KK2 KONFERENSI & JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN KURIKULUM RUMPUN TEKNIK ELEKTRO. Ir. Arief Syaichu Rohman, MEngSc, PhD Komisi Akademik FORTEI Gorontalo, 20 Oktober 2017

KKNI Teknik Elektro Indonesia

Indonesian Accreditation Board for Engineering Education

Peningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Bermutu dan Berdaya Saing

PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012

Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB Ayu Purwarianti, Ph. D.

memenuhi semua Kriteria Akreditasi. Kriteria Akreditasi & Prosedur Evaluasi Akreditasi Akreditasi IABEE IABEE Pembelajaran (OBE).

Pelatihan dan Pelayanan IABEE

Informatika. Penyusunan Kurikulum S1 Teknik Informatika ITB. Organisasi pada STEI 6/14/2013

KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Fisika

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah dari Capaian Pembelajaran (CP) Disusun dari Beberapa Sumber.

Pendidikan Tinggi Teknik dan Profesi Insinyur

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI S1 AKUNTANSI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015

KURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan

PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR (PROPOSAL)

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes

Kurikulum Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes

Pendalaman Kriteria Akreditasi IABEE

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Usulan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Berbasis KKNI

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

KONSEP DASAR DAN BAN-PT. Malang, 28 Februari Dwiwahju Sasongko, Sekretaris BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN-PT 1

IABEE UNIVERSITAS DIPONEGORO. Indonesian Accreditation Board for Engineering Education FT - FAKULTAS TEKNIK. Hadiyanto

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016

Pentingnya EXPECTED LEARNING OUTCOME DALAM PENYUSUNAN KURIKULUM MENGACU KKNI

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Program Studi Arsitektur dan Upaya-upaya Peningkatannya

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

ENDANG POERWANTI

STANDAR ISI PEMBELAJARAN STIKES HARAPAN IBU JAMBI

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) PROGRAM STUDI TAHUN 2013

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

Tim Pengembang Kurikulum Pendidikan Tinggi. Direktorat Belmawa-Dikti

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

SELAMAT DATANG DI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Instrumentasi dan Kontrol

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Program. Kemahasiswaan. Total Halaman. Versi. Bandung Agustus 2013

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik Fisika

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI (REVIEW DARI KEBIJAKAN DIKTI ) Sajidan, FKIP UNS Surakarta

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Substansi RUU Pendidikan Tinggi

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Kurikulum Berbasis KKNI

1 DESEMBER Tim P

ABDURAHMAN ADISAPUTERA BAN-PT

Arah & kebijakan. dosen. Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti. Kemristekdikti 2016

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016

tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno

Hasil Sidang Komisi 5 REMBUK NASIONAL Pendidikan dan Kebudayaan 2012

AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

Sosialisasi Kurikulum 2016 prodi S1 IF. 30 Maret 2016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Dasar Pengembangan Kurikulum Inti

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

PENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT. Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI, UNGGAH KARYA TULIS ILMIAH dan PLAGIASI

Transkripsi:

KERTAS KERJA FORTEI 2015-2016 Berdasarkan Anggaran Dasar FORTEI, prinsip nilai dari FORTEI adalah Menjunjung tinggi kepentingan nasional Berwawasan ke depan Memperhatikan perkembangan nasional dan internasional Tidak berpolitik praktis Menghargai keragaman rumpun Teknik Elektro di Indonesia Berdasarkan Aanggaran Rumah Tangga FORTEI, organisasi forum FORTEI Berasas kebersamaan & kekeluargaan Berdasarkan Pancasila & UUD 1945 Bersifat independen, terbuka, dan demokratis Bersifat nirlaba dan swa-dana Kertas Kerja(KK) FORTEI 2015-2016 terdiri atas 1. KK1 ORGANISASI 2. KK2 KONFERENSI & JURNAL 3. KK3 KERJASAMA 4. KK4 AKREDITASI & KURIKULUM 5. KK5 PENDIDIKAN PROFESI INSINYUR Kertas kerja FORTEI 2015-2016 merupakan acuan kerja FORTEI 2015-2016 yang berkelanjutan. Pokok dan rumusan Kertas Kerja FORTEI 2015-2016 diuraikan sebagai berikut. KK1 ORGANISASI 1. Kertas kerja 2015-2016 2. Konsolidasi keanggotaan 3. Repositori dokumen/referensi 4. Penyegaran website 5. Rayonisasi menurut wilayah kopertis dengan koordinatornya KK2 KONFERENSI & JURNAL 1. Konferensi tahunan FORTEI (Prosiding FORTEI) 2. Jurnal: a. Revitalisasi jurnal online FORTEI (home: UGM) b. Pemanfaatan jurnal yang sudah dari PT anggota (ITS dll) KK3 KERJASAMA 1. Pelatihan 2. Proposoal penelitian 3. Layanan kuliah daring: a. Implikasi legal dan akreditasi program studi b. Provider di PDITT (Perkuliahan Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu) Dikti

