Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu"

Transkripsi

1 Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Rosiana Alfa Risqi Program Studi Magister Epidemiologi Sain Terapan Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, SH No.5 Lt.2 Semarang Telp (024) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di kelurahan Purwosari. Upaya untuk mengaktifkan kembali posyandu penting karena posyandu merupakan pelayanan pokok kesehatan masyarakat. Posyandu akan efektif jika didukung oleh partisipasi ibu-ibu peserta posyandu. Permasalahan dikaji dengan mengacu pada teori sistem lima meja posyandu yang terdiri dari pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penjelasan data KMS dan pelayanan sektor oleh petugas kesehatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dan pendekatan Cross Sectional, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Subyek penelitian sebanyak 85 ibu. Teknik analisa data menggunakan statistik Spearman Rho dengan bantuan SPSS versi Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keaktifan kader kesehatan di Kelurahan Purwosari dalam kategori sangat aktif sebanyak 57,65% dan kategori aktif sebanyak 40%. Tingkat parisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dengan kategori tinggi sebanyak 54,12% dan ketgori sedang sebanyak 45,88%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapat rho hitung sebesar 0,786. Angka ini lebih besar dari rho tabel untuk α = 0,05 sebesar 0,678 maka disimpulkan bahwa hipothesis alternatif dapat diterima kebenaran dan keberlakuannya pada taraf kepercayaan 95% yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dimana semakin aktif kader maka semakin tinggi pula partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu. Kata-kata kunci : Kader Kesehatan, Parisipasi, sistem lima meja Posyandu. Pendahuluan Upaya mengaktifkan kembali posyandu sangatlah penting karena posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh para kader dan bukan pemerintah sehingga kegiatan posyandu sangat tergantung pada kader (Gemari, 2006). Salah satu kegiatan yang berperan pada posyandu adalah sistem lima meja posyandu yang terdiri dari pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penjelasan data KMS dan pelayanan sektor oleh petugas kesehatan (Yulifah, 2009). Namun demikian, kegiatan tersebut tidak akan efektif jika tidak didukung oleh partisipasi aktif masyarakat yaitu ibu peserta posyandu. Oleh karena itu, kader kesehatan dituntut agar dapat aktif menggerakkan ibu-ibu tersebut. Kader kesehatan masyarakat merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Meilani, 2009). Peran dan fungsi kader 38

2 No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA sebagai pelaku penggerak masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa, upaya penyehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, serta pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Yulifah, 2009). Tugas kader kesehatan pada saat pelaksanaan posyandu disebut juga tugas pelayanan pada lima meja, meliputi : 1) Meja I bertugas mendaftar bayi atau balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil. 2) Meja II yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS. 3) Meja III yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. 4) Meja IV yaitu menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran (Sulistiyorini, 2010). Selain itu, di meja ini juga dapat dilakukan rujukan ke puskesmas bila dipelukan, memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu (Yulifah, 2009). 5) Meja V merupakan kegiatan pelayanan sektor biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan. Efektifitas posyandu erat sekali kaitannya dengan partisipasi ibu balita. Partisipasi tersebut dapat berupa partisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran maupun dalam bentuk dukungan materi. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisa tingkat keaktifan kader kesehatan dan pengaruhnya terhadap partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terutama kegiatan lima meja posyandu. Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian observasional analitik ini, penulis mencari hubungan antara keaktifan kader kesehatan sebagai variabel bebas dengan partisipasi ibu-ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sebagai variabel terikat. Penggunaan pendekatan cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel terikat diobservasi sekali pada waktu yang sama (Taufiqurrahman, 2008). Populasi dalam penelitian ini ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu yang terdapat di Kelurahan Purwosari. Jumlah populasi pada penelitian yaitu 578 orang dan tersebar di 14 posyandu yang terletak di Kelurahan Purwosari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Hidayat, 2007). Estimasi besar sampel yang diperlukan sebanyak 85 orang. Pengambilan data dilakukan secara langsung dari responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Uji validitas menggunakan uji statistik korelasi product moment dan untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus koefisien Cronbach s Alpha dengan ketentuan jika 39 WIDYATAMA

