KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

dokumen-dokumen yang mirip
NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.


BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

ANALISA KOMPARASI KREDIT BANK VERSUS FINANCIAL LEASING

Gerson Philipi Rianto F

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

Transkripsi:

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta) Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan pembiayaan aktiva tetap melalui leasing dan pinjaman dari bank dan kaitanaya dengan pengehematan pajak. Tulisan ini dilakukan melalui studi pustaka. Dari hasil studi menunjukkan apabila tingkat bunga yang ditentukan antara lessor dan bank adalah sama, ternyata kebijakasanaan pembiayaan aktiva tetap masih lebih baik meminjam uang dari bank dibandingkan melalui leasing. Namun untuk perusahaan yang tidak memiliki agunan atau jaminan dapat membiayai aktiva tetap dengan cara leasing. Kata Kunci: Pembiayaan aktiva tetap dan Penghematan Pajak ----------. Alamat Koresponden: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta 55283; E-mail: pasaribuhiras@yahoo.com. I PENDAHULUAN Selama ini banyak para pengusaha atau investor lebih memilih penggunaan leasing sebagai alternatif pembiayaan, dikarenakan fleksibilitas dan proses persetujuan yang lebih cepat serta adminstrasi yang lebih mudah dibandingkan pengambilan kredit dari perbankan. Jarang investor atau perusahaan melihat ke arah manfaat fleksibilitas dalam perencanaan perpajakan yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan dan meningkatkan kekayaan investor atau perusahaan terutama untuk pembiayaan yang bersifat jangka panjang (misalnya antara 4 dan 5 tahun). Bila perusahaan atau investor mengambil kredit pada perbankan, maka perusahaan tersebut akan membeli aktiva tetapnya secara tunai dari dana perbankan tersebut. Menurut peraturan perpajakan, biaya yang dapat dikurangkan (deductible expenses) dari pendapatan adalah biaya depresiasi aktiva tetap tersebut serta biaya bunga yang dibayarkan kepada bank. Namun umur dan cara penyusutan aktiva tetap tersebut harus mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku sehingga biaya depresiasi yang bisa dikurangkan dari pendapatannya tidak bisa diatur oleh perusahaan tersebut tapi mengikuti aturan perpajakan. Untuk leasing sendiri, peraturan perpajakan di Indonesia menentukan bahwa semua biaya yang dibayarkan kepada perusahaan leasing dalam satu tahun fiskal dapat dikurangkan dari pendapatan perusahaan tanpa melihat bahwa di dalam pembayaran tersebut terdapat unsur cicilan pokok selain pembayaran bunga. Hal ini karena peraturan perpajakan di Indonesia melihat leasing ini sebagai murni perjanjian sewa menyewa tanpa melihat adanya opsi kepemilikan pada akhir periode leasing (Capital Lease). Jadi walaupun pada umumnya perjanjian leasing di Indonesia adalah berbentuk capital lease, tapi peraturan perpajakan melihatnya sebagai operational lease (www.wealthindonesia.com). 446

