ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR ISI. ABSTRAK. iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI.. ix. DAFTAR TABEL... xv. DAFTAR GAMBAR. xvi. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB III METODE PENELITIAN. bursa efek indonesia melalui media internet dengan situs dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. return saham sedangkan variabel independen yang digunakan adalah earning per

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

Manajemen Investasi SUTIA BUDI. STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, apakah faktor fundamental

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan transaksi jual beli dimana instrumen yang. diperjualbelikan adalah berupa surat-surat berharga yang meliputi

ANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI KEMALA HAYATI H34051300 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

RINGKASAN KEMALA HAYATI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan dalam Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan Sektor Pertanian. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan DWI RACHMINA) Krisis ekonomi global melanda beberapa perekonomian dunia, dampak dari krisis ini juga berimbas terhadap perekonomian nasional dan hal ini juga berdampak sangat besar pada pasar saham. Salah satu sektor saham yang paling terkena dampak dari terkoreksinya harga saham adalah sektor pertanian yang mengalami penurunan sebanyak -66,6 persen pada harga sahamnya. Saham sektor pertanian yang mengalami penurunan dikarenakan sebagian besar harga saham invidual sektor pertanian yang merupakan penggerak indeks harga saham sektor pertanian mengalami penurunan yang sangat tajam. Empat dari 15 perusahaan pertanian yaitu saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) mengalami koreksi lebih besar daripada penurunan Indeks Gabungan. Oleh karena itu, penting untuk dianalisis mengenai pengaruh dari perubahan faktor makroekonomi ini terhadap perubahan harga saham pada perusahaan yang bergerak dalam sektor pertanian ini. Hal ini menjadi penting untuk dianalisis mengingat adanya kepentingan investor pada sejumlah dana yang ditanamkan pada saham yang dipilihnya dimana, perubahan yang terjadi pada harga saham akan menyebabkan pula perubahan pada besar kecilnya tingkat keuntungan yang dapat diperoleh investor dan juga pada besar kecilnya potensi kerugian yang mungkin akan diterima. Tujuan dari penelitian ini yaitu terutama untuk menganalis faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) serta menganalisis perubahan fundamental keuangan perusahaan yang diduga memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham pada keempat saham perusahaan sektor pertanian ini. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang merupakan data time series yang berasal dari beberapa institusi terkait seperti Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan Mei 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang masuk dalam sektor pertanian yang terdaftar di BEI sejak tahun 2006 hingga Mei 2011 yaitu sebanyak 15 perusahaan. Dari populasi tersebut dilakukan pemilihan dan pengambilan sampel. Berdasarkan kriteria tertentu yakni terdaftar aktif berdiri selama periode penelitian, bergerak di sektor pertanian dan memiliki frekuensi perdagangan saham melebihi rata-rata frekuensi perdagangan saham, maka didapatkan empat perusahaan sampel dari 15 populasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI, yaitu AALI, LSIP, UNSP dan TBLA. Data diolah secara deskriptif pada keuangan keempat perusahaan serta analisis statistik dengan regresi linier berganda pada program SPSS 16.0

guna mengetahui pengaruh fakror makroekonomi terhadap perubahan harga saham AALI, LSIP, UNSP and TBLA. Fudamental keuangan yang diduga cenderung mempengaruhi perubahan harga saham pada AALI dan LSIP antara lain rasio lancar, rasio GPM, rasio NPM, rasio ROA, rasio ROE, rasio EPS, rasio pertumbuhan penjualan dan rasio pertumbuhan laba bersih. Sementara pada TBLA, rasio GPM dan PBV diduga cenderung memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham TBLA. Tetapi, hal ini berbeda dengan UNSP. Hanya rasio DER dan ROE menurut data triwulan UNSP yang diduga cenderung memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham UNSP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, variabel perubahan suku bunga BI rate mempengaruhi signifikan terhadap perubahan harga saham AALI dan UNSP. Tetapi pada saham LSIP dan TBLA, pengaruh dari variabel ini tidak signifikan terhadap perubahan harga saham LSIP dan TBLA. Variabel perubahan tingkat inflasi mempengaruhi signifikan terhadap perubahan harga saham TBLA. Tetapi pada saham AALI, LSIP dan UNSP, pengaruh yang ditunjukkan adalah tidak signifikan. Variabel perubahan kurs US dolar bulan sebelumnya hanya mempengaruhi signifikan terhadap perubahan harga saham AALI. Tetapi, pada saham LSIP, UNSP dan TBLA, pengaruh yang ditunjukkan dari variabel perubahan kurs US dolar bulan sebelumnya terhadap perubahan harga saham LSIP, UNSP dan TBLA adalah tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bagi emiten saham AALI, LSIP, UNSP dan TBLA, diharapkan untuk senantiasa mengelola kondisi keuangannya terutama yang tampak pada rasio keuangan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, karena kecenderungan investor dalam mengambil keputusan berinvestasi pada keempat saham ini diduga lebih melihat kondisi kekuatan dan prospek fundamental keuangan perusahaan dibandingkan dengan perubahan kondisi makroekonomi yang terjadi. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memasukkan rasio keuangan perusahaan serta variabel makroekonomi lain seperti neraca pembayaran, ekspor-impor dan kondisi ekonomi lain ke dalam model guna menduga faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN KEMALA HAYATI H34051300 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham dalam Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan Sektor Pertanian : Kemala Hayati : H34051300 Menyetujui, Pembimbing Ir. Dwi Rachmina, MSi NIP. 196312271990032001 Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 195809081984031002 Tanggal Lulus:

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perubahan dalam Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan Sektor Pertanian adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Kemala Hayati H34051300

