PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL NOAA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

2. What s the name of picture or symbol in desktop which has fuction to open Program? a. toolbar b. icon c. shortcut d. menu

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL

Memulai IGOS Nusantara

Ringkasan Bab 1. Bab 1 ini akan membahas pemakaian dasar Access secara menyeluruh. Topik-topiknya antara lain:

Membuat Grafik dengan Microsoft Excel

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program aplikasi dengan baik adalah : a. Processor Intel Pentium 1.66 GHz atau yang setara. b. Memori sebesar 512 MB

Membuat File Database & Tabel

KSI B ~ M.S. WULANDARI

TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER

MENGENAL PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA

Panduan Menggunakan Microsoft Project

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

Mengenal Microsoft Word 2010

merge to new document

Modul 6 Mengoperasikan Perangkat Lunak Lembar Sebar (Open Source) 1 KEGIATAN BELAJAR 2

Daftar Isi. 1. Panduan Instalasi Aplikasi PDSR3 2. Panduan Merubah Region dan Language ke format Indonesia 3. Panduan Tambah Formulir Data Pribadi

BAB-II OPERASI TABEL

Membuat File Database & Tabel

I. KEGIATAN BELAJAR 1

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TABEL DATABASE TABEL - KODE BARANG TOKO INFOMART BARANG - NAMA BARANG - HARGA

BAB VI Membuat Tombol Control pada Form

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

DATABASE SQL SERVER. Database SQL Server Halaman 1

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F.753-IZ TAHUN 2002 TENTANG

Paket Aplikasi : Microsoft Office Power Point

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ILWIS JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

PANDUAN APLIKASI 2014

DASAR-DASAR PENGETIKAN DAN EDITING Oleh Ade Sobandi Hendri Winata Rasto

PANDUAN PENGGUNAAN VCLASS PERSIAPAN MATERI BAGI PENGGUNA DOSEN

1. Pendahuluan. 2. Mengaktifkan Microsoft Excell. 3. Mengenal Lingkungan Kerja Microsoft Excell 4. Mengakhiri Microsoft Excell

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Membuat Buku Kerja dengan Microsoft Excel

PENDAHULUAN. Gambar 1.1. GameMaker dari YoyoGames

MENGOPERASIKAN SISTEM OPERASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi Arc View adalah :

1. Desktop Microsoft Windows

MANUAL PROGRAM. Sebelum mulai menjalankan aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan instalasi

MICROSOFT EXCEL INTRODUCTION

Setting local IP address dan subnet mask dari VoIP Gateway tersebut. Berikut adalah cara mengkonfigurasi modem ADSL:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB

DAFTAR ISI HAL SETTING AWAL

PETUNJUK PENGGUNAAN PENGISIAN SASARAN KERJA PEGAWAI DAN REALISASI SECARA ONLINE

Entri dan Modifikasi Sel

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANUAL PENGOPERASIAN JSTOCKINVENTORY Twitter

Isi Username dan Password yang anda miliki kemudian Klik Login. Dashboard Dashboard adalah tampilan ketika anda sudah berhasil login.

SMK BHAKTI NUSANTARA BOJA

PERTEMUAN 4 MENYISIPKAN TABEL

Prosedur Menjalankan Aplikasi Linda

Aplikasi Document Imaging untuk PT. XYZ dapat diakses melalui web browser

Registrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

PENGOLAHAN IDENTIFIKASI MANGROVE

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Microsoft Excel. I. Pendahuluan

Modul 5 Mengoperasikan Perangkat Lunak Lembar Sebar (Open Source) 1 KEGIATAN BELAJAR 2

UJIAN MID SEMESTER GANJIL SMK MUHAMMADIYAH 4 CILEUNGSI

Processor Intel Pentium III 233MHz

Pokok Bahasan Membuat dan Menempatkan Tabel Menempatkan Footnotes Menempatkan Komentar (Comment) Mencetak Dokumen

Membuat Grafik Histogram dan Poligon serta Mencetaknya ke Printer

Pengenalan Microsoft Excel 2007

KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi)

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Cara Membuat Mail Merge di Word 2010

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (hardware) dan piranti lunak yang memadai. Sistem Informasi Geografis ini antara lain:

Mencari Text 2) 3) KTI A : Week 02 (Pembuatan Dokumen)

Memberi Efek Transisi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB VII PERANGKAT LUNAK PENGOLAH TEKS

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Aplikasi ideb Viewer Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)

DAFTAR ISI. Pengantar

Manual Book Aplikasi Sistem Informasi Managemen Aset Bendungan

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

Pemrograman Komputer B

Latihan Soal Ulangan Semester Genap 2015 Matpel TIK Kelas 8

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

dengan XP Embedded :

MICROSOFT POWERPOINT

oleh : idrus, A.Md

Database Management Pengenalan MS. Access 2003

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi perangkat keras minimum: 3. Harddisk dengan kapasitas 4, 3 GB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari Sistem Informasi Geografi(SIG) ini adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

Microsoft PowerPoint 2003

DAFTAR ISI... 2 PENDAHULUAN... 5 PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN... 6 CARA MEMBUKA SITUS... 7 MENU BUKU PELAUT A. GENERAL User Profile...

