DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN. Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

Perancangan Percobaan

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

Pengacakan dan Tata Letak

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Perancangan Percobaan

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk:

Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

TKS 4209 PENDAHULUAN 4/1/2015

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DAN RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO - LATIN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

Contoh RAK Faktorial

PERANCANGAN PERCOBAAN

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

BAB 2 TINJAUAN TEORI

III. MATERI DAN METODE

I PENDAHULUAN. A. Umum

MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Penyusun

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

III. PERCOBAAN FAKTORIAL

Transformasi Data & Anlisis Data Hilang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Rancangan Petak Berjalur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

PERANCANGAN PERCOBAAN

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

PERANCANGAN PERCOBAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design)

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

Berbagai Jenis Rancangan Percobaan

RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Kandang Penelitian Laboratorium UIN. Agriculture Recearch Development Station (UARDS)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

Tabel 7. Data rata-rata kadar air (%) litter yang sudah ditransformasi (Archin)

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN. Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

I. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

PERANCANGAN PERCOBAAN

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137)

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

PENGENDALIAN VARIABEL PENGGANGGU / CONFOUNDING DENGAN ANALISIS KOVARIANS Oleh : Atik Mawarni

PERANCANGAN PERCOBAAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI 2 ARAH. b. Mengetahui perbedaan keragaman disebabkan perbedaan antarkolom. Kolom 1 2. j. c. Nilai rata I... R..

Transkripsi:

DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN Oleh : Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011

I. PENDAHULUAN... II. MEMILIH MASALAH...... III.STUDI PENDAHULUAN...... IV.MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR... V. HIPOTESIS......... VI.MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN...... VII.PENGUMPULAN DATA......... VIII.PERANCANGAN PERCOBAAN...... IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN... X. PERCOBAAN SATU FAKTOR...... XI. UJI LANJUT......... XII.PERCOBAAN BERFAKTOR...... XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN... DAFTAR PUSTAKA...... LAMPIRAN... 1 5 7 8 9 10 13 16 20 23 36 43 57 62 64 65 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 1

I. PENDAHULUAN Penelitian merupakan suatu usaha dari manusia untuk mengisi kekosongan dalam ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik memiliki syarat-syarat antara lain: 1. Sistematis, yaitu memiliki pola ilmiah dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 2. Berencana, bahwa penelitian tersebut sudah dipikirkan sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada dan bukan penelitian yang mendadak tanpa sistem yang jelas. 3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan dengan menggunakan prinsip berdasarkan ilmu pengetahuan. Metode Penelitian digunakan untuk membantu mempertajam bakat serta kemampuan seseorang untuk mengadakan penelitian. Peneliti adalah orang yang melaksanakan pekerjaan penelitian mulai dari menemukan masalah, mengerjakan, mendapatkan hasil sampai pembuatan laporan hasil tersebut. Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan : teori, masalah, rencana, hipotesis, data, fasilitas dan kebebasan. Syarat peneliti yang baik ada sebelas yang biasa disebut dengan 11i, yaitu: 1. intelegence (kecerdasan) 2. interest (keingin tahuan) 3. imagination (daya khayal) 4. inventive (daya cipta) 5. informative (mengumpulkan keterangan-keterangan) 6. initiative (inisiatif) 7. industrious (berusaha) 8. intense observation (pengamatan yang intensif) 9. integrity (kejujuran) 10. infectious enthusiasm (antusiasme yang tinggi) 11. indefatigable writer (selalu menulis/mempublikasikan)

Selain kesebelas syarat tersebut, akan lebih lengkap jika juga memiliki syarat keduabelas, yang merupakan syarat yang biasanya muncul jika telah terpenuhi syarat-syarat sebelumnya, yaitu incentive atau imbalan. Imbalan ini dapat bersifat fisik ataupun psikis. Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic research dan aplyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyed research merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti. Jenis penelitian ditinjau dari caranya terdiri dari: 1. Operation Research dan action research adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh seorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. Operation Research lebih merupakan kegiatan yang sedang berlangsung, yaitu penelitian dilakukan bukanlah menciptakan yang baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Action research menunjuk pada action atau tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan secara khusus diamati terus menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. 2. Eksperimen suatu penelitian yang dilakukan dengan sengaja memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian kemudian diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang diberikan. Jika ditinjau dari tujuannya, penelitian dapat dibagi 3, yaitu: penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Misalnya disuatu daerah ditemukan terjadi kematian hewan unggas secara berturut-turut dalam jumalh besar, Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 2

sehingga menarik perhatian para dokter hewan untuk meneliti sebabmusabab terjadinya musibah tersebut. Penelitian developmental atau penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu program atau teknologi yang sudah ada ke arah yang lebih baik. Penelitian ini termasuk dalam action research. Misalnya teknologi fermentasi pada bahan pakan yang berserat tinggi. Semula orang hanya mengenal fermentasi dengan menggunakan urea, namun sekarang berkembang dengan penggunaan mikroba-mikroba yang banyak diproduksi dalam bentuk kemasan-kemasan praktis dan mudah penggunaannya. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Misalnya penelitian tentang penggunaan silase jerami jagung pada ternak kambing yang telah dilakukan di daerah Pariaman, ingin diteliti kembali oleh peneliti lain dengan perlakuan yang sama di daerah Padang. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 3

BAGAN ARUS KEGIATAN PENELITIAN Langkah 1 Memilih Masalah Langkah 2 Studi Pendahuluan Langkah 3 Merumuskan Masalah Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar Langkah 4a Hipotesis Langkah 5 Memilih Pendekatan Langkah 6a Menentukan Variabel Langkah 6b Menentukan Sumber Data Langkah 7 Menentukan dan menyusun alat dan bahan Langkah 8a Memberikan perlakuan (penelitian eksperimen) Langkah 8b Mengumpulkan Data Langkah 9 Analisis data Langkah 10 Menarik kesimpulan Langkah 11 Menyusun laporan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 4

II. MEMILIH MASALAH Besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak, setiap orang pasti memiliki masalah. Namun ada masalah yang dapat seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama bagi orang-orang yang belum banyak meneliti. Sehingga diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah akan timbul dalam bentuk keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya. Ditinjau dari sebab timbulnya, masalah penelitian seringkali muncul karena hal-hal berikut: - ada tantangan, - ada keraguan, - ada rintangan, - ada kesenjangan. Contoh: Sapi FH produksi susunya rendah jika dipelihara di Indonesia, sedangkan dinegeri asalnya tinggi. Mengapa? (ada kesenjangan). Ditinjau dari sumbernya, masalah penelitian dapat diperoleh dari : - laporan penelitian, - diskusi-diskusi, - seminar, - keinginan masyarakat, - intuisi atau faktor kebetulan, seperti penemuan penicillin - hasil penelitian orang lain, - hasil analisis bidang ilmu, - pengalaman, - pengamatan lingkungan. Dari hal-hal tersebut di atas, biasanya masalah penelitian dipilih oleh peneliti karena alasan-alasan: - mempunyai nilai penelitian, Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 5

- memungkinkan untuk dilaksanakan (sarana, prasarana, dan sumber data), - sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti. - sesuai dengan minat peneliti - bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan praktek. Sedangkan dalam memilih suatu masalah penelitian, maka seorang (atau beberapa) orang peneliti harus memperhatikan: - keaslian masalah penelitian, - nilai up to date nya, - keilmiahannya. Permasalahan dalam penelitian sering juga disebut dengan istilah problema atau problematik. Secara garis besar ada 3 gejala problematik, yaitu: 1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena (penelitian deskriptif)k, termasuk juga penelitian historis dan filosofis. 2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (penelitian komparasi), Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan dari suatu fenomena yang ada, saelanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada. 3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (penelitian korelasi). Ada dua macam korelasi, sejajar dan sebab-akibat. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 6

III. STUDI PENDAHULUAN DAN MERUMUSKAN MASALAH Meskipun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu mengadakan studi pendahuluan. Studi pendahuluan diperlukan untuk menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti, juga untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas. Setelah dilakukan studi pendahuluan, maka masalah yang akan diteliti akan menjadi jelas. Dan masalah yang telah dipilih harus dirumuskan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perumusan masalah merupakan pedoman bagi peneliti sehingga jelas darimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa. Perumusan masalah, harus dilakukan dengan kondisi sebagai berikut: 1. masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, 2. harus jelas dan padat, 3. harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah, 4. harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis, 5. harus menjadi dasar judul penelitian. Perumusan masalah harus sinkron dengan merumuskan judul. Judul sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul orang dapat mengetahui kehendak peneliti dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian. Judul harus memenuhi kaidah-kaidah: singkat, padat, tepat, menarik, dan menimbulkan keinginan orang yang membaca untuk mengetahui lebih mendalam. Setelah ada perumusan masalah, dalam penulisan selanjutnya harus disinkronkan atau berkaitan erat dengan tujuan penelitian dan kesimpulan hasil penelitian nantinya. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 7

