Analisa & Pembahasan Manajemen

dokumen-dokumen yang mirip
EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

PERKEMBANGAN TERKINI

Diskusi dan Analisis Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

Mempertahankan Soliditas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

LAPORAN POSISI KEUANGAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah

Kinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%

BELI. Kang Iman cari. Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. 01 Ikhtisar Data Keuangan. 03 Profil Perusahaan. 05 Tata Kelola Perusahaan

04 Analisis dan Pembahasan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

Bank Danamon Laporan Tahunan Tinjauan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

Sekilas Pokok-Pokok Keuangan tahun 2004

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

Pembahasan Hasil Kinerja Keuangan

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bank Umum dan Bank Sentral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan pasti melakukan kegiatan konsumsi. Kegiatan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan rupiah) No. POS - POS 31 Mar


Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

Transkripsi:

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pura Ulun Danau Bratan - Bali Sebuah candi air besar yang terletak di tepi barat laut Danau Bratan, di pegunungan dekat Bedugul, Bali. Danau Bratan merupakan salah satu danau penting dalam hal irigasi. Analisa & Pembahasan Manajemen 330 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan Bali12 Cabang Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 331

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen MAKRO EKONOMI & INDUSTRI PERBANKAN Guncangan Ekonomi Dunia Berlanjut Perkembangan ekonomi global pada tahun 2012 masih diwarnai oleh melambatnya aktivitas di sejumlah negara maju. Upaya revitalisasi Amerika Serikat mengalami gangguan ketika stimulus yang seharusnya datang dari sisi fiskal tidak didukung dengan kapasitas anggaran negara yang memadai. Sementara krisis hutang di kawasan Eropa belum kunjung menemukan solusi, sehingga imbasnya bukan hanya menimbulkan gejolak berkelanjutan terhadap dinamika keuangan dunia, namun juga telah merambat ke penurunan kinerja di sektor riil. Keresahan di dua wilayah adidaya tersebut akhirnya menular ke daratan Asia, dimana mesin penggerak utama seperti Jepang, Cina, dan India tidak bisa tumbuh ekspansif seperti tahun-tahun sebelumnya. Permintaan terhadap produk ekspor Indonesia otomatis berkurang secara signifikan, mengingat negara-negara tersebut merupakan mitra dagang utama. Kondisi ini pun diperburuk dengan jatuhnya harga-harga komoditas utama ekspor di pasar internasional. Secara singkat, performa perdagangan Indonesia tahun 2012 turun tajam menjadi defisit USD1,6 miliar bila dibandingkan pencapaian surplus tahun sebelumnya sebesar USD26,1 miliar. 332 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan Pada tahun 2012, CIMB Niaga mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang semakin meningkat sehingga dapat memberikan pengaruh positif bagi nasabah dan industri perbankan serta semakin memperkokoh posisinya sebagai bank ke-5 terbesar di Indonesia dari segi posisi keuangan dan profitabilitas. Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 333

