BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu



dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Dimulai dari kehidupan sosial, budaya hingga perekonomiannya. Kesuksesan

36. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Agama secara umum lebih dipandang sebagai wadah lahiriah yang mengatur

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

45. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD

F. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP. Nama : Musafak NPM :

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

Dari Sini Kita Memulai

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

ETIKA KEPEMIMPINAN. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma dan halhal

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I. Pemaknaan Chinese Work Value Karyawan Pribumi Di Perusahaan Kepemilikan Etnis Tionghoa Di Bandung

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB IV LAPORAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB I PENDAHULUAN. perasaan untuk menanggapi bahwa terdapat kekuatan lain yang maha besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

SOAL CPNS PANCASILA. Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat!

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

BAB IV ANALISIS RESPON MASYARAKAT TERHADAP STRATEGI KJKS BMT MANDIRI UKHUWAH PERSADA DALAM MENGURANGI KETERGANTUNGAN PADA RENTENIR

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid

DOA PEMBUKAAN. Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi. Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal.

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

Kumpulan Soal CPNS Pancasila

MATA KULIAH ETIKA BISNIS

PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

BAB III METODE PENELITIAN

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

BAB II LANDASAN TEORI. Etika dalam pengertian Umum diartikan sebagai ilmu tentang kesusilaan,

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Kejadian Sehari-hari

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun di dalam agama ini juga mengajarkan tentang ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Secara etika dan moral, ajaran Khonghucu mendorong umatnya untuk mencapai kesejahteraan, kebahagiaan serta hidup secara harmonis dengan melalui bakti (hao) terhadap leluhur atau nenek moyang serta persembahan kepada Thian. Dari hasil penelitian dan teori dapat diketahui bahwa umat khonghucu benar-benar menerapkan ajaran Khonghucu. Dari ajaranajaran tersebut yang paling nampak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (bisnis) yakni ajaran Wu Chang (lima kebajikan). Antara ajaran dan perilaku para pelaku ekonom terdapat korelasi, hal ini dapat dilihat dari delapan informan. Lima informan menerapkan ajaran Khonghucu dalam setiap perilaku mereka dalam berdagang, sedangkan tiga informan hanya menjalankan usaha mereka dengan berdasarkan ajaran dari orang tua atau nenek moyang mereka. Maka dari itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa antara ajaran wu chang dengan perilaku berdagang mereka terdapat korelasi. Secara umum Wu Chang (lima kebajikan) yang terdiri dari Ren, Yi, Li, Zhi dan Xin, bisa disebut sebagai lima sifat kekekalan atau lima sifat yang mulia. 1. Ren (cinta kasih) 66

67 Dari lima kebajikan tersebut yang paling pokok adalah cinta kasih hal tersebut bisa dilihat di kitab Su Si yang banyak dijelaskan tentang cinta kasih. Cinta kasih bisa disebut dengan sifat manusiawi, karena mencakup lingkup yang luas cinta kasih atara anak dan orang tua, antara suami dan istri, antara atasan dan bawahan, antara kakak dan adik, antara sesama teman. Cinta kasih juga merupakan cara seseorang untuk bisa bersikap dan berperilaku. 2. Yi/Gi (keadilan /kebenaran) I/Gi memiliki banyak makna yakni keadilan, kewajiban atau kebenaran. Keadilan seorang pemimpin terhadap karyawan maupun keluarga. I/Gi harus dimiliki namun juga harus di wujudkan dalam tindakan kita agar kita bisa merasakan penderitaan orang lain dan bisa saling tolong menolong antara sesamanya. 3. Li ( kesusilaan) Li atau kesusilaan bisa memiliki banyak makna bisa disebut dengan sopan santun, tata krama dan budi pekerti. Kesusilaan ini menjadi landasan atau acuan untuk berrsikap dan berperilaku. Li juga bisa disebut sebagai nilai moral seseorang untuk bertindak. Li inilah yang menjadi acuan dalam berbisnis, sopan santun antara atasan dan bawahan, hingga memunculkan budi pekerti yang baik. 4. Zhi (kebijaksanaan) Bersikap bijaksana memang sulit, namun apabila kita berbicara dengan jujur maka akan membuat orang percaya kepada kita dan menjadikan kita bijak. Bersikap bijaksana dalam bersikap maupun berfikir sangat penting bagi kepemimpinan. Seorang pemimpin harus bijaksana dalam berfikir dan mengambil