IV. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya. Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya dipikirkan gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini, peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi dasar yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Asumsi yang harus diberikan tersebut diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar, yang merupakan landasan teori di dalam meyakinkan pembaca akan kepentingan penelitian yang dilaksanakan. Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar yang dalam yang berguna untuk: i. dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, sehingga memperkuat permasalahan yang dipilih. ii. mempertegas variabel atau peubah yang menjadi pusat perhatiannya. iii. membantu peneliti dalam memperjelas penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data atau lokasi penelitian, instrumen pengumpulan data iv. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis. Didalam penyusunan proposal atau skripsi, anggapan dasar terdapat pada Bab II, Bab Tinjauan Pustaka. Merumuskan suatau anggapan dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan suatu pemikiran, renungan dan analisis masalah. Untuk itu diperlukan latihan, membiasakan dan banyak melihat contoh-contoh. Cara menentukan anggapan dasar antara lain adalah: 1. Dengan banyak membaca. 2. Dengan banyak mendengar berita 3. Dengan banyak berkunjung, 4. Dengan mengadakan pendugaan. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 8

V. HIPOTESIS Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Namun tidak semua penelitian menggunakan hipotesis. MEMILIH PENDEKATAN Yang dimaksud pendekatan disini adalah metode atau cara mengadakan penelitian, baik eksperimen maupun non eksperimen. Selain itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil. MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA Menentukan variabel atau peubah yang diukur merupakan langkah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: a. Apa yang akan diteliti? b. Dari mana data diperoleh? Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan datanya. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 9

VI. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data akan diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan instrumen apa data akan dikumpulkan. Instrumen atau alat dan bahan, sangat tergantung dari jenis dan asal data. Instrumen dalam penelitian produksi disebut dengan materi penelitian. Materi dalam penelitian bisa terdiri dari alat dan bahan. Instrumen tidak baik Instrumen baik Data tidak benar Data benar Kesimpulan tdk sesuai Kesimpulan sesuai Jenis-jenis instrumen berdasarkan metode pengumpulan datanya yang biasa digunakan dibidang peternakan antara laini: 1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang diketahui. a. Dipandang dari cara menjawab, terdiri dari: a.kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya. b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, terdiri dari: a. kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya b. kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang orang lain. c. Dipandang dari bentuknya, terdiri dari: c. Kuesioner pilihan ganda, termasuk dalam kuesioner tertutup. d. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka e. Kuesioner check list Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 10

f. Rating scale 2. Interviu, sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan. Ditinjau dari pelaksanaannya, dibedakan atas: a. Interviu bebas (inguide interview) b. Interviu terpimpin (guide interview) c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara a dan b. 3. Observasi, disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Baik dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Observasi non sistematis, yang dilakukan tanpa menggunakan instrumen atau alat pengamatan. b. Observasi sistematis, yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. 4. Skala bertingkat, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Contoh-contoh Judul penelitian : Pengaruh penyimpanan epididimis sapi pada suhu 5 o C setelah dipotong terhadap kualitas mani. Instrumen/materi penelitian: Penelitian ini menggunakan epididimis sapi yang berumur 3-4 tahun setelah dipotong yang diambil dari rumah potong hewan setelah sapi dipotong, zat warna eosin (ml) dan NaCl fisiologis 50 ml. Peralatan yang digunakan adalah haemacytometer 1 set, mikroskop 1 buah, kertas ph universal 1 kotak, tabung reaksi 5 ml, dst... Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 11

BAGIAN ISI PROPOSAL (USULAN) PENELITIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Tujuan penelitian D. Hipotesis E. Manfaat Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA A. (Tentang objek penelitian) B. (Tentang perlakuan penelitian jika penelitian eksperimen) C. (Tentang bagian-bagian yang mempengaruhi perlakuan untuk penelitian eksperimen atau yang mempengaruhi peubah yang diukur untuk penelitian sosial/survey, jika ada) D. (Tentang variabel yang diukur, setiap sub bab dapat terdiri dari satu variabel atau sekaligus seluruh variabel yang diukur)) E. (Dan lain-lain yang dirasa perlu) III. MATERI DAN METODE PENELITIAN (Untuk Penelitian eksperimen) A. Materi Penelitian B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Peubah Yang Diukur 4. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN (Untuk Penelitian Sosial/Survai) A. Materi Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian 2. Deskripsi Populasi/Sampel Penelitian B. Metode Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data/Sampel 2. Peubah Yang di Ukur 3. Analisis Data 4. Waktu dan Tempat Penelitian DAFTAR PUSTAKA Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 12

VII. PENGUMPULAN DATA Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode-metode yang memiliki cukup banyak celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya. Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat. Rancangan Penelitian Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai dengan informasi yang dibutuhkannya. Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. Dalam mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain : - efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian - efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 13

- sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis. Agar suatu penelitian memberikan fakta yang dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal (local control) Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian, aspek statistik, maupun aspek ekonomi. Pengacakan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan. Sesuai dengan prinsip pengendalian lokal, dalam penelitian eksperimen digunakan perancangan lingkungan, yaitu usaha untuk mengendalikan kesalahan suatu penelitian (galat percobaan) dengan melakukan pengelompokkan terhadap satua-satuan percobaan yang relatif lebih seragam. Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBL (rancangan Bujursangkar Latin). Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 14

VIII. PERANCANGAN PERCOBAAN Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu. Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes (Montgomery, 1991) atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan fakta baru (Steel dan Torrie, 1995). Dan rancangan percobaan dapat diartikan sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat mengamati dan mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon output (Montgomery, 1991). Sedangkan menurut Milliken dan Johnson (1992) rancangan percobaan merupakan hal yang sangat berhubungan dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum dari bahan-bahan yang tersedia. Dan dapat juga diartikan sebagai seperangkat aturan/cara/prosedur untuk menerapkan perlakuan kepada satuan percobaan (Steel dan Torrie, 1995). Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa tujuan percobaan adalah serupa yaitu menjawab satu atau lebih pertanyaan untuk mendapatkan informasi maksimum dengan cara: (1) Menentukan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap tanggapan (respon), y; (2) Menentukan bagaimana menset pengaruh X s sehingga y mendekati nilai nominal yang didinginkan; (3) Menentukan bagaimana men set pengaruh X s sehingga ragam y kecil. (4) Menentukan bagaimana men set X s sehingga pengaruh variabel tak terkontrol z1, z2, zq sekecil mungkin. Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan kontrol terhadap pengaruh-pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi, atau kombinasi perlakuan. Oleh karena itu, sebelum penelitian berlangsung timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (1) Berapa banyak perlakuan yang harus diterapkan; (2) Berapa kali setiap perlakuan harus diamati; (3) Apa saja satuan percobaannya; (4) Bagaimana menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati responnya; (5) Dapatkah hasil rancangan tadi dianalisis dan dibandingkan? Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 15

Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus secara langsung dan tidak dapat dijawab secara umum. Di sinilah rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan penting dalam proses pengembangan dan proses mencari dan memecahkan kesulitan guna meningkatkan penelitian. Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic research dan aplyyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyyed research merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti. Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai dengan informasi yang dibutuhkannya. Mengaumpulkan data bukanlah sekedar mengamati dengan menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya. Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat. Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 16

faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain : a. efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian b. efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian c. sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis. Dengan demikian, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas. Dalam bidang ilmu eksakta, khususnya program studi Produksi Ternak, umumnya penelitian yang dilakukan adalah kategori penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada beberapa istilah yang harus dikenal, yaitu: perlakuan, satuan percobaan, dan galat percobaan. a. Perlakuan (Treatment) Perlakuan dapat diartikan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi tertentu yang diberikan kepada setiap satuan percobaan dengan tujuan melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kondisi tersebut dalam ruang lingkup rancangan yang dipakai. b. Satuan percobaan Adalah satuan terkecil dari bahan percobaan yang memperoleh perlakuan. Sebagai contoh sejumlah ayam broiler dalam satu unit kandang, satu ekor sapi atau satu plot tanaman hijauan makanan ternak. Erat hubungannya dengan ini adalah satuan pengamatan, yaitu satuan terkecil dari objek yang diamati. Satuan pengamatan dalam keadaan tertentu sama dengan satuan percobaan, seperti halnya satu ekor sapi. Namun secara umum satuan pengamatan merupakan bagian dari satuan percobaan, seperti halnya seekor puyuh, seekor ayam broiler/petelur, satu rumpun hijauan dalam satu plot dan lain-lain. c. Galat percobaan Adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan dari satuansatuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misalnya dua unit Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 17

kandang yang berukuran dan memiliki jumlah ayam yang sama, mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak memberikan respon yang sama. Keragaman ini bisa ditimbulkan oleh dua hal. Pertama adalah akibat adanya perbedaan yang memang sudah ada di dalam bahan percobaan itu sendiri, dan yang kedua adalah akibat kekurang cermatan peneliti dalam menyelenggarakan percobaan sehingga kondisi-kondisi yang harusnya diciptakan sama tidak terpenuhi dengan sempurna. Dalam setiap percobaan, kesalahan atau galat percobaan harus diusahakan sekecil-kecilnya dengan menyediakan bahan percobaan yang seragam dan menggunakan rancangan percobaan yang tepat. Pengendalian galat dengan rancangan percobaan berarti merancang model analisa sedemikian rupa sehingga sumber-sumber galat dapat diidentifikasi dan disisihkan dari galat yang sebenarnya. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 18

IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut. Adapun ilustrasinya dapat dibuat sebagai berikut : Input Proses Output Metode Mesin Material Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal (local control) Pengulangan (replication) Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian, aspek statistik, maupun aspek ekonomi. Pengulangan bertujuan untuk : a. Menduga ragam dari galat percobaan b. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan c. Meningkatkan ketepatan percobaan d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 19

Pengacakan (randomization) Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan. Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga menggunakan komputer. Pengendalian lokal (local control) Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan dengan melakukan pengelompokkan terhadap satuasatuan percobaan yang relatif lebih seragam. Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah, maupun multi arah. Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar kelompok Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau karakteristik objek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok tidak berinteraksi dengan perlakuan. Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBSL (rancangan Bujursangkar Latin). Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 20

digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT). Selain prinsip pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal (local control), terdapat lagi beberapa prinsip tambahan dalam rancangan percobaan. Salah satu diantaranya adalah prinsip efisien. Suatu rancangan dikatakan lebih efisien dari rancangan lain apabila galat percobaan rancangan pertama lebih kecil dari galat percobaan rancangan kedua. Dalam laporan hasil penelitian (Skripsi), uraian mengenai rancangan percobaan untuk penelitian eksperimen diletakkan pada Bab III, sebagaimana berikut: III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Peubah Yang Diukur 4. Waktu dan Tempat Penelitian Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 21

X. PERCOBAAN SATU FAKTOR Suatu percobaan yang dirancang hanya melibatkan satu faktor dengan beberapa taraf sebagai perlakuan, disebut dengan percobaan satu faktor. Taraf perlakuan adalah jumlah level atau jenis perlakuan yang dipilih. Percobaan satu faktor dapat diterapkan pada berbagai rancangan lingkungan (RAL, RAK, RBSL dan lain-lain). Rancangan ini pada dasarnya menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap. A. RANCANGAN ACAK LENGKAP Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan relatif homogen/seragam. Pada umumnya percobaan dilaboratorium, kehomogenan satuan percobaan bisa dijamin, sebaliknya jika percobaan dilakukan di lapangan. Selain satuan percobaan yang homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan juga relatif homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan suhu lingkungan. 1. Pengacakan dan Lay out penelitian. Dimisalkan suatu penelitian yang lingkungannya relatif homogen memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4 dan setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dengan demikian satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan dilakukan sekaligus pada 20 satuan percobaan. Pengacakan dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan 20 satuan percobaan yang dibutuhkan, dan 20 lembar kertas untuk mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut 1 20. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 22

Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P2 sebanyak lima buah dan perlakuan lainnya juga masing-masing lima buah. Lebih bagus jika pada kertas langsung ditulis ulangannya, contoh : P11 berarti perlakuan P1 ulangan kesatu. Setelah itu lakukan pengacakan seperti dengan mengocok ke 20 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama (No.urut 1), begitu juga seterusnya sampai semua kertas habis dan seluruh satuan percobaan sudah diberi perlakuan. 1 6 11 16 P14 P13 P31 P25 2 7 12 17 P21 P35 P33 P32 Gambar. Lay Out Penelitian. 3 8 13 18 P42 P15 P11 P43 4 9 14 19 P45 P22 P34 P24 5 10 15 20 P41 P12 P23 P44 2. Tabulasi data. Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAL. Ulangan Perlakuan Jumlah Rataan 1 2 3 4 P1 Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 Y 1. Ỹ 1. P2 Y 21 Y 22 Y 23 Y 24 Y 2. Ỹ 1. P3 Y 31 Y 32 Y 33 Y 34 Y 3. Ỹ 1. P4 Y 41 Y 42 Y 43 Y 44 Y4. Ỹ 1. P5 Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.. Rataan Ỹ.1 Ỹ.2 Ỹ.3 Ỹ.4 Ỹ.. 3. Model linier dan tabel sidik ragam Bentuk umum dari model linier rancangan acak lengkap (RAL) adalah sebagai berikut: Y ij = µ + α i + ε ij Keterangan : i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah ulangan). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 23

Y ij = nilai pengamatan pada satuan percobaan 1. = nilai tengah umum α i ε ij = pengaruh perlakuan taraf ke - i = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i Tabel. Sidik Ragam Rancangan Penelitian. Sumber Keragaman Perlakuan Derajat Bebas p-1 Jumlah Kuadrat JKP Kuadrat Tengah KTP Nilai F hitung KTP/KTG Nilai F tabel 5% 1% Galat/Sisa p(u-1) JKG KTG Total pu-1 JKT Perhitungannya adalah : FK JKT JKP JKG KTP KTG = Faktor Koreksi 2 Y.. = pu = Jumlah Kuadrat Total = Y ij 2 - FK = Jumlah Kuadrat Perlakuan = 1 Y i. 2 - FK u = Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKP = JKP/p-1 = JKG/p(u-1) Keterangan : p : Jumlah Perlakuan u : Jumlah ulangan 4. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 24

masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H 0 ) yang diajukan sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis alternatif ( H a ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan yang berbeda. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut : H 0 : µ 1 = µ 2 =... = µ p ; p = jumlah perlakuan H a : µ i µ p ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan Dari perhitungan untuk melengkapi Tabel Sidik Ragam, akan diperoleh nilai Fhit (F hitung) dari perbandingan antara KTP/KTG. Nilai Fhit dihitung untuk dibandingkan dengan nilai F Tabel sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan. Nilai F Tabel dapat dilihat pada buku-buku teks Statistika atau Rancangan Percobaan, contohnya dalam buku Steel and Torie dapat dilihat pada lampiran Tabel A6. Cara melihat nilai F Tabel adalah sebagai berikut : db penyebut 1 Peluang nilai F yang lebih besar 0,100 0,050 0,025 0,010 0,005 db pembilang 1 2 3 4... P 39,86 161,40 647,80 4052,00 16211,00 2...... 120 Nilai F tabel, dilihat berdasarkan db (Derajat bebas) pembilang yaitu db perlakuan yang kita uji dengan db penyebut, yaitu db Galat. Nilai yang Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 25

digunakan adalah nilai pada peluang nilai F yang lebih besar 0,050 dan 0,010. Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F Tabel dengan F hitung adalah : 1. F hit < F Tabel H 0 diterima 2. Fhit > F Tabel H 0 ditolak Kesimpulan : 1. Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant) dilambangkan dengan ns. 2. Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan yang berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan. a. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050, maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda nyata (significant), pada tabel Sidik Ragam dilambangkan dengan *. b. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010, maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata (highly significant) dilambangkan dengan **. Contoh : Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengeruh dosis obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. Sebagai taraf perlakuan dipilih dosis obat cacing sebanyak 30 ml, 40 ml, 50 ml dan 60 ml, sehingga perlakuannya adalah sebagai berikut : P1 = pemberian dosis obat cacing 30 ml/500 kg P2 = pemberian dosis obat cacing 40 ml/500 kg P3 = pemberian dosis obat cacing 50ml/500 kg P4 = pemberian dosis obat cacing 60 ml/500 kg Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 26

Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan sapi P. Simental (gram/hari) sesuai perlakuan pemberian obat cacing: Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 5 Jumlah Rataan P1 44 56 51 55 45 251 50.2 P2 52 47 53 47 47 246 49.2 P3 68 53 71 48 48 288 57.6 P4 66 54 54 71 68 313 62.6 Jumlah 230 210 229 221 208 1098 219.6 FK = 1098 2 = 60280.2 20 JKT = 44 2 + 56 2 + + 68 2-60280.2 = 61798-60280.2 = 1517.8 JKP = 1 X 251 2 + + 313 2-60280.2 5 = 1 X 304430-60280.2 5 = 60886-60280.2 = 605.8 JKG = 1517.8-605.8 = 912 KTP = 605.8 = 201.9333 3 KTG = 912 = 57 16 Fhit = KTP = 201.93 = 3.54 Ftabel 5% = 3.24 Ftabel 1% = 5.29 KTG 57 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 27