Transkripsi:

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL NOAA Disusun Oleh: IFRAN D. IMANDA PROYEK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DINAS KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA SELATAN i September 2001

Halaman muka: dirancang oleh Ifran D. Imanda. Ucapan Terima Kasih Prosuder pada buku panduan ini disadur dari buku petunjuk NOM (NOAA Operations Manager) yang dikeluarkan oleh Natural Resources Institute, University of Greenwich, UK. Dihasilkan melalui kerjasama bilateral antara PEMERINTAH INDONESIA DEPARTMEN KEHUTANAN UNI EROPA KOMISI EROPA Natural Resources International Limited BCEOM CIRAD-Forêt Scot Conseil Memorandum Keuangan B7-5041/1/1992/12 (ALA/92/42) Nomor Kontrak IDN/B7-5041/92/644-01 Laporan ini disiapkan atas bantuan keuangan dari Komisi Masyarakat Eropa. Pandangan yang diuraikan dalam laporan ini adalah dari yang terlibat dalam proyek dan bukan merupakan pandangan resmi dari Komisi atau Pemerintahan Indonesia ii

Project Reports Sixteen reports have been prepared since January 1999 by the Forest Fire Prevention and Control Project. Together they cover the field-level prevention, detection and control of vegetation fires in Sumatra and examine the policies and practices that underlie the continuing fires within the island. Titles in the series are: Vegetation fires in Indonesia: operating procedures for the NOAA-GIS station in Palembang, Sumatra. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (January 1999) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia: the presentation and distribution of NOAAderived data. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (January 1999) Vegetation fires in Indonesia: the interpretation of NOAA-derived hot-spot data. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (March 1999) The training of forest firefighters in Indonesia. M.V.J. Nicolas and G.S. Beebe (Joint publication with GTZ). (April 1999) Fire management in the logging concessions and plantation forests of Indonesia. M.V.J. Nicolas and G.S. Beebe (Joint publication with GTZ). (April 1999) A field-level approach to coastal peat and coal-seam fires in South Sumatra province, Indonesia. M.V.J. Nicolas and M.R. Bowen. (April 1999) Vegetation fires in Indonesia: the fire history of the Sumatra provinces 1996-1998 as a predictor of future areas at risk. I.P. Anderson, M.R. Bowen, I.D. Imanda and Muhnandar. (May 1999) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia: a first look at vegetation indices and soil dryness indices in relation to fire occurrence. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (May 1999) Environmental education - with special reference to fire prevention - in primary schools in the province of South Sumatra, Indonesia. With Desa Ilalang, a story for children in Bahasa Indonesia. M. Idris, S. Porte, J.M. Bompard, F. Agustono (illustrator) and staff of FFPCP and Kanwil Kehutanan dan Perkebunan, Palembang, in collaboration with Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tk I, South Sumatra. (July 1999) The sustainable development of tree crops and the prevention of vegetation fires in South Sumatra Province, Indonesia. Jungle rubber. A. Gouyon. (August 1999) Land management in South Sumatra Province, Indonesia. Fanning the flames: the institutional causes of vegetation fires. J.M. Bompard and P. Guizol. (September 1999) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia: reflections on the 1999 fires. I.P. Anderson, I.D. Imanda, and Muhnandar. (August 2000) iii

Fire zones and the threat to the wetlands of Sumatra, Indonesia. I.P. Anderson and M.R. Bowen. (October 2000) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia. Oil palm agriculture in the wetlands of Sumatra: destruction or development? H.J. Sargeant. (February 2001) Anthropogenic fires in Indonesia: a view from Sumatra. M.R. Bowen, J.M. Bompard, I.P. Anderson, P. Guizol and A. Gouyon. Reprinted from, 'Forest fire and regional haze in Southeast Asia' Editors M. Radojevic and P. Eaton. Nova Science, New York, USA. (March 2001) Prosedur Standar Operasional NOAA. I.D. Imanda. (September 2001) Laporan lengkap dapat diperoleh melalui homepage FFPCP: http:/www.mdp.co.id/ffpcp.htm atau melalui: The Project Leader, FFPCP, PO Box 1229, Palembang 30000, Indonesia. Fax number: +62 711 417 137 atau The Counsellor (Development), Delegation of the European Commission, PO. Box 6465 JKPDS, Jakarta 10220, Indonesia. Fax number: +62 21 570 6075 iv

