ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG AHMAD KADRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. kecilnya laba yang dapat dicapai. Sehingga manajemen perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

ANALISIS BREAK EVEN DAN MANFAATNYA SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PLASTIK TRI TAN LESTARI DI TELUKAN SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

ANALISIS BREAK-EVENT SEBAGAI ACUAN UNTUK MENENTUKAN TARIF HARGA PENJUALAN PADA PERUSAHAAN PLASTIK DAYA TUNGGAL DI KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARGET LABA PERUSAHAAN YANG DIKEHENDAKI PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI TBK TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya globalisasi yang sedang berlangsung saat ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan antar perusahaan terlihat semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan volume penjualan (omset) yang dicapai perusahaan. Karena hal

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Oleh: Sihabudin, S.Pd. BREAK EVENT POINT SMK NEGERI 42 JAKARTA JALAN KAMAL RAYA, CENGKARENG JAKARTA BARAT 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Andri Helmi M, SE., MM.

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

BAB II KERANGKA TEORI

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Break Even Point. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG AHMAD KADRI 10572 031 2111 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015 i

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG AHMAD KADRI 10572 031 2111 Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015 ii

iii

iv

ABSTRAK Ahmad Kadri, 1057 0312 111 Analisis Break Even Point Terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Di Kabupaten Bantaeng, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat Break Even Point dalam kaitannya terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Pantai Marina Di Kabupaten Bantaeng selama lima tahun anggaran yaitu tahun anggaran2010 hingga tahun anggaran 2014. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah Adapun populasi dan sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan laporan keuangan yakni data penjualan/pendapatan, biaya variabel, dan biaya tetap pada KAWASAN PANTAI MARINA selama 5 tahun (2010-2014). Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan dengan terlebih dahulu mengklasifikasi biaya, yakni biaya tetap dan biaya variabel serta harus memerhatikan volume penjualan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan berpatokan pada perencanaan laba sebesar 5% untuk setiap tahun maka perusahaan dapat memperhitungkan besarnya pendapatan yang mampu diterima. Pada tahun 2010 laba yang direncanakan sebesar Rp 16.975.250,- maka jumlah pendapatan yang harus dicapai sebesar Rp 319.289.730,55. Sedangkan untuk tahun 2011 laba yang direncanakan sebesar Rp 17.259.400 maka jumlah pendapatan yang harus dicapai sebesar Rp 309.002.031,16. Kemudian pada tahun berikutnya perencanaan laba yang ditetapkan lebih rendah yakni pada tahun 2012 laba yang direncanakan sebesar Rp16.988.750,- dengan setoran yang harus dicapai sebesar Rp 193.695.000. Pada tahun 2013 kembali meningkat sebesar Rp 26.914.550 dengan setoran yang harus dicapai sebesar Rp 299.003.445,94, meskipun pendapatan yang harus dicapai tetap rendah hal ini disebabkan biaya tetap dan biaya variabel yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2014 meskipun perencanaan laba yang direncanakan meningkat sebesar Rp 27.097.375,- dengan jumlah pendapatan yang harus diterima lebih rendah yakni Rp 203.857.436,7 hal ini disebabkan karena biaya tetap dan biaya variabel kembali menurun. Jadi dapat dinyatakan pendapatan yang siap diterima dari hasil perencanaan laba dari tahun 2010 s/d 2014 tidak menetap atau berfluktuasi disebabkan beberapa faktor yakni tarif, total biaya dan perencanaan laba itu sendiri. iii

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang tiada hentinya dialirkan kepada penulis, mulai dari awal penciptaan hingga di hari akhir yang niscaya adanya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada penghulu sekian manusia, junjungan rasulullah Muhammad SAW, manusia pilihan yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat manusia. Skripsi ini dibuat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana S1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG. Skripsi ini khusus saya dedikasikan buat kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa memberikan nasihat, motivasi, serta doa yang tiada henti-hentinya dan jasa-jasa beliau memelihara, mendidik, dan membesarkan penulis demi menjadi orang yang berguna, semoga jerih payah beliau mendapat nilai ibadah yang berlipat ganda di sisi Allah Swt. Penulis menyadari bahwa selama merampungkan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi, akan tetapi dengan pertolongan Allah Swt. yang datang lewat dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga seluruhnya dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, melalui iv

kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Dr.H.Abd. Rahman Rahim,S.E,M.M., Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk selalu memberikan arahan dan petunjuk serta koreksi dalam penyusunan skripsi ini sejak awal sampai akhir penulisan. 2. Ibu Hj.Naidah,S.E.M.M., Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya atas segala fasilitas perkuliahan yang menunjang sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di universitas ini. 4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Pembantu Dekan, serta seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Moh. Aris Pasigai, S.E., M.M., Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 6. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali ilmu yang berharga kepada penulis dalam proses perkuliahan dan akademik. 7. Teman-teman di Manajemen 4 2011 yang selalu menemani selama tiga tahun terakhir ini. v