68 keputusan bagi bawahan atau rakyat. Apabila seorang pemimpin bijaksana maka dengan sendirinya bawahan akan bersikap baik. 5. Xin (dapat dipercaya) Untuk menjadi seorang yang bisa dipercaya oleh orang lain sangat sulit. Dari ke empat kabajikan tersebutlah jika diterapkan betul dalam kehidupan maka akan mendapatkan suatu kepercayaan dari orang lain. Seorang pemimpin yang dilihat dari ucapan. Para pegawai jika atasan menyuruh melakukan suatu perbuatan maka harus dimulai dari pemimpin. Seperti halnya yang dilakukan oleh Anton, dia sebelum menyuruh pegawainya dia memulai dari dirinya sendiri. 1 Ren, yi, li, zhi atau empat kebajikan ini sesuatu yang ada pada diri manusia. Jika keempat ini bisa direalisasikan dalam kehidupan maka akan mendapatkan Xin atau dapat dipercaya. Kelima sifat ini sangat terkait antara satu dnegan yang lainnya. Dalam lima kebajikan atau Wu Chang akan memunculkan hubungan lima unsur atau Wu-xing, dari Wu-xing akan tumbuh lima mahanah atau lima fungsi. Lima kebajikan yang terdiri dari cinta kasih, keadilan, kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat dipercaya. Semua unsur tersebut ada dalam Wu-xing atau lima unsur yang ada pada diri manusia yaitu air, api, tanah, kayu dan logam. Dari Wu-xing akan bisa dilihat aplikasinya dalam lima fungsi yaitu penampilan, pembicaraan, pengelihatan, pendengaran dan pemikiran. Ajaran tersebut di atas yang membuat umat Khonghucu tidak berani untuk tidak berbuat kebajikan. Karena kebajikan diyakini akan menjadikan 1 Anton, pelaku ekonom, wawancara pada 8 september 2012

69 kemakmuran, kesejahteraan dan kesuksesan dalam hidup. Sebaliknya jika mereka melakukan perbuatan yang melanggar etika ataupun moral maka mereka akan sengsara. Untuk itulah mereka bekerja keras sesuai dengan jalan yang sudah diajarkan dalam agama Khonghucu. 2 B. Aplikasi Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) terhadap Perilaku Ekonom Dari penelitian korelasi ajaran Wu Chang dalam perilaku bisnis umat Khonghucu di Krian, seperti penjelasan dari analisa diatas bahwa antara ajaran Wu Chang dengan perilaku ekonom umat Khonghucu berhubunga erat. Hal tersebut dapat dilihat bahwa umat Khonghucu yang ada di Krian menerapkan betul ajaran kebajikan. Orang-orang Khonghucu menerapkan betul ajaran ini sebagai wujud aplikasi dari ibadah mereka. Dalam realita mereka terlihat sangat menikmati setiap perbuatan ataupun kegiatan yang mereka lakukan tanpa keluar dari jalur ajaran wu chang. Hal ini bisa dilihat pada waktu mereka sedang bekerja, hampir semua melakukan dengan sepenuh hati. Sikapnya menunjukkan bahwa mereka benar-benar mengamalkan apa yang ada dalam ajaran agama Khonghucu. Sikap itu berupa, kedisiplinan serta kebijaksanaan mereka terhadap karyawan atau pegawai dan para pembeli. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Joachim Wach, bahwasanya setiap agama pastinya mengajarkan etika yang mana sebagai suatu usaha untuk menetapkan apa yang kita kerjakan dan bagaimana kita akan hidup 2 Bunsu Endang Titis Bodro Triwati, Rohaniawan Khonghucu, Wawancara Pribadi, di Mojokerto, Tanggal 13 September 2012, pukul 11.10-13.00 wib