Summary This report supersedes FFPCP Report Number 32 (1997), 'NOAA Standard Operating Procedures' and the later revision by Anderson, I., Imanda, I. and Muhnandar (1999), 'Vegeatation Fires in Indonesia: Operating Procedures for the NOAA-GIS Station in Palembang, Sumatra'. Additional Windows-based planning, capture, processing and archiving software was obtained in September 2000 to upgrade the Palembang NOAA recieving station. This manual provides standard operationg procedures for use of the new software when used to detect and locate fires in Sumatra. Ringkasan Laporan ini menggantikan laporan FFPCP nomor 32 (1997), 'Prosedur Standar Pengoperasian NOAA' dan kemudian direvisi oleh Anderson I, Imanda I dan Muhnandar (1999), berjudul 'Kebakaran Vegetasi di Indonesia: Prosedur Pengoperasian Stasiun NOAA-GIS di Palembang, Sumatera'. Penambahan perencanaan Window-based, menangkap, memproces dan menyimpan piranti lunak yang didapat pada bulan September 2000 untuk mengupgrade Stasiun penerima NOAA Palembang. Panduan ini memberikan petunjuk prosedur pengoperasian untuk menggunakan piranti lunak yang baru dalam mendeteksi dan menentukan kebakaran vegetasi di Sumatera. iv

Daftar Isi Halaman Pengesahan Ucapan Terima Kasih Daftar Laporan-Laporan FFPCP Ringkasan Summary Daftar Isi i i ii iii iv v 1. Pendahuluan Latar Belakang Struktur NOM 2. Pengenalan NOM 3. Beberapa Fungsi Menu NOM Menu Catalogue Menu Application Daily Fire Map -Fire detection -Cloud detection -Remap/Reprojection Fire Latitude Longitude Menu Utilities Menu Windows Menu Help Lampiran 1. Satelit NOAA Lampiran 2. Perencanaan Orbit dan Penangkapan Data Satelit serta Pengkalibrasian Antena Perencanaan Orbit (Orbit Plan) Melihat Ulang Rencana Orbit (Orbit Review) Memperbaharui Data Orbit Satelit Mengkalibrasi Antena Lampiran 3. Mengkonversi Data Koordinat Lampiran 4. Memplotkan Data Koordinat Pada ArcView Lampiran 5. Memperbaharui Data Pada Website v

1. PENDAHULUAN Proyek Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan (FFPCP) yang didanai oleh Uni Eropa berbasis di Palembang, Sumatera Selatan, dan sejak Januari 1996 telah menerima data-data yang diperoleh dari satelit NOAA. FFPCP pada tahun 1999 telah membuat buku panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan petunjuk yang rinci tentang prosedur yang diterapkan FFPCP untuk merencanakan, mengambil, mengolah dan menyimpan data dari satelit NOAA. Data-data tersebut juga dapat di integrasikan ke dalam Sistem Informasi Geographis (GIS) untuk membuat peta kebakaran, pemilahan terhadap vegetasi, dan statistik bio-fisik lainnya. Buku panduan Standar Operasional Prosedur yang terdahulu masih menggunakan sistem pengoperasian yang berbasis pada sistem DOS (Disk Operating System). Di penghujung tahun 1999 sistem komputerisasi mengalami suatu masalah yang dikenal dengan nama Millenium Bug, hal ini menyebabkan sistem pengoperasian komputer mengalami kesalahan dalam sistem kalender atau penanggalan yang sistem waktunya tidak bisa menyesuaikan dengan waktu yang berlangsung saat itu. Masalah tersebut juga berdampak pada sistem komputer yang digunakan oleh FFPCP untuk menginterpretasikan data citra satelit NOAA. Dengan adanya masalah tersebut maka FFPCP merasa perlu untuk memperbaharui sistem komputerisasi yang ada, yaitu dengan memperbaharui peralatan komputer berikut dengan piranti lunaknya. Dan oleh karena itu, Standar Operasional Prosedur yang terdahulu tentunya harus pula diperbaharui dengan SOP yang baru sesuai dengan piranti lunak yang digunakan. Latar Belakang NOM NOM (NOAA Operation Manager) merupakan piranti lunak yang dikembangkan oleh departemen bidang ilmu lingkungan hidup (ESD) di NRI (Natural Resourches Institute) yang berpusat di Inggris. Environmental Sciences Department (ESD) telah mengembangkan suatu pendekatan yang disebut LARST (Local Application of Remote Sensing Techniques) yang memfokuskan dalam pengembangan sistem pengintegrasian yang lengkap dalam penangkapan dan pemrosesan data-data dari satelit (Meteosat, NOAA, SPOT and ERS). Piranti lunak ini telah dirancang untuk dapat mengatasi dan menyesuaikan dengan masalah sistem kalender dan waktu pada komputer yang disebabkan oleh millenium bug. NOM merupakan sistem yang berbeda dengan sistem sebelumnya, sistem pengoperasiannya berbasis pada sistem windows. NOM pada dasarnya dirancang untuk dapat: 1