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1987. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Eyandi Elbiny dan Ibunda Yusnaeni Yakob. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Baru 08 Pagi pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SMP Negeri 103 Jakarta. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 98 Jakarta. Penulis lulus dari SMA Negeri 98 Jakarta pada tahun 2005 dan lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk). Penulis memilih program studi Agribisnis pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai anggota pada Divisi Kewirausahaan pada Forum Rohani Islam (FORMASI) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) periode tahun 2006-2007. Penulis pernah menjadi salah satu pengajar Bahasa Inggris di salah satu Lembaga Kursus Bahasa Inggris di Jakarta (LPIA) periode Desember 2009- November 2010. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan dalam Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan Sektor Pertanian.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perubahan dalam Keputusan Berinvestasi pada Perusahaan Sektor Pertanian Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis terutama mengenai faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan sektor pertanian serta menganalisis perubahan fundamental keuangan perusahaan yang diduga memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham pada keempat saham perusahaan sektor pertanian ini. Sehingga melalui hasil skripsi ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai perilaku investor perusahaan sektor pertanian dalam merespon perubahan faktor makroekonomi dan perubahan kekuatan fundamental keuangan perusahaan dalam pertimbangannya mengambil keputusan berinvestasi pada perusahaan sektor pertanian ini. Bogor, Agustus 2011 Kemala Hayati

UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak yang sangat berharga bagi penulis. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Ir. Dwi Rachmina MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, dukungan moral, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr.Ir. Anna Fariyanti, MSi sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini. 3. Dra. Yusalina, MSi sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Orangtua tercinta atas dukungan moral serta doa yang tidak ada hentinya menyertai kehidupan penulis. 5. Ir. Harmini, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalankan kegiatan perkuliahan. 6. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kegiatan perkuliahan. 7. Mbak Dian dan Bu Ida yang telah memberikan motivasi dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Astari Haqi Apriliani atas kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar hasil skripsi yang telah memberikan masukan yang berarti dalam penyempurnaan skripsi ini. 9. Pihak terkait lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Bogor, Agustus 2011 Kemala Hayati

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...... xiv DAFTAR LAMPIRAN..... xv I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 10 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 10 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 11 2.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Kurs US dolar terhadap Perubahan... 14 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 17 3.1.1. Permintaan terhadap Investasi... 17 3.1.2. Investasi Saham... 18 3.1.3. Permintaan dan Penawaran Saham dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya... 19 3.1.4. dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.... 20 3.1.5. Pengaruh Perubahan Suku Bunga terhadap Perubahan... 24 3.1.6. Pengaruh Perubahan Inflasi terhadap Perubahan... 26 3.1.7. Pengaruh Perubahan Kurs US dolar terhadap Perubahan... 28 3.1.8. Pengaruh Perubahan Fundamental Keuangan terhadap Perubahan... 31 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 35 IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.... 38 4.2. Data dan Instrumentasi... 39 4.3. Metode Pengumpulan Data... 40 4.4. Metode Pengolahan Data... 40 4.4.1. Uji Asumsi Klasik... 42 4.4.1.1. Uji Normalitas... 42 4.4.1.2. Uji Multikolinearitas... 43

4.4.1.3 Uji Autokorelasi.... 43 4.4.1.4. Uji Heteroskedastisitas... 43 4.4.2. Uji Hipotesis t... 44 4.4.3. Uji Hipotesis F... 44 4.4.4. Uji R-square... 45 4.4.5. Uji Koefisien Regresi (Beta)... 45 V PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM 5.1. Perkembangan Kondisi Tingkat Suku Bunga... 47 5.2. Perkembangan Kondisi Tingkat Inflasi... 48 5.3. Perkembangan Kondisi US dolar... 49 5.4. Gambaran Deskriptif... 50 5.5. Kecenderungan Pengaruh Perubahan Fundamental Keuangan terhadap Perubahan... 52 VI FAKTOR MAKROEKONOMI YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM 6.1. Uji Asumsi Klasik... 75 6.1.1. Uji Normalitas Data... 75 6.1.2. Uji Heteroskedastisitas... 76 6.1.3. Uji Multikolinearitas... 77 6.1.4. Uji Autokorelasi... 78 6.2. Analisis Keputusan Investasi pada Saham... 79 6.2.1. Analisis Keputusan Investasi pada Saham AALI...... 79 6.2.2. Analisis Keputusan Investasi pada Saham LSIP...... 90 6.2.3. Analisis Keputusan Investasi pada Saham UNSP...... 95 6.2.4. Analisis Keputusan Investasi pada Saham TBLA...... 101 V KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan... 109 7.2 Saran... 109 DAFTAR PUSTAKA.... 110 LAMPIRAN.... 113 xi

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Jumlah Dana yang Dihimpun melalui Pasar Uang, Pasar Saham dan Pasar Valuta US Dolar Periode Desember 2006-Mei 2011... 2 2. Perkembangan Perubahan Tiap Sektor dan Indeks Gabungan Periode Tahun 2005-2009... 3 3. Perkembangan Penutupan Bulanan Perusahaan Sektor Pertanian Periode April 2007-Oktober 2008...... 4 4. Perkembangan Laba Bersih dalam Milyar Rupiah pada Saham Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2007-2009... 6 5. Daftar Nama Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar di BEI beserta Frekuensi Perdagangan Saham Periode Januari 2009-Juli 2010... 38 6. Tingkat Pengembalian dan Resiko Perubahan Bulan ke-t terhadap Bulan ke-t-1 pada Saham AALI, LSIP, UNSP dan TBLA.... 51 7. Lancar AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Tahun 2006-Maret 2011... 53 8. Profitabilitas AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Tahun 2006-Maret 2011... 57 9. Pertumbuhan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Tahun 2006-Maret 2011... 65 10. Solvabilitas AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Tahun 2006-Maret 2011... 69 11. Nilai Pasar AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Tahun 2006-Maret 2011... 73 12. Hasil Uji Normalitas AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 75 xii