KK4 AKREDITASI & KURIKULUM Arief Syaichu-Rohman PENGANTAR Akreditasi diperlukan oleh program studi di perguruan tinggi, mahasiswa, maupun pengguna lulusan dan pemangku kepentingan lainnya sebagai jaminan standar kualitas yang selalu terjaga. Indonesia adalah satu dari sedikit negara yang mewajibkan akreditasi pada semua perguruan tinggi dan proram studinya. Kurikulum merupakan salah satu bagian yang diperhatikan dalam akreditasi. Sampai saat ini, BAN PT adalah lembaga akreditasi nasional yang diberi tugas dan danai pemerintah. Dalam UU No.12/2012 Pendidikan Tinggi, Pasal 55 (3), BAN PT bertugas untuk mengembangkan sistem akreditasi dan LAM (lembaga akreditasi mandiri) bentukan pemerintah atau masyarakat yang melakukan akreditasi program studi (Pasal 55 (5)). Akreditor wajib mendasarkan kepada SNPT (Permendikbud No.49/2014) untuk menetapkan kriteria penjaminan mutu. IABEE Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) adalah sebuah LAM bentukan masyarakat yang terdiri dari Perguruan Tinggi, organisasi profesi PII, dan industri. Pendirian IABEE difasilitasi oleh Dirjen Dikti dengan sponsor JICA dan konsultan JABEE. Keberadaan IABEE dimaksudkan untuk menjamin pencapaian standar internasional pada program studi teknik di Indonesia sehingga meningkatkan daya saing lulusannya dalam persaingan global. IABEE ditujukan untuk menjadi satu-satunya lembaga akreditasi pendidikan teknik jenjang Sarjana (S1) di Indonesia sebagai syarat menjadi Washington Accord (WA) signatory dengan target memperoleh Provisional Status pada akhir 2019. Negara yang menjadi WA signatory akan ditinjau ulang setiap 5 tahun. WA bukanlah lembaga akreditasi namun mengatur kesepakatan saling pengakuan akreditasi yang diberikan kepada program studi oleh LAM di negara tsb dengan juridiksi di negara negara tsb. Sebagai contoh, program studi di USA dengan akreditasi ABET akan diakui di Jepang, atau program studi di Jepang dengan akreditasi JABEE akan diakui di USA. Namun, program studi di Jepang dengan akreditasi ABET tidak diakui di USA atau di Malaysia (misalnya), kecuali atas dikresi sendiri pihak di USA atau Malaysia. Akreditasi program studi teknik di BAN PT, setelah IABEE menjadi WA signatory, kemudian direncanakan berpindah ke IABEE dan hanya meninggalkan akreditasi PT di BAN PT. Dalam peralihan, IABEE akan memiliki dua macam akreditasi, yaitu akreditasi berbasis input (seperti pada BAN-PT) dan akreditasi berbasis outcomes (internasional). Akreditasi berbasis input adalah wajib bagi setiap program studi teknik, sedangkan akreditasi berbasis outcomes (internasional) adalah pilihan bagi program studi yang telah siap. Secara bertahap, IABEE direncanakan hanya memiliki akreditasi berbasis outcomes (internasional) di masa depan. India adalah sebuah contoh WA signatory (2014) yang hanya mengakui akreditasi program studi dari PT dalam kelompok /tier-1.