Menyediakan penggabungan data, memudahkan pemakai atau operator, juga merupakan alat operasional yang dapat menyaring data yang diterima dari NOAA NOM dapat lebih menyesuaikan dengan menyediakan fasilitas export data yang umum dan sederhana sehingga dapat disesuaikan dengan software atau piranti lunak yang digunakan untuk Sistem Informasi Geographis (SIG) dan pemprosesan citra. Lebih fleksibel dalam penggunanaan Sehingga pada prinsipnya NOM bukan merupakan suatu sistem yang digunakan sebagai alat yang dapat digunakan untuk menerima data satelit NOAA ataupun alat yang digunakan untuk penelitian dalam sistem informasi geographis (SIG), tetapi hanya piranti lunak untuk memproses data dari citra satelit NOAA sehingga dapat memberikan hasil atau out-put yang berguna. 2

Struktur NOM NOAA Receiver IMPORT (Preprocessing, Calibration and Geo-Location) VIEWER VEGETATION Indices (NDVI, GEMI, SAVI) CATALOGUE & IMAGE DATA BASE FIRE Detection (Threshold, Contextual) Location (Lat/Long) SURFACE TEMPERATURE - Land (Price, Coll, Franca..) - Water (Split & Triple win.) APPLICATION TOOLS - Cloud masking - Reprojection E X P O R T IDRISI ERDAS IDA BITMAP 3

2. PENGENALAN NOM Dibawah ini akan diuraikan secara umum tentang beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan dalam memproses data citra NOAA dengan menggunakan NOM, serta penjelasan aplikasi yang digunakan untuk pematauan atau pendeteksian titik api. Untuk mengetahui bagaimana cara merencanakan orbit data satelit NOAA serta penerimaan data citra NOAA, tentunya tidak menggunakan NOM tetapi dengan menggunakan software atau piranti lunak yang lain, untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada lampiran 2. Dalam memulai penggunaan NOM terdapat beberapa tahapan kegiatan seperti yang akan dijelaskan di bawah ini; tahapan yang harus dilakukan dalam memulai penggunaan NOM adalah sebagai berikut: Gambar 1. Tahap awal dalam penggunaan NOM. Pada gambar 1 ditunjukkan tahapan untuk memulai menggunakan NOM. Adapun tahap pertama adalah dengan meng-klik panel tombol Start yang berada dibawah tampilan monitor kemudian pilih menu Programs dan kemudian pilih menu NOM. 4

Gambar 2. Tampilan beberapa menu pada NOM. Pada gambar 2 ditunjukkan beberapa tampilan menu pada NOM, beberapa menu terdiri tersebut terdiri dari menu Catalogue, Application, Utilities, Windows dan menu Help. Setiap menu pada NOM memiliki kemampuan dan fungsi yang berlainan tetapi semuanya menu tersebut saling memiliki keterkaitan. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, dapat dilihat seperti yang di jabarkan pada bab selanjutnya. 5

3. BEBERAPA FUNGSI MENU NOM Menu Catalogue Menu catalogue berfungsi sebagai menu pengontrol pada NOM, disebut menu pengontrol karena pada menu catalogue ini dapat digunakan untuk membuka data file citra satelit NOAA, untuk mengimport data citra satelit NOAA, untuk mengatur data file citra satelit yang disimpan pada hardisk, mengkonfigurasi atau men-setup printer dan menu untuk keluar dari tampilan NOM. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Untuk memulai memproses citra NOAA maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan meng-klik sub-menu open atau sub-menu import file kemudian pilih file yang akan di proses. Dengan meng-klik sub-menu open maka semua file yang telah di proses dapat dilihat atau ditampilkan, pada sub-menu ini juga terdapat fasilitas untuk mengimport file. Dengan meng-klik sub-menu import maka data file yang baru ditangkap atau diterima dapat ditampilkan. Data citra satelit yang belum di proses atau yang baru diterima dari receiver/alat penerima data satelit akan berada pada direktori C:\NOAA\Images\Current\, sedangkan data citra satelit yang sudah di proses maka data tersebut harus dipindahkan pada direktori lain atau biasanya citra yang telah di proses disimpan pada direktori C:\NOAA\Images\Archive. Untuk membandingkan antara submenu open dan sub-menu import seperti yang dijelaskan diatas seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 3. Menu catalogue pada NOM beserta Panel short cut-nya, untuk mengimport file. 6