13. Hasil Uji Heteroskedastisitas AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 76 14. Hasil Uji Multikolinearitas AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 77 15. Hasil Uji Autokorelasi AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 78 16. Hasil Uji F dan Adjusted R-Square pada Pengukuran Signifikansi Model Perubahan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 80 17. Hasil Uji t pada Pengukuran Signifikansi Model Perubahan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 80 18. Hasil Pendugaan Model Perubahan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA... 82 xiii

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Pergerakan dan Pergeseran Permintaan Saham 21 2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Pergeseran Permintaan dan Perubahan... 25 3. Pengaruh Inflasi terhadap Perubahan 27 4. Pengaruh Perubahan Kurs US Dolar terhadap Perubahan.. 29 5. Kerangka Pemikiran Operasional. 37 xiv

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Perkembangan Perubahan Bulanan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA beserta Perubahan Suku Bunga, Inflasi dan Kurs US dolar Periode Februari 2006-Mei 2011... 114 2. Perkembangan Lancar dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 120 3. Perkembangan GPM dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 122 4. Perkembangan NPM dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 124 5. Perkembangan ROA dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 126 6. Perkembangan ROE dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 128 7. Perkembangan EPS dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 130 8. Perkembangan Pertumbuhan Penjualan dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 132 9. Perkembangan Pertumbuhan Laba Bersih dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 134 10. Perkembangan DER dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 136 xv

11. Perkembangan PBV dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 138 12. Perkembangan Dividen Yield dan Capital Gain AALI, LSIP, UNSP dan TBLA beserta Suku Bunga, Inflasi dan Kurs US Dolar Periode Desember 2006-Maret 2011... 140 13. Perkembangan Dividen Payout Ratio dan Capital Gain AALI, LSIP, UNSP dan TBLA beserta Suku Bunga, Inflasi dan Kurs US Dolar Periode Desember 2006-Maret 2011... 142 14. Perkembangan Harga Pokok Penjualan per Nilai Penjualan dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 144 15. Perkembangan Kewajiban Per Aktiva Valas US Dolar dan AALI, LSIP, UNSP dan TBLA Periode Desember 2006-Maret 2011... 146 xvi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan kegiatan meningkatkan dana pada satu atau lebih jenis aset dalam jangka waktu tertentu dengan harapan dapat mendatangkan keuntungan (Arifin 2005). Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Menyimpan uang dalam bentuk tabungan dan deposito di pasar uang, membeli surat berharga di pasar saham dan membeli valuta asing di pasar valas adalah tiga diantara berbagai alternatif investasi yang dapat dipilih oleh investor. Ketiga alternatif investasi tersebut memiliki daya tarik yang berbeda antara satu investasi dengan investasi lain. Secara umum, besar kecilnya perubahan tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dari ketiga investasi ini akan mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan investasi bagi investor. Investor dapat memindahkan dananya pada instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian yang rendah menuju instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Sehingga, akan terjadi perpindahan dana dari satu pasar investasi menuju pasar investasi yang lain. Kurs US dolar dan tingkat suku bunga BI rate sebagai ukuran tingkat pengembalian yang dapat diberikan di pasar valuta asing dan pasar uang yang naik secara bersamaan, menyebabkan permintaan investasi di pasar uang dan pasar valas dapat naik secara bersamaan. Sehingga, hal ini dapat berdampak sangat besar bagi penurunan pemintaan investasi di pasar saham. Krisis ekonomi global yang melanda beberapa perekonomian dunia, dampak dari krisis ini juga berimbas terhadap perekonomian nasional dan berdampak sangat besar pada pasar keuangan terutama pasar saham. Krisis ekonomi global yang terjadi pada triwulan IV tahun 2008 ditandai dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak dari peningkatan harga komoditas dunia, terutama harga minyak dan pangan, diperparah dengan krisis keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat mengakibatkan luluhnya industri keuangan global (Hendri 2009).

Krisis ini menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi di beberapa negara termasuk Indonesia yang diikuti dengan kenaikan suku bunga dan nilai tukar US dolar. Tekanan inflasi telah meningkatkan pengeluaran untuk memproduksi barang dan jasa di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (2009), pengeluaran untuk memproduksi barang dan jasa rata-rata per bulan mengalami peningkatan sebanyak 2,02 persen menjadi 17,01 persen pada tahun 2007, kemudian meningkat lagi menjadi 17,12 persen pada tahun 2008. Tekanan inflasi juga meningkatkan nilai tukar US dolar terhadap rupiah (kurs) (Putong 2003). Nilai rata-rata kurs US dolar per bulannya meningkat sebanyak 6,94 persen (Bank Indonesia 2011). Naiknya kurs US dolar ini, kemudian diikuti pula oleh naiknya tingkat suku bunga BI rate sebanyak 0,07 persen menjadi 8,67 persen pada tahun 2008 (Bank Indonesia 2011). Tabel 1. Perkembangan Jumlah Dana yang Dihimpun melalui Pasar Uang, Pasar Saham dan Pasar Valas US Dolar Periode Desember 2006-Mei 2011 Bulan_Tahun Pasar Uang (Rp Triliun) Pasar Saham (Rp Triliun) Pasar Valas (US $ Juta) Desember 2006 296,9 1.249,0 42.586,3 Desember 2007 379,2 1.988,3 56.920,0 Desember 2008 344,0 1.076,5 51.639,3 Desember 2009 368,9 2.019,4 66.104,9 Desember 2010 477,7 3.247,0 96.207,0 Mei 2011 483,4 3.425,8 118.109,0 Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia (2011) Masih tingginya perubahan tingkat pengembalian dan masih menariknya investasi pada pasar uang dan pasar valas US dolar di tengah krisis, menyebabkan penurunan jumlah dana yang dihimpun melalui pasar saham paling besar yaitu - 911,8 triliun rupiah jika dibandingkan dengan penurunan jumlah dana yang dihimpun melalui pasar uang dan pasar valas US dolar (Tabel 1). 2