3 Rosiana Alfa Risqi. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam hasil r hitung > r tabel maka item dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika hasil r hitung < r tabel maka item dikatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007). Perhitungan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Korelasi Spearman Rank menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi Hasil dan Pembahasan A. Uji Validitas dan Reabilitas Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan pada responden sebanyak 20 orang ibu-ibu peserta posyandu yang dipilih secara acak. Dari hasil uji validitas kuesioner tentang keaktifan kader kesehatan didapat 27 item pernyataan valid dan tentang partisipasi ibu-ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu didapatkan 28 item pernyataan valid, dikarenakan nilai r hitung > r tabel (0,444). Sedangkan pada uji reliabilitas tentang keaktifan kader kesehatan dan tentang partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu α hitung > α table yaitu 0,945 > 0,444, berarti item pernyataan instrument kuesioner tersebut adalah reliabel. B. Analisa Data Keaktifan kader kesehatan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kurang aktif, aktif dan sangat aktif. Untuk mengetahui tingkat keaktifan kader kesehatan, responden diberikan 27 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor 1 4. Mengacu pada teori kategorisasi dari Nursalam (2009). tingkat keaktifan kader kesehatan dikatakan kurang aktif jika jumlah skor jawaban < 60 (56 %), aktif jika jumlah skor jawaban (56 75%) dan sangat aktif jika jumlah skor jawaban ( %). Tabel 1 Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader Kesehatan No. Kategori Jumlah Persentase (%) Sangat Aktif Aktif Kurang aktif , ,35 Total Sumber : Jawaban kuisioner No. A.1-27 Dari tabel tersebut maka didapat hasil penelitian tentang keaktifan kader kesehatan dimana responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dalam kategori sangat aktif sebanyak 49 responden (57,65%), aktif sebanyak 34 responden (40%) dan yang menyatakan kurang aktif sebanyak 2 responden (2,35%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kader kesehatan sangat aktif (57,65%) dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader kesehatan di Kelurahan Purwosari. Keaktifan kader kesehatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kesiapan, kemampuan, keikutsertaan atau kehadiran serta kedisiplinan kader melaksanakan sistem lima meja posyandu. Kesiapan kader kesehatan dalam melaksanakan sistem lima meja posyandu dapat dilihat dari aktivitas kader dalam menyiapkan peralatan dan tempat yang akan digunakan untuk kegiatan posyandu. Indikator selanjutnya kemampuan kader melaksanakan sistem lima meja posyandu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur tersebut dimulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan, dapat melakukan penyuluhan WIDYATAMA 40

4 No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA dan membantu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Indikator keikutsertaan atau kehadiran kader kesehatan dalam pelaksanaan sistem lima meja posyandu dapat dilihat dari keikutsertaan kader kesehatan ditiap-tiap meja posyandu dari awal kegiatan sampai pelayanan pada tiap-tiap meja tersebut usai. Indikator yang terakhir yaitu kedisiplinan kader kesehatan, misalnya ketepatan para kader kesehatan memulai kegiatan posyandu dan menutup posyandu setelah semua pelayanan selesai dilaksanakan. Hal itu sesuai dengan teori tentang tugas-tugas seorang kader kesehatan yang menyatakan bahwa tugas kader kesehatan dimulai pada saat persiapan hari buka posyandu seperti menyiapkan peralatan yang akan digunakan pada saat hari pelaksanaan Posyandu, mengundang dan menggerakkan masyarakat, menghubungi kelompok kerja (pokja) posyandu. Kemudian tugas kader pada saat hari buka Posyandu yang meliputi pelayanan di meja I (mendaftar), II (menimbang), III (mengisi KMS atau KIA), IV (memberikan penyuluhan) dan V biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan (Yulifah, 2009). Keaktifan kader tidak saja dapat mempengaruhi partisipasi ibu-ibu balita dalam pelaksanaan posyandu tapi juga dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kesehatan lainnya sebagaimana ditunjukkan oleh hasil penelitian Rochmawati (2010) tentang hubungan antara Keaktifan Kader Kesehatan dengan Program Desa Siaga di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat keaktifan kader kesehatan akan semakin tinggi pula pelaksanaan program Desa Siaga. Partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kurang, sedang, tinggi. Untuk mengetahui tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, responden diberikan 28 pertanyaan, masingmasing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor 1 4. Tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dikatakan rendah jika jumlah skor jawabanr < 63 (<56 %), sedang jika jumlah skor jawaban (56 75 %) dan tinggi jika jumlah skor jawaban ( %). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu No. Kategori Jumlah Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah ,12 45,88 0 Total Sumber : Jawaban kuisioner No. B.1-28 Dari tabel tersebut diperoleh hasil penelitian tentang tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yaitu sebanyak 46 responden (54,12%) dengan kategori tinggi, 39 responden (45,88%) dengan kategori sedang dan tidak ada ibu yang tingkat partisipasinya berkategori rendah. Hasil penelitian tentang partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berpartisipasi tinggi sebesar 54,12 % dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Partisipasi ibu tersebut ditunjukkan dengan keaktifan dalam memberikan dukungan berupa biaya, tenaga, pikiran dan kehadiran atau keikutsertaan ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Dukungan yang berupa biaya misalnya 41 WIDYATAMA

