ANALISIS PENGEMBANGAN KONSEP PRODUK MENGGUNAKAN METODE BIPLOT

dokumen-dokumen yang mirip
INFORMASI YANG BISA DIAMBIL DARI BIPLOT

Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, Abstrak. Seiring dengan berjalannya waktu persaingan dan kompetisi untuk meraih

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan

karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT Menggunakan Analisis Biplot

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

1. PENDAHI]LUAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT. Kata kunci : BJM, system kemahasiswaan, tingkat kepentingan, tingkat kepuasan, metode biplot

APLIKASI ANALISIS KORESPONDENSI STUDI KASUS : PENENTUAN ATRIBUT RUMAH SAKIT DI KOTA AMBON

PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kerangka Pemikiran

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK

Kata Kunci analisys GAP, pelayanan kepuasan, positioning, sepeda motor.

Analisis Ekuitas Merek Sabun Mandi Kesehatan Lifebuoy di Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. atribut-atribut lain dari kompetisi, misalnya atribut produk relatif mudah

Irlandia Ginanjar Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA, Unpad Bandung. ABSTRAK

Pemetaan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menurut Jaminan Kesehatan dengan Metode Biplot

SEGMENTASI PASAR DAN POSISI PRODUK FRIED CHICKEN BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

Faktor-Faktor yang Mencirikan Kondisi Financial Distress Pasca Kenaikan BBM Perusahaan Manufaktur di BEI Menggunakan Analisis Biplot

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

ANALISIS PREFERENSI SISWA SMA DI KOTA SEMARANG TERHADAP PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI DENGAN METODE CHOICE-BASED CONJOINT

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses

ANALISIS BIPLOT PADA DATA KASUS PENYAKIT DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA TAHUN Bambang Heriyanto* dan Revi Rosavika Kinansi**

ANALISIS BIPLOT ROW METRIC PRESERVING UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PROVIDER TELEPON SELULER PADA MAHASISWA S1 FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK) YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

ANALISIS LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN GRAFIK BIPLOT SQRT (SQUARE ROOT BIPLOT)

Aplikasi Analisis Korespondensi Berganda terhadap Pemetaan Perkembangan Pembangunan Kota Ambon

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan

APLIKASI BIPLOT UNTUK IDENTIFIKASI PRODUK SABUN MANDI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN PERSEPSI KONSUMEN RIZKA RAMDHAN ABDURRAHMAN

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

SEGMENTASI KONSUMEN PLAZA ARAYA DAN POSITIONING TERHADAP PESAINGNYA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CLUSTER DAN BIPLOT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu minuman ringan yang cukup popular dan digemari masyarakat. Sari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

ANALISIS POSITIONING KERIPIK KENTANG DENGAN PENDEKATAN METODE MULTI DIMENSIONAL SCALLING DI KOTA BATU

Pemetaan Kecamatan Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Berdasarkan Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan Dengan Menggunakkan Analisis Biplot

3.9 Analisis dan Interpretasi Pengolahan Data Usulan Strategi Pemasaran Kesimpulan dan Saran

ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH

SILABUS PERKULIAHAN METODE STATISTIKA MULTIVARIAT 3 SKS KODE :

Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi. Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi Multidimensional Scaling Untuk Peningkatan Pelayanan Proses Belajar Mengajar (PBM).

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIAT MELALUI VEKTOR RAGAM (STUDI KASUS : IPK DAN LAMA STUDI LULUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS)

ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

Penskalaan Dimensi Ganda (Multidimensional Scaling) Data Non Metrik

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

ANALISIS POSITIONING NOTEBOOK ACER BERDASARKAN PERSEPSIAN KONSUMEN ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

, April 1998; P:1-6 ISSN 0853-81 15 Vol. 3, No. 1 ANALISIS PENGEMBANGAN KONSEP PRODUK MENGGUNAKAN METODE BIPLOT Hari wijayantol, Nanik sugihartini2, M. jams sun', Fahmi shadry2 Pengembangan dun inovasi produk hams terus menerus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan &n meningkatkan posisi produknya d pasar. Metode Biplot merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan unfuk mengembangkan konsep produk Tulisan ini mengupas tentang bagaimana rnenagunakan metode Biplot tersebut untuk mengembangkan konsep produk PENDAHULUAN Daiam suatu pasar terdapat berbagai macam pembeli yang mempmyai kebutuhan dan perilaku yang be*-beda. Oleh karena itu sangat sulit bagisuatuprodukuntukmenguasaipasarsecara keseluruhan. Strategi yang umum ditempuh adalah memilih segmen pasar tertentu yang dapat memberikan kedudukan yang paling kuat bagi produk yang bersangkutan. Strategi ini yang disebut dengau market positioning. Adanya berbagai merek yang substitusional dalam suatu pasar menyebabkan perusahaan harus bersaing dalam merebut jmbtian konsumen. Untuk itu produk yang djhasilkan harus memiliki keunggulan di mata konsumen. Mengingat peta pemaingan terus berubah dan cenderung semakin ketaf maka perusahaan perlu melakukan pengembangan dan inovasi produk yang berkesinambungan Pada dasamya setiap produk memiliki karakteristik atau &tat tertentu (disebut atribut) yang secara langsung atau tak langsung dijadikan dasar pedaian oleh konsumen. Atxibut produk tersebut yang menentukan apakah produk itu dapat diterirna atau tidak oleh komumen. Dengan dermktan, pengembangan atau inovasi produk seharusnya dapat dilakukan melalui riset perilaku konsumen dan image dari produk. Melaiui riset ini dapat diperoleh informasi tentang kualitas atribut dari suatu produk di mata konsumeq dan informasi tentang kualitas atributatribut tersebut jika seandainya produk dalam lpdaan ideal. Data-data ini kemudian dapat Dosen pada Jurusan Statistika FMIPA-IPB Alumni Jurusan Statisti FMIPA-IPB dianalisis dengan menggmnkan metode Biplot untuk memperoleh jawaban bagaim posisi produk dalam pasar yang diteliti dan bagaimana seharusnya produk tersebut dikembangkan sehingga lebih diterima oleh konsumen. Tujuan Penelitian ini bertujuan menerapkan metode Biplot untuk analisis pengembangan konsep produk. Analisis yang dilakukan diharapkan dapat menyajikan posisi relatif suatu produk terhadap pesahgnya dan menentukan atributatribut rnana dari produk tersebut yang perlu dikembangkan atau d i w perfonnanya. METODE BIPLOT Metode biplot tergolong dalam analisis eksploratif peubah ganda (multivariate) yang ditujukan untuk menyajikan data peubah ganda dalam peta dua dimensi, sehingga perilaku data mudah dilihat dan diinterpretasikau. Peta tersebut menyajikan plot posisi relatif n objek dengan p peubah secara simultan clalam dua dimemi. Dari analisis ini dapat dikaji posisi relatif antar obj* antar peubah dan hubungan antara objek dan peubah. Data yang digunakan untuk analisis berupa matriks X berpangkat r, berukuran nxp (n=banyaknya objek dan p=banyaknya peubah) yang terkoreksi terhadap rataannya. Matriks X dimakin menggudcan kcmsep SVD (Singular Value Decomposition) dengan bentuk penguraian sebagai berikut: X = ULA'........... (1) dengan U dan A masing-masing berukuran nxr dan pxr, serta U'U = I,dan A'A = I,.