Pembangunan kriteria akreditasi di IABEE terutama menggunakan referensi JABEE (Jepang, WA 2007) dan EAC (Engineering Accreditation Commission) ABET (USA, anggota pendiri, WA 1989) dan berdasarkan outcomes based education (OBE) dan fokus pada perbaikan kualitas berkelanjutan (continuous quality improvement). Pada OBE, selain berdasar survey yang hanya bersifat perseptif, setiap outcomes program studi (yang dinisbatkan terhadap mahasiswa) harus dapat diukur melalui pengukuran-langsung dengan instrumen yang disebut rubrik. Selain kriteria umum, kriteria program untuk setiap rumpun bidang teknik tertentu (yang disebut category-dependent/program criteria) juga akan dirumuskan. Di EAC ABET, sebagai contoh, untuk sejumlah program studi dalam rumpun Electrical Engineering, kriteria program diusulkan oleh organisasi profesi IEEE dan dengan kerjasama organisasi profesi CSAB untuk program studi Computer Engineering. Untuk IABEE, kiranya FORTEI merupakan organisasi profesi yang dapat mengusulkan kriteria program untuk akreditasi internasional. PERMASALAHAN IABEE Berdasarkan pengalaman program studi yang terakreditasi ABET dalam praktek pengukuran-langsung pencapaian outcomes, masalah potensial yang dapat muncul sebagai penghambat akreditasi IABEE adalah bahwa: (1) sejumlah rumusan learning outcomes yang sulit diukur, dan (2) IABEE, seperti halnya JABEE, mensyaratkan setiap outcome wajib diukur untuk setiap matakuliah dan untuk setiap mahasiswa (untuk setiap periode akreditasi). Praktek pengukuranlangsung pencapaian outcomes yang tepat adalah suatu proses yang berat bagi program studi/dosennya, yang pada gilirannya berpotensi mengganggu proses pendidikan, apalagi diterapkan untuk untuk setiap outcomes dan setiap matakuliah dan untuk setiap mahasiswa. Dalam hal ini, ABET yang merupakan anggota pendiri WA, cukup mensyaratkan adanya pengukuran langsung yang dilakukan untuk setiap learning outcome namun untuk sejumlah sampel memadai dari sejumlah matakuliah dan sejumlah mahasiswa saja (yang ditentukan sendiri oleh program studi yang mengajukan akreditasi). IABEE saat ini masih dalam masa perbaikan rumusan common-criteria dan pengembangan guideline untuk pengukuran pencapaian outcome di commoncriteria. Kemudian, category-dependent/program criteria yang merupakan kriteria untuk pembeda jenjang (semisal S1/S2) dan pembeda rumpun bidang teknik. USULAN KRITERIA PROGRAM RUMPUN TEKNIK ELEKTRO Oleh karena itu, usulan FORTEI untuk program criteria untuk rumpun Teknik Elektro seyogyanya tidak menyulitkan program studi di Indonesia dalam pelaksanaan pengukuran langsung pada learning outcomes yang terkait. Usulan kriteria program tsb hendaknya simpel namun masih/sebisa mungkin sesuai dengan best practice organisasi profesi internasional (IEEE) serta menyajikan pokok penting dan guideline saja, dan kemudian memberikan keleluasaan rumusan learning outcomes dan keterukurannya kepada program studi. Dengan demikian, kriteria program tersebut dapat Usulan Kriteria program IABEE