Tabel 2. Perkembangan Perubahan Tiap Sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan Periode Tahun 2005-2009 Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 61,9 146,9 126,0-66,6 90.8 Pertambangan 23,1 54,36 250,4-73,1 151,1 Industri Dasar 0 41,1 61,8-43,3 102,9 Dan Kimia AnekaIndustri 6,6 38,8 68-54,9 179,8 Industri Barang Konsumsi Transportasi dan Infrastruktur 20,36 39,75 11,10-25,04 105,4 42,2 63,18 13,3-43,9 48,6 Properti dan -6 91,7 104,8-58,9 41,85 Real Asset Keuangan -1,67 57,11 26,1-32,3 70,9 Perdagangan 14,6 40,2 42,6-62,2 85,9 Manufaktur 12,9 39,9 41,5-41,3 123,6 IHSG 16,2 55,3 52,07-50,6 86,9 Sumber: Bursa Efek Indonesia (2010), diolah Hal ini menyebabkan perubahan harga saham pada indeks harga saham gabungan sebagai ukuran menarik tidaknya suatu investasi saham mengalami koreksi cukup tajam sebanyak -50,6 persen dan keseluruhan saham sektor ketika itu juga mengalami koreksi pada harga sahamnya (Tabel 2). Dampak dari perubahan kondisi perekonomian yang menyebabkan perubahan permintaan pada pasar valas US dolar dan pasar uang sehingga mengakibatkan perubahan permintaan pada pasar saham, perlu diantisipasi bagi investor saham yang memasuki sektor saham dengan mengetahui seberapa besar pengaruh dari perubahan kondisi ekonomi makro ini terhadap sektor saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor saham yang paling terkena dampak dari perubahan makroekonomi tersebut adalah sektor pertanian yang mengalami penurunan sebanyak -66,6 persen pada harga sahamnya (Tabel 2). 3

Tabel 3. Nama Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk PT PP London Sumatra Tbk PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk Pt Gozco Plantations Tbk Perkembangan Penutupan Bulanan Perusahaan Sektor Pertanian Periode April 2007-Oktober 2008 Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 15.750 15.350 22.500 30.200 23.700 21.900 6.050 6.550 6.600 9.650 12.100 9.150 7.900 1.960 1.440 1.850 1.990 2.525 1.610 1.390 270 405 570 670 580 375 610 182 Keterangan: t.a= Tidak Ada Data (Belum Berdiri) Sumber: Bursa Efek Indonesia (2010), diolah t.a t.a t.a t.a t.a 230 80 PT Smart TBK 3.875 4.125 4.500 9.650 8.000 5.000 1.430 PT Sampoerna t.a 2.350 2.750 4.650 3.650 3.100 1.150 Agro Tbk PT BW t.a t.a t.a t.a t.a t.a t.a Plantation Tbk PT Bumi Teknoultra Unggul 87 66 74 162 150 184 95 PT Bisi International Tbk PT Cipendawa Tbk PT Mutibreeder Adirama Tbk PT Central Proteinaprima PT Inti Agri Resources PT Dharma Samudra Fishing Tbk t.a 930 1.040 2.375 4.650 3.700 1.590 295 255 255 150 150 229 229 410 730 860 710 485 730 380 515 540 435 315 250 215 80 260 320 225 265 720 640 630 128 105 90 66 59 50 50 Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional dimana lebih dari 40 persen masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Sektor ini juga menjadi sektor primer bagi banyak sektor, karena tidak sedikit hasil yang diproduksi oleh sektor pertanian juga diperlukan oleh sektor lain. Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian mampu mengungguli sektor 4

lainnya yaitu sebesar 26,32 persen (BPS 2008). Namun akibat kondisi krisis, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB kian menurun hingga menjadi 13,61 persen pada tahun 2009 (BPS 2010). Semakin menurunnya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian nasional berimplikasi pula pada rendahnya minat investor berinvestasi di saham pertanian. Minat investor untuk berinvestasi saham di sektor pertanian sangat rendah dan tertinggal jauh jika dibandingkan dengan sektor lain (Bursa Efek Indonesia 2010). Hal ini berimplikasi pada terkoreksinya harga saham sektor pertanian yang lebih besar dibandingkan sektor lain dan harga saham pada sebagian besar perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI juga ikut terkoreksi cukup besar pada tahun 2008 (Tabel 2 dan Tabel 3). Dua belas dari 15 perusahaan pertanian mengalami penurunan harga saham pada Oktober 2008 jika dibandingkan dengan harga saham Januari 2008 (Tabel 3). Hal ini berimplikasi pada penurunan laba bersih yang diterima perusahaan sektor pertanian bahkan lima diantaranya mengalami kerugian cukup besar pada tahun 2009 (Tabel 4). Potensi keuntungan yang dapat diterima investor saham dari perusahaan pertanianpun turun bahkan mungkin mengalami kerugian yang disebabkan oleh lima dari 15 perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI justru menghasilkan kerugian. Di sisi lain, empat diantara 15 perusahaan pertanian yang merupakan penggerak bagi indeks harga saham sektor pertanian, juga mengalami penurunan pada laba bersihnya ikut terkoreksi pada harga sahamnya yang lebih besar dibandingkan perusahaan lainnya. Empat dari 15 perusahaan pertanian tersebut antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA). Secara berturut-turut, penurunan harga saham pada keempat saham ini yaitu -65; -72,53; -88,56; dan -69,84 persen jauh lebih besar daripada penurunan indeks harga saham gabungan (Bursa Efek Indonesia 2010). Seiring dengan penurunan kinerja perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI akibat krisis berdampak pula pada penurunan pemintaan saham dari investor. Pertumbuhan volume perdagangan saham sektor pertanian tahun 2009 jika 5

