Contoh Penerapan Algoritma Genetik Untuk Menentukan Fungsi Keanggotaan Misalkan system dengan input dan output tunggal seperti pada table berikut.

dokumen-dokumen yang mirip
Logika Klasik Misalkan himpunan klasik A dan B. P adl nilai kebenaran bahwa x A dan Q adl nilai kebenaran bahwa x B. jika x A maka T(P) = 1, jika x A

Fuzzy Clustering. Logika Fuzzy

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Relasi Tolerans & Relasi Ekivalen. Logika Fuzzy

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BAB IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA

BAB II LANDASAN TEORI

Architecture Net, Simple Neural Net

King s Learning Be Smart Without Limits. (4) Grafik Fungsi kuadrat: (3) Titik lain (jika diperlukan) X Y. (4) Grafik Fungsi kuadrat:

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

Jaringan Syaraf Tiruan

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

Fuzzy Associative Memory (FAM) Logika Fuzzy

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 3 PENGENALAN WAJAH

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV B METODE BELAJAR HEBBIAN SUPERVISED & CONTOH

BAB III METODELOGI PENELITIAN. media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS)

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

Laporan Implementasi Naïve Bayes dan Feed Forward Neural Network untuk Klasifikasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, tiruan dan machinelearning

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Lingkup Metode Optimasi

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

PREDIKSI KELULUSAN TEPAT WAKTU MAHASISWA MENGGUNAKAN NEURO-FUZZY CLASSIFICATION

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

Pada dasarnya lebih sulit drpd classifier berdasar teori bayes, terutama untuk data dimensi tinggi.

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

METODE BELAJAR HEBBIAN SUPERVISED & CONTOH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teknologi pengenalan teks merupakan teknologi yang mampu mengenali teks

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan

Modifikasi Histogram

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

Presentasi Tugas Akhir

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

Neural Networks. Machine Learning

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh

BAB III PEMBAHASAN. A. Arsitektur dan Model Fuzzy Neural Network untuk Klasifikasi Stadium

Variasi Fraktal Fibonacci Word

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Relasi Tegas (Crips Relation)

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

Sandi Blok. Risanuri Hidayat Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing. Tugas Ujian Sarjana

Transkripsi:

Logika Fuzzy Pertemuan 10 Contoh Penerapan Algoritma Genetik Untuk Menentukan Fungsi Keanggotaan Misalkan system dengan input dan output tunggal seperti pada table berikut. Tabel 1. Data set No Data x y 1 1 1 2 2 4 3 3 9 4 4 16 5 5 25 Dan table 2 berikut adalah table pemetaan fungsional untuk system untuk input x dan output y. Tabel 2. Pemetaan fungsional system x S L Y S VL Pada table 2 variabel x dan y masing-masing menggunakan 2 kelas fuzzy; variable x menggunakan S (small) dan L (large); variable y menggunakan S (small) dan VL (very large). Tabel 2 memperlihatkan bahwa x bernilai S dipetakan ke y bernilai S juga, sedangkan x bernilai L dipetakan ke y bernilai VL. Misalkan diasumsikan bahwa jangkauan nilai x adalah [0, 5] dan jangkauan y adalah [0, 25]. Diasumsikan pula bahwa bentuk fungsinya berupa segitiga siku-siku seperti diperlihatkan pada gambar 1 berikut (berlaku juga untuk variable y dengan menyesuaikan peta fungsionalnya). Gambar 1. Bentuk fungsi keanggotaan yang akan digunakan Fungsi keanggotaan pada sisi kanan mempunyai sudut siku-siku pada batas atas dari jangkauan variable (x atau y), sedangkan pada sisi kiri mempunyai sudut siku-siku pada batas bawah dari jangkauan variable (x atau y). Dengan bentuk fungsi keanggotaan yang demikian, maka hanya diperlukan untuk mengetahui panjang dari base 1 dan base 2 (untuk input x) serta base 3 dan 1