L adalah matriks diagonal berukuran rxr dengan unsur pada diagonal utamanya adalah akar dari akar ciri yang tidak no1 dan matnks X'X dan 1 2 1 2... 2 1 Unsur-unsur diagonal ini disebut nilai singular matriks X. Secara teknis, lajur-lajur matriks A tidak lain adalah vektor-vektor ciri dm matnks XX. sedangkan lajur-lajur matxiks U dapat dihitung melalui persamaan: Dengan h, adalah akar ciri ke-i dan matriks XX clan a, adalah lajur ke-i matriks A. Jrka didefinisikan: G = ULa dan H = L'"A' dengan a adalah n ih faktorisasi maka persamaan (1) dapat dituliskan menjadi atau X = GH'............ (2) x.. = g,'h. B J dengan g, dan hj rnasing-masing merupakan barisbaris matriks G dan H. Jika X berpangkat 2 maka vektor pengaruh baris g, dan vektor pengaruh lajur h, dapat digambarkan dalam ruang berdimensi dua. Jika X berpangkat lebih dari dua biasanya didekati dengan matriks berpangkat dua, sehingga persamaan (2) dapat ditulis menjadi 2*.. = a*',,.* 'J J dengan 2xj merupakan unsur matriks pendekatan matriks X pa& dimensi dua, sedangkan g,* clan h,* masing-masing unsurnya terdiri dari komponen pertama dan kedua matriks G dan H. Meskipun faktorisasi X=GH' tidak khas (antara 0 dan l), tapi pengambilan nilai a=o sangat membantu dalam interpretasi hasil biplot. Pengambilan nilai ini menghasilkan G=U dan H=LA' sehmgga diperoleh : X'X = (GH')(GH') = HH' karena X'X = HH' = (n-1)s, maka hasil kali hj'hk akan sama dengan n-1 kali peragam Sjk clan hk'hk menggambarkan keragaman peubah ke-k, sedangkan korelasi peubah ke-j dan ke-k sama dengan nilai cosinus sudut antara vektor h, dan hk (JolifTe, 1986). CARA PENGUMPULAN DATA Data untuk dsis pengembangan konsep produk dikumpulkan dari responden yang merupakan konsumen dan produk-produk yang ingin diteliti (produk yang ingin dikembangkan dan produk-produk pesaingnya). Responden yang diwawancarai dltentukan sedemilaan rupa sehingga mewakili pengguna produk-produk yang ingm hteliti. Data yang dikumpulkan meliputi persepsi responden terhadap kualitas atribut-atribut produk yang dkonsumsi clan kualitas atau kepentingan atribut-atribut tersebut pada produk yang hanggap ideal. Skala pengukuran yang digunakan umumnya adalah skala ordinal dengan skala 1-7 (sangat kurang atau sangat tidak penting samp sangat baik atau sangat penting). Sumber Data CONTOH PENERAPAN Data yang digunakan sebagai contoh penerapan dalam penelitian ini adalah riset tentang usage. attitude dan image dari produkproduk untuk kesehatan seperti vitamin1 multivitamin, minuman kesehatan serta tonikum, yang merupakan hasil riset dari sebuah perusahaan riset pemasaran di Jakarta. Riset tersebut dilakukan untuk mengetahui posisi pasar merek tertentu terhadap merek-merek pesaingnya. Merek yarig akan dilihat sebut saja sebagai merek X (jenis tonikum, bentuk cair, kemasan botol dan sachet) dan merek-merek pesaing A (jenis tonikum, bentuk cair, kemasau botol), B dan C (jenis multivitamin, bentuk kapd). Responden yang dituju adalah prialwanita berumur 18-50 tahun, kelas sosial ekonomi ABCD, dan merupakan pengguna vitamin, multivitamin, minuman kesehatan, atau tonikum. Penarikan contoh yang digunakan adalah gabungan dari metode berpeluang @enankan contoh acak) dan tanpa peluang @enankan contoh berkuota). Responden yang diwawancarai sebanyak 512 orang dari kota Jakarta dan Surabaya. Pengumpulan data dilakukan pada awal Oktober 1997. Tabel 1 menyajikan 26 peubah yang merupakan karakteristik dari produk kesehatan yang ditelaah dalam riset. Pemberian skor kualitas atribut dilakukan menggunakan skala hedonik terstruktur dengan rentang nilai 1-7 (sangat tidak penting sampai sangat penting).