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Indikator Makro Ekonomi Indonesia Keterangan Satuan Unit Tahun Kuartal 2010 2011 2012 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 Pendapatan Nasional PDB riil % yoy 6,3 6,5 6,2 6,3 6,4 6,2 6,1 Konsumsi Swasta riil % yoy 4,7 4,7 5,3 4,9 5,2 5,6 5,4 Konsumsi Pemerintah riil % yoy 0,3 3,2 1,3 6,4 8,6 (2,8) (3,3) Investasi riil % yoy 8,5 8,8 9,8 10,0 12,5 9,8 7,3 Ekspor riil % yoy 15,3 13,6 2,0 8,2 2,6 (2,6) 0,5 Impor riil % yoy 17,3 13,3 6,6 8,9 11,3 (0,2) 6,8 PDB Nominal Rp triliun 6.447 7.423 8.242 1.975 2.051 2.120 2.096 PDB per kapita Rp juta 27 31 33 - - - - PDB per kapita USD 2.977 3.498 3.563 - - - - Tingkat Pengangguran % 7,1 6,6 6,1 6,3 6,3 6,1 6,1 Sektor Eksternal Ekspor USD miliar 157,8 203,5 190,0 48,5 48,4 46,0 47,1 Ekspor % yoy 35,4 29,0 (6,6) 6,9 (9,0) (14,1) (8,2) Impor USD miliar 135,7 177,4 191,7 45,7 50,7 45,5 49,7 Impor % yoy 40,1 30,8 8,0 17,9 13,2 (2,0) 4,9 Neraca Perdagangan USD miliar 22,1 26,1 (1,6) 2,8 (2,3) 0,5 (2,7) Neraca Pembayaran % PDB 4,2 1,4 0,0 (0,5) (1,3) 0,4 1,5 Hutang Pemerintah % PDB 16,6 13,9 14,2 13,3 13,3 13,6 14,2 Cadangan Devisa USD miliar 96,2 110,1 112,8 110,5 106,5 110,2 112,8 Nilai Tukar (akhir periode) Rp/USD 8.991 9.068 9.670 9.180 9.480 9.588 9.670 Nilai Tukar (rata - rata) Rp/USD 9.086 8.773 9.380 9.100 9.308 9.506 9.622 Indikator lain Inflasi (akhir periode) % 6,96 3,79 4,30 3,97 4,53 4,31 4,30 BI Rate (akhir periode) % p.a. 6,50 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 Surplus (Defisit) Anggaran Pemerintah % PDB (0,7) (1,1) (1,8) - - - - Indeks Harga Saham Gabungan (akhir periode) Peringkat Moody s - Valuta Asing Jangka Panjang Sumber: Bank Indonesia, BPS, Bloomberg Poin 3.704 3.822 4.317 4.122 3.956 4.263 4.317 Ba2 Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 Baa3 334 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan Daya Tahan Ekonomi Indonesia Sebagai respon dari kegiatan perdagangan luar negeri yang terganggu, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter menerapkan kebijakan ekspansif melalui penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Februari 2012 dan mempertahankannya di level 5,75% hingga akhir tahun. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan bahwa kenaikan harga-harga barang di dalam negeri masih dalam batas terkendali, karena pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) meskipun terdapat disparitas antara realisasi harga minyak mentah dunia dengan asumsi di dalam anggaran negara. Suku Bunga Acuan & Suku Bunga Pasar 8,5% p.a. Pasar Uang Antar Bank LPS Acuan Bank Indonesia Koridor Suku Banga 7,5% 6,5% 5,5% 4,5% 3,5% Des-10 Jun-11 Des-11 Jun-12 Des-12 Stimulus moneter yang diterapkan oleh bank sentral langsung menekan biaya pendanaan perbankan, lalu diikuti dengan penurunan suku bunga pinjaman beberapa bulan setelahnya. Laju pertumbuhan kredit pun terdorong relatif tinggi di 23,1% dan berhasil menopang pendapatan nasional untuk berkembang hingga 6,2%. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto 6.0% 6.3% 6.5% 6.2% 4.6% 3,583 3,498 2,211 2,298 2,977 Pertumbuhan PDB (Tahunan) PDB per Kapita (USD) 08 09 Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia terus menunjukkan kinerja yang baik dan daya tahan yang kuat terhadap gejolak eksternal. Faktor utama pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari konsumsi masyarakat di tengah peningkatan jumlah golongan penduduk berpendapatan menengah ke atas (middle income) dan pendapatan per kapita nasional sebesar USD3.563. Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 335