dibandingkan tahun sebelumnya masih rendah dan berada di urutan kedua pertumbuhan terendah volume perdagangan saham (Bursa Efek Indonesia 2010). Tabel 4. Perkembangan Laba Bersih dalam Milyar Rupiah pada Saham Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2007-2009 Nama Perusahaan 2007 2008 2009 PT Bisi 150.192 398.401 75.780 Internasional Tbk PT Astra Agro 1.973.428 2.631.019 1.660.649 Lestari Tbk PT Bumi -7.692-8.767-6.232 Teknoultra Unggul Tbk PT BW t.a t.a 167.467 Plantation Tbk PT Cipendawa -3.591 5.207-10.564 Tbk PT Central 358.413-407.182-217.171 Proteinaprima Tbk PT Dharma 2.096-71.747-99.422 Samudera Fishing Industries Tbk PT Gozco t.a 54.750 204.385 Plantations Tbk PT Inti Agri 20.876 15.490-7.980 Resources Tbk PT PP London 564.034 927.555 707.487 Sumatera Tbk PT Multibreeder 89.600 31.836 196.691 Adirama Indonesia Tbk PT Sampoerna 215.083 439.516 281.766 Agro Tbk PT SMART Tbk 988.944 1.046.389 748.495 PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk 97.227 63.337 138.245 206.575 173.569 252.783 Keterangan: t.a= Tidak Ada Data (Belum Berdiri) Sumber: Bursa Efek Indonesia (2010) Hal tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan perusahaan yang bergerak pada sektor pertanian ini ke depannya. 6

Perusahaan sektor pertanian yang mengelola kinerjanya untuk dapat menarik minat investor menyimpan dananya pada perusahaan tersebut meskipun dalam kondisi krisis tidak cukup mampu menahan capital outflow yang dilakukan oleh investor menghadapi perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian di pasar uang dan pasar valas US dolar (Tabel 3 dan Tabel 4). Sehingga perusahaan pada sektor pertanian ini perlu mengetahui karakteristik keputusan investor saham pertanian ini dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian di pasar uang dan pasar valas. Selain itu, perilaku investor dalam merespon kekuatan fundamental keuangan yang mampu ditunjukkan oleh perusahaan sektor pertanian ini dalam pertimbangannya mengambil keputusan untuk tidak memindahkan dananya menuju pasar keuangan lain juga perlu untuk diketahui. Dengan kekuatan fundamental keuangan yang mampu ditunjukkan perusahaan ini dapat meyakinkan investor bahwa penurunan harga saham akibat perubahan kondisi perekonomian yang terjadi tidak akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Investor kemudian dapat berharap adanya potensi keuntungan dari perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertanian ini ke depannya. 1.2. Perumusan Masalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatera Tbk (LSIP), PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit dan penghasil CPO. Keempat perusahaan go public ini memiliki daya tarik tersendiri bagi investor saham. Kinerja keempat perusahaan ini di pasar saham dan kegiatan umum lainnya mendorong sentimen positif maupun sentimen negatif dari investor terhadap saham ini. Perubahan yang terjadi pada harga saham pada keempat perusahaan sektor pertanian ini merupakan dasar yang paling penting untuk mempelajari perilaku investor dalam melakukan dan membuat keputusan investasi di pasar saham sektor pertanian. Perubahan harga saham yang terjadi pada keempat perusahaan ini akan mempengaruhi pula pada besar kecilnya potensi keuntungan dan potensi kerugian yang mungkin akan terjadi pada investor jika investor tidak mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham ini. 7

Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan harga saham yakni faktor perubahan kondisi perekonomian. Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang disebabkan oleh krisis ekonomi global turut berdampak pada perekonomian Indonesia yang ditandai dengan peningkatan pengeluaran perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa, tingkat suku bunga BI dan kurs US dolar pada tahun 2008. Pengaruh dari perubahan kondisi perekonomian yang menyebabkan terjadinya perubahan inflasi, tingkat pengembalian di pasar uang dan pasar valas US dolar menyebabkan terjadinya perubahan harga saham. Perubahan harga saham dalam merespon perubahan kondisi perekonomian yang terjadi berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain meskipun perusahaan tersebut bergerak dalam industri yang sama. Keempat perusahaan pertanian yang merupakan penggerak indeks harga saham sektor pertanian, mengalami penurunan pada harga sahamnya lebih besar dibandingkan perusahaan lain di sektor pertanian serta penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Secara berturut-turut penurunan harga saham pada keempat saham ini - 65; -72,53; -88,56; dan -69,84 persen (Bursa Efek Indonesia 2010). Apabila dilihat melalui kinerja saham dan prospek saham keempat saham ini memiliki karakteristik yang berbeda. Pertumbuhan laba bersih per lembar saham (EPS) perusahaan sebagai ukuran seberapa besar potensi perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi investor setiap lembar sahamnya. Dimana, peningkatan EPS perusahaan akan diikuti pula oleh kenaikan harga sahamnya. Sebaliknya, penurunan EPS perusahaan juga akan diikuti oleh penurunan harga sahamnya. Peningkatan EPS pada saham AALI 33,32 persen lebih kecil dibandingkan peningkatan EPS pada saham LSIP 64,45 persen tahun 2008. Namun penurunan harga saham AALI -65 persen lebih kecil dibandingkan dengan penurunan harga saham LSIP -72,53 persen (Bursa Efek Indonesia 2011). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh saham UNSP dan TBLA. EPS pada saham UNSP yang turun -15,98 persen lebih kecil dibandingkan penurunan EPS pada saham TBLA -34,95 persen. Namun penurunan harga saham UNSP -88,56 8