70 sebagai suatu pengamalan keagamaan. Karena ajaran Khonghucu sangat menekankan pada etika dan moral. Seperti yang dijelaskan oleh Joachim Wach bahwa bentuk utama ungkapan pengalaman keagamaan yang praktis adalah bakti atau peribadatan dan pelayanan, keduanya saling mempengaruhi. Aplikasi dari ajaran wu chang terhadap perilaku dalam bekerja yang diterapkan oleh umat Khonghucu di Krian memiliki perbedaan secara signifikan antara yang dilakukan oleh orang tua dengan anak muda. Bagi orang tua, mengaplikasikan ajaran agama memang diterapkan betul sedangkan bagi anak muda, hanya sebagai ajaran dari orang tua atau nenek moyang yang diturunkan secara turun-temurun sebagia rasa baktinya. Dalam agama Khonghucu, memang mereka diaharuskan untuk mengutamakan etika dari pada hubungan dengan Tuhan. Dengan etika pula bisa mempengaruhi pola fikir serta perilaku umat Khonghucu. Kilas balik sejarah bahwa etika ini sudah sejak dari nabi-nabi terdahulu. Etika inilah yang menjadi nilai atau aturan dalam setiap tindakan umat Khonghucu. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Max Weber bahwa Sistem nilai ini tentunya akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak seseorang pastilah di warnai oleh ajaran agama yang di anutnya jika ia sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Agama Khonghucu mengajarkan untuk saling tolong menolong, sopan santun, bertanggung jawab, adil dan dapat dipercaya. Semua itu diajarkan berdasarkan sifat manusiawi yang ada dalam manusia. Semua itu harus dilakukan agar manusia memiliki sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya. Begitu pula

71 dalam kegiatan bisnis, mereka juga harus mengaplikasikannya. Norma atau aturan itu tidak memandang status sosial atau yang lainya, karena Nabi Khonghucu tidak pernah membedakan antara yang berkedudukan tinggi atau yang berkedudukan rendah. Semua itu sama, hanya aturan yang menjadi batasan mereka untuk mengapresiasikan ajaran ini. Hal tersebut tidak senada dengan apa yang diutarakan oleh Max Weber, bahwa pengaruh etika keagamaan atas organisasi ekonomi hendaknya diangap berbeda. Dalam ajaran Khonghucu setiap keberhasilan seseorang dilihat dari etika hidup mereka yang mana etika tersebut diajarkan dalam setiap agama. Hal itu sudah dijelaskan dalam kitab suci yang menyatakan bahwa kepada yang berbuat baik akan diturunkan beratus berkah, kepada yang berbuat tidak baik akan diturunkan beratus kesengsaraan. Jadi perlu ditekankan bahwa antara ajaran agama terlebih etika dengan keberhasilan usaha terkait betul. Dala ajaran Khonghucu juga begitu, yang menjadi landasan bertingkah laku adalah ajaran tentang kebajikan yang terdiri dari (ren) cinta kasih, (yi) kesusilaan, (li) keadilan, (zhi) kebijaksanaan dan (xin) dapat dipercaya. Dari ajaran ini yang menentukan apa manusia tergolong sebagai manusia yang budiman dan berbudi luhur. Kesuksesan mereka dalam berbisnis atau berdagang tergantung dengan diri mereka sendiri, apakah mereka menerapkan betul ajaran wu chang atau kebajikan dalam bisnis atau usaha mereka, atau malah mereka hanya mengandalkan keuletan dan sejarah nenek moyang. Seperti halnya pengungkapan Weber bahwa Tidak ada perkembangan

72 kapitalisme tanpa pengusaha, tiada pengusaha tanpa etika, tidak ada etika tanpa nilai agama. Para umat Khonghucu, dalam berbisnis atau berdagang yang pertama di lihat adalah bagaimana barang mereka bisa laku dijual, menarik pembeli dan mendapat kepercayaan dari relasi maupun pembeli. Bukan keuntungan yang menjadi prioritas mereka dalam berdagang atau berbisnis. Bagi mereka keuntungan besar itu datang dari pelanggan dan relasi bisnis. Bagaimana mereka bisa melayani dengan memberi service dengan baik. Dari situlah mereka yakin jika memberikan service yang baik, dengan sendirinya keuntungan itu akan datang.