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Mesin penggerak ekonomi yang kedua adalah aliran investasi, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Data penanaman modal menunjukkan bahwa investasi langsung pada tahun 2012 mencapai USD34 miliar atau tumbuh 22,0%, dan masih didominasi oleh pihak asing (PMA). Faktor inilah yang menyebabkan pendapatan nasional dapat tumbuh stabil di atas 6,0% selama 3 tahun terakhir (2010-2012), serta alasan tingginya pertumbuhan kredit investasi perbankan di level 27,4%. Penanaman Modal Asing dan Modal Dalam Negeri 9 10 2 15 4 11 7 16 19 25 Penanaman Modal Dalam Negeri (USD miliar) Penanaman Modal Asing (USD miliar) 08 09 Derasnya arus investasi asing juga dirasakan di pasar surat berharga, terutama atas pembelian Surat Utang Negara (SUN). Komposisi kepemilikan asing di SUN meningkat dari 30,8% pada akhir tahun 2011 menjadi 33,0% pada akhir 2012. Pada saat yang bersamaan, komposisi kepemilikan asing di pasar saham cenderung stagnan pada kisaran 35,5% dari total kapitalisasi pasar. Tingkat pengembalian dari pasar saham yang sebesar 12,9% pun lebih rendah dari rata-rata 3 tahun terakhir. Hal ini lebih diakibatkan oleh meningkatnya potensi pertumbuhan ekonomi di negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, sehingga investor portofolio lebih memilih untuk mendiversifikasi tujuan penanaman modalnya ke negara-negara tersebut. Melihat kondisi sektor eksternal Indonesia, keseimbangan dari neraca pembayaran yang tertekan oleh penurunan ekspor namun tertolong oleh besarnya arus investasi merupakan risiko terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Neraca pembayaran pada tahun 2012 memang masih surplus tipis atau 0,02% dari PDB, namun turun jauh bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang surplusnya mencapai 1,4% dari PDB. Dengan demikian, terdapat implikasi terhadap keseimbangan nilai tukar mata uang domestik akibat turunnya permintaan. Nilai tukar Rupiah, yang pada awal tahun ditransaksikan pada level Rp9.068/USD melemah secara bertahap dan akhirnya ditutup pada level Rp9.670/USD. Bank Sentral pun tidak jarang melakukan intervensi dengan menggunakan cadangan devisa agar volatilitas dari Rupiah dapat terjaga. Neraca Pembayaran dan Nilai Tukar Rupiah USD miliar Rp/USD 40 9.000 30 20 10 0 0-2 11 5 5 27 2 14 25 9.500 10.000 Transaksi Berjalan -10-20 -30-24 10.500 11.000 Transaksi Modal dan Finansial Rupiah (Kkanan) 08 09 336 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan Penguatan Struktur Perbankan yang Produktif Secara umum kinerja perbankan di Indonesia tetap solid, dimana laba industri selama tahun 2012 meningkat 23,6% yang dipicu oleh laju pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbedaan waktu adaptasi antara suku bunga simpanan dengan pinjaman terhadap turunnya suku bunga acuan BI. Fungsi intermediasi perbankan juga membaik, terlihat dari kenaikan rasio kredit yang diberikan terhadap dana nasabah (Loan to Deposit atau LDR) sementara rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan atau NPL) justru turun. Indikator-indikator utama lainnya seperti rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) dan rasio pengembalian aset (Return on Asset atau ROA) menunjukkan perkembangan yang stabil serta ketahanan yang kuat terhadap gejolak eksternal maupun domestik. Fungsi Intermediasi Perbankan 23,1% 79,0% 84,0% 15,8% Dana Pihak Ketiga (yoy) Kredit (yoy) 74,6% 72,9% 75,5% Rasio Kredit terhadap DPK 08 09 Pertumbuhan Kredit berdasarkan Jenis yoy Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 40% 30% 27,4% 23,2% 20% 19,9% 10% 0% 08 09 Bank Indonesia menempuh berbagai upaya untuk mendorong industri perbankan menjadi sumber pendanaan kegiatan ekonomi yang kondusif. Selain menaruh perhatian terhadap efisiensi kinerja industri yang pada akhirnya menekan marjin bunga bersih (Net Interest Margin atau NIM), Bank Sentral juga mengatur penyaluran kredit ke sektor konsumtif yang pertumbuhannya telah melewati batas kewajaran. Pada pertengahan tahun 2012, BI mengeluarkan paket kebijakan terkait kenaikan uang muka atas pengajuan kredit properti dan kendaraan bermotor. Hal ini berimplikasi pada perlambatan kredit konsumsi perbankan yang tumbuh 19,9% atau turun dari 24,2% pada tahun 2011. Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 337