Gambar 4. Tampilan sub-menu open (sebelah kiri) dan sub-menu import (sebelah kanan) untuk memilih file yang akan diproses. Gambar 4 pada di sebelah kanan memperlihatkan bahwa file citra yang terpilih akan tersorot dengan garis biru, file tersebut akan muncul pada kolom file name. Sebelum mengimport file, hal yang bisa dilakukan adalah dengan melihat tampilan awal dari data citra satelit NOAA tersebut, dengan cara mengklik preview. Hal ini akan membantu operator untuk melihat keadaan file atau citra sebelum dilakukan import atau proses selanjutnya. Operator bisa memutuskan apakah data citra satelit ini dapat di import sehingga data citra ini bisa digunakan atau sebaliknya. Apabila operator merasa yakin bahwa data citra satelit itu bisa digunakan maka bisa langsung di import sedangkan apabila data citra satelit tidak bisa digunakan maka proses import data citra satelit bisa di hapus atau dibatalkan dengan cara mengklik cancel. Data citra satelit yang dibatalkan untuk di mport apabila data citra satelit mamperlihatkan keadaan yang hampir 70% tertutup oleh awan sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan atau oleh adanya line distortion pada citra tersebut. Untuk mengetahui penyebab dari adanya line distortion atau garis yang muncul pada citra satelit dapat dilihat pada lampiran 1 tentang kalibrasi antenna. Untuk melihat tampilan awal dari citra yang akan di import seperti yang ditunjukkan pada gambar 5. Gambar 5 memperlihatkan tampilan awal atau preview citra satelit NOAA yang akan di import. Apabila operator merasa yakin bahwa data citra satelit ini bisa digunakan untuk mendapatkan informasi seperti yang diinginkan, maka operator bisa meng-import data citra tersebut dengan cara keluar dari tampilan menu preview dengan mengklik OK, kemudian import file tersebut melalui menu catalogue atau bisa langsung dengan mengklik tombol import. 7

Gambar 5. Tampilan awal atau preview citra yang akan di import. Pada proses import ini, hasil kemajuan proses ini ditunjukan dengan ditampilkannya data citra satelit yang disertai dengan batas garis pantai yang berwarna merah. Tampilan tersebut belum tepat karena data citra satelit belum serasi dengan peta garis pantai sehingga masih memerlukan proses penserasian data citra satelit dengan peta garis pantai atau yang disebut dengan proses Map Move. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Proses Map move ini sangat penting dilakukan karena proses ini merupakan proses penserasian peta digital dengan data citra satelit, semakin baik hasil proses map move ini akan memberikan hasil informasi yang baik pula. Data dari citra NOAA ini memiliki 5 saluran dan untuk melakukan proses map move pada citra siang hari sebaiknya digunakan pada saluran 2 (ch-2) karena pada saluran ini kenampakan garis pantai dapat dilihat dengan jelas, sedangkan proses map move untuk citra malam hari sebaiknya menggunakan saluran 3 (ch-3). Dalam melakukan proses map move ini, beberapa tombol yang berada diatas tampilan bisa digunakan dengan cara meng-klik beberapa tombol tersebut. Tombol up untuk menggerakan ke atas atau naik, tombol down untuk menggerakan ke bawah atau turun, tombol left untuk menggerakan ke samping kiri, tombol right untuk menggerakan ke samping kanan, sedangkan tombol toggle map untuk mengaktivkan atau menampilkan peta garis pantai atau menghilangkannya. 8

Gambar 6. Tampilan proses Map move untuk geokoreksi. Pada proses map move ini areal garis pantai pada bagian sebelah timur Sumatera seperti di sekitar Selat Bangka yang membatasi propinsi Sumatera Selatan dan kepulauan Bangka, belahan timur propinsi Riau atau daerah Kampar dan dumai adalah area yang menunjukkan batas garis pantai yang cukup jelas, untuk hal ini operator dapat menentukan areal lain di Sumatera yang mempunyai kenampakan garis pantai yang cukup jelas. Apabila operator telah merasa yakin dengan process map move, maka operator bisa langsung mengklik tombol OK, dan akan muncul tampilan dengan pesan bahwa apakah proses map move ini akan di simpan atau save? Kemudian langsung klik OK untuk mengakhiri proses ini dan proses import telah berhasil dilaksanakan. Sub-menu catalogue yang lain adalah open. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sub-menu open ini berfungsi untuk melihat dan menampilkan file yang telah berhasil di import atau telah dilakukan proses lebih lanjut, akan tetapi pada sub-menu ini juga masih terdapat fasilitas untuk meng-import file. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 7 yang memperlihatkan tampilan sub-menu open yang memuat informasi dari data citra satelit serta beberapa tombol lanjutan yang memiliki masing-masing fungsi. Gambar 7 memperlihatkan tampilan sub-menu open catalogue yang pada bagian sebelah kiri mempunyai beberapa panel tombol menu lainnya seperti view, report, import, export, quick find, and full search. Fungsi dari beberapa tombol lanjutan itu adalah sebagai berikut: 9