Dengan sistem perpajakan seperti ini, maka investor atau perusahaan akan memiliki fleksibilitas dalam perencanaan perpajakan bila memilih pembiayaan aktiva tetapnya melalui fasilitas leasing. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan bisa mengatur besarnya pembayaran leasing yang akan dilakukan dalam satu tahun fiskal yang dapat disesuaikan dengan besarnya perencanaan keuntungan (laba sebelum pajak) perusahaan Keuntungan yang direncanakan akan dicapai, apabila keputusan yang diambil untuk pembiayaan aktiva tetap dapat memberikan penghematan pajak yang lebih besar pada masa yang akan datang. Dengan demikian yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengambilan keputusan pembelanjaan aktiva tetap melalui leasing dan bank kaitannya dengan penghematan pajak. II. TELAAH PUSTAKA 2.1 Sewa dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 (2004) disebutkan, jenis-jenis sewa adalah: a. Financial Lease ( sewa Pembiayaan) Pihak yang membiayai menyediakan barang modal adalah Lessor dan pihak lesse biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa, sebagai pemilik barang modal tersebut melakukan pemesanan, pemeriksaan, serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi sewa. Lessee selama masa sewa akan melakukan pembayaran secara berkala dan seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa dan mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut berikut bunganya. b. Operating Lease (sewa menyewa biasa). Lessor membeli barang modal dan selanjutnya disewakan kepada Lessee. Operating Lease ini tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut berikut bunganya, karena perusahaan jenis ini mengharapkan keuntungan dari penjualan barang modal yang disewakan. c. Lase Type (sewa penjualan) Sewa penjualan, merupakan transaksi pembiayaan sewa secara langsung (direct finence lease) dengan jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa. d. Leverage Lease Dalam sewa Leverage ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni: penyewa guna usaha, perusahaan sewa, dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa. 2.2 Sewa dengan Hak Opsi dan Tanpa Hak Opsi Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1169/KMK.1/1991 Tanggal 27 November 1991, merumuskan bahwa sewa adalah suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa dengan hak opsi (financie lease) maupun sewa tanpa hak opsi (operating lease) untuk dipergunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selain itu, perlakuan perpajakan untuk sewa diatur juga dalam Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 29/PJ.42/1992 Tanggal 19 Desember 1992 yang disempurnakan dengan SE-02/PJ.31/1993 Tanggal 29 Januari 1993. Jenis sewa yang diakui menurut perpajakan hanya ada dua, yaitu sewa dengan hak opsi dan tanpa hak opsi. a. Sewa dengan Hak Opsi Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 447

Kegiatan sewa digolongkan sebagai sewa dengan hak opsi (finance lease) apabila sewa memenuhi krakteristik sebagai berikut: 1) Jumlah pembayaran sewa selama masa sewa pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor. 2) Masa sewa ditetapkan sekurangkurangnya dua tahun untuk barang modal Golongan I, tiga tahun untuk barang modal Golongan II dan III, dan tujuh tahun untuk golongan bangunan (SE-10/PJ.42/1994 Tanggal 22 Maret 1994 tentang perlakuan PPh dan PPn terhadap kegiatan sewa dengan hak opsi yang berakhir menjadi lebih singkat dari masa sewa yang disyaratkan dalam Pasal (3) KMK- 1169/KMK.01/1991. 3) Perjanjian sewa memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee. Ketiga kriteria tersebut harus dipenuhi seluruhnya agar transaksi sewa dapat digolongkan sebagai sewa dengan hak opsi bagi perusahaan pembiayaan yang ada di dalam negeri. Tetapi untuk kepentingan perpajakan, maka transaksi yang dilakukan dengan perusahaan pembiayaan luar negeri dapat dikategorikan sebagai sewa dengan hak obsi, apabila memenuhi persyaratan yang sesuai dengan KMK- 1169/KMK.01/1991. b. Sewa Tanpa Hak Opsi Merupakan kegiatan jasa pembiayaan, yang berupa penyediaan kredit bagi lessee oleh lessor, maka penghasilan bagi lessor adalah bunga yang diterima pada saat angsuran pelunasan kewajiban sewa. Pada dasarnya sewa tanpa hak opsi adalah transaksi pembiayaan, maka perpajakan menganggap bahwa sebelum selesai masa leasing, asset tetap bukanlah milik lessee maupun lessor, sehingga keduanya tidak boleh menyusutkan barang tersebut. Kegiatan sewa digolongkan sebagai sewa tanpa hak opsi apabila memenuhi krakteristik sebagai berikut: 1) Jumlah pembayaran sewa selama masa sewa pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal yang disewakan ditambah keuntungan lesee. 2) Perjanjian sewa tidak memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee. 2.3 Perlakuan Perpajakan Terhadap Sewa 2.3.1 Perlakuaan Perpajakan untuk Sewa dengan Hak Opsi Bagi Lessee a. Selama masa sewa, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewakan sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli. b. Setelah menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal yang bersangkutan c. Pembayaran sewa yang dibayar atau terutang oleh lesse kecuali pembayaran atas tanah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lesse sepanjang transaksi sewa tersebut memenuhi ketentuan lease d. Dalam hal masa sewa lebih pendek dari masa yang ditentukan, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksi atas pembayaran biaya sewa e. Lesse tidak memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran sewa yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa dengan hak opsi. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 448

