BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Nisa khoiriah INTISARI

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

I. PENDAHULUAN. negara-negara maju seperti diabetes melitus, jantung koroner, penyakit

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian survei analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA ASUPAN ASAM FOLAT PADA MASA KEHAMILAN DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN Oleh : WIDODO ADI PRASETYO

METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode observasional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Organisasi di PT. Telkom Indonesia Witel Solo

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

Transkripsi:

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan - Sikap - Tindakan Asupan Asam Folat Gambar 3.1. Kerangka konsep perilaku kesehatan ibu hamil di RSU Dr. Pirngadi Medan 3.2. Defenisi Operasional a. Usia adalah umur responden pada saat dilakukan penelitian. Usia dikategorikan menjadi : 1) < 21 tahun 2) 21 25 tahun 3) 26 30 tahun 4) 30 35 tahun 5) >35 tahun b. Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan oleh responden. Pendidikan dikategorikan menjadi :

1) Pendidikan Dasar : Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP) 2) Pendidikan Menengah : Sekolah Menengah Atas (SMA) 3) Pendidikan Tinggi : Diploma, Sarjana, Magister, Doktor c. Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden sehari hari. Pekerjaan dikategorikan menjadi: 1) Ibu Rumah Tangga 2) PNS 3) Wiraswasta 4) Honorer 5) Pegawai Swasta 6) Mahasiswa d. Gravida adalah kehamilan anak yang ke berapa kali. Gravida dikategorikan menjadi: 1) 1 2) 2 3) 3 4) >3 e. Pengetahuan adalah kemampuan ibu hamil untuk menjawab pertanyaan mengenai asam folat. Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan adalah 10. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. skor maksimal adalah 10 dan total

skor minimal adalah 0. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 7. 2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-7. 3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4. f. Sikap adalah pandangan ibu hamil terhadap pentingnya mengkonsumsi asam folat pada masa kehamilan. Sikap diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 2; dengan kriteria: jawaban setuju = 2, kurang setuju = 1, dan tidak setuju = 0. skor maksimal adalah 10 dan total skor minimal adalah 0. Penilaian sikap dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 7. 2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-7. 3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4. g. Tindakan merupakan reaksi atau respons ibu hamil yang terbuka terhadap suatu stimulus atau objek. Tindakan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 5 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 sampai 1; dengan kriteria: jawaban sering = 2, jarang = 1, dan tidak pernah = 0. skor

maksimal adalah 10 dan total skor minimal adalah 0. Penilaian tindakan dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden > 7. 2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 4-7. 3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden < 4. h. Perilaku adalah penjumlahan hasil skor dari tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan. Penilaian perilaku dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor responden 23-30. 2) Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor responden 12-22. 3) Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor responden 0-11.

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei deskriptif dengan desain cross sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat pada masa kehamilan di RSU Dr. Pirngadi Medan 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli September 2010. Penelitian ini dilakukan secara simultan dengan satu peneliti lain yang menggunakan lokasi yang sama. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr.Pirngadi Medan. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah dikarenakan RSU Dr.Pirngadi merupakan rumah sakit umum yang menjadi tempat rujukan di kota Medan. Peneliti berharap dengan diadakannya penelitian di rumah sakit ini maka hasil dari penelitiaan ini dapat menunjukkan gambaran perilaku ibu hamil terhadap pentingnya asupan asam folat di masa kehamilan di Kota Medan. 4.3. Populasi dan sampel 4.3.1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang berkonsultasi ke Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

4.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel yang dipilih berdasarkan counsecutive sampling. Rumus yang digunakan adalah: (Sastroasmoro, 2008) n = z 2 α PQ d 2 Keterangan: n : Besar sampel z α : Tingkat kepercayaan yang dikehendaki (95 % = 1,96) P : Proporsi atau keadaan yang akan dicari Q : 1 P d : Tingkat ketepatan yang diinginkan n = (1.96) 2 X (0.5) X (1-0.5) = 96 (0.1) 2 Berdasarkan rumus diatas, dengan tingkat ketepatan 10 %, proporsi sebelumnya tidak diketahui (dipergunakan P = 0.50) didapatkan jumlah sampel sebanyak 96. Untuk itu peneliti akan mengambil sampel sebanyak 100 orang. 4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.