8. Teman-teman seperjuangan di kampus UNISMUH Jurusan Manajemen angkatan 2011, semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dan berkumpul kembali, serta memberikan kesuksesan bagi kita semua. Amin ya Allah. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan proposal ini. Semoga Allah Swt. meridai kita semua sehingga skripsi ini bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi yang membutuhkan, terutama bagi penulis, Amin. Makassar, Oktober 2015 Ahmad Kadri vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI.vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-jenis biaya... 5 B. Unsur-unsur Biaya... 7 C. Pengertian Break Even Point (BEP) 11 D. Kegunaan dan Tujuan Break Even Point (BEP)..15 E. Pengertian Margin Of Safety..18 F. Pengertian Laba...22 G. Hubungan Break Even Point (BEP) Dengan Perencanaan Laba.23 vii

H. Kerangka Pikir.25 I. Hipotesis..27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian...28 B. Metode Pengumpulan Data..28 C. Jenis dan Sumber Data.29 D. Populasi dan Sampel 30 E. Metode Analisis...30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah perusahaan...32 B. Visi-Misi...33 C. Tujuan...33 D. Saran...34 E. Strategi...35 F. Struktur organisasi 35 G. Tugas-tugas pokok (Job Deskription)..37 H. Pembahasan Hasil Penelitian 44 I. Analisis Break Even Point...48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...62 B. Saran.63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 1. Data Rretribusi Kawasan Wisata Pantai Marina Selama Lima Tahun Terakhir (2010 s/d 2014)... 45 2. Rincian Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Selama 5 Tahun Terakhir... 47 3. Perhitungan Break Even Point Tahun 2010... 48 4. Perhitungan Break Even Point Tahun 2011..... 49 5. Perhitungan Break Even Point Tahun 2012... 49 6. Perhitungan Break Even Point Tahun 2013... 50 7. Perhitungan Break Even Point Tahun 2010... 51 8. Hasil Analisa Break Even Point Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Selama 5 Tahun Terakhir (2010 S/D 2014)... 51 9. Hasil Analisa Margin Of Safety Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Selama 5 Tahun Terakhir (20010 S/D 2014)... 55 10. Hasil Analisa Terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Selama 5 Tahun Terakhir (2010 S/D 2014)... 58 ix

DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 1. Skema Kerangka Pikir... 27 2. Struktur Organisasi Kawasan Wisata Pantai Marina... 37 x

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang tiada hentinya dialirkan kepada penulis, mulai dari awal penciptaan hingga di hari akhir yang niscaya adanya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada penghulu sekian manusia, junjungan rasulullah Muhammad SAW, manusia pilihan yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat manusia. Proposal penelitian ini dibuat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana S1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA KAWASAN WISATA PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG. Proposal penelitian ini khusus saya dedikasikan buat kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa memberikan nasihat, motivasi, serta doa yang tiada hentihentinya dan jasa-jasa beliau memelihara, mendidik, dan membesarkan penulis demi menjadi orang yang berguna, semoga jerih payah beliau mendapat nilai ibadah yang berlipat ganda di sisi Allah Swt. Penulis menyadari bahwa selama merampungkan proposal penelitian ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi, akan tetapi dengan pertolongan Allah Swt. yang datang lewat dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung sehingga seluruhnya dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang setinggitingginya kepada : 1. Bapak Dr.H.Abd. Rahman Rahim,S.E,M.M., Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk selalu memberikan arahan dan petunjuk serta koreksi dalam penyusunan proposal ini sejak awal sampai akhir penulisan. 2. Ibu Hj.Naidah,S.E.M.M., Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran yang sangat berharga dalam penyusunan proposal ini. 3. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya atas segala fasilitas perkuliahan yang menunjang sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di universitas ini. 4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Pembantu Dekan, serta seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kemudahan dalam rangka penyusunan proposal ini. 5. Bapak Moh. Aris Pasigai, S.E., M.M., Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 6. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali ilmu yang berharga kepada penulis dalam proses perkuliahan dan akademik.

7. Teman-teman di Manajemen 4 2011 yang selalu menemani selama tiga tahun terakhir ini. 8. Teman-teman seperjuangan di kampus UNISMUH Jurusan Manajemen angkatan 2011, semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dan berkumpul kembali, serta memberikan kesuksesan bagi kita semua. Amin ya Allah. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan proposal ini. Semoga Allah Swt. meridai kita semua sehingga proposal ini bermanfaat dan memberi nilai tambah bagi yang membutuhkan, terutama bagi penulis, Amin. Makassar, Januari 2015 Ahmad Kadri

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat di pergunakan untuk kelangsungan hidup. Mendapatkan keuntungan atau laba dan besar kecilnya laba sering menjadi ukuran kesuksesan suatu manajemen. Hal tersebut didukung oleh kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang. Manajemen dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat perkembangan perusahaan. Manajemen memerlukan suatu perencanaan untuk perusahaan dalam mencapai tujuannya tersebut. Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dari laba yang diperoleh perusahaan. Manajer perusahaan harus dapat membuat perencanaan secara terpadu atas semua aktivitas yang sedang maupun akan dilakukan dalam upaya mencapai laba yang diharapkan. Dalam perencanaan maupun realisasinya manajer dapat memperbesar laba melalui langkah langkah sebagai berikut: 1. Menekan biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada. 2. Menentukan tingkat harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki. 1