persen lebih besar dibandingkan dengan penurunan harga saham TBLA -69,84 persen. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai adakah perbedaan kekuatan fundamental keuangan lain selain nilai rasio EPS yang dimiliki oleh keempat saham ini sehingga cenderung akan memiliki keterkaitan terhadap perbedaan perubahan harga saham pada keempat saham ini. Penting untuk dianalisis mengenai kekuatan fundamental keuangan lain pada keempat perusahaan ini mengingat hal ini akan mempengaruhi tingkat respon keempat saham ini dalam menghadapi perubahan kondisi perekonomian. Sehingga, dengan naiknya tingkat suku bunga BI rate, inflasi dan kurs US dolar tidak lantas menyebabkan terjadinya penurunan harga saham pada keempat saham ini. Berdasarkan pada masalah tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu : 1) Perubahan fundamental keuangan perusahaan apakah yang diduga memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 2) Faktor-faktor makroekonomi apakah yang mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis perubahan fundamental keuangan perusahaan yang diduga memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. 2) Menganalisis faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. 9

1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan: 1) Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi calon investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi saham 2) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan emiten dalam menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan sektor pertanian 3) Dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian selanjutnya atau sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Faktor makroekonomi yang dianalisis guna mengetahui penyebab terjadinya perubahan harga saham dibatasi pada faktor perubahan tingkat suku bunga BI rate, tingkat inflasi dan kurs US dolar. Sementara untuk menganalisis perubahan fundamental keuangan perusahaan yang diduga memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham, digunakan data rasio keuangan triwulan dan harga saham bulanan perusahaan pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. 10

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga saham merupakan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan membeli atau keputusan menjual saham. Apabila harga suatu saham naik maka banyak investor akan mengambil keputusan membeli saham sebelum harga akan naik lebih tajam. Namun adapula investor yang mengambil keputusan untuk melakukan aksi profit taking, karena investor menilai harga saham akan kembali menurun setelah mencapai klimaks kenaikan harga sahamnya. Dengan demikian, hal ini merupakan saat yang tepat bagi investor untuk mengkonversikan sahamnya dengan menjual sahamnya disaat harga saham naik. Sebaliknya, apabila harga suatu saham turun maka banyak investor yang akan mengambil keputusan untuk menjual saham sebelum harga saham akan turun merosot lebih tajam. Adapula investor yang mengambil keputusan untuk masuk ke pasar saham dan membeli saham karena menilai harga saham akan naik kembali. Harga saham terbentuk dari kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran terhadap saham. Apabila jumlah permintaan terhadap suatu saham naik sementara penawaran saham diasumsikan tetap, maka harga suatu saham akan naik. Sebaliknya, apabila jumlah permintaan terhadap suatu saham turun sementara penawaran saham diasumsikan tetap, maka harga saham akan turun. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan permintaan dan perubahan penawaran terhadap suatu saham akan menyebabkan perubahan harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap suatu saham sangatlah kompleks dan merupakan akumulasi dari berbagai respon-respon yang terjadi baik berupa faktor ekonomi, faktor politik, faktor sosial, dll. Bagi investor menganalisis perkembangan suatu saham dan memperkirakan faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan harga saham sangat penting. Hal ini terkait dengan segala keputusan yang harus diambil investor terkait dengan modal atau dana yang telah ditempatkan pada saham. Karena itu, perubahan yang terjadi pada harga saham dan faktor-faktor penyebabnya akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh investor dan potensi kerugian yang dapat terjadi bagi investor.

Faktor ekonomi yang diduga turut mempengaruhi pergerakan harga saham dari beberapa penelitian yang ada antara lain dapat ditunjukkan oleh beberapa indikator-indikator ekonomi yaitu tingkat suku bunga BI rate, nilai tukar valas terhadap rupiah dan inflasi. Penelitian Mamik (2003) berusaha menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode Januari 2002-Desember 2002 oleh faktor penduga variabel fundamental mikro dan makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penggerak harga saham industri makanan dan minuman lebih banyak dijelaskan oleh faktor fundamental mikro. Sementara faktor fundamental makro berupa variabel makroekonomi yang diwakili oleh nilai kurs rupiah hanya mempengaruhi secara signifikan terhadap pergerakan harga saham industri makanan. Kurs rupiah tidak mempengaruhi harga saham secara signifikan pada industri minuman. Penelitian yang dilakukan Wiwoho (2005) yang menganalisis mengenai pengaruh faktor fundamental dan kondisi makroekonomi terhadap indeks harga saham sektor manufaktur periode tahun Juli 1997- Mei 2002 menunjukkan bahwa variabel pada fundamental mikro lebih besar mempengaruhi perubahan harga saham sektor manufaktur seperti variabel PBV (price to book value) dan variabel DER (debt to equity ratio) dibandingkan variabel makroekonomi seperti variabel suku bunga, inflasi dan kurs US dolar. Walaupun ketiga variabel makroekonomi memiliki pengaruh yang tidak lebih besar dibandingkan dengan variabel fundamental, ketiga variabel ini secara parsial dan signifikan mempengaruhi harga saham sektor manufaktur. Penelitian lain yang mencoba menduga pengaruh variabel makroekonmi terhadap suatu saham yaitu penelitian Wijaya (2008) yang menganalisis mengenai pengaruh faktor-faktor makroekonomi dan return indeks harga saham gabungan terhadap return saham sektor pertanian dan pertambangan periode januari 2004-juni 2007. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa return indeks harga saham sektor pertanian secara signifikan dipengaruhi oleh nilai return indeks harga saham gabungan tetapi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel makro ekonomi melalui indikator inflasi, return kurs, dan return suku bunga Bank Indonesia. Sementara return indeks harga saham sektor pertambangan secara signifikan dipengaruhi oleh return indeks harga saham gabungan, return kurs, dan return suku bunga Bank Indonesia dan hanya tingkat 12