Gambar 7. Tampilan sub-menu open yang memuat data citra satelit dan informasi lainnya Tombol view untuk memperlihatkan kembali citra yang sudah berhasil di import atau telah dilakukan proses lebih lanjut. Pada tombol ini juga tersedia beberapa informasi lainnya yang berkaitan dengan data citra satelit tersebut. Setelah mengklik tombol view maka tampilan yang akan muncul adalah tampilan Region to select. Tampilan ini untuk menegaskan area mana yang menjadi perhatian, dalam hal ini lebih diutamakan daerah yang bebas awan tentunya. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. Apabila area yang menjadi perhatian telah ditentukan maka secara otomatis komputer akan menampilkan area tersebut dalam ukuran yang lebih besar, kemudian akan muncul panel tombol-tombol lainnya seperti yang ditunjukan pada gambar 9. Gambar 8. Tampilan region to select yang menunjukkan area terpilih. Pada gambar 9 diperlihatkan tombol lanjutan dari tombol view, kesemua tombol tersebut tentunya mempunyai fungsi yang berlainan antara yang satu dan yang lainnya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai fungsi dari kesemua tombol tersebut. 10

Gambar 9. Tampilan tombol lanjutan dari tombol view 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Adapun beberapa fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk menampilkan dan mengatur tampilan yang akan dicetak (print out). 2. Untuk menampilkan dan menseleksi batas area yang terpilih pada citra yang sedang ditampilkan (membatasi area yang akan di copy). 3. Untuk mengulang tampilan area yang terpilih atau dalam istilah komputer lebih dikenal dengan paste. 4. Untuk menampilkan area yang terpilih dan dengan mengklik OK pada panel maka tampilan akn diperlihatkan dalam ukuran yang lebih besar atau telah di zoom. (Seperti pada gambar 8). 5. Untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan citra yang sedang ditampilkan (Seperti pada gambar 10). 6. Untuk menampilkan histogram pada setiap saluran/channel dari citra yang ditampilkan. 7. Untuk menampilkan dan merubah tingkat kecerahan pada citra yang ditampilkan (Seperti pada gambar 11). 8. Untuk menampilkan peta garis pantai sehingga batas area yang membatasi daratan dan laut akan jelas terlihat pada citra yang ditampilkan (Seperti pada gambar 11). 9. Untuk menampilkan tanda kursor, tombol ini akan memperlihatkan besarnya ukuran temperatur pada setiap saluran dari citra yang ditampilkan. Dari pengukuran dengan menggunakan kursor ini akan membantu operator dalam menentukan berapa ambang batas temperatur yang bisa digunakan untuk melaksanakan proses selanjutnya misalnya proses pendeteksian titik api (seperti pada gambar 12). 10. Pada dasarnya tombol ini mempunyai fungsi yang sama dengan tombol kursor, hanya pada tombol ini ukuran temperatur yang ditampilkan adalah setiap7 pixel, jadi tampilan akan mengelompokan ukuran temperatur berdasarkan daerah sekitarnya juga atau dengan background information. 11. Untuk menampilkan tombol yang bisa digunakan untuk memodifikasi (menhilangkan atau menambahkan) tingkat kecerahan dan tingkat pantulan pada setiap saluran pada citra yang ditampilkan. 12. Untuk menampilkan menu Help online. 11

Gambar 10. Tampilan yang memperlihatkan informasi citra yang ditampilkan. Gambar 11. Tampilan yang memperlihatkan fungsi dari panel untuk merubah tingkat kecerahan citra yang ditampilkan beserta informasinya. 12

Gambar 12. Tampilan dengan panel kursor (yang berwarna putih) yang berfungsi dalam memberikan informasi temperatur yang terdeteksi, sedangkan informasi nilai besarnya temperatur dapat dilihat pada panel yang berada disebelah kiri atau dibawah kolom informasi citra. Gambar 13. Tampilan dengan password pada sub-menu admin. 13