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Industri Perbankan Keterangan Satuan Unit Tahun Kuartal 2010 2011 2012 % yoy 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 Aset Rp triliun 2,517 3,653 4,263 17 3,709 3,891 4,009 4,263 Dana Nasabah Rp triliun 2,339 2,785 3,225 16 2,826 2,956 3,050 3,225 Kredit yang Diberikan Rp triliun 1,766 2,200 2,708 23 2,266 2,453 2,556 2,708 Modal Rp triliun 323 405 497 23 454 466 481 497 Pendapatan Bunga Bersih Rp triliun 150 179 208 16 46 105 151 208 Laba Operasional Rp triliun 48 89 115 29 26 56 84 115 Laba Bersih Rp triliun 57 75 93 24 22 46 68 93 Rasio Satuan Unit 2010 2011 2012 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 Marjin Bunga Bersih % 5,7 5,9 5,5 (0,4) 5,2 5,4 5,5 5,5 Rasio Pengembalian terhadap Aset Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Kredit yang Diberikan terhadap Dana Nasabah % 2,9 3,0 3,1 0,1 3,1 3,2 3,1 3,1 % 86,1 85,4 74,1 (11,3) 76,7 74,7 74,3 74,1 % 75,5 79,0 84,0 5,0 80,2 83,0 83,8 84,0 Rasio Kredit Bermasalah % 2,6 2,2 1,9 (0,3) 2,3 2,2 2,1 1,9 Tingkat Kecukupan Modal % 17,2 16,1 17,4 1,4 18,3 17,5 17,4 17,4 Jumlah Bank Unit 122 120 120-120 120 120 120 338 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan CIMB Niaga Rasio Bank Lain 1) Marjin pendapatan bunga bersih Perusahaan meningkat sebesar 24 bps menjadi 5,9% di tahun 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan bunga kredit yang diberikan sebesar 12% yang dikontribusikan oleh bisnis bermarjin tinggi dan adanya penurunan beban bunga sebesar 6%. Marjin Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Margin) 7,1% 5,7% 6,5% 6,5% 5,9% 5,6% 6,8% 5,5% 5,9% Marjin pendapatan bunga bersih bank lain adalah sebesar 6,8% di tahun 2012. Marjin pendapatan bunga secara rata-rata industri mengalami penurunan menjadi 5,5% (2011: 5,9%). Imbal hasil rata-rata ekuitas pada tahun 2012 meningkat menjadi 23,4% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 22,2%. Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (Return on Equity) Imbal hasil rata-rata ekuitas bank lain mengalami peningkatan dari 15,0% menjadi 16,9% di tahun 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan laba sebesar 33% di tahun 2012. 19,9% 16,2% 23,8% 20,1% 19,5% 16,9% 15,0% 23,4% 22,2% Imbal hasil rata-rata ekuitas secara industri mengalami penurunan menjadi 19,5% dibandingkan dengan 20,1% pada tahun sebelumnya. Imbal hasil rata-rata aset pada tahun 2012 meningkat sebesar 33 bps menjadi 3,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,9%. Imbal Hasil Aset (Return on Asset) 3,0% 3,1% 2,9% 2,3% 2,2% 2,1% Imbal hasil rata-rata aset bank lain mengalami sedikit peningkatan menjadi 2,2% (2011: 2,1%) Imbal hasil rata-rata aset secara industri mengalami peningkatan menjadi 3,1% (2011: 3,0%). 2,8% 2,9% 3,2% Program efisiensi biaya yang diimplementasikan oleh Perusahaan berhasil mengefisiensikan biaya menjadi 71,7% pada tahun 2012 dibandingkan dengan 76,1% di tahun 2011. Rasio BOPO CIMB Niaga lebih baik dari rata-rata bank lain dan industri. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 86,1% 83,6% 76,8% 85,4% 84,8% 76,1% 82,0% 74,1% 71,7% Rata-rata BOPO pada bank lain juga mengalami penurunan menjadi 82,0% di tahun 2012 (2011: 84,8%). Rata-rata beban operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional secara industri mengalami penurunan menjadi 74,1% (2011: 85,4%). Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 339

