempat 2-4 m dpl. 54

8 Laju Pertumbuhan dan Suhu 6 4 2-2 -4-6 -8-1 4 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 Laju pert. Suhu max Suhu min Gambar 1. Hubungan antara laju pertumbuhan dengan suhu. Hubungan Laju Pertumbuhan Tanaman dengan Kelembaban Hubungan laju pertumbuhan dengan kelembaban, hubungan jumlah daun dengan suhu, serta hubungan jumlah daun dengan kelembaban tampaknya tidak menunjukan hubungan yang nyata terhadap laju pertumbuhan bibit anggrek Paphiopedillum javanicum yang diamati di dalam rumah kaca anggrek. Fluktuasi perubahan kelembaban dan suhu yang terjadi siang maupun malam tampaknya belum banyak berpengaruh (Gambar 2, 3, dan 4). Kelembaban rata-rata yang ideal untuk pertumbuhan anggrek adalah sekitar 7%- 8% (Anonim, 26). Kalau dibandingkan hasil pengamatan kelembaban dengan teori menunjukan kelembaban di dalam rumah kaca sudah ideal untuk ditanami anggrek jenis P. javanicum, selain faktor lainnya seperti sirkulasi udara adalah komponen yang penting juga untuk mendapatkan perhatian. Penggunaan kipas angin (fan) untuk menjaga udara tetap mengalir di sekitar tanaman. 55

Laju Pertumbuhan & Kelembaban 8 6 4 2-2 -4-6 -8-1 -12 4 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 Laju pert. Rata-rata Rh Gambar 2. Hubungan antara laju pertumbuhan dengan rata-rata kelembaban. 1 Jumlah daun dan suhu 5-5 -1 4 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 Jlh daun Suhu max Suhu min Gambar 3. Hubungan jumlah daun dengan suhu. 56

Jumlah dan & rata-rata kelembaban 1 5-5 -1-15 4 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 24 Jlh daun Rata-rata Rh Gambar 4. Hubungan jumlah daun dengan kelembaban. SIMPULAN Penelitian ini merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui sebagian kecil faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan anggrek Pahiopedillum javanicum di Kebun Raya Eka Karya Bali. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan laju pertumbuhan dan jumlah daun terhadap suhu dan kelembaban belum menunjukan hubungan yang nyata. Pertumbuhan tampak meningkat pada minggu ke-1, peningkatan laju pertumbuhan sangat lambat walaupun ada peningkatan. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan waktu yang lebih lama dan perlakuan ZPT misalnya, untuk meransang pertumbuhan yang lebih cepat. Hasil pencatatan suhu maksimum rata-rata di dalam rumah kaca 19,75 C dan suhu minimum rata-rata tercatat 11,4 C. Kelembaban rata-rata maksimum di dalam rumah kaca tercatat 91,75 %, dan kelembaban minimum rata-rata 65,45%. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 26. Info Anggrek. www.anggrek.info/index1.php?topik=basic. Diakses tanggal 19 November 27. Anonim. 26. BudidayaAnggrek. http://www.pustakatani.org/portals//pustaka/budi%2daya%2tanaman% 2ANGGREK.doc. Diakses tanggal 8 sept 7. Anonim. 26. Iklim untuk Pertumbuhan Anggrek. http://www.nenganggrek.com/news_tips/tanaman_anggrek/. Diakses tanggal 25 Oktober 27. 57

Anonim. 26. Paphiopedillum. http://www.anggrek.info/index1.php?topic=genus&section=paph diakses tg. 7 Januari 28 Anonim. 27. Melirik Konservasi Anggrek Vanda tricolor di Merapi. http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/. Di akses tanggal 19 Nopember 27 Arditti.J. 1977. Fundamentals Of Orchid Biology. Departement Of Developmental and Cell Biology University Of California. P: 587. Djadja Siti Hazar Hoesen, Tirta.I.G., Siti Fatimah hanum, 26. Prosea. Tanaman Hias dalam Ruangan di Indonesia. Sumber Daya Nabati No. 2.1. Hal. 94 Salisbury F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, terjemahan Diah R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung. 173 hal. Tirta.I G, 26. Prosea. Tanaman Hias dalam Ruangan di Indonesia. Sumber Daya Nabati. No. 2.1. hal. 12. 58