Sub-menu yang lain pada menu catalogue adalah sub-menu admin yang berfungsi untuk mengatur administrasi pada NOM ini. Mengatur administrasi dalam hal ini adalah pengaturan untuk menyimpan (backup), merekam (archive), menghapus (delete), atau menampilkan kembali data citra satelit yang telah disimpan (restore) pada hardisk. Dengan mengklik sub-menu admin, secara otomatis akan muncul tampilan yang menanyakan password atau kata sandi, dalam hal ini password yang digunakan adalah NOAA, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 13. Setelah memasukkan password maka klik OK. Data yang telah tersimpan atau telah di-backup akan ditunjukkan dengan warna merah sedangkan data belum tersimpan akan ditunjukkan dengan warna hitam, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 14. Data yang sudah tersimpan bisa di gunakan kembali dengan menggunakan fasilitas restore atau dengan cara mengklik tombol restore. Dalam penyusunan data yang akan di simpan atau di backup sudah tentu harus memperhatikan direktori yang khusus untuk menyimpan data citra NOAA sehingga tidak bercampur dengan data yang lainnya. Apabila data-data dalam direktori tersebut sudah terlampau penuh maka sebaiknya data-data itu sebaiknya dipindahkan kedalam CD, dan hal ini tentunya akan memberikan banyak manfaat. Gambar 14. Tampilan berfungsi untuk mengatur data-data yang akan disimpan,direkam atau dihapus pada sub-menu Admin. Sub-menu lainnya pada menu Catalogue adalah sub-menu exit yang berfungsi untuk keluar dari seluruh program. 14

Menu Application Menu application mempunyai tiga sub-menu yaitu sub-menu fire, sub-menu vegetation dan sub-menu temperature. Ketiga sub-menu ini mempunyai masing-masing fungsi. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 15. Sub-menu fire berfungsi untuk mendeteksi titik api yang berdasarkan pada informasi temperatur pada saluran 3 dari data citra satelit NOAA, dengan informasi ini, temperatur pada saluran 3 dengan nilai diatas 320 K dapat diasumsikan sebagai kebakaran. Kenampakan temperatur pada saluran 3 diatas, ditunjukkan dengan titik-titik yang berwarna hitam yang lebih dikenal dengan titik api. Sub-menu vegetation berfungsi untuk mendeteksi tumbuhan atau vegetasi, nilai pantulan dari saluran 1 dan saluran 2 dari citra satelit NOAA memberikan informasi tentang tingkat kehijuan, semakin tinggi nilai pantulan maka akan semakin hijau dan ini mengindikasikan banyaknya vegetasi sedangkan semakin kecil nilai pantulan maka semakin rendah tingkat kehijauan sehingga mengindikasikan semakin sedikitnya vegetasi. Sedangkan sub-menu temperature berfungsi untuk mendeteksi suhu atau temperatur permukaan daratan atau lautan. Salah satu manfaat dari penggunaan sub-menu temperature adalah untuk mendeteksi temperatur tempat berkumpulnya ikan di laut hal ini juga digunakan berdasarkan pada informasi temperatur dari saluran 4 dan saluran 5 pada citra NOAA. Sub-menu vegetation dan sub-menu temperature tidak akan dibahas pada panduan prosedur standar operasional ini karena beberapa keterbatasan, sedangkan yang akan di bahas lebih mendalam adalah mengenai sub-menu fire yang kaitannya dengan informasi titik api yang dapat diasumsikan sebagai kebakaran. Gambar 15. Tampilan menu Application. Seperti yang telah dijelaskan pada topik sebelumnya mengenai menu catalogue yang memiliki sub-menu import dengan beberapa tombol lanjutannya, dan salah satunya adalah dengan menggunakan tombol kursor. Dengan mengklik tombol kursor maka informasi mengenai temperatur di kelima saluran atau channel pada citra NOAA yang ditampilkan akan diperlihatkan. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 11. 15

Dengan mengarahkan tombol kursor tersebut pada setiap titik-titik yang berwarna hitam yang nampak pada citra NOAA, maka akan didapatkan informasi temperatur pada saluran tiga (ch-3). Apabila telah diketahui beberapa variasi nilai temperatur tersebut, maka barulah bisa ditentukan berapa ambang batas temperatur yang dapat digunakan. Dari beberapa pengalaman yang telah lalu serta dengan adanya kesepakatan dengan stasiun bumi satelit lainya di Indonesia (GTZ, LAPAN, JICA) yang menetapkan bahwa ambang batas tempertur saluran 3 pada citra NOAA untuk pendeteksian titik api pada citra siang hari adalah 318 K sampai dengan 321 K, sedangkan pendeteksian titik api pada citra malam hari adalah 305 K sampai dengan 310 K. Pada menu Application apabila mengklik sub-menu fire maka tampilan yang muncul adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 16 yang menunjukkan beberapa tombol lanjutan seperti daily fire map dan fire Lat long. Kedua tombol tersebut juga mempunyai beberapa tombol lanjutan seperti fire detection, cloud detection dan remap/reprojection disertai dengan beberapa parameter set-nya. Sedangkan pada tombol Fire Lat/Long yang berisikan tombol Lat/Long seperti yang disajikan pada gambar 17. Gambar 16. Tampilan aplikasi Daily fire map pada sub-menu Fire. 16