Kesimpulan : Fhit>5% berarti H 0 ditolak Artinnya : Bahwa ada perbedaan pengaruh yang nyata dari dosis pemberian obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. B. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan harus dikelompokkan karena tidak homogen. Pada umumnya percobaan yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan tanah perlu dikelompokkan, misalnya karena kemiringan tanah tidak sama pada percobaan penanaman rumput gajah. Percobaan yang menggunakan ternak besar umumnya juga membutuhkan pengelompokkan, karena sult mengumpulkan ternak kambing atau sapi yang memiliki umur dan berat yang homogen sekaligus dalam jumlah banyak. Selain satuan percobaan yang tidak homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan harus relatif homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan suhu lingkungan. 1. Pengacakan dan Lay out penelitian. Dimisalkan suatu penelitian yang membutuhkan pengelompokkan memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4, dan 5 buah pengelompokkan. Dengan demikian satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan pada RAK hanya dilakukan pada satuan percobaan dalam kelompok yang sama. Pengacakan dilakukan dengan menyediakan 4 taraf perlakuan yang ditulis pada lembaran kertas untuk mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut 1 20. Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V 1 5 9 13 17 2 6 10 14 18 3 7 11 15 19 4 8 12 16 20 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 28

Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P1 sebanyak lima buah. Setelah itu lakukan pengacakan dengan mengocok ke 5 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama (No.urut 1) pada kelompok I, begitu juga seterusnya sampai semua Perlakuan sudah menempati satuan percobaan pada kelompok I. Demikianlah sterusnya untuk kelima buah kelompok yang ada. Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V 1 2 3 4 P4 P3 P1 P2 5 6 7 8 P2 P3 P4 P1 9 10 11 12 Gambar. Lay Out Penelitian. P4 P1 P2 P3 13 14 15 16 P4 P2 P3 P1 17 18 19 20 P1 P2 P3 P4 2. Tabulasi data. Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAK. Perlakuan Kelompok 1 2 3 4 5 Jumlah Rataan P1 Y 11 Y 12 Y 13 Y 14 Y 15 Y 1. Ỹ 1. P2 Y 21 Y 22 Y 23 Y 24 Y 25 Y 2. Ỹ 2. P3 Y 31 Y 32 Y 33 Y 34 Y 35 Y 3. Ỹ 3. P4 Y 41 Y 42 Y 43 Y 44 Y 45 Y4. Ỹ 4. Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.. Rataan Ỹ.1 Ỹ.2 Ỹ.3 Ỹ.4 Ỹ.5 Ỹ.. 3. Model linier dan tabel sidik ragam Bentuk umum dari model linier rancangan acak kelompok (RAK) adalah sebagai berikut: Y ij = µ + Κ j + α i + ε ij Keterangan : i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah kelompok). Y ij = nilai pengamatan pada satuan percobaan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 29

2. = nilai tengah umum Κ j α i ε ij = pengaruh perlakuan kelompok ke - j = pengaruh perlakuan taraf ke - i = galat percobaan pada satuan percobaan kelompok ke - j perlakuan taraf ke-i Tabel. Sidik Ragam Rancangan Penelitian dengan RAK. Sumber Keragaman Kelompok Derajat Bebas k-1 Jumlah Kuadrat JKK Kuadrat Tengah KTK Nilai F hitung KTK/KTG Nilai F tabel 5% 1% Perlakuan p-1 JKP KTP KTP/KTG Galat/Sisa (p-1)(k-1) JKG KTG Total pk-1 JKT Perhitungannya adalah : FK JKT JKP JKK JKG KTP KTK KTG = Faktor Koreksi 2 Y.. = pk = Jumlah Kuadrat Total = Y ij 2 - FK = Jumlah Kuadrat Perlakuan = 1 Y i. 2 - FK k = Jumlah Kuadrat Kelompok = 1 Y.j 2 - FK p = Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKP - JKK = JKP/p-1 = JKK/k-1 = JKG/(p-1)(k-1) Keterangan : p : Jumlah Perlakuan k : Jumlah Kelompok Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 30

5. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H 0 ) yang diajukan sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan atau kelompok terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis alternatif (H a ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan atau kelompok yang berbeda. Hipotesis dilakukan pada perlakuan dan kelompok. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut : Pengruh perlakuan : H 0 : µ 1 = µ 2 =... = µ p ; p = jumlah perlakuan H a : µ i µ p ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan Pengaruh kelompok : H 0 : µ 1 = µ 2 =... = µ k ; k = jumlah kelompok H a : µ j µ k ;j = kelompok; k = jumlah kelompok Kesimpulan dari hasil percobaan sama halnya dengan pengambilan kesimpulan pada percobaan dengan RAL, tetapi kesimpulan diambil berdasarkan hasil perbandingan F hit pada perlakuan dan kelompok. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 31

Latihan: Dari hasil penelitian yang berjudul Pengaruh pemberian Bioplus terhadap pertambahan berat badan sapi Pesisir masa pertumbuhan, diperoleh pertambahan berat badan sapi sebagai berikut (kg/minggu) Ulangan Jumlah Rataan Perlakuan 1 2 3 4 P1 1.74 2.11 1.99 1.94 7.78 1.95 P2 1.94 1.84 2.13 1.95 7.86 1.97 P3 1.95 1.98 1.81 2.12 7.86 1.97 P4 1.97 1.86 2.12 1.98 7.93 1.98 P5 1.95 1.98 1.87 1.71 7.51 1.88 Jumlah 9.55 9.77 9.92 9.70 38.94 C. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) Rancangan ini digunakan apabila satuan-satuan percobaan tidak dapat diusahakan seragam, sehingga harus dilakukan pengelompokan, sedangkan pengelompokkan tersebut harus dilakukan dua arah (ada 2 hal dalam lingkungan percobaan yang harus dikelompokan). Dalam rancangan ini, pengelompokkan dilakukan berdasarkan baris dan kolom, jumlah perlakuan, jumlah kolom dan jumlah baris haruslah sama, itulah sebabnya rancangan ini disebut bujur sangkar latin. Dalam bidang peternakan, umumnya digunakan pada objek percobaan ternak besar. Pengacakan dilakukan pada kelompok secara dua arah pada kolom dan baris, sehingga masing-masing perlakuan ada pada setiap baris dan kolom. 1. Model Additif linier Y ijk = µ + α i + Β j + Κ k + ε ijk Keterangan : µ = rata-rata umum α i Β j = Pengaruh perlakuan ke i = Pengaruh baris ke j Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 32

Κ k ε ijk = Pengaruh kolom ke k = galat percobaan 2. Tabulasi data Baris Kolom I II III IV Jumlah Rataan 1 Y(i) 11 Y(i) 12 Y(i) 13 Y(i) 14 Y.1. Y.1. 2 Y(i) 21 Y(i) 22 Y(i) 23 Y(i) 24 Y.2. Y.2. 3 Y(i) 31 Y(i) 32 Y(i) 33 Y(i) 34 Y.3. Y.3. 4 Y(i) 41 Y(i) 42 Y(i) 43 Y(i) 44 Y.4. Y.4. Jumlah Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y Rataan Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y Perlakuan Jumlah Rataan A Y (1).. Y (1).. B Y (2).. Y (2).. C Y (3).. Y (3).. D Y (4).. Y (4).. 3. Tabel Sidik Ragam Sumber Keragaman Perlakuan Derajat Bebas p-1 Jumlah Kuadrat JKP Kuadrat Tengah KTP Nilai F hitung KTP/KTG Nilai F table 5% 1% Baris p-1 JKB KTB KTB/KTG Kolom p-1 JKK KTK KTK/KTG Galat/Sisa p-1(r-2) JKG KTG Total P 2-1 JKT Perhitungan : FK, JKT dan JKP sama dengan RAL dan RAK JKP = JKBaris = 1 p 2 Y. j - FK. JKKolom JKG = 1 p 2 Y..k - FK = JKT JKP JKBaris - JKKolom Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 33

4. Koefisien Keragaman (KK) Salah satu yang perlu dilihat dalam perhitungan data peubah yang diukur adalah KK, yaitu hasil perbandingan antara akar kuadrat tengah sisa dengan rata-rata umum dari data, yang dinyatakan dalam persen. Nilai KK dapat menggambarkan seberapa besar keragaman data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai KK, menunjukkan data untuk perlakuan yang sama relatif seragam. KK = KTG Y.. X 100% Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 34

XI. UJI LANJUT Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan), maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian, kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan Uji Lanjut. Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3 macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dan Uji Berganda Duncan (DMRT). 1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD). Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (ratarata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada Table t. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut : BNT α = t α/2, dbs. S y 2KTG = t α/2, dbs u Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **). 2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 35