2.3.2 Perlakuan Perpajakan Terhadap Sewa dengan Tanpa Hak Opsi Bagi Lesee a. Pembayaran sewa tanpa hak opsi yang dibayar atau terutang oleh lesse adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. b. Lesse wajib memotong PPh pasal 23 atas pembayaran sewa tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor c. Atas penyerahan jasa dalam transaksi sewa tanpa hak opsi dari lessor kepada lessee dikenal utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Leasing Beberapa keuntungan dan kerugian pembiayaan dengan menggunakan leasing ini sebagai berikut: a. Keuntungan Bagi Lessee 1) Lessee akan terhindar dari kebutuhan dana besar dan biaya bunga yang tinggi 2) Lease mengurangi resiko keusangan, karena ia dapat mengoperkan barang yang di lease kepada pihak lessor setelah pemakaiannya 3) Perjanjian lease lebih fleksibel karena lebih bebas dibandingkan perjanjian utang lainnya. Lessor yang pintar akan menyesuaikan perjanjian lease terhadap kebutuhan perusahaan. 4) Dana pembiayaannya jauh lebih murah dibandingkan pembiayaan sekaligus 5) Lease tidak menambah pos utang di Neraca dan tidak mempengaruhi rasio leverage b. Kerugian Bagi Lessee 1) Lessee wajib memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan lessor untuk melindungi peralatannya misalnya dalam bentuk pembatasan pengoperasian barang, perlindungan asuransi, dan lain-lain. 2) Lessee bisa saja kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan barang pada saat akhir lease untuk beberapa jenis barang 3) Lease khususnya financial lease mungkin kurang tepat bila lessee hanya membutuhkan aktiva dalam jangka pendek, karena jika dibatalkan sebelum perjanjian selesai, akan menimbulkan biaya yang cukup besar 4) Karena barang yang di lease tidak dapat dicatat sebagai aset maka tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kredit dibank 5) Hak menggunakan barang lease merupakan intangible asset yang tidak dapat disajikan dalam neraca sebagai aktiva tetap. III. PEMBAHASAN 3.1 Pembelanjaan Aktiva Tetap Melalui Leasing Pada mulanya masing-masing lease dianggap sebagai hak persetujuan sewa menyewa namun setelah berkembang lebih lanjut maka sukar membedakan mana lease yang berupa sewa menyewa dan mana lease yang berupa pembelian /penjualan. Semua jenis aktiva pada hakekatnya dapat di sewakan tetapi yang paling umum adalah bangunan, mesin, pabrik, peralatan komputer, alat pengangkutan, lahan dan bangunan. Kontrak lease dapat dibedakan baik ditinjau dari segi jangka waktu pembangunan, tingkat bunga, risiko, biaya, pajak, asuransi, dan lain-lain. Dalam masalah tanggal harus dibedakan: (1) Inception of the lease, yaitu pada tanggal persetujuan lease atau persetujuan tertentu dimulai setelah segala persyaratan terpenuhi. Belum tentu aktiva Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 449