Gambar 17. Tampilan aplikasi Lat/long pada sub-menu Fire. Untuk memulai proses aplikasi ini maka data citra satelit yang terpilih dan akan di proses secara otomatis, data citra satelit yang terpilih ditandai dengan warna biru. Adapun hal yang harus diperhatikan sebelum menjalankan proses daily fire map dan fire lat/long adalah bahwa citra yang harus di proses adalah citra yang bertipe LEV2BLK dan hal ini bisa dilihat pada panel image type di kedua panel tombol yaitu daily fire map atau fire lat/long. Daily Fire Map Fire Detection Tombol fire detection mempunyai dua pilihan yaitu multi threshold (MT) dan contextual agloritma (CA). Kedua pilihan ini mempunyai spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. CA menggunakan beberapa parameter pembanding juga beberapa informasi temperatur keadaan disekitar titik api dan beberapa nilai statistik sehingga penggunaan CA akan lebih sensitif. Penggunaan CA yang memiliki kemampuan untuk menyaring titik api yang mungkin timbul oleh pantulan sinar matahari pada air (sun-glint) juga akibat pantulan yang disebabkan oleh temperatur permukaan tanah terbuka/bare soil (reflection). Dalam menggunakan CA harus memakai parameter awan (cloud detection). Semua nilai parameter yang ada pada CA bisa dirubah yang disesuaikan dengan informasi yang diberikan dari citra yang ditampilkan, misalnya operator dapat merubah nilai pada saluran 3 (BT3) ataupun nilai perbedaan saluran 3 dan saluran 4 (BT3 dan BT4), hal ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan setelah melihat atau mendapatkan informasi temperatur yang cukup bervariasi, sehingga akan membantu operator dalam menentukan ambang batas temperatur yang dapat digunakan. 17

Sedangkan Multi Threshold (MT) adalah kebalikan dari semua yang telah disinggung pada CA. Penggunaan MT dan parameter yang digunakan lebih sederhana. Parameter yang digunakan tidak menggunakan informasi dari keadaan disekitar titik api tetapi hanya menggunakan informasi temperatur dari saluran 3 (BT3), saluran 4 (BT4) juga perbedaan atau albedo dari saluran 3 (BT3) dan saluran 4 (BT4). Semua nilai parameter yang ada pada MT bisa dirubah yang disesuaikan dengan informasi yang diberikan dari citra yang ditampilkan, misalnya operator dapat merubah nilai BT3 ataupun nilai perbedaan BT3 dan BT4, hal ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan setelah melihat atau mendapatkan informasi temperatur yang cukup bervariasi, sehingga akan membantu operator dalam menentukan ambang batas temperatur yang dapat digunakan Kedua pilihan diatas yaitu MT dan CA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi titik api apabila tertutup awan atau adanya kabut asap yang menyelimuti keadaan sekitar lokasi titik api. Cloud Detection Tombol cloud detection mepunyai dua pilihan yaitu none dan simple mask. Untuk pilihan none berfungsi untuk tidak menggunakan sama sekali parameter cloud detection sedangkan untuk pilihan simple mask berfungsi untuk menggunakan parameter cloud detection. Parameter cloud detection menggunakan informasi temperatur yang berasal dari saluran 5 citra NOAA. Pada sub-menu ini, semua nilai parameter yang ada bisa dirubah yang disesuaikan dengan informasi yang diberikan dari citra yang ditampilkan, misalnya operator dapat merubah nilai saluran 5 (BT5) ataupun nilai perbedaan pantulan dari saluran 1 dan saluran 2 (r1 dan r2), hal ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan setelah melihat atau mendapatkan informasi temperatur yang cukup bervariasi, sehingga akan membantu operator dalam menentukan ambang batas temperatur yang dapat digunakan. Remap/Reprojection Tombol remap/reprojection mempunyai 4 pilihan yaitu none, Mercator, UTM dan Plate Carree. Untuk pilihan none berfungsi untuk tidak sama sekali menggunakan parameter remap/reprojection. Sedangkan parameter lainnya seperti Mercator, UTM dan Plate Caree berfungsi untuk memberikan proyeksi peta pada hasil keluaran atau output sesuai dengan parameter yang dipilih, seperti contoh apabila database sistem informasi geographis yang dimiliki oleh operator/pengguna adalah UTM maka proyeksi peta yang dapat digunakan adalah proyeksi UTM. Dari ketiga proyeksi peta tersebut masing-masing mempunyai parameter tersendiri, hal ini bisa dilihat dengan mengklik tombol remap/reprojection. Fire Lat Long Tombol Fire lat long merupakan tombol lanjutan dari daily fire map. Hal ini bisa disebutkan demikian karena tombol ini pada dasarnya adalah untuk menghasilkan keluaran dari fire lat long yang berupa nilai koordinat atau lokasi titik api maka harus melalui proses daily fire map terlebih dahulu. 18