inflasi yang tidak memiliki pengaruh secara nyata dan signifikan terhadap return indeks harga saham sektor pertambangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) berbeda dengan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Erdina (2006) yang juga menduga kemampuan dari suku bunga, inflasi, kurs US dolar dan beberapa variabel lain seperti indeks harga saham pertanian, suku bunga Amerika Serikat, indeks perdagangan pertanian, permintaan saham dalam menjelaskan keragaman dari model indeks harga saham pertanian. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan model sebanyak 87,56 persen sementara sisanya diterangkan oleh faktor lain diluar model. Artinya variabelvariabel tersebut termasuk variabel tingkat suku bunga Bank Indonesia, inflasi dan kurs US dolar secara signifikan mempengaruhi indeks harga saham sektor pertanian. Penelitian Hardiningsih dan Chairiri (2002), diacu dalam Fuadi (2009) yang mencoba menduga pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar terhadap return saham pada sektor industri dasar dan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dolar berpengaruh negatif terhadap return harga saham. Hal ini dapat dipertegas dengan adanya kondisi krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997, dimana depresiasi rupiah yang tinggi mengakibatkan return saham menurun. Namun, hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003), diacu dalam Fuadi (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dolar berpengaruh positif terhadap return saham pada pasar modal Indonesia. Beberapa penelitian yang mencoba menduga resiko investasi pada saham sektor agribisnis sehingga hal ini berdampak pada ketidakpastian tingkat keuntungan dan mempengaruhi terhadap perubahan harga saham, dapat ditunjukkan oleh penelitian Ramadhona (2004), Iskandar (2006) dan Rozak (2009). Dengan menerapkan model Arch-Garch terhadap penentuan besar resiko menyimpulkan bahwa saham INDF memiliki tingkat resiko tertinggi sementara AALI dinilai memiliki tingkat resiko terendah (Ramadhona 2004). Pada penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2006) menyimpulkan bahwa tingkat resiko harga pada saham GGRM dipengaruhi oleh besarnya nilai 13

sisaan pengembalian sehari sebelumnya. Pada saham HMSP dan RMBA, tingkat resiko lebih banyak dipengaruhi oleh besarnya nilai sisaan pengembalian sehari sebelumnya dan besaran simpangan baku pengembalian dari rataan untuk satu hari sebelumnya (Iskandar 2006). Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Rozak (2009) yang meneliti resiko dan peramalan harga saham AALI, LSIP dan UNSP menyimpulkan bahwa tingkat resiko harian dari AALI paling kecil jika dibandingkan dengan tingkat resiko harian pada LSIP dan UNSP. Dengan karakteristik perilaku investor risk averter, maka kecenderungan investor untuk tertarik pada saham AALI lebih besar dibandingkan dengan saham LSIP dan UNSP. 2.2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Kurs US Dolar terhadap Perubahan Manung (1996), diacu dalam Syaifuddin (2005) meneliti mengenai pengaruh variabel makroekonomi terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan menggunakan model ekonometrik dari tahun 1989-1995 (77 observasi), hasilnya tingkat suku bunga dan kurs US dolar berpengaruh negatif dan signifikan serta inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan. Direja (2004) meneliti mengenai pengaruh variabel makroekonomi terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dari Mei 1998-Maret 2004 (secara triwulan), hasilnya menunjukkan tingkat suku bunga dan kurs US dolar berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan inflasi tidak memiliki pengaruh secara signifikan. Sakhowi (2004), diacu dalam Hadjiji (2008) menganalisis mengenai bagaimana pengaruh kurs rupiah terhadap US dolar, inflasi, dan tingkat suku bunga terhadap kinerja saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan model autoregresif, hasilnya kurs dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja saham sedangkan tingkat suku bunga riil tidak berpengaruh terhadap kinerja saham. Syaifuddin (2005) menganalisis mengenai pengaruh perubahan suku bunga, inflasi, dan kurs terhadap perubahan indeks harga saham gabungan dengan metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda dan hasilnya hanya kurs US dolar yang berpengaruh signifikan. Hadjiji (2008) juga meneliti mengenai bagaimana pengaruh tingkat suku bunga Bank Indonesia, inflasi, dan kurs US dolar terhadap indeks harga saham 14