dapat diserahkan pada lessee; dan (2) Beginning of lease term adalah pada saat persetujuan lease berlaku efektif seperti pada saat aktiva yang dilease diserahkan pada lease. Sebagai ilustrasi Perusahaan penjualan aksesoris kendaraan, PT. Mobilindo Aksesoris membutuhkan aktiva senilai Rp 125 juta. Aktiva tersebut bisa dibeli dengan meminjam bank. Bunga bank yg ditawarkan adalah16%, dengan pembayaran secara annuitas, dan dibayar di awal tahun. Di samping itu, perusahaan juga mempunyai alternatif pendanaan lainnya. Sebuah perusahaan leasing bersedia untuk membiayai aktiva tersebut dengan meminta pembayaran sewa Rp 38 juta per tahun selama 5 (lima) kali pembayaran. Aktiva tersebut diperkirakan memiliki usia ekonomis 5 tahun, tanpa nilai residu. Diketahui tarif PPh badan sebesar 35% Berdasarkan transaksi tersebut pertama akan dihitung: (1) besarnya angsuran kredit bank yang harus dibayar oleh PT Mobilindo Aksesoris; dan (2) di antara kedua alternatif sumber pendanaan tersebut, akan dipilih alternatif pendanaan yang lebih menguntungkan PT Mobilindo. (1) Besarnya angsuran kredit bank yang harus dibayar oleh PT Mobilindo Aksesoris Angsuran merupakan suatu anuitas yang dapat ditentukan dengan menggunakan nilai sekarang (PV) dari rumus anuitas sebagai berikut: N a 1 Rumus Anuitas = Rp 125 juta = t=i ( 1 + k b ) t Keterangan: N = Lama periode pinjaman t = Bunga utang Besarnya angsuran (a 1 ) = Rp 125 juta : (PVIFA) (16%, 5 tahun) = Rp 125.000.000,- : 3.2743 = Rp 38.176.098,71 Jadi besarnya angsuran kredit ke Bank tiap awal tahun adalah Rp 38.176.100 (dibulatkan). Alternatif I. Dengan Pinjam Uang Dari Bank Berdasarkan angsuran (cicilan) yang dibayar tiap awal tahun, menunjukkan sejumlah pembayaran uang pokok dan plus bunga. Dalam Tabel 3.1 ditunjukkan pembayaran bunga dan alokasi untuk cicilan pinjaman sebagai berikut: Tahun Angsuran per tahun (Angsuran Pokok + bunga) Tabel 3.1 Daftar Angsuran, Bunga dan Cicilan Pokok Per Tahun Saldo Pinjaman Bunga tahunan akhir tahun (0,16) Angsuran pokok Pinjaman 0 Rp 125.000.000 1 Rp 38.176.100 Rp 106.823.900 Rp 20.000.000 Rp 18.176.100 2 Rp 38.176.100 Rp 85.739.624 Rp 17.091.824 Rp 21.084.276 3 Rp 38.176.100 Rp 61.281.864 Rp 13.718.340 Rp 24.457.760 4 Rp 38.176.100 Rp 32.910.826 Rp 9.805.098 Rp 28.371.002 5 Rp 38.176.600 0 Rp 5.265.738 Rp 32.910.862 Rp 125.000.000 Catatan: Selisih Rp 500.- (lima ratus rupiah) karena pembulatan, maka cicilan terakhir dibayar Rp 38.176.600,- PT. Mobilindo Aksesoris membayar bunga atas pinjaman uang tersebut setiap tahun semakin kecil. Selanjutnya untuk mengetahui mana yang paling menguntungkan membeli dengan pinjam uang ke bank atau pembiayaan aktiva secara leasing, maka diperlukan perhitungan yang menunjukkan skedul cash flow. Jika menggunakan pinjaman Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 450