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst. 4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNT α. 5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata). 6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji. Contoh : Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut : A = 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66 Selisih antara rataan perlakuan : A-C = 0.20 C - B = 0.57 B-D = 0.12 Nilai uji pembanding : BNT α = t α/2, dbs. S = t α/2, = 2.12 X dbs y 2 KTG u 2(0.033) 5 t α/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan (α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel Sidik Ragam, dengan db=16 = 2.12X 0.115 = 0.2436 Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji: A C= 0.20 < 0.2436 A - C ns Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 36

C B = 0.57 > 0.2436 B - C* B - D = 0.12 < 0.2436 B - D ns Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh : A C B D a t a u A a C a B b D b Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut: PERLA- Ulangan Total Rataan KUAN 1 2 3 4 5 A 0% 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77 a B 5% 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54 b C 10% 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97 a D 15% 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66 b 104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05). Kesimpulan : Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05). 2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference (HSD) Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut : BNJ α = q α, p, dbs. S y = q α/2, dbs KTG u Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 37

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya). 3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst. 4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJ α. 5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata). 6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji. Contoh : Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut : A= 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66 Selisih antara rataan perlakuan : A-C = 0.20 C - B = 0.57 B-D = 0.12 Nilai uji pembanding : BNJ α = q α,p, dbs. S = q α,p, dbs y KTG u KTG = 4,05 X u = 4,05 X 0.081 = 0.329 q α/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan (α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel Sidik Ragam, dengan dbs = 16 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 38

Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji: A C= 0.20 < 0.329 A - C ns C B = 0.57 > 0.329 B - C* B - D = 0.12 < 0.329 B - D ns Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh : A C B D a t a u A a C a B b D b Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut: PERLAKUAN Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5 A 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77 a B 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54 b C 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97 a D 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66 b 104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05). Kesimpulan : Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05). 3. Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT). Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang dibandingkan. Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F nya adalah berbeda nyata (* atau **). 2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya). Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 39

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking, misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst. 4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSR α. 5. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q) dengan hasil S y. 6. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata). 7. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji. Contoh : Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT) Rangking dari rerata perlakuan P2 = 95.93 P4 = 93.39 P3 = 92.19 P1 = 89.77 Nilai Uji pembanding Sy = KTG u = 1.1527 5 = 0.480 Tabel SSR dan Jumlah P LSR 2 3 4 SSR 0.05 3.00 3.15 3.23 0.01 4.13 4.34 4.45 LSR 0.05 1.44 1.51 1.55 0.01 1.98 2.08 2.14 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 40

Tabel DMRT Perlakuan Selisih LSR 0.05 0.01 Keterangan P2-P4 2.52 1.44 1.98 ** P2-P3 3.72 1.51 2.08 ** P2-P1 6.16 1.55 2.14 ** P4-P3 1.20 1.44 1.98 ns P4-P1 3.62 1.51 2.08 ** P3-P1 2.42 1.44 1.98 ** Keterangan : ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01) ns Berbeda tidak nyata (P>0.01) Hasil Uji Lanjut DMRT = P2 a, P4 b, P3 b, P1 c Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut: Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 5 Jumlah Rataan p.1 88.97 89.92 90.48 90.71 88.77 448.85 89.77 c p.2 95.47 94.12 95.63 96.58 97.86 479.66 95.93 a p.3 92.22 91.67 92.70 91.56 92.80 460.95 92.19 b p.4 91.67 93.38 92.91 93.49 95.48 466.93 93.39 b Total 368.33 369.09 371.72 372.34 374.91 1856.39 Rataan 92.08 92.27 92.93 93.09 93.73 92.82 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 41

XII. PERCOBAAN BERFAKTOR Faktor adalah sejenis perlakuan, misalnya perlakuan pemberian tepung beras dalam pembuatan dodol susu. Dalam perlakuan akan terdiri dari beberapa macam, misalnya pemberian 10% tepung beras, 15% dan 20%. Banyaknya pemberian tepung atau level pemberian tepung beras disebut juga taraf perlakuan. Sehingga dalam sejenis faktor perlakuan terdiri dari beberapa taraf perlakuan. Dalam rancangan faktorial, jumlah faktor perlakuan dapat terdiri dari dua faktor atau lebih. Percobaan faktorial dapat juga menggunakan rancangan RAL, RAK dan RBL sebagai rancangan lingkungannya. Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan faktorial biasanya dilakukan untuk penelitian yang bertujuan melihat pengaruh dua jenis atau lebih perlakuan sekaligus, dan melihat adanya kemungkinan interaksi antar faktor perlakuan yang digunakan. Dalam penentuan faktor pelakuan, harus dilandaskan pada teori bahwa kemungkinan adanya interaksi memang ada. Percobaan ini juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui apakah beda pengaruh dua taraf suatu faktor bergantung atau tidak pada taraf-taraf faktor lainnya. Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa penggunaan probiotik Starbio dalam ransum unggas dapat mengoptimalkan penggunaan protein ransum yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa prosentase pemakaian protein dalam ransum dapat diturunkan jika ransum menggunakan probiotik Starbio. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu penelitian yang menggunakan percobaan faktorial dengan faktor-faktornya adalah : Faktor A = penggunaan probiotik Starbio dalam ransum Faktor B = persentase protein ransum Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan tersebut. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis dan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 42

didasarkan pada teori yang ada serta penelitian-penelitian terdahulu. Misalnya penelitian terdahulu melaporkan bahwa penggunaan probiotik Starbio sebanyak 0,25% sudah memberikan hasil yang baik, sedangkan pemakaian 0,75% tidaklah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan penggunaan 0,50%. Berdasarkan hal tersebut, kita menganggap penggunaan probiotik Starbio perlu dilihat lagi, bagaimana pengaruhnya jika di kombinasi dengan persentase protein ransum yang diturunkan dari pemakaian biasa. Sedangkan penggunaan 0,50% dipakai dengan asumsi ada kemungkinan hasilnya lebih baik dibanding penggunaan 0,25%, dan 0,00% adalah sebagai kontrol. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis, maksudnya taraf perlakuan memiliki jarak yang sama antar masing-masingnya, seperti 0,00 %, 0,25% dan 0,50%. Percobaan dapat dirancang memiliki taraf-taraf perlakuan sebagai berikut :A1= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0% A2= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,25% A3= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,50% B1= ransum 21% protein B2= ransum 19% protein B3= ransum 17% protein Taraf-taraf dari masing-masing faktor tersebut akan saling berinteraksi, karena adanya kombinasi dari tiap taraf, misalnya kombinasi taraf perlakuan a1b2, sehingga dihasilkan 9 perlakuan kombinasi. Pengaruh dari setiap kombinasi terhadap peubah yang kita ukur belum tentu sama. Jadi keuntungan dari percobaan ini yaitu mampu mendeteksi respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta interaksi antar dua faktor (pengaruh sederhana). Sebagai ilustrasi dapat disajikan sebagai berikut : Faktor A (a) Pengaruh utama faktor A Faktor B (b) Pengaruh utama faktor B Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 43

Tidak ada interkasi Ada interaksi B 0 B 0 B 1 Faktor A Faktor A B 1 Ada interaksi B 0 Faktor A (c) Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B Gambar (a) dan (b) menyajikan respon dari masing-masing faktor, sedangkan gambar (c) menunjukkan pengaruh faktor A pada berbagai kondisi faktor B. Khusus untuk Gambar (c) terlihat tiga kemungkinan yaitu pola pertama menunjukkan respon faktor A pada kondisi B 0 dan B 1 osejajar. Pola seperti ini mengandung makna tidak adanya interaksi antara faktor A dengan faktor B. Pola kedua dan ketiga menunjukkan respon faktor A pada kondisi B 0 dan B 1 merujuk pada perpotongan. Pola ini mengandung makna adanya interaksi antara faktor A dan faktor B. Dengan demikian ada tidaknya pengaruh interaksi dapat dideteksi dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang lain. 1. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap Rancangan ini dipilih jika faktor perlakuan dalam penelitian ada dua buah dan keseragaman dalam setiap satuan percobaan dapat diusahakan, misalnya keseragaman objek penelitian (berat ayam, umur dll), keseragaman dalam tatalaksana pemeliharaan serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan. a. Model linier aditif rancangan yaitu : B 1 Y ijk Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 44

