ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR"

Transkripsi

1 ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada pabrik minuman UD Usaha Baru Makassar. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif menggunakan Break even untuk mengetahui tingkat penjualan minimum sehingga hasil penjualan perusahaan tidak mengalami kerugian baik dalam unit maupun dalam rupiah. Demikian pula dengan menggunakan metode Margin of Safety. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan peneliti mengambil keputusan bahwa volume produksi dan penjualan pabrik minuman botol atau senilai Rp ,- setiap periodenya. Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan setiap periode maka perusahaan harus menjaga volume produksi dan penjualan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. PENDAHULUAN Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen didalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk merencanakan masa depan perusahaannya, agar semua kemungkinan dan kesempatan dimanfaatkan, lalu direncanakan bagaimana menghadapinya sejak sekarang. Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan perusahaan adalah pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif dan perumusan kebijaksanaan. Ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai sukses tidaknya suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu harga jual produk, biaya dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi akan mempengaruhi biaya. Tiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu didalam perencanaan, hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat penting sehingga didalam pemilihan alternatif lebih tepat. Tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan data untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat pada laba yang akan datang. Analisa Break Even Point (Titik Impas) memperlihatkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Metode tersebut merupakan tehnik untuk menggabungkan, mengkoordinasikan, dan menafsirkan data produksi, serta distribusi dalam rangka membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Analisa Break Even adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum, agar supaya perusahaan tidak menderita kerugian, tetapi juga belum

2 memperoleh keuntungan (dimana labanya sama dengan nol). Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan break even apabila jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya. Dengan demikian, untuk setiap kebijakan yang ditempuh perlu pertimbangan, yaitu masalah biaya dan pendapatan yang diperoleh sehingga di dalam perencanaan laba, analisa break even merupakan suatu metode yang menghubungkan jumlah biaya yang dikorbankan untuk mencapai volume penjualan tertentu dengan laba yang diharapkan atas volume penjualan tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik memilih judul : Analisis Break Even Pada Perusahaan Pabrik Minuman UD. Usaha Baru Makassar. Rumusan Masalah Bagaimana menentukan penjualan yang minimal harus dicapai agar perusahaan memperoleh keuntungan yang diinginkan. Tujuan Penelitian Mengetahui penelitian ini bertujuan untuk masalah yang dihadapi oleh perusahaan, khususnya dalam menentukan volume produksi dan penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang diinginkan. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan didalam wilayah Kota Makassar, tepatnya di perusahaan pabrik minuman UD. Usaha Baru. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Analisis perhitungn Break Even (BEP) dalam Rupiah penjualan : BEP dalam Rp = FC 1 VC/S 2. Analisis perhitungan Break Even dalam unit penjualan : BEP dalam unit = FC P V 3. Margin of Safety MOS = Keterangan : FC = Biaya Tetap (Fixed cost) VC = Biaya variabel (variabel cost) P = Harga Jual S = Penjualan (sales) Penjualan yang diharapkan penjualan BEP Penjualan yang diharapkan TINJAUAN PUSTAKA x 100 % Pengertian Biaya Sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan membutuhkan biaya dalam menjalankan aktivitasnya, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang industri. Tanpa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maka setiap perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik, oleh karena itu maka dapat dikatakan bahwa peranan biaya dalam perusahaan sangat penting.

3 Pengertian biaya yang sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi sebagai berikut : Biaya dapat diartikan dalam arti luas dimana biaya merupakan suatu pengorbanan dari sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk memperoleh laba yang semaksimal mungkin (1990:7). Kemudian menurut Masud Machfoedz, yang memberikan pengertian biaya yaitu : Biaya adalah beban terhadap penghasilan karma perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Biaya bisa berasal dari aktiva atau terjadi langsung tanpa melalui aktiva (1990:100). Selanjutnya menurut Helmi Rony memberi pengertian biaya yaitu : Biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk suatu barang atau jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang melalui tukar menukar ataupun melalui pemberian jasa (1990:15). Selanjutnya akan disajikan penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volumen menurut Mulyadi yaitu : 1. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya 2. Berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan 3. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan 4. Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 5. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume / periode tertentu (1990:13-14). Dari defenisi tersebut di atas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volumee dapat dibedakan atas empat bagian yaitu : 1. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding dengan perubahan volume penjualan atau produksi 2. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume produksi 3. Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu 4. Biaya tetap adalah biaya yang cenderung konstan secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaruh asumsi tertentu seperti kebijakan manajemen serta periode waktu. Untuk lebih jelasnya maka berikut ini akan disajikan pengertian break even yang sebagaimana dikemukakan oleh Bambang Riyanto yaitu sebagai berikut : Analisis break even adalah suatu tehnik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, laba dan volume kegiatan. Oleh karena analisis-analisis tersebut mempelajari hubungan antar biaya, keuntungan, volume kegiatajn maka analisis tersebut bering pula disebut cost profit volume analisis (1995:360). Sedangkan menurut Mulyadi yang memberikan batasan break even yaitu : Impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas bila jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba contribusi hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap saja (1990:7).