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen CIMB Niaga Rasio Bank Lain 1) Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga meningkat dari 94,4% di tahun 2011 menjadi 95,0% di tahun 2012. Hal ini terutama disebabkan karena pertumbuhan kredit yang lebih tinggi yaitu sebesar 16% dibandingkan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 15%. Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio) 94,7% 75,2% 88,0% 94,8% 96,0% 78,8% 94,4% 83,6% 95,0% Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga bank lain mengalami peningkatan dari 94,8% pada tahun 2011 menjadi 96,0% di tahun 2012. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga industri mengalami peningkatan menjadi 83,6% (2011: 78,8%). Rasio dana murah meningkat menjadi 43,5% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 43,1%. Rasio Dana Murah (CASA) 57,2% 55,7% 54,3% Rasio Dana murah bank lain mengalami penurunan sebesar 230 bps menjadi 43,2% (2011: 42,9%). Giro dan tabungan meningkat masingmasing sebesar 17% dan 15%. 39,8% 42,9% 43,2% Rasio Dana Murah industri mengalami peningkatan menjadi 57,2% (2011: 55,7%). 43,6% 43,1% 43,5% Kualitas aset yang meningkat menyebabkan penurunan rasio kredit bermasalah bruto sebesar 35 bps menjadi 2,3% di tahun 2012 (2011: 2,6%). Rasio Kredit Bermasalah - Bruto (Non-Performing Loan Gross) 3,0% Rasio kredit bermasalah bruto bank lain sedikit mengalami peningkatan menjadi 2,4% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,3%. Sedangkan rasio kredit bermasalah neto menjadi 1,1% dibandingkan 1,5% ditahun 2011. 2,6% 2,6% 2,3% 2,2% 2,6% 2,4% 1,9% 2,3% Rasio kredit bermasalah secara rata-rata industri mengalami penurunan menjadi 1,9%. (2011: 2,2%). Rasio kecukupan modal CIMB Niaga meningkat sebesar 200 bps menjadi 15,2% (2011:13,2%), di atas kewajiban penyediaan modal minimum menurut BI yaitu sebesar 8%. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) 17,4% 16,3% 17,2% 16,1% 14,6% 15,1% 15,2% Rasio KPMM bank lain adalah sebesar 16,3% pada tahun 2012. Rasio KPMM secara industri mengalami peningkatan menjadi 17,4% (2011: 16,1%). 13,5% 13,2% Keterangan: 1) Bank lain terdiri dari Danamon, Permata, BII dan BTN 340 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN CIMB Niaga semakin memperkokoh posisinya sebagai bank terbesar ke-5 di Indonesia dengan pertumbuhan yang sehat, baik dari sisi posisi keuangan maupun profitabilitas. Hal ini terutama merupakan dampak dari pelaksanaan fokus strategi Enam Pilar Pertumbuhan yaitu: bisnis bermarjin tinggi, diversifikasi sumber pendapatan, pertumbuhan dana murah (CASA), transformasi pelayanan dan penjualan, pengembangan sumber daya manusia serta peningkatan efisiensi. Pada tahun 2012, Perusahaan mencatatkan kinerja yang semakin meningkat, yang memberikan dampak bukan hanya pada tingkat pengembalian investasi bagi para pemegang saham Perusahaan saja, melainkan memberikan pengaruh yang positif kepada nasabah dan industri perbankan. Pencapaian kinerja tersebut ditandai dengan: Pertumbuhan kredit yang diberikan meningkat sebesar 16% menjadi Rp145,4 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp125,7 triliun). Jumlah simpanan dana nasabah meningkat menjadi Rp151,0 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp131,8 triliun) atau meningkat sebesar 15%. Total aset meningkat sebesar 18% menjadi Rp197,4 triliun (2011: Rp166,8 triliun). Pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 22% menjadi Rp9,7 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp7,9 triliun). Pendapatan selain bunga meningkat sebesar 31% menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp2,5 triliun). Biaya operasional meningkat sebesar 16% menjadi Rp6,1 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp5,2 triliun). Laba bersih meningkat sebesar 33% menjadi Rp4,2 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp3,2 triliun) Pada tahun 2012, peningkatan laba bersih sebesar 33% memberikan dampak pada peningkatan imbal hasil aset (ROA) yang naik sebesar 33 bps menjadi 3,2%. Peningkatan dari sisi rentabilitas ini terutama disebabkan oleh kenaikan total pendapatan operasional yang meningkat sebesar 24% menjadi Rp12,9 triliun pada tahun 2012 (2011: Rp10,4 triliun) dan efisiensi beban operasional yang bertumbuh sebesar 16% di tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 yang bertumbuh sebesar 20%, sehingga berdampak pada penurunan rasio beban terhadap pendapatan sebesar 348 bps menjadi 46,2% di tahun 2012 (2011: 49,7%). Pendapatan Bunga Pendapatan bunga meningkat sebesar 9% menjadi Rp16,2 triliun di tahun 2012 (2011: Rp14,8 triliun). Peningkatan tersebut terutama berasal dari pendapatan bunga kredit yang naik Rp1,6 triliun atau 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp14,8 triliun di tahun 2012 (2011: Rp13,2 triliun). Peningkatan pendapatan bunga kredit dikontribusikan dari pertumbuhan rata-rata kredit sebesar 17% atau meningkat dari Rp115,9 triliun ditahun 2011 menjadi Rp135,5 triliun di tahun 2012. Sementara itu, ratarata suku bunga pinjaman di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 38 bps untuk pinjaman Rupiah menjadi sebesar 12,0% (2011: 12,4%) sedangkan untuk pinjaman dalam mata uang asing mengalami peningkatan sebesar 12 bps menjadi 6,3% (2011: 6,2%). Pendapatan Bunga (Rp miliar) 12.448 14.791 16.196 Seiring pertumbuhan tersebut, selama tahun 2012, CIMB Niaga telah melayani lebih dari 3 juta nasabah di 974 kantor cabang didukung oleh 2.257 ATM dan 225 SST dengan total 14.224 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. 370 890 11.188 494 373 1.063 1.000 13.234 14.823 Total Penempatan Pada Bank & Lain-Lain Efek-Efek & Obligasi Pemerintah Kredit yang Diberikan Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 341