2 3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri sebab ketiganya mempunyai hubungan yang erat bahkan saling berkaitan. Salah satu perencanaan yang dibuat manajemen adalah perencanaan laba. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Dalam perencanaan laba hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan yang sangat penting. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang di kehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi laba. Perencanaan laba memerlukan alat bantu berupa analisis biaya-volumelaba. Salah satu teknik analisis biaya-volume-laba adalah analisis Break Even Point (BEP). Impas sendiri di artikan keadaan suatu usaha yang yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha di katakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Dengan demikian analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu alat yang di gunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan. Dengan melakukan analisis Break Even Point (BEP), manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimal yang harus

3 dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisis Break Even Point (BEP) menyajikan informasi hubungan biaya, volume dan laba kepada manajemen. Sehingga memudahkan dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan dimasa yang akan datang. Kawasan Wisata Pantai Marina Kabupaten Bantaeng adalah perusahaan yang melakukan berbagai upaya ke arah peningkatan volume penjualan dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Bertolak dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: Analisis Break Even Point (BEP) terhadap Perencanaan Laba Pada Kawasan Wisata Pantai Marina Kabupaten Bantaeng. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok yang digunakan penulisan ini adalah : "Apakah pengelolaan usaha pada Kawasan Wisata Pantai Marina Kab.Bantaeng berada dalam keadaan Break Even Point (BEP) terhadap perencanaan laba?.

4 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: "Untuk mengetahui tingkat Break Even Point (BEP) dalam kaitannya terhadap perencanaan laba pada Kawasan Wisata Pantai Marina Kab.Bantaeng. D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan hasil analisis yang bersifat positif serta berguna bagi pihak perusahaan dalam melihat hubungan antara biaya, laba dan volume dalam unit dan rupiah. 2. Sebagai salah satu bahan informasi bagi perusahaan dan semua pihak yang menemukan serta berkepentingan dalam pengambilan keputusan untuk manajemen perusahaan dimasa yang akan datang. 3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis Jenis Biaya Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang diperlukan dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan dapat mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi pada setiap pengeluaran merupakan komponen biaya perusahaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan diperoleh. Berbicara mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena itu di dalamnya terdapat dua pihak yang saling berhubungan. Menurut Winardi, (2000: 147), menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan. Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak 5

6 yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1997: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost) adalah : Jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak. Dari definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya termasuk biaya. Sejalan dengan definisi dan pengertian di atas, maka Hartanto, ( 2002 : 89), memberikan atasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), yaitu: cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca pada periode tertentu. Sehubungan dengan jenis-jenis biaya tersebut. Maka Hartanto, (2002 : 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut : "1. Biaya variabel dan biaya tetap 2. Biaya yang dapat dikendalikan".

7 Sedangkan menurut Mulyadi, (2000 : 57) menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari yang menghubungkan tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding dengan volume penjualan atau produksi atau ukuran kegiatan yang lain. Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu utamanya dalam kapasitas biaya dalam proses produksi perusahaan. Dari gambaran umum di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut : 1) Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti volume produksi atau penjualan dalam kegiatan perusahaan. Misalnya atau bahan langsung yang hanya ikut dalam proses produk, atau bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung. 2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk diketahui oleh seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena akan diperoleh suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan. B. Unsur - Unsur Biaya Untuk menggambarkan tentang unsur-unsur dalam proses produksi, pihak perusahaan telah memperhitungkan terhadap biaya-biaya yang dikorbankan,

8 sehingga proses produksi tidak mengalami hambatan yang berarti, dapat memperoleh hasil penjualan dan hasil produksi bisa memperoleh laba. Menurut Mulyadi, (2000 : 159) dalam suatu proses produksi melibatkan suatu unsur- unsur biaya yang dibebankan menurut kelompok biaya tertentu guna menyusun harga pokok produksi dapat digabungkan ke dalam unsur-unsur biaya. Tetapi ini tidaklah dapat dipandang sebagai biaya, melahir harus sesuai dengan faktor biaya, karena biaya tersebut harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut oleh perusahaan. Unsur - unsur biaya tersebut di atas, adalah sebagai berikut : 1. Manufacturing cost, adalah semua biaya yang muncul sejak pembelian bahan-bahan sampai produk selesai (final product) Manufacturing cost terbagi atas : a. Prime cost (biaya utama) adalah biaya dari bahan-bahan secara langsung dan upah tenaga kerja langsung dalam kegiatan pabrik. Prime cost terdiri dari : I. Direct material yaitu semua bahan baku yang membentuk keseluruhan bahan yang secara langsung di masukkan dalam perhitungan kerja pokok. II. Direct cost, yaitu setiap tenaga kerja yang ikut secara langsung pemberian sumbangan pada proses produksi. b. Manufacturing expenses dapat juga disebut factory over head cost atau biaya pabrikasi tidak langsung.