4.4.2. Instrumen Penelitian Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan - pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan responden penelitian. 4.4.3. Teknik Skor dan Skala Kuesioner berisi 20 pertanyaan yang terbagi atas tiga kelompok yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Tiap kelompok dinilai dengan cara/sesuai tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan (Nilai 0-10) Pertanyaan No. 1 s.d. 10: Jawaban benar bernilai 1 Jawaban salah bernilai 0 Tabel 4.2. Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap (Nilai 0-10) Pertanyaan No. 11 s.d. 15: Jawaban setuju bernilai 2 Jawaban kurang setuju bernilai 1 Jawaban tidak setuju bernilai 0

Tabel 4.3. Penentuan Nilai dari Kuesioner Tindakan (Nilai 0-10) Pertanyaan No. 15 s.d. 20: Jawaban sering bernilai 2 Jawaban jarang bernilai 1 Jawaban tidak pernah bernilai 0 Setelah seluruh kuesioner dinilai sesuai dengan tabel di atas, maka pengetahuan, sikap dan tindakan dikelompokkan berdasarkan kategori di bawah ini: (Pratomo, 1966) Baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari nilai tertinggi Buruk, apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi. Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4. Kategori dari Kuesioner Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Perilaku Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Baik, bila nilai yang diperoleh 8-10 Sedang, bila nilai yang diperoleh 4-7 Buruk, bila nilai yang diperoleh 0-3 Perilaku ( Skor dari Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Baik, bila nilai yang diperoleh 23-30 Sedang, bila nilai yang diperoleh 12-22 Buruk, bila nilai yang diperoleh 0-11

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan uji korelasi pearson dan uji reliabilitas (alpha Cronbach) dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) 17.0. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan melibatkan 20 sampel dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.5. Variabel Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Nomor Pertanyaan Pearson Correlation Status Alpha Status Pengetahuan 1 0,715 Valid 0,835 Reliabel 2 0,563 Valid Reliabel 3 0,776 Valid Reliabel 4 0,633 Valid Reliabel 5 0,558 Valid Reliabel 6 0,776 Valid Reliabel 7 0,633 Valid Reliabel 8 0,558 Valid Reliabel 9 0,715 Valid Reliabel 10 0,563 Valid Reliabel Sikap 11 12 13 14 15 0,725 0,746 0,485 0,628 0,819 Valid Valid Valid Valid Valid 0,707 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

4.5. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan Program SPSS (Statistical Package for the Social Science) 17.0 for windows. Data yang telah dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi merupakan suatu unit pelayanan kesehatan milik Pemerintahan Kota Medan yang berlokasi di Jl. Prof. H. M. Yamin, SH No.47 Medan Sumatera Utara. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini mulai didirikan pada tahun 1928 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan selesai pada tahun 1930 dengan nama Gementee Zieken Huis atau Rumah Sakit Kota, lalu pada tahun 1979 berubah menjadi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi berjarak sekitar 7 km dari Fakultas Kedokteran. 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2010, diperoleh data - data yang dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel seperti yang diuraikan dibawah ini: 5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%) <21 9 9.0 21 25 19 19.0 26 30 33 33.0 31 35 24 24.0 >35 15 15.0 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berusia 26-30 tahun (33%) sedangkan yang paling sedikit berusia <21 tahun (9%). 5.1.2.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Dasar 11 11.0 Menengah 69 69.0 Atas 20 20.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak mempunyai pendidikan menengah (69%) sedangkan yang paling sedikit mempunyai pendidikan dasar (11%). 5.1.2.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Ibu rumah tangga 71 71.0 PNS 13 13.0 Wiraswasta 9 9.0 Honorer 3 3.0 Pegawai swasta 3 3.0 Mahasiswa 1 1.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak mempunyai pekerjaan ibu rumah tangga (71%) sedangkan yang paling sedikit mempunyai pekerjaan sebagai mahasiswa (1%).

5.1.2.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Gravida Gravida Frekuensi Persentase (%) 1 37 37.0 2 30 30.0 3 13 13.0 >3 20 20.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah gravida 1 (37%) sedangkan yang paling sedikit adalah gravida 3 (13%). 5.1.3. Deskripsi Perilaku Responden 5.1.3.1. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 55 55.0 Sedang 36 36.0 Buruk 9 9.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 55%, pengetahuan sedang 36% dan pengetahuan buruk 9 %.