Tabel 1. Kode Atribut dan Karakteristiknya ocok untuk orang dewasa ukm kemasan Data yang dikumpukan meliputi persepsi tentang produk kesehatan yang sedang dikonsumsi dan produk kesehatan yang ideal menurut konsumen. Hasil dan Pernbahasan Mahiks data X' yang digunakan untuk analisis Biplot disajikan pada Tabel Lampiran 1, sedan- peta dua dimensi dari ma& data X tersebut disajikan pada Gambar 1. Kedekatan jarak antar merek (Gambar 1) menunjukkan kemiripan kualitas atribut merekmerek tersebut. Merek-merek yang menunjukkan kedekatan jarak adalah meek X dengan A, dan merek B dengan C. Merek X dan A memiliki kualitas atribut yang relatif sama, antara lam karena sama-sama berjenis torukum, berbentuk cair dan kemasannya botol. Sedangkan kesamaan kualitas atribut merek B dan C karena keduanya sama-sarna berjenis multivitamin dan berbentuk kapsul. Secara umum kualitas ambut-atribut merek X dan A cukup baik daripada merek B dan C, karena ambut-atribut yang ada umumnya lebih mengarah kepada merek X dan A daripada merek B dan C. Kenyataan di pasaran menunjukkan bahwa merek X leblh populer dan menjadi pemimpin pasar, sedangkan merek A cukup populer pada segmensegmen pasar tertentu. Atribut yang mengarah kepada merek X dan A adalah atribut 9 (untuk orang tua), 10 (penambah darah), 12 (hbuat oleh perusahaan terkenal) dan 23 (membuat badan segar). Dengan demikian. merek X dan A mempunyai image sebagai penambah darah, membuat badan hangat, cocok untuk orang tua. clan &buat oleh perusahaan terkenal. Sedangkan kualitas atribut yang cukup menonjol pada merek B clan C adalah atribut 14 (tersedia dimana-mana), 15 (mudah dibawabawa), 16 (harga te rjangkau) dan 20 (kemasannya aman). Jika merek X, A, B dan C ini dipandang dan keadaan ideal, masih banyak atribut-atribut dari keempat merek ini yang perlu diperbaiki dan dikembangkan karena kualitasmya dipandang masih jauh dari banyangan ideal. Hal ini dim- oleh sebagian besar atribut masih mengarah kepada keadaan ideal clan berlawanan arah dengan posisi keempat merek tersebut. - - Keragaman kualitas ahibut digambarkan oleh panjang vektor tiap atxibut Dari gambar terlihat &but yang memiliki keragaman &or antar merek yang cukup besar adalah atribut 15, 25, 5, 21, 16, 24, dan 18. Atribut 15 (mudah dibawa ke manamana) terlihat sebagai pembeda utama antara produk yang kemasannya botol (X dan A) dengan produk yang kemasannya kapsul (I3 dan C). Prioritas Pengembangan Produk Dari Gambar 1 terlihat bahwa secara umurn atribut-atribut yang ditelaah mengarah kepada keadaan ideal. Ini menunpkkan bahwa dalam benak konsumen, produk-produk yang ditelaah masih belum mencapai keadaan ideal. Semakin jauh arah atribut tersebut dari arah objek berarti semakin buruk performa atribut tersebut pada objek yang bersangkutan, dan semakin besar panjang atribut berarti pehedaan performa atribut tersebut pada produk yang telaah dan produk ideal juga semakin besar. Dengan demiluan, tingkat (skor) prioritas pengembangan seharusnya mempakan hgsi dan arah vektor peubanatribut dengan arah vektor objeklproduk clan panjang dari vektor peubah yang bersangkutan, sehingga tingkat prioritas pengembangan (u) atribut dapat diiuskan sebagai: u= -r cos0 dengan :

Keterangan : 1 1: Meningkatkan daya tahan tubuh Gambar 1. Biplot Antara Merek X, A, B, C dan Produk Ideal dengan 26 Atribut yang Ditelaah 2: Menambah tenaga 3: Untuk wanita hamil 4: Untuk masa penyembuhan 5: Cocok untuk anak-anak 6: Cocok untuk orang dewasa 0.5 7: Cocok untuk wanita 8: Cocok untuk pria 9: Untuk orang tua 10: Penambah darah 1 1 : Kemasan menarik 12: Dibuat oleh perusahaan terkenal 0 13: Produk dengan kualitas tinggi -0.5 14: Tersedia dimana-mana 15: Mudah dibawa-bawa 16: Harga terjangkau 17: Iklannya menarik 18: Rasanya enak 19: Tidak menimbulkan efek samping 20: Kemasannya aman 2 1 : Tersedia dalam berbagai ukuran kemasan 22: Membuat badan segar 23: Membuat badan hangat 24: Aron~anya segar 25: Tidak ada bau obat -1 2 26: Manfaatnya terasa untuk waktu yang lama X adalah merek yang ingin dikembangkan A, B, dan C adalah merek pesaing