3. = nilai tengah umum α i = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i β j = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j ε ijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = ulangan b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, yang masingmasingnya kita ulang 2 kali, sehingga kita memerlukan 3 X 3 X 2 buah satuan percobaan atau 18 buah. Pengacakan dilakuan untuk keseluruhan satuan percobaan yang ada atau sering disebut Random. Dalam skripsi, percobaan ini biasa ditulis sebagai berikut : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 X 3, yang masing-masing mengalami dua kali ulangan. Penulisan 3 X 3, artinya percobaan ini terdiri dari 3 taraf untuk faktor pertama dan 3 taraf untuk faktor kedua. Sehingga dihasilkan sembilan kombinasi perlakuan sebagai berikut : b1 = a1b1 a1 b2 = a1b2 b3 = a1b3 b1 = a2b1 a2 b2 = a2b2 b3 = a2b3 b1 = a3b1 a3 b2 = a3b2 b3 = a3b3 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 45

a1b2.1 A2b2.1 a3b2.1 a1b1.2 a2b3.2 a2b1.1 a3b1.1 a1b1.2 a1b2.2 a3b1.2 a1b3.1 a3b3.2 a2b1.2 a2b3.1 a3b3.1 a1b3.2 a3b2.2 a2b2.2 c. Analisis statistik Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova), berdasarkan rumus-rumus perhitungannya. Tabel 1. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAL. Faktor B Faktor A Ulangan Jumlah b 1 b 2 b 3 Rataan 1 Y a 111 Y 121 Y 131 Y 1.1 Ỹ 1.1 1 2 Y 112 Y 122 Y 132 Y 1.2 Ỹ 1.2 Sub Total Y 11. Y 12. Y 13. Y 1.. Ỹ 1.. a 2 1 Y 211 Y 221 Y 231 Y 2.1 Ỹ 2.1 2 Y 212 Y 222 Y 232 Y 2.2 Ỹ 2.2 Sub Total Y 21. Y 22. Y 23. Y 2.. Ỹ 2.. a 3 1 Y 311 Y 311 Y 331 Y 3.1 Ỹ 3.1 2 Y 312 Y 312 Y 332 Y 3.2 Ỹ 3.2 Sub Total Y 31. Y 32. Y 33. Y 3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y. 2. Y.3. Y Ỹ Rataan Ỹ.1. Ỹ. 2. Ỹ.3. Sidik ragam adalah alat untuk menguji data dari peubah yang diukur berdasarkan hipotesis, sering juga disebut dengan uji F. Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut : Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 46

Sumber Keragama n (SK) Derajat Bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hit. A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG AB (a-1)(b- 1) JKAB KTAB KTAB/KTG Galat ab(r-1) JKG KTG - Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : ulangan F Tabel 5% 1% Perhitungannya adalah : FK = Faktor Koreksi Y 2 = abr JKT JKA JKB JKAB = Jumlah Kuadrat Total = Y ijk 2 - FK = Jumlah Kuadrat Faktor A 1 2 = Y - FK br i.. = Jumlah Kuadrat Faktor B 1 2 = Y.j. - FK ar = Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B = 1 r Y 2 ij. - FK - JKA - JKB JKG = JKT JKA - JKB - JKAB Setelah perhitungan selesai, maka seluruh hasil perhitunga dimasukkan dalam tabel sidik ragam. Untuk penghitungan Kuadrat Tengah (KT), dilakukan dengan membandingkan antara kolom Jumlah Kuadrat (JK) dengan kolom Derajat bebas (Db). Contoh : KTA = JKA/(a-1) Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 47

Dari table sidik ragam akan diperoleh nilai F hitung, yang kemudian akan dibandingkan dengan F tabel, sebagaimana yang telah dipelajari pada Rancangan lingkungan RAL, RAK, dan RBL. 2. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok a. Model linier rancangan yaitu : Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ρ k + ε ijk Y ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan 4. = nilai tengah umum α i = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i β j = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j ρ k = pengaruh kelompok ke - k ε ijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - k dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = kelompok b. Lay out Percobaan Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, memerlukan 3 X 3 buah satuan percobaan untuk setiap kelompok percobaan, misalnya kelompok dalam percobaan ini ada dua buah, sehingga satuan percobaannya adalah 18 buah. Pada percobaan faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, lay outnya adalah sebagai berikut : Kel I a1b2 a2b2 a3b3 a2b3 a3b1 a3b2 a1b1 a1b3 a2b1 Kel II a3b1 a2b2 a1b1 a2b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a3b3 Pengacakan dilakukan hanya pada kelompok dalam percobaan. c. Analisis Statistik Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 48

badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova), berdasarkan rumus-rumus perhitungannya. Faktor A Tabel 2. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAK. Kelompok Faktor B b 1 b 2 b 3 Jumlah Rataan 1 Y a 111 Y 121 Y 131 Y 1.1 Ỹ 1.1 1 2 Y 112 Y 122 Y 132 Y 1.2 Ỹ 1.2 Sub Total Y 11. Y 12. Y 13. Y 1.. Ỹ 1.. a 2 1 Y 211 Y 221 Y 231 Y 2.1 Ỹ 2.1 2 Y 212 Y 222 Y 232 Y 2.2 Ỹ 2.2 Sub Total Y 21. Y 22. Y 23. Y 2.. Ỹ 2.. a 3 1 Y 311 Y 311 Y 331 Y 3.1 Ỹ 3.1 2 Y 312 Y 312 Y 332 Y 3.2 Ỹ 3.2 Sub Total Y 31. Y 32. Y 33. Y 3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y. 2. Y.3. Y Ỹ Rataan Ỹ.1. Ỹ. 2. Ỹ.3. Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2 Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut : Sumber Keragama n (SK) Deraja t Bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hit. A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG AB (a-1)(b- 1) JKAB KTAB KTAB/KTG Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG Galat JKG KTG - (ab-1)(r- 1) Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : kelompok F Tabel 5% 1% Perhitungannya adalah : Y 2 FK = abr Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 49

JKT = Y ijk 2 - FK 1 JKA = Y br i.. 2 1 JKB = Y ar.j. 2 - FK - FK JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok 1 = Y..k 2 - FK ab 1 JKAB = Y ij. 2 - FK - JKA - JKB r JKG = JKT JKA - JKB - JKAB - JKK 3. Percobaan berfaktor Split plot design Dalam percobaan faktorial terdahulu, diasumsikan bahwa semua kombinasi perlakuan akan dicobakan pada satuan-satuan percobaan menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK dan RBL. Tetapi sesungguhnya masih ada prosedur pengacakan yang lain, yang biasa disebut Split Plot Design atau petak-terbagi, yang merupakan bentuk khusus dari rancangan kelompok tak lengkap. Perbedaab mendasar dari percobaan faktorial terdahulu adalah, adanya penempatan petak utama (Whole plot) yang kemudian dibagi-bagi menjadi anak-petak (subplot) dengan taraf-taraf perlakuannya. Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan : a. Bila beberapa perlakuan yang berhubungan dengan taraf dari satu atau lebih faktor memerlukan bahan percobaan yang lebih banyak daripada perlakuan yang berhubungan dengan faktor lain. Ini biasa ditemukan pada percobaan-percobaan lapangan, laboratorium, industri, maupun sosial. Misalnya percobaan yang dilakukan untuk Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 50

membandingkan kualitas penyimpanan es krim yang dibuat dari berbagai resep dan disimpan pada berbagai suhu. Untuk setiap resep akan dibuat es krim pada batch yang besar, kemudian dibagi-bagi untuk tempat penyimpanan dan suhu yang berbeda-beda. b. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Faktor yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi diletakan sebagai subplot, sedangkan faktor lainnya sebagai main plot. c. Pengembangan dari percobaan yang telah ada. Misalnya pada awalnya sudah dilakukan penelitian mengenai produktifitas dari berbagai jenis varietas, kemudian sipeneliti ingin mengembangkan penelitian dengan menambah efektifitas pemupukan, hal ini dapat dilakukan dengan menambah anak-anak petak pada masing-masing petak varietas sebelumnya. d. Kendala pengacakan dilapangan, jika salah satu faktor yang dicobakan tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit yang lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain. Misalnya adalah percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor). Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa perbedaan varietas tanaman rumput akan berbeda dalam hal pemanfaatan Nitrogen dalam tanah. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu penelitian yang menggunakan rancangan split plot dengan faktor utama adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang ditempatkan sebagai petak utama, sedangkan sebagai anak petak adalah berbagai varietas rumput Gajah. Faktor A = penggunaan pupuk N Faktor B = Varietas rumput Gajah Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan tersebut. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 51

a. Model linier aditif rancangan yaitu : Y ijk Y ijk = µ + ρ k + α i + δ ik + β j + (αβ) ij + ε ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan µ = nilai tengah umum ρ k = Pengaruh kelompok ke -k α i = pengaruh perlakuan dari faktor A ke i δ ik = Galat 1 (pengaruh acak dari petak utama) β j = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j ε ijk = galat 2 (pengaruh acak dari anak petak) i = Faktor perlakuan A (Petak utama) j = Faktor perlakuan B (Anak petak) k = kelompok b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita hendak menguji faktor A dengan tiga taraf dalam dua kelompok dengan menggunakan rancangan lingkungan RAK. Faktor kedua B, dengan tiga taraf, dapat ditumpang tindihkan dengan membagi setiap petak utama A, menjadi tiga anak petak dan memberika ketiga perlakuan B ke masingmasing anak petak. Setelah pengacakan denahnya mungkin sebagai berikut: Kelompok 1 a1b2 a3b2 a2b3 a1b3 a3b1 a2b1 a1b1 a3b3 a2b2 a1 a3 a2 Kelompok 2 a3b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a2b1 a3b3 a1b1 a2b2 a3 a1 a2 Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 52