9 Yang termasuk golongan biaya ini adalah I. Indirect labour, yaitu tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, misalnya kepada bagian bengkel, mandur, pembantu umum dan sebagai dasar untuk menyelesaikan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. II. Other manufacturing expenses, yaitu biaya - biaya tidak langsung selain dari indirect labour dan indirect material, seperti biaya atas penggunaan tanah, pajak penghapusan, pemeliharaan dan perbaikan 2. Commercial expenses, yang meliputi : a. Selling expenses adalah semua ongkos yang dikeluarkan setelah selesainya proses produksi sampai pada saat terjualnya. Ongkosongkos ini meliputi penyimpangan, pengangkutan penagihan dan ongkos yang menyangkut fungsi penjualan. b. Administration expenses adalah semua ongkos yang meliputi ongkos perencanaan dan pengawasan. Biasanya semua ongkos yang tidak dibebankan pada bagian produksi atau penjualan dipandang sebagai ongkos administrasi. Sedangkan menurut Horngren, ( 1999: 15 ) unsur-unsur biaya dapat diklasifikasikan ke dalam : 1. Kapan waktu berkompromi : a. Biaya yang harus dikeluarkan b. Anggaran Biaya 2. Kelakuan dihubungkan dengan adanya fluktuasi dalam aktivitas :

10 a. Biaya variabel b. Biaya tetap c. Biaya lain-lain 3. Resiko dalam pengeluaran biaya : a. Total biaya b. Biaya per unit 4. Fungsi manajemen : a. Biaya pabrik b. Biaya pemasaran c. Biaya administrasi 5. Mudah untuk mengubahnya : a. Biaya langsung b. Biaya tak langsung 6. Perubahan biaya pajak tentang keuntungan : a. Biaya produksi b. Biaya Industri Adapun penjelasan dari unsur-unsur biaya tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Historical cost, merupakan biaya yang telah terjadi dimasa lalu sedangkan budgeting cost adalah biaya yang diperkirakan terjadi pada masa yang akan datang. 2. Variabel cost, adalah biaya yang secara keseluruhan akan berubah-sesua dengan berubahnya volume produksi atau penjualan. Sedangkan fixed cost

11 adalah biaya yang secara keseluruhan tidak akan mengalami perubahan pada suatu tingkat produksi atau penjualan. 3. Total cost, adalah sejumlah biaya yang dibebankan pada seluruh biaya obyektif. Sedangkan unit cost adalah biaya rata-rata dari setiap unit dari obyektif. 4. Manufacturing cost adalah sejumlah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang (dengan menggunakan mesin, peralatan dan tenaga kerja).manufacturing cost terdiri dari direct cost, material cost, direct labour cost dan inderect cost/overhead cost. Sedangkan administratif cost adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk pengelolaan perusahaan secara keseluruhan. 5. Direct cost adalah biaya-biaya yang mudah ditelusuri terhadap suatu obyek tertentu. Indirect cost adalah biaya - biaya yang tidak ditelusuri hubungannya dengan obyek tertentu. Sedangkan priod cost merupakan biaya-biaya yang timbul akibat berjalannya waktu. Dengan kata lain, period cost adalah setiap biaya yang dialokasikan berdasarkan waktu. C. Pengertian Break Even Point (BEP) Pengertian Break Even Point (BEP) adalah suatu analisis titik yang menunjukkan keseimbangan antara jumlah biaya yang dikeluarkan dengan jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan.

12 Sehubungan dengan itu, untuk lebih mengetahui tentang pengertian biaya, dibawah ini akan dikemukakan secara luas oleh Mulyadi, (2000 : 3) yang membahas tentang penentuan harga pokok, dikemukakan bahwa di dalam arti luas Break Even Point (BEP) adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang mana laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Pengertian yang telah dikemukakan oleh Sigit, (2001 : 24) menyatakan bahwa dalam proses produksi memang mengeluarkan sejumlah biaya untuk menghasilkan barang dan jasa. Sehingga perusahaan biasanya menghitung sebelum menjalankan kegiatan apakah perusahaan itu dapat menguntungkan atau tidak. Dalam teori mengenai titik pulang pokok (Break Even Point) pada suatu perusahaan yaitu tidak mengalami kerugian dan keuntungan (Impas). Perusahaan yang mengalami hal demikian pasti memikirkan hal-hal tentang pengembangan diri akan adanya kelebihan, bagaimana pada masa yang akan datang Analisis titik pulang pokok adalah suatu analisis titik yang menunjukkan keseimbangan antara jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan. Juga dapat dikatakan analisis ini menunjukkan keadaan di mana perusahaan tidak mengalami keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Pengertian Break Even Point (BEP) ini menurut Sigit, (2001: 217) dikemukakan bahwa suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha

13 tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mendapatkan keuntungan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Suhardi Sigit di atas dapatlah dikatakan bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan sama besarnya dengan jumlah hasil penjualan yang diperoleh hanya dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan (tidak terjadi laba kerugian). Dari analisis pulang pokok (impas) ini kita dapat mengetahui atau dapat memberikan penjelasan tentang besarnya jumlah barang yang harus diproduksi atau banyaknya barang yang harus dijual dalam suatu periode tertentu di mana perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Selain istilah-istilah yang ada, dalam analisis Break Even Point (BEP) juga sering digunakan istilah cost volume profit. Analisis ini menunjukkan hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan volume produksi yang dihasilkan dan besarnya laba/keuntungan yang diperoleh. Jika pada volume tertentu terdapat perolehan penjualan sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan, maka pada titik ini disebut titik impas. Menurut Hartanto, (2002 : 217) beliau menekankan pada penentuan biaya atau alokasi dikemukakan bahwa penyelidikan atas hubungan yang terdapat antara biaya, laba, dan volume adalah sangat penting bagi manajemen untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik. Selanjutnya dari penyelidikan ini kita dapat mendapat sesuatu klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan manajerial planning dan strategi untuk dapat meningkatkan keuntungan.