5 Rosiana Alfa Risqi. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam memberikan dana setiap bulan atau iuran rutin untuk kegiatan posyandu, memberikan tambahan dana apabila posyandu membutuhkan. Partisipasi yang berwujud tenaga misalnya ikut membantu menyiapkan peralatan yang digunakan pada saat kegiatan posyandu, ikut menyiapkan makanan tambahan. Bentuk partisipasi selanjutnya yaitu partisipasi berupa pikiran, seperti memberikan usul atau ide agar kegiatan di posyandu dapat menjadi lebih baik, bertukar pikiran dengan ibu-ibu lain dan kader kesehatan tentang tumbuh kembang anak. Kehadiran atau keikutsertaan ibu juga merupakan bentuk partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Hasil tersebut sesuai dengan teori tentang bentuk-bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan kepada suatu program yaitu partisipasi dalam bentuk uang, harta benda, tenaga, keterampilan, buah pikiran atau ide (Prihartini, 2009). Selain itu, partisipasi ibu-ibu yang tinggi dalam pelaksnaan kegiatan posyandu juga dapat meningkatkan status gizi anak balitanya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani, 2006). Selain dipengaruhi oleh keaktifan kader kesehatan di posyandu yang bersangkutan, tingkat partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu juga dipengaruhi oleh sikap dari ibu balita terhadap kegiatan posyandu seperti hasil penelitian Triwahyudianingsih (2009) tentang hubungan antara Sikap Ibu Balita dengan Keaktifan dalam Kegiatan Posyandu di Dusun Boto Kabupaten Tulungagung yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan posyandu III Dusun Boto Kabupaten Tulungagung. Hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu berdasarkan hasil pengujian Spearman Rank disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu No. 1 Keaktifan Kader Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Total Kesehatan Tinggi Sedang Rendah Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Total Sumber : Jawaban kuisioner A dan B yang sudah diolah Data dalam tabel silang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori sangat aktif dan WIDYATAMA 42

6 No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA partisipasinya berada pada dengan kategori tinggi sebanyak 38 responden (44,71%), sedangkan responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dalam kategori sangat aktif dan partisipasinya dalam kategori sedang sebanyak 11 responden (12,94%). Responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori aktif dan partisipasi ibu dengan kategori tinggi sebanyak 8 responden (9,41%) sedangkan responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori aktif dan partisipasi ibu dengan kategori sedang sebanyak 26 responden (30,59%). Responden yang menyatakan keaktifan kader kesehatan dengan kategori kurang aktif dan partisipasi ibu dengan kategori rendah sebanyak 2 responden (2,35%). Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan kader kesehatan berpengaruh terhadap tingginya partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Tabel 4. Hubungan antara Keaktifan Kader Kesehatan dengan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Correlations Spearman's rho Keaktifan Kader Kesehatan Correlation Coefficient Keaktifan Kader Kesehatan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu ** Sig. (2-tailed)..000 N Partisipasi Ibu dalam Correlation Coefficient.786 ** Pelaksanaan Sig. (2-tailed).000. Kegiatan Posyandu N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametris korelasi spearman rank, dengan bantuan SPSS for Windows Selanjutnya rho hitung dibandingkan dengan rho tabel dengan N= 85 dan taraf signifikansi 5%. Didapatkan hasil rho hitung = 0,786 > dari rho tabel = 0,678. Karena rho hitung lebih besar dari rho tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Purwosari diterima atau terbukti kebenarannya dalam taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2009) yang menyatakan bahwa kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas. Selain itu, Hatika (2009) juga 43 WIDYATAMA