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Komposisi Pendapatan Bunga (%) Beban Bunga (Rp miliar) 6,2% 91,5% 2,3% Kredit yang Diberikan Efek-Efek & Obligasi Pemerintah Penempatan Pada Bank & Lain-lain Di lain pihak, pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia mengalami penurunan sebesar 23% menjadi Rp350,3 miliar pada tahun 2012 (2011: Rp454,1 miliar), dimana hal ini berbanding terbalik dengan peningkatan rata-rata portofolio penempatan sebesar 34% menjadi Rp24,1 triliun di 2012 (2011: Rp18,0 triliun). Penurunan penghasilan bunga dari penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dikarenakan adanya penurunan suku bunga di tahun 2012 sebesar 231 bps untuk penempatan dalam Rupiah menjadi sebesar 4,6% (2011: 6,9%) dan 52 bps untuk penempatan dalam mata uang asing menjadi sebesar 0,6% (2011: 1,1%). Pendapatan bunga dari efek-efek dan obligasi pemerintah juga mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp1.000 miliar (2011: Rp1.063 miliar) seiring dengan penurunan rata-rata suku bunga surat berharga dalam mata uang Rupiah sebesar 68 bps menjadi 7,6% di tahun 2012 (2011: 8,3%), dan ratarata suku bunga surat berharga dalam mata uang asing mengalami penurunan signifikan sebesar 309 bps menjadi 0,2% (2011: 3,2%). Portofolio rata-rata surat berharga mengalami peningkatan sebesar 4,3% menjadi Rp15,2 triliun (2011: Rp14,6 triliun). Beban Bunga Beban bunga mengalami penurunan sebesar 6% menjadi sebesar Rp6,5 triliun di tahun 2012 (2011: Rp6,9 triliun). Penurunan ini terutama berasal dari beban bunga dana nasabah. Beban bunga dana nasabah mengalami penurunan sebesar 10% menjadi Rp5,5 triliun (2011: Rp6,2 triliun). 33 277 4.812 5.122 42 661 6.161 6.864 6.486 283 672 5.531 Total Lainnya Beban Bunga Berdasarkan Dana Nasabah (Rp miliar) 3.348 926 538 4.812 4.208 1.363 6.161 4.153 833 590 545 5.531 Pinjaman yang Diterima & Obligasi Subordinasi Simpanan Nasabah Total Deposito Berjangka Tabungan Giro Hal ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 bps pada awal tahun 2012 menjadi 5,75% dan tidak berubah sampai dengan akhir tahun 2012 (2011: 6,00%). Beban bunga tabungan memberikan kontribusi terbesar atas total penurunan beban bunga yaitu sebesar Rp530,0 miliar atau mengalami penurunan sebesar 39% menjadi Rp833,2 miliar di tahun 2012 (2011: Rp1.363,3 miliar). Hal ini berbanding terbalik dengan peningkatan ratarata portofolio tabungan sebesar 3%. Penurunan juga terjadi pada beban bunga atas giro sebesar 8% menjadi Rp544,6 miliar (2011: Rp589,2 miliar) dan deposito berjangka sebesar 1% menjadi Rp4.152,7 miliar (2011: Rp4.208,0 miliar). Penurunan ini berbanding terbalik dengan peningkatan ratarata portofolio giro sebesar 15% menjadi Rp33,0 triliun (2011: Rp28,7 triliun) dan deposito berjangka sebesar 17% menjadi Rp79,0 triliun (2011: Rp67,3 triliun). Suku bunga rata-rata deposito untuk Rupiah mengalami penurunan sebesar 103 bps menjadi 6,0% 342 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan (2011: 7,1%), sedangkan suku bunga rata-rata untuk mata uang asing mengalami peningkatan sebesar 61 bps menjadi 2,2% (2011: 1,5%). Pendapatan Bunga Bersih Peningkatan pendapatan bunga, disertai dengan penurunan pada beban bunga, menghasilkan peningkatan pada pendapatan bunga bersih sebesar 22% menjadi Rp9,7 triliun di tahun 2012 (2011: Rp7,9 triliun). Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya marjin bunga bersih (NIM) sebesar 24 bps menjadi 5,9% di tahun 2012 (2011: 5,6%). Pendapatan Bunga Bersih (Rp miliar) 6,5 5,9 5,9 5,7 5,6 5,5 9.709 7.927 7.326 NIM CIMB Niaga NIM Industri (%) Penghasilan Bunga Bersih Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan operasional lainnya selama 2012 meningkat sebesar 31% menjadi Rp3,2 triliun (2011: Rp2,5 triliun), terutama berasal dari kenaikan pada pendapatan segmen bisnis tresuri sebesar Rp430,4 miliar menjadi Rp957,9 miliar di tahun 2012 (2011: Rp527,5 miliar) atau meningkat sebesar 82%. Peningkatan ini berasal dari keuntungan atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan sebesar Rp172,6 miliar menjadi Rp26,6 miliar (2011: -Rp146,0 miliar) atau meningkat sebesar 118%, peningkatan keuntungan dari penjualan surat berharga sebesar Rp132,0 miliar atau meningkat 37% dan pendapatan transaksi mata uang asing sebesar Rp125,8 miliar atau meningkat 40%. Pendapatan dari provisi dan komisi non-kredit meningkat sebesar Rp311,3 miliar atau naik 19% menjadi Rp1,9 triliun di tahun 2012 (2011: Rp1,6 triliun). Peningkatan terutama berasal dari peningkatan pendapatan bancassuranse sebesar Rp30,2 miliar atau 21%, pendapatan interchange fee kartu kredit sebesar Rp28,0 miliar atau 24%, pendapatan dokumen Ekspor- Impor sebesar Rp24,0 miliar atau 36%, pendapatan komisi merchant sebesar Rp22,1 miliar atau 12% dan pendapatan jasa kliring dan transfer sebesar Rp11,5 miliar atau 9%. Rasio pendapatan operasional lainnya terhadap total pendapatan operasional (Fee Income Ratio) pada tahun 2012 meningkat sebesar 101 bps menjadi 24,6% (2011: 23,6%). Hal ini menunjukkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih. Pendapatan Operasional Lainnya (Rp miliar) 67 121 284 1.122 1.594 315 174 354 1.630 2.473 332 471 487 1.941 3.231 Total Lain-lain Keuntungan dari Transaksi Mata Uang Asing Keuntungan dari pada Efek-efek Provisi & Komisi Non-Kredit Beban Operasional Seiring dengan pertumbuhan dan pengembangan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan, beban operasional mengalami peningkatan sebesar 16% menjadi Rp6,1 triliun di tahun 2012 (2011: Rp5,2 triliun). Peningkatan tersebut berasal dari beban tenaga kerja yang meningkat sebesar 29% menjadi Rp2,9 triliun (2011: Rp2,2 triliun) dan beban umum dan administrasi sebesar 6% menjadi Rp3,0 triliun (2011: Rp2,9 triliun). Peningkatan beban tenaga kerja terutama dikontribusikan oleh peningkatan beban gaji dan tunjangan yang meningkat sebesar 28% menjadi Rp2,6 triliun (2011: Rp2,0 triliun), sejalan dengan bertambahnya jumlah pegawai menjadi 14.224 karyawan (2011: 13.612 karyawan). Peningkatan beban umum dan administrasi terjadi pada beban pihak ketiga sebesar 23% atau Rp116,9 miliar diikuti oleh beban komunikasi dan komputer sebesar 15% atau Rp70,7 miliar, dan beban iklan dan promosi sebesar 7% atau Rp26,9 miliar. Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 343