14 Definisi yang dikemukakan oleh Hartanto diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengadakan penyelidikan antara hubungan biaya, volume dan biaya itu akan sangat berguna bagi manajemen karena dalam hal ini penyelidikan tersebut akan memberikan informasi bagi perencanaan yang baik demi kelancaran usaha dalam penyampaian tujuan yang diinginkan. Walaupun terdapat berbagai kegunaan pada analisis pulang pokok, akan tetapi terdapat pula beberapa kelemahan. Perencanaan mempersiapkan sebuah Break Even Point (BEP) yang membutuhkan banyak perkiraan dan asumsi yang dapat mengakibatkan ketidak tepatan hasil yang disajikan oleh bagan tersebut. Beberapa keterbatasan sistem pulang pokok oleh Mulyadi, (2000 : 89) sebagai berikut : a. Garis keseluruhan, yakni garis yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, seharusnya tidak digambarkan sebagai garis lurus. Oleh karena itu pada kenyataan biasanya biaya tersebut tidak berubah secara proposional. b. Sistem Break Even Point (BEP) menunjukkan gambaran statis, sedangkan jalannya perusahaan amat dinamis. Oleh karena itu perubahan-perubahan setiap waktu dapat terjadi. c. Pengklasifikasian biaya semi variabel dan semi tetap sering kali diabaikan, kemudian dimasukkan saja dalam golongan biaya variabel atau biaya tetap. d. Bilamana perusahaan menghasilkan berbagai jenis produksi maka timbul masalah lain disamping masalah-masalah yang telah dijelaskan

15 di atas misalnya bauran produk cenderung mengeluarkan biaya yang berbeda, sehingga tiap perusahaan bauran produk akan cenderung mengubah fakta yang terdapat dalam bagan break even point. D. Kegunaan dan Tujuan Break Even Point (BEP) Sebagaimana telah dikemukakan pada uraian-uraian terdahulu bahwa tujuan titik pulang pokok sangat penting/ berguna bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui besarnya volume produksi/ penjualan perusahaan dalam keadaan pulang pokok. Dan selanjutnya analisa tersebut dapat juga digunakan untuk mengetahui besarnya volume produksi/ penjualan perusahaan, apakah mencapai laba tertentu atau kerugian tertentu selain dari pada itu tujuan pulang pokok dapat juga digunakan sebagai suatu cara atau tehnik untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume dan laba. Dengan diketahui titik Break Even Point (BEP), pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan untuk menetapkan kebijaksanaan selanjutnya sehubungan dengan kegiatan operasi perusahaan untuk mencapai tujuan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai kegunaan dari pada analisis pulang pokok bagi manajemen adalah sebagai berikut, menurut Djahidin, (2000: 120) dinyatakan bahwa analisa Break Even Point (BEP) sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui besarnya tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan. Atau dengan kata lain bahwa dengan mengetahui break even point, dapat kita ketahui kaitan-kaitan antara penjualan, produksi, harga, biaya, rugi atau

16 laba, sehingga memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengambil kebijaksanaann dalam peningkatan laba. Selanjutnya dikatakan pula bahwa selain dari kegunaan tersebut di atas, Break Even Point (BEP) juga berguna bagi pimpinan untuk : a. Dasar atau landasan dalam merencanakan tingkat keuntungan yang akan di peroleh (profit planning). b. Dasar untuk menentukan tingkat produksi yang menguntungkan dalam arti bahwa pada tingkat produksi tertentu perusahaan akan memperoleh laba (di atas titik break even point) dan mencegah tingkat produksi/penjualan yang lebih rendah dari titik break even point. c. Dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan (controlling). Sedangkan menurut Soemita, (1999: 29) mengemukakan bahwa alat-alat lain untuk membantu manager keuangan dalam proses pengendalian dan perencanaan, diantaranya adalah analisa Break Even Point (BEP) yang terutama berguna untuk perluasan pabrik dan keputusan untuk memproduksi produk baru sebagai percontohan. Dengan bertitik tolak dari uraian beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa analisa titik pulang pokok tidaklah semata-mata berguna bagi pimpinan untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja akan tetapi lebih dari pada itu dapat digunakan sebagai suatu cara atau tehnik untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume, harga jual serta laba dan rugi atau dengan kata lain untuk menghadapi berbagai kemungkinan perubahan