7 Rosiana Alfa Risqi. Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam mengungkapkan bahwa faktor penguat dalam partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu adalah kader. Keterampilan kader Posyandu merupakan salah satu keberhasilan dari sistem pelayanan di Posyandu. Kader mempunyai peranan langsung dan tidak langsung dalam melaksanakan kegiatan. Peranan langsung kader kesehatan berupa menyelenggarakan kegiatan bulanan Posyandu dan peranan tidak langsung berupa penggerak utama masyarakat dalam kegiatan posyandu. Berdasarkan dari teori pendukung dan hasil penelitian yang diperoleh dari kuesioner maka semakin aktif kader kesehatan semakin tinggi partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Dengan adanya kader kesehatan yang aktif dalam melaksanakan tugasnya maka tujuan dari Posyandu yaitu meningkatnya pelayanan kesehatan untuk Ibu dan Anak serta meningkatnya status gizi Balita akan tercapai dengan maksimal. Simpulan Dari hasil penelitian hubungan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Purwosari, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keaktifan kader kesehatan dengan ketegori sangat aktif sebanyak 57,65%, kategori aktif sebanyak 40% dan kategori kurang aktif sebanyak 2,35%. 2. Partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dengan kategori tinggi sebanyak 54,12%, kategori sedang 45,88% dan tidak ada yang termasuk kategori rendah berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. 3. Hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Spearman Rank didapatkan hasil rho hitung = 0,786 > dari rho tabel = 0,678. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan kader kesehatan dengan partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Purwosari. Dari hasil diatas maka semakin aktif kader kesehatan maka semakin tinggi pula partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dan semakin kurang aktif kader kesehatan maka semakin rendah pula partisipasi ibu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Daftar Pustaka Ambarwati E.R., Rismintari S., Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal : Gemari Posyandu dan Peran Bidan Kunci Pembangunan Kesehatan Pedesaan. Diakses tanggal 5 Februari Hatika, I., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu. Diakses pada tanggal 15 Maret Hidayat, A.A., Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Hal : Kristiani, Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Kota Denpasar. Diakses 10 Februari Meilani N., Setiyawati N., Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya. Hal : WIDYATAMA 44

8 No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal : Prihartini, Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat. Diakses pada tanggal 12 Mei Rochmawati, A., Hubungan antara Keaktifan Kader Kesehatan dengan Pengembangan Program Desa Siaga di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Diakses pada tanggal 14 Mei Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hal : Sulistiyorini C.E., Pebriyanti S., Proverawati A., Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal : Taufiqqurahman M.A., Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : UNS Press. Hal : Triwahyudianingsih, I., Hubungan antara Sikap Ibu Balita Terhadap Keaktifan dalam Kegiatan Posyandu III Dusun Boto Kabupaten Tulungagung. Diakses pada tanggal 14 Mei Yulifah R., Yuswanto T.A., Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Hal : WIDYATAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan suami)

Lebih terperinci

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGKAL KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2016 Rickah Liva Yulianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan menganalisis untuk mencari hubungan antar variabel melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui peranan antara variabel independent dengan variabel dependent yaitu peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 Nora Rosalina Armydewi 1, Herry Suswanti Djarot 2, Indri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASA HASIL PEELITIA Pada bab ini akan diuraikan hubungan masing-masing variabel pelatihan dan motivasi terhadap penguasaan keterampilan kerja. Untuk menguji hipotesa dan menghitung seberapa

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Oleh GUNTUR ADHE PRADANA A 410 070 206 PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Analitik bertujuan mencari hubungan pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Analitik bertujuan mencari hubungan pengetahuan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melaui pengujian hipotesa.

Lebih terperinci

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antar variabel (Alimul, 2003). Rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA Nova Yulita Sellia Juwita Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung No 73 Pekanbaru 085376039565 nova.yulita@univrab.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN METAKOGNITIF DENGAN PRESTASI BELAJAR DI AKBID UMMI KHASANAH Nisa Ardhianingtyas (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) Hayun Manudyaning Susilo (Akademi Kebidanan Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU Rina Dwi Ariyani 1, Rini Susanti 2, Eko Mardiyaningsih 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Semarang ABSTRACT Integrated

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain cross sectional, penelitian ini mengamati subjek di observasi satu kali saja pada saat pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari hubungan pengetahuan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan ibu balita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik yaitu dengan mengunakan pendekatan cross sectional dimana data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN Danik Dwiyanti, Erni Susilowati Akademi Kebidanan YAPPI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN Meilani Yudi Arini ABSTRAK Pemberian imunisasi pada bayi dan anak

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juni tahun 2014 yang dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Kampar Kiri pada saat semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini a. merupakan Jenis Penelitian penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, untuk mempelajari hubungan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, untuk mempelajari hubungan tingkat BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik dan pendekatan cross sectional, untuk mempelajari hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode penelitian menurut Sudiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Efektivitas Kegiatan Sarasehan di Radio Sky 90,50 FM Bandung terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA. uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel

BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA. uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari uji validitas dan reliabilitas serta uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap critical thinking mahasiswa prodi Farmasi FKIK UMY. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap critical thinking mahasiswa prodi Farmasi FKIK UMY. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016. 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional atau potong lintang. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan studi korelasi (correlation study). Penelitian korelasi adalah tindakan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mencoba untuk menggali ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan rancangan deskriptif korelasi yaitu suatu metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Profil Perusahaan PT. Susanti Megah merupakan salah satu badan usaha terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang garam beryodium, dimana memproduksi

Lebih terperinci