u : skorltingkat prioritas pengembangan r : panjang vektor peubah yang dimaksud 8 : sudut antara vektor peubah dengan vektor objek Semakin besar dan positif u menunjukkan semalun perlu dilakukan pengembangan. Dari nunus tersebut di atas tergambar bahwa pengembangan perlu dilakukan pada peubahl atribut yang berada pada kuadran yang berlawanan dengan kuadran tempat merek berada. Tabel 2. Nilai Tingkat Prioritas Pengembangan Auibut Merek X dipromosikan lebih gencar sehngga lebih dikenal konsumen. Prioritas berikutnya untuk atribut 16 (harga te rjangkau). Atribut ini juga berhubungan dengan kemasan sachet yang belum populer, sehmgga konsumen hanya tahu kemasan botol besar yang terkesan mahal. Prioritas pengembangan selanjutnya adalah atribut 14 (tersedia dirnana-mana). Hal ini berhubungan dengan distribusi produk yang belum merata (pemasaran). Pengembangan lain yang perlu adalah atribut 20 (kemasannya aman). Atribut ini juga berkaitan dengan bentuk kemasan dan bentuk produk. Kemasan botol maupun sachet relatif kurang aman (mudah rusak). Pengembangan sebaiknya larahkan pada bentuk produk yang secara tidak langsung akan mempengaruhi bentuk kemasan Untuk atribut-atribut lainnya masih belum dipedukan pengembangan karena kualitasnya sudah cukup baik Berdasarkan peta dua dimensi hasil metode Biplot dapat digambadcan ciri yang menonjol (image) dari setiap produk menurut persepsi konsumen. Dari contoh penerapan tergambar bahwa image merek X di mata konsumen adalah sebagai penambah darah, membuat badan hangat, cocok untuk orang tua, dan dibuat oleh perusahaan terkenal. Melalui peta konfigurasi hasil metode biplot dapat dikembangkan cara untuk menentukan prioritas pengembangan produk. Cara yang dimaksud adalah penentuan tingkat prioritas pengembangan atribut dengan rumus u = -r cos 8. Dari contoh penerapan yang disajikan tergambar bahwa atribut merek X yang perlu dikembangkan adalah: mudah dibawa-bawa, harga terjangkau, tersedia cfimana-mana, kemasannya aman, dan tidak ada efek samping. Tabel 2 memperlihatkan nilai tingkat prioritas pengembangan merek X. Prioritas utama pengembangan perlu dilakukan untuk atribut 15 (mudah dibawa-bawa). Image ini muncul karena mernang bentuk kemasan merek X yang banyak dikenal berupa botol, sehingga menimbdkan kesan sulit untuk cfibawa ke mana-mana. Mungkm perlu dipikirkan kernpengembangan bentuk kemasan lain, atau bentuk sachet yang sudah mulai lproduksi agar

DAFTAR PUSTAKA Clancy, K.J. & RS. Shulman. 1991. The Marketing Revolution : A Radical.Clanfestc~ for Dominating the Marketplace. Harper Business. New York, USA. Dillon, W.R & M. Goldstein. 1981. hlultivariate Analysis Methods and applications. John Wiley & Sons. New York. Johnson, RA. & D.W. Wichern. 1988. Applied Multivariate Statistical Analysis. 2"d Edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey, USA. Jollife, L T. 1986. Principal Component Analysis. Springer-Verlag. New York. Lebart, L., A. Morineau & K. M. Warwick 1984. Multivariate Descriptive Statistical Analysis. John Wiley and Sons, Inc. New York. Momson, D. F. 1978. Multivariate Statistical Methocis. The Iowa State University Press. Ames, Iowa.