base 4 (untuk output y). Maka inilah 4 parameter yang harus dicari menggunakan algoritma genetic yaitu panjang base 1, base 2, base 3, dan base 4. Akan digunakan string dengan panjang 6 bit untuk menyandikan masing-masing parameter yang akan dicari sehingga total digunakan 4 x 6 = 24 bit. 1. Pada kolom 1 dibangkitkan 4 populasi awal, sepanjang 24 bit, sehingga setiap parameter disandikan dengan 6 bit. 2. Pada kolom 2, 3, 4, dan 5, masing-masing adalah nilai biner sandi untuk masing-masing parameter yaitu base 1, base 2, base 3, dan base 4. 3. Pada kolom 6, 7, 8, dan 9, masing-masing adalah panjang base 1, base 2, base 3, dan base 4 yang ditentukan menggunakan rumus: b base i basemin [ basemax base L 2 1 Dengan b adalah bilangan decimal base i, L adalah panjang deret bit (dalam hal ini L = 6), base max dan base min adalah batas maksimum dan minimum untuk variable input x dan output y. Dalam hal ini untuk variable input x maka base max = 5 dan base min = 0. Sedangkan untuk variable output y maka base max = 25 dan base min = 0. Parameter base 1 dan base 2 kemudian digunakan untuk membuat fungsi keanggotaan variable input x, sedangkan parameter base 3 dan base 4 digunakan untuk membuat fungsi keanggotaan variable output y. Untuk string yang pertama diperoleh fungsi keanggotaan variable x dan y seperti gambar 1 berikut. min ] (a) Gambar 2 (a) Fungsi keanggotakan x dan (b) Fungsi keanggotaan y, untuk string 1 iterasi 1 (b) 2

Pada table 3 untuk string pertama, diperoleh base 1 = 0,56 dan base 2 = 1,59. Hasil ini digunakan untuk menggambar fungsi keanggotaan variable input x (gambar 2a). Sedangkan base 3 = 8,73 dan base 4 = 20,24 digunakan untuk menggambar fungsi keanggotaan variable output y (gambar 2b). Kedua fungsi keanggotaan yang diperoleh digunakan untuk mencari nilai y 1, y 2, y 3, y 4 dan y 5. Sebagai contoh: Untuk x = 1 x (1) = 0 maka y 1 = 0 Untuk x = 4 x (4) = 0,37 maka y 4 dicari dengan cara mencari nilai y yang mempunyai nilai keanggotaan 0,37; dari gambar diperoleh 12,25 Untuk x = 5 x (5) = 1 maka y 5 dicari dengan cara mencari nilai y yang mempunyai nilai keanggotaan 1; dari gambar diperoleh y 5 = 25 Tentukan nilai y 2, dan y 3 (bagaimana cara memperolehnya)? Mengapa y 4 5,05? Mengapa y 5 0? Adakah cara lain untuk menentukan nilai y 1, y 2, y 3, dan y 4? Table 3. Iterasi pertama menggunakan algoritma genetic 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 No String String Base1 Base 2 Base 3 Base4 Base 1 Base 2 Base 3 Base 4 y 1 y 2 y 3 y 4 y 5 f(x)= 1000- (yi-yi ) 2 f/fav Jml duplikat 1 000111 010100 010110 110011 7 20 22 51 0,56 1,59 8,73 20,24 0 0 0 12,25 25 887,94 1,24 1 2 010010 001100 101100 100110 18 12 44 38 1,43 0,95 17,46 15,08 12,22 0 0 0 25 521,11 0,73 0 3 010101 101010 001101 101000 21 42 13 40 1,67 3,33 5,16 3,1 3,1 10,72 15,48 20,24 25 890,46 1,25 2 4 100100 001001 101100 100011 36 9 44 35 2,86 0,71 17,46 12,22 6,98 12,22 0 0 25 559,67 0,78 1 Sum = f = 2859,18 Rerata = sum/4 = fav = 714,80 Maks = 890,46 Tabel 4 memperlihatkan tiga string yang dipertahankan dan diduplikasi. String-string ini ditampilkan pada kolom 0; posisi yang dipilih untuk melakukan crossover (persilangan) juga diperlihatkan pada kolom ini. Kolom 1 memperlihatkan hasil persilangan string; string-string pada kolom ini merupakan generasi baru hasil reproduksi dan persilangan yang pertama. Untuk kolom-kolom selanjutnya, setiap string diperlakukan sama seperti pada iterasi yang pertama. Untuk kolom ke-15 digunakan f(x) = 1000 - (y i- yi ) 2. Pada gambar 3 diperlihatkan pemetaan untuk string terbaik pada iterasi pertama, dan gambar 4 untuk string terbaik iterasi kedua. 3