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Peningkatan beban operasional sebesar 16% pada tahun 2012 lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan pada tahun 2011 sebesar 20%, hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan biaya yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan beban umum dan administrasi diimbangi dengan adanya penurunan pada beban sewa, penyusutan dan pemeliharaan gedung sebesar 5% atau Rp22,0 miliar, diikuti oleh penurunan biaya perlengkapan kantor sebesar 4% atau Rp4,9 miliar dan penurunan biaya premi asuransi sebesar 29% atau Rp4,4 miliar. Rasio biaya terhadap pendapatan mengalami perbaikan sebesar 348 bps menjadi 46,2% ditahun 2012 (2011: 49,7%), sebagai akibat dari penerapan efisiensi biaya yang dilakukan oleh Perusahaan di tahun 2012. Beban Umum dan Administrasi (Rp miliar) 3.036 2.860 2.300 221 268 131 126 217 282 302 122 201 385 412 165 732 470 618 547 467 556 658 620 696 Beban Tenaga Kerja (Rp miliar) Total Lain-lain Perlengkapan Kantor Asuransi Promosi Jasa Profesional Sewa, Penyusutan & Pemeliharaan Gedung Komunikasi & Transportasi Beban Operasional (Rp miliar) 6.056 5.231 4.350 138 143 59 3.036 2.860 2.300 2.882 2.228 1.991 Komposisi Beban Operasional (%) 2,3% 50,1% 47,6% Total Beban Lainnya Beban Umum & Administrasi Beban Tenaga Kerja Beban Tenaga Kerja Beban Umum & Administrasi Lain-lain 54 87 1.850 1.991 77 114 2.037 2.228 140 137 2.605 2.882 Total Lain-lain Pelatihan & Pendidikan Gaji & Tunjangan Penyisihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Total CKPN di tahun 2012 meningkat sebesar 38% menjadi Rp1.143 miliar (2011: Rp830 miliar). Peningkatan CKPN ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan portofolio piutang pembiayaan konsumen sebesar 69% menjadi Rp4,5 triliun di tahun 2012 (2011: Rp2,6 triliun). Namun demikian, kualitas kredit yang dikelola oleh bank semakin membaik yang tercermin dari membaiknya rasio kredit yang mengalami penurunan nilai sebesar 93 bps menjadi 2,7% di tahun 2012 (2011: 3,6%), dimana perhitungan CKPN telah sejalan dan berdasarkan penerapan PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006). 344 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Pembahasan dan Analisis Manajemen Informasi Pemegang Saham Data Perusahaan Penyisihan Kerugian (Rp miliar) Penyisihan Kerugian - Segmen Usaha (%) 1.217 1.143 16,3% 7,3% 14,4% 7 830 104 Total 9,3% Korporat Komersial 1.226 882 1.039 Lain-lain Properti Terbengkalai Aset yang Diambil Alih 9,8% Konsumer Syariah Anak Perusahaan Treasuri dan lain-lain -16-2 -4-46 Kredit yang DIberikan 42,9% Pendapatan Sebelum Pajak dan Pendapatan Bersih Pendapatan sebelum pajak meningkat sebesar 32% menjadi Rp5,8 triliun di tahun 2012 (2011: Rp4,4 triliun), yang disebabkan oleh peningkatan laba operasional sebesar Rp1,4 triliun. Peningkatan tersebut berdampak kepada kenaikan imbal hasil aset (ROA) sebesar 33 bps menjadi 3,2% (2011: 2,9%). Sementara itu, pendapatan setelah pajak meningkat sebesar 34% menjadi Rp4,2 triliun di tahun 2012 (2011: Rp3,2 triliun), yang meningkatkan nilai investasi dari pemegang saham/eps menjadi Rp168,4 per saham di tahun 2012 (2011: Rp126,8 per saham). Perputaran Aset 2,03 2,06 2,34 Pendapatan Operasional- Bersih 3,15 2,81 2,67 Pendapatan Operasional 7,11 7,11 6,75 Tingkat Pengembalian Ekuitas * 20,88 20,88 19,09 x + 10,27 Leverage 9,26 8,92 Pendapatan Non-Operasional Beban Operasional 3,47 3,40 3,33 0,03 0,03 0,03 Pajak Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset 0,97 0,67 0,78 0,84 0,54 0,63 *) ROE Shareholder s Fund Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012 345