5.1.3.2. Distribusi Sikap Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Tabel 5.6 Distribusi Sikap Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Sikap Frekuensi Persentase (%) Baik 94 94.0 Sedang 6 6.0 Buruk 0 0.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap yang baik memiliki persentase yang tinggi yaitu 94%, pengetahuan sedang 6% dan pengetahuan buruk 0 %. 5.1.3.3. Distribusi Tindakan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Tabel 5.7 Distribusi Tindakan Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Tindakan Frekuensi Persentase (%) Baik 21 21.0 Sedang 36 36.0 Buruk 43 43.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan yang buruk memiliki persentase yang tinggi yaitu 43%, tindakan sedang 36% dan tindakan baik 21 %.

5.1.3.4. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Tabel 5.8 Distribusi Perilaku Responden Terhadap Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Tindakan Frekuensi Persentase (%) Baik 28 28.0 Sedang 68 68.0 Buruk 4 4.0 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku yang sedang memiliki persentase yang tinggi yaitu 68%, perilaku baik 28% dan perilaku buruk 4 %. 5.1.4. Deskripsi Hasil Jawaban Responden Berikut ini akan dijabarkan hasil jawaban kuesioner pengetahuan dari responden: Tabel 5.9 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Pengetahuan Pertanyaan Benar Salah 1 72 28 2 86 14 3 45 55 4 46 54 5 76 24 6 51 49 7 64 36 8 48 52 9 82 18 10 89 11

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab salah pada pertanyaan kuesioner nomor 3, 4, dan 8 dimana pertanyaan tersebut menanyakan tentang sumber vitamin B12, asam folat dan tentang angka kecukupun gizi sehari untuk asam folat yang dianjurkan untuk ibu hamil. Berikut ini akan dijabarkan hasil jawaban kuesioner sikap dari responden: Tabel 5.10 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Sikap Pertanyaan Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 11 95 5 0 12 60 24 16 13 88 8 4 14 93 6 1 15 95 5 0 Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab setuju pada hampir semua pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan hasil jawaban kuesioner tindakan dari responden: Tabel 5.11 Hasil Jawaban Responden Terhadap Kuesioner Tindakan Pertanyaan Sering Jarang Tidak Pernah 16 34 63 3 17 20 27 53 18 18 40 42 19 10 30 60 20 41 35 24 Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab tidak pernah pada pertanyaan nomor 17 dan 19 dimana

pertanyaan tersebut menanyakan tentang vitamin suplemen tambahan dan penyuluhan nutrisi pada ibu hamil khususnya yang berhubungan dengan asam folat. Hal ini mungkin timbul akibat kurangnya informasi ibu hamil yang biasanya didapat melalui penyuluhan penyuluhan. 5.1.5. Deskripsi Tabulasi Silang 5.1.5.1. Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan Tabel 5.12 Tabulasi Silang antara Umur dengan Pengetahuan Umur Interpretasi Pengetahuan (tahun) Baik Sedang Buruk <21 1 4 4 9 21-25 11 7 1 19 26 30 19 11 3 33 31 35 13 10 1 24 >35 11 4 0 15 55 36 9 100 Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (19 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (4 orang).

5.1.5.2. Tabulasi Silang antara Umur dengan Sikap Tabel 5.13 Tabulasi Silang antara Umur dengan Sikap Umur Interpretasi Sikap (tahun) Baik Sedang <21 5 4 9 21 25 18 1 19 26 30 32 1 33 31 35 24 0 24 >35 15 0 15 94 6 100 Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (32 orang). 5.1.5.3. Tabulasi Silang antara Umur dengan Tindakan Tabel 5.14 Tabulasi Silang antara Umur dengan Tindakan Umur Interpretasi Tindakan (tahun) Baik Sedang Buruk <21 0 2 7 9 21 25 4 9 6 19 26 30 8 11 14 33 31 35 5 8 11 24 >35 4 6 5 15 21 36 43 100 Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak pada juga pada usia 26 30 tahun (14 orang).

5.1.5.4. Tabulasi Silang antara Umur dengan Perilaku Tabel 5.15 Tabulasi Silang antara Umur dengan Perilaku Umur Interpretasi Perilaku (tahun) Baik Sedang Buruk <21 0 6 3 9 21 25 4 14 1 19 26 30 12 21 0 33 31 35 8 16 0 24 >35 4 11 0 15 28 68 4 100 Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (12 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (3 orang). 5.1.5.5. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan Tabel 5.16 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Pengetahuan Pekerjaan Interpretasi Pengetahuan Baik Sedang Buruk Ibu Rumah Tangga 37 26 8 71 Wiraswasta 4 4 1 9 PNS 9 4 0 13 Honorer 2 1 0 3 Pegawai Swasta 2 1 0 3 Mahasiswa 1 0 0 1 55 36 9 100 Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (37 orang),

sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (8 orang).. 5.1.5.6. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan dengan Sikap Tabel 5.17 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Sikap Pekerjaan Interpretasi Sikap Baik Sedang Ibu Rumah Tangga 67 4 71 Wiraswasta 7 2 9 PNS 13 0 13 Honorer 3 0 3 Pegawai Swasta 3 0 3 Mahasiswa 1 0 1 94 6 100 Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada ibu rumah tangga (67 orang). 5.1.5.7. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan Tabel 5.18 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Tindakan Pekerjaan Interpretasi Tindakan Baik Sedang Buruk Ibu Rumah Tangga 11 29 31 71 Wiraswasta 1 3 5 9 PNS 7 3 3 13 Honorer 1 0 2 3 Pegawai Swasta 1 1 1 3 Mahasiswa 0 0 1 1 21 36 43 100

Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (11 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (31 orang). 5.1.5.8. Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Perilaku Tabel 5.19 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Perilaku Pekerjaan Interpretasi Perilaku Baik Sedang Buruk Ibu Rumah Tangga 14 55 2 71 Wiraswasta 2 5 2 9 PNS 9 4 0 13 Honorer 1 2 0 3 Pegawai Swasta 2 1 0 3 Mahasiswa 0 1 0 1 28 68 4 100 Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada ibu rumah tangga (14 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada ibu rumah tangga dan wiraswasta (2 orang). 5.1.5.9. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pengetahuan Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pengetahuan Pendidikan Interpretasi Pengetahuan Baik Sedang Buruk Dasar 3 3 5 11 Menengah 38 27 4 69 Tinggi 14 6 0 20 55 36 9 100

Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada pendidikan menengah (38 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada pendidikan dasar (5 orang). 5.1.5.10. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Sikap Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Sikap Pendidikan Interpretasi Sikap Baik Sedang Dasar 7 4 11 Menengah 67 2 69 Tinggi 20 0 20 94 6 100 Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada pendidikan menengah (67 orang), sedangkan yang memiliki sikap buruk paling banyak pada pendidikan dasar (4 orang). 5.1.5.11. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Tindakan Pendidikan Interpretasi Tindakan Baik Sedang Buruk Dasar 0 3 8 11 Menengah 13 24 32 69 Tinggi 8 9 3 20 21 36 43 100 Berdasarkan tabel 5.22 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada pendidikan menengah (13 orang),

sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada pendidikan menengah (32 orang). 5.1.5.12. Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Perilaku Tabel 5.23 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Perilaku Pendidikan Interpretasi Perilaku Baik Sedang Buruk Dasar 0 8 3 11 Menengah 17 51 1 69 Tinggi 11 9 0 20 28 68 4 100 Berdasarkan tabel 5.23 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada pendidikan menengah (17 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak pada pendidikan dasar (3 orang). 5.1.5.13. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Pengetahuan Tabel 5.24 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Pengetahuan Gravida Interpretasi Pengetahuan Baik Sedang Buruk 1 18 13 6 37 2 20 10 0 30 3 7 5 1 13 >3 10 8 2 20 55 36 9 100

Berdasarkan tabel 5.24 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 2 (20 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada gravida 1 (6 orang). 5.1.5.14. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Sikap Tabel 5.25 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Sikap Gravida Interpretasi Sikap Baik Sedang 1 33 4 37 2 29 1 30 3 13 0 13 >3 19 1 20 94 6 100 Berdasarkan tabel 5.25 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada gravida 1 (33 orang). 5.1.5.15. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Tindakan Tabel 5.26 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Tindakan Gravida Interpretasi Tindakan Baik Sedang Buruk 1 8 14 15 37 2 6 13 11 30 3 3 3 7 13 >3 4 6 10 20 21 36 43 100

Berdasarkan tabel 5.26 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada gravida 1 (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada gravida 1 (15 orang). 5.1.5.16. Tabulasi Silang antara Gravida dengan Perilaku Tabel 5.27 Tabulasi Silang antara Gravida dengan Perilaku Gravida Interpretasi Perilaku Baik Sedang Buruk 1 9 25 3 37 2 10 20 0 30 3 5 8 0 13 >3 4 15 1 20 28 68 4 100 Berdasarkan tabel 5.27 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada gravida 2 (10 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada gravida 1 (3 orang). 5.1.5.17. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Tabel 5.28 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Sikap Tabulasi Silang Interpretasi Sikap Baik Sedang Baik 54 1 55 Interpretasi Sedang 33 3 36 Pengetahuan Buruk 7 2 9 94 6 100 Berdasarkan tabel 5.28 dapat dilihat bahwa hampir semua responden dengan pengetahuan baik, sedang, dan buruk mempunyai sikap yang baik.