uang dari bank untuk membeli asset nampak pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Skedul Cash Flow Alternatif Pinjam Uang ke Bank (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Deprsiasi 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 2 Bunga tahunan 20.000.000 17.091.824 13.718.340 9.805.098 5.265.738 3 Total 1 + 2 45.000.000 42.091.824 38.718.340 34.805.098 30.265.738 4 Penghematan pajak = 3 x 0,35 15.750.000 14.732.138 13.551.419 12.181.784 10.593.008 5 Angsuran 38.176.100 38.176.100 38.176.100 38.176.100 38.176.100 Pinjaman 6 Pembayaran 22.426.100 23.452.962 24.624.681 25.994.316 27.583.092 efektif sesudah pajak = (5 4) PV Pembayaran Efektif: (DF= 10%) 20.387.343 19.382.700 18.500.769 17.754.378 17.126.894 Aktiva tetap memiliki umur ekonomis 5 tahun, tanpa nilai residu. Diasumsikan metode depresiasi menggunakan metode garis lurus, maka depresiasi tiap tahu selama 5 tahun adalah Rp 125 juta : 5 tahu = Rp 25.000.000,- Setelah ditemukan pembayaran efektif (arus kas sesudah pajak), diasumsikan discount factor adalah 10%. PV pembayaran efektif merupakan nilai sekarang dari biaya memiliki harta sesudah pajak. Jadi apabila meminjam uang dari bank, maka nilai sekarang dari biaya memiliki harta sesudah pajak adalah Rp 93.152.084 dan dilihat dari total penghematan pajak selama lima tahun adalah Rp 66.808.349 Alternatif II. Dengan Pembiayaan Leasing Apabila PT Mobilindo Aksesoris memilih alternatif pembiayaan Aktiva melalui sebuah perusahaan leasing, maka arus kas atau biaya sewa bersih dari pembayaran sewa Rp 38 juta per tahun selama 5 kali adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Cash Flow Alternatif Leasing Akhir tahun Pembayaran Sewa Penghematan pajak (35% x 1) Biaya Sewa bersih PV Biaya Sewa (DF 10%) 1 2 2 2 0 Rp 38.000.000 - Rp 38.000.000 Rp 38.000.000 1 Rp 38.000.000 Rp 13.300.000 Rp 24.700.000 Rp 22.454.523 2 Rp 38.000.000 Rp 13.300.000 Rp 24.700.000 Rp 20.413.315 3 Rp 38.000.000 Rp 13.300.000 Rp 24.700.000 Rp 18.557.357 4 Rp 38.000.000 Rp 13.300.000 Rp 24.700.000 Rp 16.870.347 5 - Rp 13.300.000 (Rp13.300000) Rp (8.258.236) Total Rp 66.500.000 Total PV = Rp 108.037.306 Keterangan: Aktiva tetap memiliki umur ekonomis 5 tahun, tanpa nilai residu. Tarif PPh badan sebesar 35%. Berhubung pembayaran angsuran ke bank di awal tahun, maka pembayaran sewa juga disumsikan sama di awal tahun. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 451