17 kondisi dan keadaan yang dapat mempengaruhi laba dan tingkat pencapaian tujuan perusahaan. 1. Menghitung analisis pulang pokok dengan cara coba - coba (trial and error). Dalam hal ini, kita menghitung keuntungan netto berdasarkan volume produksi/ penjualan tertentu. Apabila perhitungan masih menghasilkan keuntungan, maka dapat dapat diturunkan sampai pada tingkat produksi tertentu dan tingkat berapa kita mengalami Break Even Point (BEP). Sebaliknya bila dalam perhitungan kita mendapatkan rugi pada tingkat tertentu, untuk mendapatkan break even point, maka tingkat produksi harus dinaikkan hingga mencapai break even point (BEP). pada tingkat tertentu 2. Perhitungan berdasarkan rumus Aljabar menurut Mulyadi (2000 : 119) dengan formulasi, sebagai berikut: a. Atas dasar jumlah unit produksi Rumus BEP (Q) = FC P - V dimana : BEP FC V P Q = Break Even Point = Biaya tetap = Biaya variabel = Harga jual per unit = Jumlah unit yang dihasilkan b. Perhitungan BEP atas dasar sales, dalam rupiah (Rp), yaitu : FC

18 BEP ( Rp ) = dimana : 1 - VC S BEP FC VC S Q = Break even point = Biaya tetap = Biaya variabel = Volume / nilai hasil penjualan = Jumlah rupiah yang dihasilkan E. Pengertian Margin Of Safety (Batas Keamanan) Margin of safety merupakan alat yang dapat memberikan informasi tentang berapa besar volume penjualan yang dianggarkan atau hasil penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian. Angka margin of safety akan memberikan petunjuk mengenai jumlah maksimun penurunan volume penjualan yang direncanakan atau dianggarkan sekaligus tidak mengakibatkan kerugian. Dengan mengetahui margin of safety akan diperoleh manfaat bagi kemajuan perusahaan. Dalam hal ini margin of safety bagi perusahaan yang merupakan syarat bagi manajemen untuk mengetahui batas keamanan dari kondisi penjualannya dan juga dapat diketahui berapa yang harus diproduksi agar penjualan mendekati titik break even point. Sebagaimana dikemukakan oleh Riyanto (2004 : 299) mengemukakan bahwa margin of safety adalah merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan dengan penjualan Break Even Point (BEP).

19 Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan margin of safety adalah batas jarak keamanan dimana jumlah penjualan tidak melebihi tidak pula mengalami kerugian. Pengertian batas Break Even Point (impas) adalah impas suatu keadaan dimana suatu usaha tidak menderita rugi atau untung. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas apabila jumlah penghasilan sama dengan biaya atau apabila menutu biaya tetap saja. Menurut Sigit, (2001 : 1) menyatakan bahwa analisis break even point adalah suatu cara atau untuk tehnik yang digunakan oleh seseorang petugas/manajer perusahaan untuk mengetahui besarnya volume (jumlah) produksi dan volume penjualan pada beberapa perusahaan yang bersangkutan sehingga tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Menurut Machfoedz, (2000 : 125) menyatakan bahwa break even point adalah suatu keadaan dimana jumlah penjualan sama dengan jumlah biaya atau keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba atau tidak menderita kerugian, atau laba perusahaan sama dengan nol. Kemudian Menurut Djahidin, (2001 : 125) menyatakan bahwa suatu perusahaan dikatakan Break Even Point (BEP).apabila dalam usahanya pada suatu periode adalah jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualannya adalah sama pula. Keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh laba. Kegiatan perusahaan nampaknya tidak ada suatu hasil yang dicapai karena keuntungan yang diharapkan oleh pihak perusahaan tidak ada dan tidak juga merugi.

20 Menurut Riyanto, (2004 : 291) menyatakan bahwa analisis break even point adalah suatu tehnik analisa untuk mempelajari hubungan biaya, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan volume kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut cost profit analysis (C.P.Y. Analysis). Dalam perencaaan keuntungan, analisis break even merupakan profit Planning Approach yang berdasarkan pada hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue). Untuk melaksanakan titik impas atau break even point (BEP) tersebut dijelaskan beberapa anggapan (asumsi), sebagai berikut : a. Biaya dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap. b. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proposional dengan volume produksi/penjualan. Berarti bahwa biaya variabel per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume/penjualan. Berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. d. Harga jual per unit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisis. e. Apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk, maka pertimbangan dalam menghasilkan penjualan antara masing-masing produk atau sales mixnya adalah tetap konstan.