tersebut hendaklah sebangun dan terkait dengan rumusan pengetahuan & keterampilan khusus yang dimaksud di SNPT (Permendikbud No.49/2014) dan juga hendaklah terkait dengan rekomendasi Kurikulum Inti FORTEI 2014. PERBANDINGAN 1. Kurikulum Inti Teknik Elektro (rekomendasi FORTEI 2014) Rekomendasi BOK (body of knowledge) Rekomendasi kedalaman (jenjang ranah taksonomi pembelajaran Bloom) Rujukan praktis jumlah SKS Mencakup pengetahuan & keterampilan khusus (SNPT) rumpun Teknik Elektro Lebih detil/rigid dibanding kriteria EAC ABET Keleluasaan diberikan kepada program studi untuk merumuskan deskripsi outcomes yang terukur, semisal i. pengetahuan dan aplikasi kalkulus/matematika/.../sirkuit elektrik/elektromagnetik, ii. pengetahuan dan aplikasi etika profesi, iii. pengalaman dalam identifikasi, formulasi masalah rekayasa kompleks dll 2. Kriteria ABET (lihat lampiran) Mencakup kelompok kriteria program studi S1 engineering secara umum Mencakup kelompok kritera program studi S1 engineering rumpun teknik elektro Lebih simple daripada Kurikulum Inti Teknik Elektro FORTEI Keleluasaan diberikan kepada program studi untuk merumuskan deskripsi outcomes yang terukur 3. Usulan Kriteria IABEE (lihat lampiran) Mencakup kelompok kriteria program studi S1 engineering secara umum Mencakup kelompok kritera program studi S1 engineering rumpun teknik elektro Lebih simple/sebangun (tergantung versi) daripada kriteria ABET Keleluasaan dapat diberikan kepada program studi untuk merumuskan deskripsi outcomes yang terukur LANDASAN LEGAL UU No.12/2012 PT Pasal 32 (5) PT memiliki keleluasaan mengatur pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). PT memiliki kewenangan dan pemegang otoritas akademik dalam menyusun kurikulum. Program studi PT leluasa dalam metode pemenuhan SNPT, semisal menyajikan pemetaan sistematik terhadap SNPT (catatan: SNPT disusun berdasar KKNI) Perpres No.8/2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Kualifikasi KKNI sesungguhnya dibuat dengan semangat melindungi kepentingan nasional dalam pergaulan internasional. Dengan demikian, kualifikasi KKNI seyogyanya tidak boleh menjadi barrier bangsa sendiri yang sulit untuk dipenuhi dan seyogya tidak dipahami secara rigid sehingga melupakan kemampuan adaptasi terhadap tantangan perubahan masa depan, yang ternyata dipunyai oleh kualifikasi sejenis bangsa-bangsa lain. Pasal 8 (1) Pengakuan/penyetaraan kualifikasi KKNI dengan negara lain... dilakukan atas dasar perjanjian kerjasama saling pengakuan Berdasar UU No.12/2012 PT Pasal 32 (5), Program studi PT leluasa dalam metode pemenuhan SNPT (catatan: SNPT disusun berdasar KKNI) Kunci keberhasil tujuan KKNI dalam pergaulan internasional adalah pada diplomasi perjanjian kerjasama bi/multilateral dengan negara lain, bukan pada pemahaman yang rigid terhadap usaha pemenuhan kualifikasi KKNI oleh program studi PT. Pasal 10 (1) Penyesuaian terhadap penjenjangan kualifikasi yang telah ada dilakukan dalam jangka 5 tahun Penyesuaian terhadap kualifikasi kompetensi/profesi yang telah ada sampai dengan tahun 2017 Lampiran Perpres No.8/2012 KKNI 1. Deskripsi jenjang kualifikasi KKNI (9 jenjang) 2. Deskripsi umum (untuk semua jenjang): (a) s/d (f) 3. Deskripsi jenjang-6 (program S1/D4): 4 (empat) poin Semisal deskripsi umum (a) bertakwa kepada Tuhan YME dalam oucomes based education (OBE) yang semua capaian pembelajarannya mesti terukur, capaian pembelajaran ini tidak/sulit diukur. Solusi: Dibuktikan oleh program studi PT dengan melakukan pemetaan antara deskripsi umum dan deskripsi jenjang-6 KKNI terhadap rumusan sikap dan keterampilan umum SNPT ATAU terhadap visi/misi/learning outcomes [terukur]/ matakuliah yang telah ada/dirumuskan oleh program studi. Jika pemetaan ternyata tidak lengkap, program studi PT dapat menyesuaikan visi/misi/learning outcomes [terukur]/ matakuliah Permendikbud No.49/2014 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Lampiran Permendikbud No.49/2014 Rumusan Sikap: (a) s/d (j) Rumusan Keterampilan Umum: (a) s/d (i) Pasal 7 (1)...rumusan sikap & keterampilan umum harus dipenuhi oleh setiap program dan jenis pendidikan tinggi.. Semisal rumusan sikap (a) bertakwa kepada Tuhan TME dan mampu menunjukkan sikap religius, dalam oucomes based education (OBE) yang semua capaian pembelajarannya mesti terukur, capaian pembelajaran ini tidak/sulit diukur. Solusi: Dibuktikan oleh program studi PT dengan melakukan pemetaan antara rumusan sikap & keterampilan umum SNPT terhadap