c. Analisis Statistik Tabel 3. Tabulasi data rancangan split plot Petak Anak Petak Kelompok Utama b 1 b 2 b 3 Jumlah Rataan 1 Y a 111 Y 121 Y 131 Y 1.1 Y 1.1 1 2 Y 112 Y 122 Y 132 Y 1.2 Y 1.2 Sub Total Y 11. Y 12. Y 13. Y 1.. Y 1.. a 2 1 Y 211 Y 221 Y 231 Y 2.1 Y 2.1 2 Y 212 Y 222 Y 232 Y 2.2 Y 2.2 Sub Total Y 21. Y 22. Y 23. Y 2.. Y 2.. a 3 1 Y 311 Y 311 Y 331 Y 3.1 Y 3.1 2 Y 312 Y 312 Y 332 Y 3.2 Y 3.2 Sub Total Y 31. Y 32. Y 33. Y 3.. Y 3.. Total Y.1. Y. 2. Y.3. Y Y Rataan Y.1. Y. 2. Y.3. Tabel Sidik Ragam Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2 Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hit. Kelompok r-1 JKA KTA KTK/KTG1 A a-1 JKA KTA KTA/KTG1 Galat 1 (a-1)(r-1) JKG 1 KTG 1 - B b-1 JKB KTB KTB/KTG2 AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG2 Galat 2 a(b-1)(r-1) JKG 2 KTG 2 - Total abr-1 JKT F Tabel 5% 1% Perhitungannya adalah : FK Y 2 = abr JKT = Y ijk 2 FK 1 JKK = Y..k 2 - FK ab 1 JKA = Y br i.. 2 - FK Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 53

1 JKGalat1 = Y i.k 2 - JKK JKA- FK b 1 JKB = Y.j. 2 ar - FK 1 JKAB = Y ij. 2 r - FK - JKA - JKB JKG2 = JKT JKK - JKA JKG1 - JKB - JKAB Contoh soal percobaan pola faktorial dengan RAL : Tabel data penelitian : konsumsi ternak puyuh (gr/ekor/hari) Probiotik Ulangan Persentase protein ransum Jumlah Rataan b 1 b 2 b 3 a 1 2 21 26 33 1 32 36 42 3 19 21 26 Sub Total 72 83 101 256 1 37 39 50 a 2 2 38 45 54 3 27 44 54 Sub Total 102 128 158 388 1 35 34 33 a 3 2 32 33 29 3 29 28 25 Sub Total 96 95 87 278 Total 922 Rataan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 54

Contoh soal percobaan pola Split Plot dengan RAL : Petak Anak Petak Kelompok utama b 1 b 2 b 3 Jumlah Rataan a 1 2 21 26 33 1 32 36 42 110 3 19 21 26 Sub Total 72 83 101 256 1 37 39 50 126 a 2 2 38 45 54 3 27 44 54 Sub Total 102 128 158 388 1 35 34 33 102 a 3 2 32 33 29 3 29 28 25 Sub Total 96 95 87 278 Total 922 Rataan Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 55

XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian adalah suatu penyelidikan terencana yang kritis dan sistematis dalam mencari fakta, dan prinsip-prinsip untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian penelitian haruslah dilaksanakan dengan suatu prosedur dan teknik tertentu sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Prosedur dan teknik tersebut disusun dalam suatu rencana yang lengkap dalam bentuk proposal penelitian. Setidaknya terdapat tujuh hal yang tercakup dalam prosposal penelitian, yaitu: perumusan masalah, perumusan tujuan dan kegunaan penelitian, penentuan metode penelitian, penentuan tempat penelitian, penentuan waktu penelitian, penentuan personalia penelitian, dan penentuan anggaran penelitian. Dalam penelitian bidang eksakta umumnya data dihasilkan dari pengukuran variabel-variabel yang bersifat kuantitatif walaupun ada sebahagian kecil penelitian yang menggunakan variabel kualitatif. Oleh sebab itu teknik analisis data yang banyak digunakan dalam bidang eksakta adalah Statistik Parametrik. Selain teknik-teknik analisis data dalam Statistik Parametrik terdapat pula berbagai teknik analisis data dalam statistik Nonparamaterik, terutama untuk pengukuran-pengukuran dengan variabel kualitatif yang dikuantitatifkan. Namur pada makalah ini pembahasan dibatasi pada analisis data dalam Stastistik Paramerik. Dua teknik analisis data yang akan dibahas adalah Sidik Ragam dan Analisis Regresi. Analisis ragam untuk penelitian yang menggunakan pembandingan perlakuan atau populasi sedangkan analisisi regresi adalah untuk penelitian yang mempelajari hubungan antar variabel. Untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan dari suatu penelitian dibutuhkan pengolahan dan analisis data. Data yang telah dikumpulkan baik melalui percobaan maupun melalui survei masih merupakan data mentah. Agar data tersebut bermanfaat dalam memberikan garnbaran tentang objek yang sedang diteliti, maka data Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 56

tersebut perlu disederhanakan, diolah, dan dianalisis sesuai dengan rancangan analisis data. Alat yang digunakan untuk analisis data kuantitatif atau numerik adalah statistik. Secara, umum analisis statistik dapat dibagi atas dua kategori, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik induktif. Dengan Statistik Deskriptif, data yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan, ditata, disederhanakan, dan ditampilkan baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik. Sedangkan dengan Statistik Induktif, data yang diperoleh dari lapangan tidak hanya disederhanakan dan disajikan, melainkan juga digunakan untuk pendugaan dan pengujian hipotesis mengenai parameter populasi menurut variabel yang diukur. Pendugaan parameter dapat berupa pendugaan satu titik yaitu memberikan satu nilai dugaan untuk parameter yang diteliti, dan dapat pula berupa pendugaan interval yaitu dengan memberikan batas atas dan batas bawah nilai-nilai dugaan parameter tersebut. Untuk pendugaan interval dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu terhadap sebaran data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan berbagai macam bentuk pengujian yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik. Antara lain untuk membandingkan nilai parameter satu populasi dengan suatu skala dapat digunakan uji Z atau uji t. Demikian pula untuk membandingkan parameter dua populasi digunakan uji yang sama. Untuk membandingkan parameter tiga populasi atau lebih digunakan analisis ragam atau uji F. Untuk menguji kebebasan antara, variabel nominal dengan variabel nominal lain dapat digunakan uji Khi-Kuadrat. Untuk menganalisis dan menguji keeratan dan bentuk hubungan antar satu variabel dengan atau lebih variabel lainnya dapat digunakan analisis regresi dan korelasi. Berbagai metoda analisis dapat digunakan dalam penelitian ilmiah kuantitatif. Analisis-analisis yang menekankan pendugaan dan pembandingan parameter populasi disebut dengan metoda statistik parametrik. Sedangkan analisis yang tidak menekankan kepada parameter populasi atau sebaran data Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 57

populasi, disebut metode statistik non parametrik. Sebagai contoh disini adalah analisis data dan pembahasan dari hasil sidik ragam. Berdasarkan hasil penimbangan ayam pada umur 6 minggu, diperoleh rerata pertambahan berat badan untuk masing-masing unit percobaan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata pertambahan badan ayam broiler selama penelitian (gram/ekor) Level Probiotik Level Penambahan Lemak (%) Starbio (%) 0 4 8 Rerata SE 0 1091.01 ab 1246.64 ab 1044.33 b 1133.99 B 127.07 0.25 1210.01 ab 1385.83 a 1216.5 ab 1270.78 A 132.80 0.5 1273.82 ab 1279.45 ab 1067.52 b 1206.93 AB 123.78 Rerata 1198.28 AB 1303.97 A 1109.45 B 1203.90 SE 131.17 92.81 111.74 Rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) pada interaksi Faktor A dan B, namun berbeda nyata terhadap Faktor A (P<0.05) dan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan Faktor B. Tetapi dari hasil uji lanjut dengan Tukey HSD, interaksi memperlihatkan pengaruh yang nyata. Hal ini juga didukung dengan grafik garis gambar 1 antara faktor tunggal yang memperlihatkan adanya interaksi. Pada gambar terlihat terjadinya perpotongan antara garis masing-masing faktor tunggal, yang menunjukkan terjadinya interaksi dititik tersebut. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 58