21 Analisis Break Even Point (BEP) sangat penting bagi pimpinan perusahaan seperti dikemukakan Djahidin, (2001 : 154), sebagai berikut : a. Dasar atau landasan dalam merencanakan tingkat keuntungan yang diperoleh (profit planning) b. Dasar untuk menentukan tingkat produksi yang menguntungkan dalam arti bahwa pada tingkat produksi tertentu perusahaan akan memperoleh laba di atas BEP dan mencegah tingkat produksi/ penjualan yang lebih rendah dari titik BEP. c. Dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan (control). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis Break Even Point (BEP).adalah suatu alat analisis yang sangat bermanfaat dan penting diketahui oleh manajer perusahaan, karena dengan demikian dapat menunjukkan sebabsebab keadaan yang menguntungkan dan merugikan. Tujuan analisis Break Even Point (BEP).ini penting untuk diketahui keuntungan ataupun atau kerugian yang dialami perusahaan. Dalam hubungannya dengan penurunan omzet penjualan, titik impas sebenarnya adalah merupakan lampu tanda bahaya bagi perusahaan. Artinya pada penjualan sebesar titik impas perusahaan mengalami keuntungan. Dan bilamana omzet penjualannya terus menerus menurun sehingga dibawah titik impas maka perusahaan akan menderita kerugian. Selanjutnya bila pihak perusahaan tidak menaikkan omzet pejualannya di atas titik impas untuk jangka waktu yang lama, maka kemungkinan perusahaan

22 akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan agar omzet penjualan tetap berada di atas titik impas. F. Pengertian Laba Konsep mengenai laba dari hasil penjualan yang telah dikurangi dengan biaya dalam proses produksi, sehingga selisihnya adalah merupakan keuntungan (laba), karena laba itu sebagai hasil yang sudah dikurangi dengan seluruh komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, laba tersebut sebagai nilai atau hasil yang diperoleh dari pertukaran ( penjualan ) atas barang dan jasa yang dihasilkan, menurut Baridwan, (2000 : 215), menyatakan bahwa keuntungan (laba) yang dihasilkan dengan penjualan barang dan jasa jumlahnya dapat diukur dengan pembebanan yang dilakukan terhadap atas pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang atau jasa-jasa yang diserahkan kepada mereka. Dalam pendapatan (laba) juga termasuk penjualan atau penukaran aktiva diluar barang-barang dagangan, bunga dan deviden atau pembagian laba untuk penanaman dan penambahan lain daripada kekayaan pemilik dalam usaha yang bersangkutan. Di luar penambahan dan penyesuaian atau transaksi-transaksi lainnya dalam rangka kegiatan yang merupakan tujuan dari usaha yang bersangkutan disebut dengan istilah laba operasi. Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

23 a. Laba dapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu tertentu atau secara berkala. b. Pendapatan diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atau jasa diserahkan kepada pembeli dan dapat diperoleh karena pertukaran aktiva, sebagai hasil dari penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain. c. Laba dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan, harus diukur dengan satuan mata uang tertentu yang telah diperoleh. d. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pembeli perusahaan. Namun perlu diketahui bahwa idak semuanya yang menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik itu, dapat dikatagorikan sebagai pendapatan, seperti halnya dengan penilaian aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan baru yaitu perkiraan penyesuaian modal. G. Hubungan Break Even Point (BEP) Dengan Perencanaan Laba Dengan mengetahui titik pulang pokok (break even point) dari suatu perusahaan, maka sangatlah besar artinya bagi pimpinan, karena dapat memberikan gambaran yang bermanfaat untuk melaksanakan beberapa kebijaksanaan perusahaan, utamanya di dalam merencanakan laba. Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan dimasa

24 yang akan datang. Oleh sebab itu manajer harus mampu merencanakan masa depan perusahannya. Adapun yang sering digunakan dalam menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh dari kegiatannya. Sedangkan untuk semua laba, selalu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu harga jual, biaya-biaya dalam proses produksi dan volume produksi. Faktor tersebut di atas, sangat erat kaitannya di mana biaya perencanaan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual untuk mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Melalui analisis break even point dapat diketahui hubungan antara volume produksi dan penjualan dengan jumlah biaya serta keuntungan sehingga sering pula disebut cost profit, volume analysis. Dalam merencanakan laba analisis ini merupakan profit planning approach, sebagaimana yang dikemukakan oleh Riyanto, (2004 : 91) analisa break even point mempunyai hubungan antara biaya keuntungan dan volume kegiatan, maka analisa tersebut sering disebut CPV Analysis. Dalam merencanakan keuntungan, analisa break even point merupakan dasar profit planning approach yang berdasarkan hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan (revenue), keuntungan yang diharapkan perusahaan tergantung dari cepatnya proses produksi berjalan. Merencanakan laba hubungan antara biaya, volume dan laba, break even memegang peranan yang sangat penting terutama di dalam pemilihan alternatif, tindakan dan perumusan kebijaksanaan untuk masa yang akan datang. Dalam hal ini Hartanto, (2001 : 67) mengatakan bahwa penyelidikan atas hubungan yang

25 terdapat antara biaya, laba dan volume penjualan sangat penting bagi manajemen untuk dapat membuat suatu rencana yang baik. Berdasarkan penyelidikan ini akan mendapat gambaran mengenai suatu klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan manajerial planning dan strategi. H. Kerangka Pikir Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dengan kesempatan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, manajemen bertugas untuk merencanakan masa depan perusahaannya. Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan perusahaan adalah pengambilan keputusan dalam pemilihan berbagai macam alternatif dan perumusan kebijaksanaan. Laba yang diperoleh dalam suatu perusahan menjadi ukuran sukses atau tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaannya. Laba dipengaruhi tiga faktor yaitu harga produk jual, biaya dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan. Sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Tiga faktor tersebut saling berkaitan sehingga di dalam perencanaan hubungan antara biaya, volume, laba memegang peranan sangat penting. Untuk memilih alternatif tindakan dan perumusan kebijakan masa yang akan datang manajemen memerlukan data untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat pada laba.