Pembuka Pesan Utama Pembahasan Rencana & Strategi Laporan Bisnis Tinjauan Pendukung Bisnis & Manajemen Risiko Pembahasan dan Analisis Manajemen Pendapatan Komprehensif Lainnya Pendapatan komprehensif lainnya mengalami penurunan sebesar Rp33,2 miliar menjadi Rp32,8 miliar di tahun 2012 (2011: Rp66,0 miliar), yang disebabkan oleh penurunan keuntungan atas perubahan nilai wajar dari efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, sebelum efek dari pajak penghasilan terkait pendapatan komprehensif lain ini, sebesar Rp45,1 miliar menjadi Rp43,3 miliar (2011: Rp88,4 miliar). Hal ini menunjukan terdapat penurunan nilai wajar dari efek-efek yang dimiliki dalam kelompok tersedia untuk dijual pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN Pada akhir tahun 2012, Perusahaan mencatat total aset sebesar Rp197,4 triliun atau meningkat sebesar 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2011: Rp166,8 triliun) yang memperkokoh posisi CIMB Niaga sebagai bank terbesar ke-5 dari sisi aset dengan pangsa pasar sebesar 4,6% (2011: 4,6%). Pertumbuhan total aset terutama disebabkan oleh peningkatan total kredit sebesar 16% yang juga didukung oleh 15% kenaikan di dana nasabah terutama melalui peningkatan giro sebesar 17%, peningkatan penerbitan surat berharga sebesar 174% dan simpanan dari bank lain sebesar 84%. Di tengah ketatnya persaingan industri perbankan di Indonesia, CIMB Niaga berhasil mempertahankan posisi terbesar kelima dari sisi total kredit dan total dana nasabah di tahun 2012 dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 5,4% dan 4,7% (2011: 5,7% dan 4,7%). Kredit Total kredit mengalami pertumbuhan sebesar 16% dibandingkan tahun lalu (2011: Rp125,7 triliun) menjadi Rp145,4 triliun di tahun 2012, serta memberikan kontribusi sebesar 74% dari total aset. Dari sisi suku bunga kredit mengalami penurunan menjadi 12,0% (2011: 12,4%) untuk kredit dengan mata uang Rupiah, sementara untuk mata uang valas meningkat menjadi 6,3% (2011: 6,2%). Selain itu, peningkatan juga didukung oleh membaiknya kondisi perekonomian nasional di tahun 2012, juga tidak terlepas dari usaha Perusahaan dalam melakukan ekspansi kredit dengan melalukan inovasi produk-produk baru yang lebih kompetitif, pembukaan cabang-cabang, dan menekuni segmen usaha baru seperti bisnis Micro Finance. Kredit Berdasarkan Jenis Mata Uang Pada akhir tahun 2012, komposisi kredit yang disalurkan dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar 84% dan 16% atau relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya. Kredit dalam mata uang Rupiah tercatat sebesar Rp122,0 triliun atau meningkat sebesar 17% dibandingkan tahun sebelumnya (2011: Rp104,1 triliun). Sedangkan untuk kredit dalam mata uang asing tercatat sebesar Rp23,4 triliun atau meningkat sebesar 9% (2011: Rp21,6 triliun). Kredit berdasarkan Mata Uang (%) 16% 84% Rupiah Valas Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan Pertumbuhan kredit di tahun 2012 yang sebesar 16% dibandingkan tahun sebelumnya terutama dikontribusikan oleh kredit modal kerja dan konsumsi. Pada tahun 2012, Perusahaan mencatat penyaluran kredit modal kerja sebesar Rp67,6 triliun meningkat sebesar 25% dari tahun sebelumnya (2011: Rp54,3 triliun) dan kredit konsumsi sebesar Rp37,2 triliun meningkat sebesar 29% dari tahun sebelumnya (2011: Rp28,8 triliun). Sedangkan kredit investasi di akhir tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5% menjadi Rp40,6 triliun (2011: Rp42,6 triliun). Kredit modal kerja masih memberikan kontribusi terbesar yaitu 46%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 28%, dan kredit konsumsi sebesar 26% dari total kredit yang disalurkan sepanjang tahun 2012. Total Kredit berdasarkan Jenis Penggunaan (Rp triliun) 22,9 55,9 104,9 28,8 54,3 125,7 37,2 67,6 145,4 Total Konsumsi 26,1 42,6 40,6 Modal Kerja Investasi 346 Laporan Tahunan CIMB Niaga 2012