visi/misi/learning outcomes [terukur]/matakuliah yang telah ada/dirumuskan oleh program studi. Jika pemetaan ternyata tidak lengkap, program studi PT dapat menyesuaikan visi/misi/learning outcomes [terukur]/ matakuliah Pasal 3 (2).f SNPT wajib dijadikan dasar penetapan kriteria sistem penjaminan mutu eksternal melalui akreditasi BAN PT saat ini telah melakukan penyesuaian terhadap SNPT pada kriteria/borang akreditasi baru yang akan segera disosialisasikan Pasal 5 (3).a... rumusan capaian pembelajaran lulusan wajib mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI SNPT sudah mengacu pada KKNI Program studi PT dapat membuktikan dengan melakukan pemetaan antara rumusan sikap & keterampilan umum SNPT terhadap visi/misi/learning outcomes [terukur]/matakuliah yang telah ada/dirumuskan oleh program studi. Jika pemetaan ternyata tidak lengkap, program studi PT dapat menyesuaikan visi/misi/learning outcomes [terukur]/ matakuliah Pasal 6 (3).b Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi Keterampilan khusus= keterampilan sesuai dengan bidang keilmuan program studi Pasal 7 (3).a Rumusan pengetahuan [Pasal 6(2)] dan keterampilan khusus [Pasal 6(3).b] wajib disusun oleh forum program studi sejenis atau nama lain yang setara dan diusulkan ke (ayat 4) serta dikaji dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal (ayat 5) sebagai capaian pembelajaran BOK (body of knowledge) pada pengetahuan & keterampilan khusus rumpun Teknik Elektro terwakili dalam rekomendasi Kurikulum Inti FORTEI 2014 (sudah termasuk kuliah & praktikum) Kurikulum Inti FORTEI2014 menganjurkan jenjang ranah kognisi pada taksonomi pembelajaran Bloom sampai dengan c4. Pasal 9 (2).d Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran lulusan program D4 dan S1 paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam. pengetahuan dan keterampilan tertentu = pengetahuan dan keterampilan khusus [Pasal 6(3)] Keterampilan khusus = keterampilan sesuai dengan bidang keilmuan program studi [Pasal 6(3).b] bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut = bagian khusus dari pengetahuan dan keterampilan khusus [Pasal 6(3)]