Dari alternatif secara leasing total penghematan pajak selama lima tahun adalah Rp 66.500.000,00. Pengeluaran kas netto untuk alternatif pinjam uang ke bank adalah sebesar Rp 93.152.084,- Untuk pengeluaran kas netto untuk Leasing adalah sebesar Rp 108.037.306,-. Berarti present value pengeluaran kas alternatif hutang ke bank lebih kecil dari alternatif Leasing, maka sebaiknya PT Mobilindo Aksesoris memilih altirnatif hutang, yaitu meminjam uang dari bank dengan tingkat suku bunga 16% per tahun. 3.2 Pembelanjaan Aktiva Tetap Kaitannya dengan Penghematan Pajak Berdasarkan ke dua alternatif pembiayaan di atas penghematan pajak dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Pengehematan Pajak Contoh 1. Pengeluaran Kas Pengehematan Angsuran dibayar dimuka tiap tahun Bersih pajak Alternatif Pinjam Uang dari bank Rp 93.152.084 Rp 66.808.349 Alternatif Leasing Rp 108.037.306 Rp 66.500.000 Berhubung jumlah penghematan pajak apabila meminjam uang dari bank untuk membeli aktiva tetap lebih besar dibandingkan cara leasing, demikian juga pengeluaran kas bersih lebih kecil dengan meminjam uang dari bank untuk membeli aktiva tetap dibandingkan dengan cara leasing, berarti sebaiknya dipilih dengan alternatif pinjam uang dari bank. Dengan asumsi aktiva tetap tersebut betul-betul digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, agar sesuai ketentuan dalam fiskal depresiasi aktiva tetap ini tiap tahun diakui seluruhnya pengurang penghasilan. Ilustrasi 1 di atas pembayaran angsuran dengan alternatif pinjam uang dari bank dan cara leasing dilakukan pada akhir tahun. Selanjutnya berikut ini akan diberikan ilustrasi 2 pembayaran angsuran dengan alternatif pinjam uang dari bank dan cara Leasing dilakukan pada awal tahun. PT MAJU akan membeli mesin dan mempertimbangkan untuk mendanainya dengan pinjaman senilai $ 350,000, tingkat bunga 11%. Mesin tersebut akan di depresiasi dengan metode garis lurus selama 5 tahun, tanpa nilai residu. Perusahaan dapat me-lease dengan pembayaran sebesar $ 94,200. PPh badan sebesar 35%. Berdasarkan transaksi di atas apakah perusahaan sebaiknya membeli atau me-lease? Berikut ini akan di bahas lebih lanjut. Alternatif I Meminjam Uang dari Bank Angsuran tiap tahun selama 5 tahun = $ 350,000 : 3.6959 = $ 94,699.53 dibulatkan (Rp 94.700), selanjutnya jadwal pembayaran utang ditunjukkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Jadwal Pembayaran Utang Sisa pokok hutang Pembayaran pokok Bunga Tahunan 11% x Angsuran pokok Pinjaman akhir thn Pinjaman Plus Bunga 2 (1) (2) = (2)- (5) (3) (4) (5) = (3) (6) 1 $ 350,000 $ 94,700 $ 38,500 $ 56,200 2 $ 293,800 $ 94,700 $ 32,318 $ 62,382 3 $ 231,418 $ 94,700 $ 25,456 $ 69,244 4 $ 162,174 $ 94,700 $ 17,839 $ 76,861 5 $ 85,313 $ 94,697 $ 9,384 $ 85,313 Jumlah $ 473,497 $ 123,497 $ 350,000 Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 452