5.1.5.18. Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Tabel 5.29 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Tindakan Tabulasi Silang Interpretasi Tindakan Baik Sedang Buruk Baik 14 22 19 55 Interpretasi Sedang 7 11 18 36 Pengetahuan Buruk 0 3 6 9 21 36 43 100 Berdasarkan tabel 5.29 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik dan tindakan buruk cukup besar. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya fasilitas penyuluhan dan dukungan dari orang sekitar ibu hamil untuk melakukan suatu tindakan. 5.1.5.19. Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Tabel 5.30 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Tindakan Tabulasi Silang Interpretasi Tindakan Baik Sedang Buruk Interpretasi Baik 21 34 39 94 Sikap Sedang 0 2 4 6 21 36 43 100 Berdasarkan tabel 5.30 dapat dilihat bahwa responden dengan sikap baik dan tindakan buruk mendominasi. Sama halnya dengan pengetahuan, tindakan yang buruk mungkin juga diakibatkan oleh kurangnya fasilitas penyuluhan dan dukungan dari orang sekitar ibu hamil untuk melakukan suatu tindakan.

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap asupan asam folat di masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 55%, sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 36% dan kategori buruk yaitu sebesar 9%. Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan yang baik pada responden mungkin dipengaruhi latar belakang responden yang banyak menerima informasi-informasi tentang asupan asam folat pada masa kehamilan, sehingga memiliki pemahaman yang baik untuk menjawab kuesioner penelitian dengan benar. 5.2.2. Sikap Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 94% dan sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 6%. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoatmodjo, 2003). Menurut Djamaluddin (2002) sikap membuat seseorang untuk mendekat dan menjauhi sesuatu. Sikap akan diikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan pada sedikit atau banyaknya pengalaman seseorang. Sikap memiliki segi motivasi yang berarti segi dinamis menuju suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif kecenderungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak menyukai objek tertentu. Sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar tergolong dalam kategori baik karena mereka memiliki pengetahuan yang baik, dengan pengetahuan yang baik maka akan terbentuk sikap yang baik pula. 5.2.3. Tindakan Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa tindakan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori buruk dengan persentase sebesar 43%, sisanya tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 36% dan kategori baik yaitu sebesar 21 %. Suatu sikap yang dilaksanakan secara nyata disebut tindakan, namun suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap untuk menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, suatu sikap tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan (Notoatmodjo, 2003). Walaupun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, akan tetapi para ibu hamil kurang memiliki kemauan untuk

bertindak dalam hal mencegah terjadinya kecacatan pada janin. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya faktor faktor lain seperti faktor fasilitas dan faktor pendukung (support) dari suami, orang tua, ataupun mertua. 5.2.4. Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pentingnya Asupan Asam Folat pada Masa Kehamilan Berdasarkan tabel 5.8 sebagian besar responden memiliki perilaku yang sedang yaitu sebesar 68%, dan sisanya memiliki perilaku baik 28% dan perilaku buruk 4 %. Perilaku manusia adalah suatu aktifitas daripada manusia itu sendiri, Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari : a) ranah kognitif (cognitif domain), b) ranah afektif (affective domain), dan c) ranah psikomotor (psychomotor domain) (Notoatmodjo, 2003). Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pengetahuan dan sikap memiliki hasil yang baik, akan tetapi dalam hal tindakan, memiliki hasil yang buruk. Hal ini mungkin dikarenakan adanya faktor faktor lain seperti faktor fasilitas dan faktor pendukung (support) dari suami, orangtua, ataupun mertua.

5.2.5. Tabulasi Silang antara Umur Ibu Hamil dengan Perilaku Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (19 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (4 orang). Berdasarkan tabel 5.13, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (32 orang). Berdasarkan tabel 5.14, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak pada juga pada usia 26 30 tahun (14 orang). Berdasarkan tabel 5.15, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada usia 26 30 tahun (12 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada usia < 21 tahun (3 orang). Secara teori usia < 25 tahun secara biologis mentalnya belum optimal dengan emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi. Namun ada berbagai faktor yang saling berpengaruh dan tidak menutup kemungkinan usia yang matang sekalipun untuk hamil yaitu usia 25-35 tahun berperilaku baik (Fahriansyah, 2009). Peneliti menduga adanya kaitan antara umur dengan perilaku ibu hamil, pada usia yang belum matang secara fisik dan mental (<21 tahun) tentunya pengetahuan dan pengalaman ibu hamil tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan ibu hamil yang telah matang secara fisik dan mental. sampel yang didapat tidak merata secara umur.