Table 4. Iterasi kedua menggunakan algoritma genetic 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 String terpilih (dari iterasi sebelumnya) String baru Base1 Base 2 Base 3 Base4 Base 1 Base 2 Base 3 Base 4 y 1 y 2 y 3 y 4 y 5 f(x) f/fav Jml duplikat 000111 0101 00 010110 110011 000111 010110 001101 101000 7 22 13 40 0,56 1,75 5,16 15,87 0 0 0 15,93 25 902 1,1 1 010101 1010 10 001101 101000 010101 101000 010110 110011 21 40 22 51 1,67 3,17 8,73 20,24 5,24 5,85 12,23 18,62 25 962,3 1,18 2 010101 101010 001101 10 1000 010101 101010 001101 100011 21 42 13 35 1,67 3,33 5,16 13,89 3,1 12,51 16,68 20,84 25 840,78 1,03 1 100100 001001 101100 10 0011 100100 001001 101100 101000 36 9 44 40 2,86 0,71 17,46 15,87 6,11 12,22 0 0 25 569,32 0,7 0 Sum = f = 3273,4 Rerata = sum/4 = fav = 818,35 Maks = 961,3 Gambar 3 (a) Fungsi keanggotakan x dan (b) Fungsi keanggotaan y, untuk string terbaik pada iterasi pertama (a) (b) Gambar 4 (a) Fungsi keanggotakan x dan (b) Fungsi keanggotaan y, untuk string terbaik pada iterasi kedua (a) (b) 4

Logika Fuzzy Pertemuan 10 Contoh Penerapan Penalaran Induktif Untuk Menentukan Fungsi Keanggotaan Bentuk sebuah elips dapat dicirikan menggunakan rasio (perbandingan) panjang radius mayor (a) dan radius minor (b) seperti diperlihatkan pada gambar 5 berikut. Gambar 5. Geometri sebuah elips Misalkan x = a/b; maka jika nilai a/b maka bentuk bangun yang terjadi akan berubah menjadi garis horizontal. Sedangkan jika nilai a/b 0 maka bentuk bangun yang terjadi akan berubah menjadi garis vertical, dan jika a/b = 1 maka bentuk bangun yang terjadi akan berubah menjadi lingkaran. Nilai rasio x = a/b dapat digunakan untuk membagi elips menjadi dua kelas; misalnya menggunakan data yang diperlihatkan pada table 5 berikut. Table 5. Segmentasi x menjadi dua kelas x = a/b 0 0,1 0,15 0,2 0,2 0,5 0,9 1,1 1,9 5 50 100 Kelas 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1. Tentukan nilai entropi untuk nilai-nilai x yang berbeda. Misalnya dipilih nilai x = 0,7; 1,0; 1,5; dan 3,45. 2. Hitung p1, p2, q1, q2, p(x), q(x), Sp(x), Sq(x), dan S. Tabel 6 memperlihatkan hasil perhitungan untuk nilai-nilai x yang dipilih. 3. Nilai x yang meberikan entropi minimum dipilih sebagai nilai ambang pertama (PRI); dari hasil pada table 6 maka nilai entropi minimum adalah 0,4 untuk x = 1,5 sehingga PRI = 1,5. Partisi yang terbentuk diperlihatkan pada gambar 6. 4. Partisi pada gambar 6 dapat dibagi lagi menjadi lebih banyak partisi dengan menerapkan cara yang sama, sehingga pada sisi PO diperoleh nilai ambang kedua (SEC1) dan pada sisi NG diperoleh nilai ambang kedua (SEC2).Hasil perhitungan untuk mencari nilai SEC1 dan SEC2 diperlihatkan pada table 7 dan 8. Jika dua nilai ini telah ditemukan maka dapat dibentuk kembali fungsi keanggotaannya; lihat gambar 7 (dalam hal ini maka elips terbagi dalam 3 kelas). 5

Tabel 6. Hasil perhitungan untuk menentukan nilai ambang pertama (PRI) Gambar 6. Partisi variable x = a/b menjadi 2 partisi yaitu PO (positif) dan NG (negative) Tabel 7. Hasil perhitungan untuk menentukan nilai ambang kedua (SEC1 dan SEC2) pada sisi NG 6

Tabel 8. Hasil perhitungan untuk menentukan nilai ambang kedua (SEC1 dan SEC2) pada sisi PO Gambar 7. Partisi variable x = a/b menjadi 3 partisi yaitu PO, ZE, dan NG 7