Tabel 3.6 Biaya selama beroperasi selama lima tahun ($): (1) (2) (3) (4) (5) 1 Deprsiasi 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 2 Bunga tahunan 38,500 32,318 25,456 17,839 9,384 3 Total 1 + 2 108,500 102,318 95,456 87,839 79,384 4 Penghematan pajak = 35% x 3 37,975 35,811 33,405 30,744 27,784 5 Angsuran Pinjaman 94,700 94,700 94,700 94,700 94,700 6 Pembayaran efektif 56,725 58,889 61,295 63,956 66,716 sesudah pajak = (5 4) DF= 10% 0,90909 0.82645 0,7131 0,68301 0,62092 PV Pembayaran Efektif: 51,568 48,669 43,709 43,683 41,978 Hasil Perhitungan dibulatkan rupiah penuh Jadi pengeluaran kas netto untuk alternatif hutang adalah $ 51,568 + 48,669 + 43,709 + 43,683 + 41,978 = $ 229,607,- Penghematan Pajak apabila meminjam uang dari bank sebesar $ 165,719,- Akhir tahun Pembayaran sewa Penghematan pajak Tabel 3.7 Alternatif leasing Biaya sewa Bersih: T=35% DF =10% Nilai sekarang dari biaya 1 2 2 = 35% x 2 3 = 2 (1-35%) 4 5 1 $ 94,200 $ 32,970 $ 61,230 $ 0,90909 $ 55,664 2 $ 94,200 $ 32,970 61,230 0,82645 50,604 3 $ 94,200 $ 32,970 61,230 0,75131 46,003 4 $ 94,200 $ 32,970 61,230 0,68301 41,821 5 $ 94,200 $ 32,970 61,230 0,62092 38,019 $ 471,000 $ 164,850 $ 306,150 $ 232,111 Perlu dijelaskan, jumlah biaya sewa bersih dapat juga menggunakan DF dari PV Of Annuity Rp 1,-) pada tahun ke 5 = 3.7908 Total nilai sekarang adalah $ 61,230 x 3.7908 = $ 232,110.68 dibulatkan menjadi $ 232,111.- Tabel 3.8 Perbedaan Pengeluaran Kas Bersih Dan Pengehematan Pajak Ilustrasi 2 Pengeluaran Kas Perbedaan Pengehematan Perbedaan Angsuran dibayar akhir tahun Bersih pajak Alternatif pinjam uang dari bank $ 229,607,- 100% $165,719.- 100,00% Alternatif cara Leasing $ 232,111,- 101,09 $164,850.,- 99,48% Jadi biaya dengan alternatif pembiayaan dengan Pinjam Uang ke Bank adalah $ 229,607, sedangkan alternatif leasing adalah $ 232,111.- Dilihat dari penghematan pajak, berdasarkan tabel di atas ternyata alternatif cara pinjam uang dari bank lebih besar atau lebih baik dibandingkan dengan cara leasing. Untuk pembelian mesin sebaiknya melakukan pembiayaan hutang (pinjaman uang ke bank), karena arus kas keluar bersih alternatif pinjaman uang ke bank lebih kecil dari pada pembiayaan dengan leasing. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Apabila pembayaran angsuran dibayar pada awal tahun atau akhir tahun baik cara utang dari bank dan cara leasing Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 453

sebaiknya memilih dengan meminjam uang dari bank, karena pembayaran kas bersih lebih kecil dibandingkan cara leasing. Demikian juga penghematan pajak lebih besar dibanding cara leaisng. Apabila memilih dengan cara leasing dengan hak opsi, maka menurut peraturan perpajakan: (1) selama masa sewa, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa sampai lessee menggnakan hak opsi untuk membeli. Sewa yang dibayar atau terutang oleh lessee dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa tersebut memenuhi ketentuan capital lease. Apabila memilih dengan cara leasing tanpa hak opsi, pembayaran sewa yang dibayar atau terutang oleh lesse dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lesse sepanjang transaksi sewa tersebut memenuhi ketentuan lease. Lesse wajib memotong PPh pasal 23 atas pembayaran sewa tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor. 4.2. Saran Apabila perusahaan memiliki aset yang cukup untuk agunan untuk pinjam uang dari bank sebaiknya meminjam uang dari bank, karena memberikan penghematan pajak yang lebih besar dibandingkan dengan cara leasing. Tetapi kalau perusahaan tidak cukup memiliki agunan kredit ke Bank sebaiknya membeli aktiva tetap dengan cara leasng, walaupun pengeluaran kas bersih dan penghematan pajak lebih besar dibandingkan pinjam uang dari bank. Namun perbedaan tersebut hanya berkisar 1,09% diatas pembayaran kas besih apabila dengan meminjam atau cara utang dari bank dan pengematan pajak cara leasing hanya selisih 0,52% lebih kecil dari cara utang bank. Akan tetapi dengan adanya kemudahan untuk memperoleh aktiva tetap dari lessor, maka dengan cara leasing ini sangat membantu perusahaanperusahaan yang tidak memiliki aset yang cukup untuk agunan atau jaminan. Bagi pengusaha sebaiknya melihat perbedaan bunga yang ditentukan bank dan lessor sehingga pengusaha tidak terlanjur mengembil keputusan pendanaan yang keliru. REFERENSI Perencanaan Perpajakan untuk meningkatan Kekayaan (Bagian 1) http://www.wealthindonesia.com Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 454