26 Analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu bagian dari konsep analisis biaya, volume, laba. Analisis Break Even Point (BEP) menitik beratkan pada tingkat penjualan minimum sesuai dengan laba yang direncanakan dan penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak menderita kerugian, sedangkan dalam analisis biaya volume laba titik berat analisisnya diletakkan pada sampai seberapa jauh perubahan biaya volume dan harga jual yang mengakibatkan laba perusahaan berubah. Perencanaan perusahaan dapat efektif bila manajemen dapat memperkirakan bagaimana pengaruh faktor-faktor dalam analisis hubungan biaya volume laba terhadap laba perusahaan. Pembuatan anggaran penghasilan dan biaya pada setiap tahun dapat digunakan sebagai acuan bagi manajer dalam menjalankan usahanya secara nyata selama periode berjalan. Maka perencanaan laba melalui analisis Break Even Point (BEP) sangat diperlukan oleh manajemen perusahaan. Perhitungan Break Even Point (BEP) dalam perencanaan laba dapat lebih besar daripada produksi, sehingga laba yang direncanakan meningkat agar supaya proses produksi perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi. Untuk menentukan perencanaan laba yang lebih tinggi, analisis yang digunakan metode Break Even Point (BEP).

27 Untuk lebih jelasnya kerangka pikir digambarkan dalam bagan alur kerangka pikir, sebagai berikut : KAWASAN WISATA PANTAI MARINA (Kab. Bantaeng) Analisis B i a y a dan Penjualan Biaya Volume Penjualan Break Even Point (BEP) Perencanaan Laba I. Hipotesis Berdasarkan masalah pokok yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis, sebagai berikut : Diduga bahwa pengelolaan usaha pada kawasan wisata pantai marina kabupaten Bantaeng berada dalam keadaan Break Even Point (BEP) terhadap perencanaan laba.

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Bantaeng, dimana Wisata Pantai Marina berlokasi, tepatnya di Desa Baruga Kecamatan Pa jukukang. Sedangkan waktu penelitian dan penyusunan laporan ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2015. B. Metode Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data serta keterangan yang di perlukan dalam penyusunan proposal ini, dalam menggunakan metode penelitian studi kasus (Case study method) dan pengumpulan data melalui penelitian, yaitu sebagai berikut : a. Penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku sebagai bahan pustaka, serta karangan ilmiah yang erat kaitannya dengan masalah yang di atas. b. Penelitian lapang (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan kunjungan secara langsung kepada obyek penelitian yang telah ditetapkan. Untuk mengumpulkan data lapang yang diperlukan, digunakan tehnik/ metode, sebagai berikut : 28

29 1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. 2. Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan beberapa staf yang langsung menangani masalah penjualan dan produksi. C. Jenis Dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis data a. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik secara lisan maupun tulisan. b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka. 2. Sumber data a. Data primer Data yang diperoleh melalui observasi berupa pengamatan beserta wawancara dengan pimpinan dan karyawan Wisata Pantai Marina b. Data sekunder Data yang diperoleh berupa informasi tertulis dan dokumentasi serta laporan-laporan Wisata Pantai Marina.

30 C. Populasi Dan Sampel Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah suatu himpunan atau bagian dari unit populasi. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu mengambil sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun populasi dan sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan laporan keuangan yakni data penjualan/pendapatan, biaya variabel, dan biaya tetap pada Wisata Pantai Marina selama 5 tahun (2008-2012). E. Metode Analisis Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya maka dalam menganalisis dan membuktikannya penulis menggunakan perhitunganperhitungan dengan terlebih dahulu mengklasifikasi biaya, yakni biaya tetap dan biaya variabel serta harus memerhatikan volume penjualan. Dalam perhitungan tersebut penulis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Mulyadi (2000 : 119) : 1. Untuk menghitung break even point dalam kuantitas penjualan atas dasar unit barang : BEP ( Unit ) = FC P - V dimana : BEP P = Break even point (penjualan pada titik impas dalam unit) = Harga jual per unit (Price)

31 V FC = Biaya variabel per unit (Variable cost) = Total biaya tetap (Fixed cost). 2. Untuk menentukan penjualan minimal ( rupiah ) di dalam menentukan laba yang direncanakan adalah : BEP ( Rupiah ) = dimana : BEP FC VC S 1 - FC VC S = Break even point (Penjualan pada titik impas dalam rupiah) = Total biaya tetap (Fixed cost) = Biaya variabel keseluruhan (variable cost) = Volume / nilai hasil penjualan keseluruhan (sales) 1 = Konstanta 3. Untuk menentukan penjualan minimal di dalam menentukan laba yang direncanakan adalah : BEP (Penjualan Minimal) = FC + Laba VC 1 - S Dimana : FC = Biaya tetap (Fixed cost) VC = Biaya variabel (Variable cost) S = Volume penjualan (Sales) 1 = Konstanta