5.2.6. Tabulasi Silang antara Pekerjaan Ibu Hamil dengan Perilaku Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (37 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (8 orang). Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada ibu rumah tangga (67 orang). Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada ibu rumah tangga (11 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada ibu rumah tangga (31 orang). Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada ibu rumah tangga (14 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada ibu rumah tangga dan wiraswasta (2 orang). Peneliti menduga adanya kaitan antara pekerjaan dengan perilaku ibu hamil, oleh karena dengan adanya suatu kesibukan akibat pekerjaan, ibu hamil tersebut melupakan perannya sebagai ibu hamil untuk mencukupi nutrisi bagi janinnya. Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga mendominasi sampel penelitian, sehingga distribusi sampel tidak merata. 5.2.7. Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu Hamil dengan Perilaku Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada pendidikan menengah (38 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada pendidikan dasar (8 orang).. Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik paling banyak pada

pendidikan menengah (67 orang), sedangkan yang memiliki sikap buruk paling banyak pada pendidikan dasar (4 orang). Berdasarkan tabel 5.22 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada pendidikan menengah (13 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada pendidikan menengah (32 orang. Berdasarkan tabel 5.23 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada pendidikan menengah (17 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada pendidikan dasar (3 orang). Penelitian yang dilakukan oleh Djokomoeljanto (1989) menunjukkan bahwa makin tinggi pendidikan ibu hamil akan meningkatkan praktek dan pengetahuan perihal gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan makanan yang bergizi. Secara teoritis pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes RI, 2002). Peneliti juga menduga adanya kaitan antara pendidikan dengan perilaku ibu hamil. Dengan tingginya tingkat pendidikan seseorang tentunya pengetahuan dan kesadaran seseorang akan tinggi juga. 5.2.8. Tabulasi Silang antara Gravida Ibu Hamil dengan Perilaku Berdasarkan tabel 5.24 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 2 (20 orang), sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk paling banyak pada gravid

gravida 1 (6 orang). Berdasarkan tabel 5.25 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada gravida 1 (33 orang). Berdasarkan tabel 5.26 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak pada gravida 1 (8 orang), sedangkan yang memiliki tindakan buruk paling banyak juga pada gravida 1 (15 orang). Berdasarkan tabel 5.27 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki perilaku baik paling banyak pada gravida 2 (10 orang), sedangkan yang memiliki perilaku buruk paling banyak pada gravida 1 (3 orang). Seorang ibu yang sering melahirkan tentunya memiliki pengalaman dan perilaku lebih baik (Fahriansyah, 2009). Peneliti menduga adanya kaitan antara gravida dengan perilaku ibu hamil. Ibu dengan gravida >1 tentunya memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih tinggi dibanding dengan ibu dengan gravida pertama.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 55%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 36% dan dalam kategori buruk 9 % 2. Sikap ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 94%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 6% dan tidak ada dalam kategori buruk 3. Tindakan ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori buruk yaitu 43%, sedangkan sisanya dalam kategori sedang 36% dan dalam kategori baik 21 % 4. Perilaku ibu hamil terhadap asupan asam folat pada masa kehamilan sebagian besar termasuk dalam kategori sedang yaitu 68%, sedangkan sisanya dalam kategori baik 28% dan dalam kategori buruk 4 % 6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran dari peneliti diantaranya: 1. Di masa yang akan datang diharapkan peneliti lain bisa melanjutkan penelitian tentang asupan asam folat untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan perilaku ibu hamil

2. Diharapkan kepada pihak penyuluh (posyandu, puskesmas) untuk lebih meningkatkan lagi program penyuluhan gizi bagi ibu hamil khususnya mengenai asam folat. Selain itu dalam hal penyuluhan perlu adanya keterlibatan pihak keluarga (suami, orangtua, mertua) karena dalam hal menjaga nutrisi ibu hamil tidak hanya peran ibu hamil itu sendiri melainkan memerlukan peran keluarga maupun masyarakat sekitar