1350 1300 1250 1303.97 1270.78 1200 1150 1100 1198.28 1133.99 1206.93 1109.45 Rerata probiotik Starbio Rerata Lemak 1050 1000 1 2 3 Gambar1. Rerata masing-masing taraf dari kedua faktor perlakuan. Pertambahan berat badan (gram) 1400 1200 1000 800 600 400 200 1273.82 1210.01 1210.01 1385.83 1385.83 1279.45 1216.5 1216.5 1067.52 Probiotik 0.00 % Probiotik 0.25% Probiotik 0.50% 0 1 2 3 Penambahan lemak (0%, 4% dan 8%) Gambar 2. Perbandingan rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian. Dari hasil uji lanjut pada perlakuan Faktor B, meskipun secara rerata faktor B2 adalah yang tertinggi angkanya, namun setelah diuji tidak ada perbedaan antara perlakuan faktor B1 dengan B2, serta antara B1 dan B3. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pemakaian lemak 4% tidak berbeda hasilnya dengan 0%, namun pemakaian lemak 8% juga tidak berbeda dengan 0%, sedangkan jika dibandingkan antara Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 59

pemakaian lemak 4% dan 8% barulah menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). Sedangkan hasil penelitian Suhaemi (1998), pemakaian lemak ayam 4% dan 8% (tanpa suplementasi probiotik Starbio, dan kandungan protein yang sama) menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian lemak ayam memang baru akan nampak jika kondisi protein dan energi ransum seimbang, sejalan dengan pendapat Wahyu (1992), bahwa perbaikan pertumbuhan ternak ayam ditentukan dari adanya keseimbangan protein dan energi. Berdasarkan perlakuan yang ada, penambahan lemak 4% mejadikan protein kasar 19% dalam ransum, dan penambahan lemak 8% protein kasar ransum menjadi 17%. Sehingga terlihat behwa suplementasi probiotik Starbio memang berperan untuk meningkatkan protein ransum, namun terbatas sampai 2% saja, sedangkan peningkatan level probiotik menjadi 0.50%, tidak mampu meningkatkan protein ransum yang lebih rendah 4% (yaitu pada penambahan lemak ayam 8% dalam ransum). Dapat dikatakan bahwa peran lemak ayam akan nampak meskipun kandungan protein kasar ransum diturunkan sebesar 2%, namun dilakukan upaya untuk meningkatkan kandungan protein ransum tersebut dengan penambahan probiotik Starbio. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 60

XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN Komunikasi hasil penelitian merupakan tahap terakhir dalam proses penelitian. Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa dilakukan komunikasi kepada orang lain, baik dalam satu kelompok maupun pada kelompok lain maka hanya akan menjadi peninggalan yang tidak termanfaatkan orang lain. Komunikasi hasil penelitian dapat bersifat tulisan atau lisan. Komunikasi dalam bentuk tulisan adalah berupa laporan ilmiah dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan komunikasi dalam bentuk lisan adalah berupa seminar, work shop, symposium dll. Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi ilmiah dalam bentuk tulisan atau karya ilmiah antara lain adalah : 1. Karya ilmiah ditulis secara sistematis, komunikatif, mudah diikuti dan menarik. 2. Ditulis dengan baik dan mempunyai estetika dan keindahan. 3. Lugas, jelas dan langsung pada masalah serta tidak berbelit-belit. 4. Harus produktif, tidak menghabiskan waktu saat membacanya, dan dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca. 5. Karya ilmiah ditulis secara logika (masuk akal), dengan data sesuai fakta. 6. Aktual dan ditulis dengan bahasa yang baik dengan memperhatikan system tata bahasa. Komunikasi karya ilmiah secara lisan (seminar) lebih mudah dilaksanakan, tetapi mempunyai keterbatasan yang dapat merugikan. Misalnya waktu yang disediakan, penguasaan alat-alat bantu yang kurang dan penguasaan isi laporan ilmiah yang akan dipresentasikan. Beberapa hal pokok yang perlu dipresentasikan dalam komunikasi ilmiah secara lisan adalah: a. Judul: hendaklah judul dibuat tepat, dengan bentuk menarik sehingga mendorong pendengar untuk mengikuti ceramah dengan bersemangat. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 61

b. Latar belakang: memuat pandangan umum atau gambaran umum tentang penelitian yang akan/telah dilakukan, menjelaskan alasanalasan mengapa penelitian dilakukan. Hendaknya penyampaian dilakukan dengan singkat dengan tidak memakan waktu. c. Materi dan Metode Penelitian : bagian ini adalah yang terpenting pada seminar tentang usulan penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas dan lengkap namun sitematis, sehingga pendengar dapat memahami dan membayangkan bahkan meniru apa yang akan kita lakukan saat penelitian dilaksanakan. d. Hasil dan Pembahasan: : bagian ini adalah yang terpenting pada seminar tentang hasil penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas dan lengkap namun sitematis, memaparkan fakta-fakta penelitian dilandasi dengan teori-teori yang ada maupun yang baru ditemukan. e. Penutup: Mengemukan kesimpulan dari hasil penelitian serta prospek atau saran untuk kelanjutan penelitian. Teknik berbicara dimuka umum perlu mendapat perhatian, secara ringkas teknik berbicara pada seminar antara lain: a. Tenang, yang perlu didukung dengan : a. keyakinan bahwa data atau alasan yang dikemukakan objektif, b. pekerjaan yang akan atau telah dilakukan sudah terkontrol dengan baik, c. keyakinan bahwa sudah menguasai isi dari seminar melebihi dari pendengar, d. meyakini bahwa pendapat manusia pasti ada kekurangannya dan dapat selalu terjadi perbedaan. e. Diawali dengan latihan-latihan untuk menambah pengalaman. b. Disampaikan dengan suara jelas, dengan stabilitas yang tinggi. c. Jangan membaca secara terus menerus d. Memperhatikan waktu yang tersedia. e. Penguasaan alat-alat peraga/bantu yang disediakan saat seminar. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 62

DAFTAR BUKU TEXT 1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Rineka Cipta. 2. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Steel, Robert G. D. dan James H. Torrie. 1991. P.T. Gramedia. Jakarta. 3. Design and Analysis of Experiments Third Edition. Douglas C Montgomery. John Wiley and Son. USA. 4. Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Prof. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., Ph.D dan Ir. Made Sumertajaya, M.Si. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 63

LAMPIRAN Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 64

PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR TYPE Casio FX 3650P I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL). 1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan menekan MODE clr 2X, sampai muncul 1.SD 2. REG 3.BASE, Tekan angka 1 sehingga muncul dilayar SD, bagian tengah atas. 2. Hapus semua data dengan menekan shift mode clr 1 EXE. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Shift tombol 1, yang memiliki menu S-Sum, hingga muncul 1. Sigma x 2, 2. Sigma x, dan 3. n, kemudian pilih no 3. Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam program SD sudah kosong. 3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. Jika sudah masuk semua, cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2 atau x. 4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) : Y.. 2 FK = tr Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x x 2 jumlah perlakuan X ulangan (p x u) Rumus x ada pada shift S-Sum, tombol 2 Rumus x 2 ada pada tombol x 2 Jadi FK = shift S-Sum, tombol 2, x 2 pu (Jumlah perlakuan X ulangan) 5. Menghitung JKT : Y ij 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x 2 - FK Jadi JKT = shift S-Sum, tombol 1 - FK 6. Data semula dihapus dengan menekan shift mode clr 1 EXE Masukkan semua data Y i. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2 atau x. 7. Menghitung JKP : Y i. 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 65

x 2 - FK Jadi JKP = shift S-Sum, tombol 1 : ulangan - FK 8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 66

PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR TYPE Casio fx 3600 I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL). 1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan menekan MODE 3. Jika sudah aktif, pada layar kalkulator akan terlihat lambang SD di sudut sebelah kanan. 2. Tekan Shift AC untuk menghilangkan data yang mungkin masih ada dalam kalkulator. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Kout 3 untuk melihat jumlah sampel data n. Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam pr ogram SD sudah kosong. 3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. 4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) : Y.. 2 FK = tr Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x x 2 jumlah perlakuan X ulangan (t x r) Rumus x ada pada tombol angka 2, untuk mengeluarkannya tekan Kout 2 Rumus x 2 ada pada tombol, untuk mengeluarkannya tekan Shift Jadi FK = Kout 2 Shift tr (Jumlah perlakuan X ulangan) Untuk memudahkan penghitungan selanjutnya, simpan data FK dengan menekan Shift MR. 5. Menghitung JKT : Y ij 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : x 2 - FK Rumus x 2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya tekan Kout 1 Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya tekan MR Jadi JKT = Kout 1 - MR 6. Data semula dihapus dengan menekan shift AC Masukkan semua data Y i. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali memasukkan data. Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. 7. Menghitung JKP : Y i. 2 - FK Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah : Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 67

x 2 - FK Rumus x 2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya tekan Kout 1 Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya tekan MR Jadi JKP = Kout 1 : jml ulangan - MR 8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus. Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S 68

DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN Oleh : Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011