gabungan (IHSG) dan hasil yang diperoleh adalah variabel kurs us dolar saja yang memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan sedangkan tingkat suku bunga Bank Indonesia dan inflasi walaupun memiliki pengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan tetapi tidak signifikan. Dalam penelitian ini, saham yang dianalisis juga mengenai pengaruh dari faktor makroekonomi terhadap perubahan harga saham namun analisis tidak dilakukan pada perubahan harga saham sektor komoditas seperti pada penelitian sebelumnya melainkan hanya dilakukan analisis pada perubahan harga saham pada empat dari 15 perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI. Sehingga akan didapatkan model saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. yang diduga akan memiliki perbedaan antara saham yang satu dengan saham yang lain. Analisis terhadap faktor makroekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham pada masing-masing saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya. Dimana faktor makroekonomi yang dianalisis yaitu perubahan suku bunga BI rate, inflasi dan kurs US dolar. Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini digunakan time lag pada variabel independen dan variabel dependen. Time lag menggunakan perbedaan dasar waktu yang berbeda antara variabel independen dengan variabel dependen. Sehingga variabel independen yang dianalisis yaitu perubahan suku bunga, inflasi dan kurs US dolar bulan sebelumnya (t-1) sementara perubahan harga saham bulan ke-t sebagai variabel dependen. Penggunaan time lag dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa keputusan investor dalam melakukan investasi pada pasar saham periode saat ini (bulan ke-t) dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian di pasar uang yang diwakili oleh perubahan tingkat suku bunga, perubahan tingkat pengembalian di pasar valuta asing US dolar yang diwakili oleh perubahan kurs US dolar serta tingkat inflasi pada periode sebelumnya (bulan t-1). Alasan menggunakan perubahan harga saham yang dijadikan sebagai variabel dependen yakni perubahan yang terjadi pada harga saham mencerminkan 15

perilaku investor dalam melakukan dan membuat keputusan investasi di pasar saham yang juga didasarkan atas informasi yang dimiliki oleh investor. Perubahan harga saham yang terjadi juga mempengaruhi pula pada besar kecilnya potensi keuntungan dan potensi kerugian yang mungkin akan terjadi pada investor jika investor tidak mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. Sehingga diharapkan dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan sektor pertanian dapat membantu menjelakaskan perilaku investor dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan sektor pertanian. 16

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Permintaan terhadap Investasi Seperti halnya barang dan jasa, investasi sebagai suatu produk akan hadir jika terdapat permintaan terhadap suatu investasi. Permintaan terhadap suatu investasi berasal dari investor yang memiliki kelebihan dana yang dimilikinya pada asset atau obyek investasi yang dipilihnya. Dimana pilihan investasi yang dapat investor pilih baik berupa investasi dalam bentuk real asset dan investasi dalam bentuk financial asset telah semakin beragam. Sehingga berbagai ukuran yang diperlukan dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang dibuat akan terletak pada seberapa besar modal atau dana yang dikeluarkan untuk melakukan investasi sampai dapat memperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan, seberapa besar tingkat pengembalian investasi jika dibandingkan dengan investasi lain, seberapa besar kemungkinan resiko dari pilihan investasi tersebut, dan seberapa cepat dana dalam bentuk kas secara fisik dapat ditarik dari modal yang telah disetor (Widoatmodjo 2007). Semakin besar tingkat pengembalian, dan semakin cepat dana dalam bentuk uang kas dapat ditarik dari modal yang diinvestasikan maka akan semakin baik bagi investor dalam memilih investasi tersebut. Semakin baik ukuran daya tarik dari suatu investasi tersebut akan menyebabkan semakin besar permintaan terhadap investasi tersebut jika ukuran daya tarik dari investasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan daya tarik dari investasi lain. Sehingga hal ini dapat mengakibatkan terjadinya peralihan dana yang ditarik keluar dari suatu investasi menuju investasi lain. Adanya peralihan dana yang ditarik keluar tersebut menyebabkan terjadinya perubahan jumlah permintaan investasi yang pada gilirannya akan mempengaruhi kembali terhadap perubahan daya tarik pada investasi tersebut. Perubahan daya tarik dari investasi tersebut akan mengakibatkan pula terjadinya perubahan tingkat pengembalian yang diharapkan dan lamanya uang kas yang dapat ditarik dari modal yang diinvestasikan.

3.1.2. Investasi Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha terhadap perusahaan (Hin 2008). Menurut Widoatmodjo (2007), saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut dengan emiten Sementara menurut Tambunan (2007) saham dapat didefinisikan sebagai bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut, saham merupakan bukti penyertaan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten sebagai suatu tanda adanya investasi yang dilakukan oleh investor dimana investor akan mendapatkan return berupa dividen atau capital gain dari sejumlah dana atau modal yang diinvestasikan. Dividen dapat diperoleh investor bilamana perusahaan emiten tempat sejumlah dana atau modal ditempatkan membukukan laba bersih di akhir tahunnya (Tambunan 2007). Dividen sering menjadi tolak ukur skala perusahaan. Jika dividen dibayarkan secara rutin dengan pertumbuhan, maka umumnya saham tersebut akan menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor. Sementara itu, capital gain dapat diperoleh investor bilamana suatu harga saham yang diinvestasikan oleh investor mengalami kenaikan harga dan investor memutuskan untuk melepas kepemilikan saham tersebut dengan menjualnya di pasar saham. Sehingga investor akan mendapatkan selisih nilai positif dari harga jual saham terhadap harga beli saham. Pergerakan harga saham yang begitu cepat akan membuat potensi terjadinya capital gain secara cepat pula yang tak jarang juga menyebabkan potensi capital loss (Arifin 2005). Saham memiliki tingkat resiko yang jauh lebih tinggi daripada jenis instrumen investasi lain baik yang berasal dari pasar modal, pasar keuangan maupun pasar derivatif, namun tingkat resiko yang dihasilkannya sebanding dengan tingkat keuntungannya. Keuntungan dari saham yang dapat diperoleh investor yaitu dividen dan capital gain dapat melebihi tingkat keuntungan investasi dari investasi lain. Tabungan dan deposito walaupun memiliki tingkat kepastian dalam memberikan hasil keuntungan dibandingkan saham tetapi tingkat keuntungan yang ditawarkan dari tabungan dan deposito relatif terbatas yaitu mengacu pada 18