Logika Fuzzy Pertemuan 10 Contoh Penerapan Neural Network Untuk Menentukan Fungsi Keanggotaan Misalkan akan digunakan system neural network 2X3X3X2 seperti gambar berikut. Dataset yang digunakan untuk pelatihan: No. Data --- [x 1 x 2 ] Nilai Keanggotaan --- [R 1 R 2 ] 1 [0,05 0,02] [1 0] 2 [0,09 0,11] [1 0] 3 [0,12 0,20] [1 0] 4 [0,15 0,22] [1 0] 5 [0,20 0,25] [1 0] 6 [0,75 0,75] [0 1] 7 [0,80 0,83] [0 1] 8 [0,82 0,80] [0 1] 9 [0,90 0,89] [0 1] 10 [0,95 0,89] [0 1] 8

Dataset yang digunakan untuk pengujian: No. Data --- [x 1 x 2 ] Nilai Keanggotaan --- [R 1 R 2 ] 1 [0,09 0,04] [1 0] 2 [0,10 0,10] [1 0] 3 [0,14 0,21] [1 0] 4 [0,18 0,24] [1 0] 5 [0,22 0,28] [1 0] 6 [0,77 0,78] [0 1] 7 [0,79 0,81] [0 1] 8 [0,84 0,82] [0 1] 9 [0,94 0,93] [0 1] 10 [0,98 0,99] [0 1] Bobot awal yang digunakan (diambil nilai acak/sebarang) adalah sbb: Untuk menentukan output digunakan fungsi aktivasi berupa fungsi sigmoid, sehingga output ditentukan menggunakan formula: Dengan O : output X i : input W i : bobot t : nilai ambang Iterasi pertama Iterasi pertama dilakukan untuk menentukan output setiap elemen pada setiap lapis jaringan neural. Akan dipilih nilai ambang t = 0. 9

Output lapis ke-2 ditentukan sebagai berikut: Output lapis ke- 3 ditentukan sebagai berikut: Output lapis ke-4 ditentukan sebagai berikut: Dan error untuk iterasi yang pertama ditentukan: Kemudian error tersebut didistribusikan ke arah balik (back propagation) menggunakan formula: 10

Pertama, error didistribusikan ke lapis ke-3 sehingga: Lalu, didistribusikan ke lapis ke-2 sehingga: Kemudian dilakukan up-date bobot untuk semua lapis menggunakan error yang bersesuaian: dengan w i jk = bobot pada jalur yang menghubungkan elemen ke-j pada lapis ke-i menuju elemen ke-k pada lapis (i+1) = konstanta pembelajaran (learning constant), misalnya diambil = 0,3 E i+1 k = error yang bersesuaian dengan element ke-k pada lapis ke (i+1) x jk = input dari element ke-j pada lapis ke-i menuju ke elemen ke-k pada lapis ke (i+1), yaitu O i j Up-date bobot yang menghubungkan elemen pada lapis ke-3 dan ke-4: 11

Up-date bobot yang menghubungkan elemen pada lapis ke-2 dan ke-3: Up-date bobot yang menghubungkan elemen pada lapis ke-1 dan ke-2: Dengan demikian semua bobot dalam system neural network telah diperbaharui (up-date), kemudian data yang sama (yaitu x 1 =0,005; x 2 =0,02) digunakan lagi sebagai input system neural network tetapi bobot yang digunakan adl bobot yang telah di-update (disebut iterasi yang kedua). Proses yg sama spt yg telah dilakukan di atas diulangi hingga error-nya mencapai suatu nilai tertentu (misalnya 10-6 ). Setelah itu maka gunakan data yang kedua (yaitu x 1 =0,009; x 2 =0,11), ketiga, dst hingga semua data pelatihan digunakan. Bobot terakhir yang diperoleh adalah bobot yang terbaik (sering disebut sebagai bobot akhir) yang bisa dihasilkan dalam proses ini. Tugas Lakukan iterasi yang kedua. Anggaplah bobot hasil up-date pada iterasi kedua tersebut sebagai bobot akhir, kemudian gunakan dataset pengujian yang pertama yaitu [0,09 0,04] sebagai input system neural network. Perlihatkan perhitungannya hingga diperoleh nilai output R 1 dan R 2. Bagaimana nilai keanggotaan data tersebut pada himpunan fuzzy R 1 dan R 2? 12