pengetahuan dan keterampilan khusus/tertentu secara umum adalah sesuai rekomendasi kurikulum inti FORTEI2014 (core & breadth courses) bagian khusus dari pengetahuan dan keterampilan khusus secara mendalam adalah kurikulum pendukung (depth courses) sebagai pilihan wajib dan ditentukan oleh program studi PT Tingkat kedalaman program S1 dengan D4 (atau S1 dengan S2) dibedakan pada ranah dan jenjang taksonomi pembelajaran Bloom (D4 penekanan pada psikomotor/skill, S1 penekanan pada kognisi/knowledge, S2 penekanan juga pada kognisi/knowledge namun berbeda jenjang kognisi Bloom) dan dirumuskan oleh program studi PT Pasal 17 (2) mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit 144 sks dan dengan masa studi 4 sampai 5 tahun (ayat 3) Rekomendasi Kurikulum Inti FORTEI 2014 mengandung best practice mengenai BOK (body of knowledge) dan merupakan irisan BOK dari program studi Teknik Elektro di PT pendiri FORTEI yaitu UI, ITB, UGM, Undip, ITS, Unud yang telah terakreditasi A oleh BAN-PT dan ABET (ITB). Kurikulum inti FORTEI 2014 mengandung 47s/d 103 sks, sehingga program studi rumpun Teknik Elektro di Indonesia dapat menentukan/menyusun kurikulum dengan menambahkan 41 s/d 97 sks kurikulum pendukung (depth courses) dan kurikulum wajib (semisal kewarganegaraan, etika, agama [KKNI & SNPT]) dan kurikulum lokal (semisal seni, manajemen/ekonomi, lingkungan) yang disesuaikan dengan visi/misi/tujuan/sasaran/kekhasan program studi PT dan juga ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitasnya.

KK5 PROFESI INSINYUR 1. Pendidikan Profesi Insinyur (seperti Pendidikan Profesi Apoteker) 2. Sertifikasi profesi dan sertifikat kompetensi 3. SKPI (landasan hukum?) 4. Peran PT, PII, BNSP, Lembaga Sertifikasi Permendikbud No.49/2014 Pasal 9 (2).e Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu Pasal 17 (2) mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit 36sks dan dengan masa studi 1 sampai 2 tahun (ayat 3) Perpres No.8/2012 KKNI Pasal 4 (4) Sertifikat kompetensi dapat diperoleh melalui pendidikan/ pelatihan Pasal 4 (5)... sbg pengakuan atas capaian pembelajaran... Pasal 4 (6) Capaian pembelajaran melalui pengalaman kerja berbentuk keterangan dari tempat kerja Pokok Pikiran Pendidikan Profesi Insinyur (Pasal 7(1) UU Keinsinyuran) UU No.11/2014 Keinsinyuran o Pasal 8 (1) diselenggarakan oleh Kementrian terkait, PT, dan PII dan Industri o Pasal 9 (2) Gelar Ir. diberikan oleh PT penyelenggara PPI dg Kementrian terkait & PII. o Pasal 11 (1,2,3) Uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi sertifikat kompetensi insinyur surat tanda registrasi insinyur(oleh PII) Praktek keinsinyuran (pasal 10) PP No. 23/2004 Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) o Pasal 4 (1) : BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan o Pasal 4 (2) persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi ditetapkan oleh UU No.12/2012 Pendidikan Tinggi o Pasal 43: Sertifikat Profesi diterbitkan oleh PT bersama kementrian terkait, LPNK(?) &/ organisasi profesi o Pasal 44: Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh PT bersama organisasi profesi dll ATAU oleh Lembaga sertifikasi terakreditasi (oleh BNSP?) 1. Model: Analogi dengan Pendidikan Profesi Apoteker (cek: professional, organisasi profesi) 2. Pengakuan pembelajaran-lampau (pengalaman, pelatihan, pendidikan informal/nonformal) Pasal 7(3) UU No.11/2014 Keinsinyuran 3. Oleh PT bersama PII & Profesional Industri (36 sks): mesti ada sejumlah IPM (Insinyur Profesional Madya) [dari BNSP?] 4. Tidak harus setiap ST menjadi Ir.

5. Bersifat rekayasa ke-elektro-an umum (tidak detail seperti materi kuliah keilmuan semisal VLSI design) karena fokus pada tanggung jawab terkait etika & safety. Catatan: Kompetensi terkait VLSI design, misalnya, dicakup dalam sertifikat kompetensi oleh lembaga sertifikasi. 6. Topik dalam kurikulum: a. Hukum perundangan nasional/internasional b. Keselamatan pekerja/pengguna/produk c. Uji komprehensif dasar (Modul: circuits, digital system, electronics, electromagnetics etc) d. Manajemen SDM e. Dokumen kontrak f. Standar umum industry g. Etika profesi insinyur h. Keanggotaan organisasi profesi PII/IEEE/ACM