4 Kemudian dalam melaksanakan perhitungan break even terdapat beberapa konsep atau anggapan dasar yang digunakan menurut Munawir adalah sebagai berikut : 1. Bahwa biaya harus dapat diklasifikasi atau dipisahkan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 2. Bahwa Maya tetap akan selalu konstan sampai kapasitas penuh. Biaya tetap adalah biaya selalu akan terjadi walaupun perusahaan berhenti beroperasi. 3. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya singkronisasi antara penjualan dan produksi. 4. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. 5. Bahwa hanya ada satu macam barang yang di produksi atau di jual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya akan tetap konstan (1993: ). Untuk menghitung break even dengan menggunakan rumus matematis dapat dilakukan dengan dua (2) cara yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan matematis Perhitungan BEP dengan menggunakan pendekatan matematis dapat dilakukan dengan dua cara seperti yang dirumuskan oleh Bambang Riyanto yaitu : a. Atas dasar unit BEP atas dasar unit dapat dihitung dengan menggunakan rumus : FC BEP Q = P VC Dimana : P = Harga jual per unit VC = Biaya variabel per unit FC = Biaya tetap b. Atas dasar sales dalam rupiah FC BEP Rp = 1 VC/S Dimana : S = Volume penjualan 2. Pendekatan Grafik Break even dengan pendekatan grafik dapat diketahui dengan jumlah rupiah hasil penjualan, kuantitas yang dijual, biaya variabel, biaya tetap, laba marginal, laba pada tingkat penjualan tertentu, dan kerugian pada tingkat penjualan tertentu serta titik break even Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa metode break even dilakukan untuk menunjukkan tingkat penjualan dimana tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Margin Of Safety Salah satu faktor yang diperlukan didalam perencanaan laba adalah merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan dengan penjualan break even. Apabila hasil penjualan pada tingkat break even dihubungkan dengan penjualan yang direncanakan atau pada tingkat penjualan tertentu maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian.

5 Berikut ini akan disajikan pengertian MOS yang sebagaimana dikemukakan oleh Bambang Riyanto sebagai berikut : Margin of safety adalah angka yajng menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan dengan penjualan pada break even (1995:367). Sedangkan menurut Matz-Usry dan Sirait Wibowo memberikan pengertian mengenai margin of safety yaitu : Margin of safety adalah berapa besar penjualan boleh turun dari jumlah penjualan tertentu sebelum perusahaan mengalami keadaan impas, yakni sebelum perusahaan mulai menderita rugi (1992:309). Untuk menghitung margin of safety, digunakan rumus sebagai berikut : Penjualan yang direncanakan penjualan BEP MOS = x 100 % Penjualan yang direncanakan Apabila penjualan yang direncanakan lebih kecil dari penjualan yang sebenarnya, maka perusahaan akan menderita kerugian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin kecil margin of safety berarti perusahaan tersebut semakin cepat menderita kerugian, dalam hal ini ada penurunan jumlah penjualan yang sebenarnya. Pada keadaan ini pimpinan perusahaan perlu mengambil keputusan mengenai kelangsungan kegiatan produksi perusahaan. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Komponen Biaya Produksi Pada bab ini penulis ingin menguraikan dan menghitung break even berdasarkan satuan rupiah dan satuan unit. Dalam menghasilkan/memproduksi barang, harus mengetahui seluru biaya yang dikeluarkan selama jangka waktu tertentu, biaya tersebut tergantung pada penggunaan faktor-faktor yang diikut sertakan dalam proses produksi. Sebagai mana kita mengetahui bahwa dalam analisis break even, biaya harus di klasifikasikan sesuai dengan sifat biaya tersebut bila dihubungkan dengan volume kegiatan perusahaan. Jika apabila kita melihat sifat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan minuman ini, maka unsur biaya tetep dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume. Yang tergolong biaya variabel dalam memproduksi minuman cream soda ini adalah sebagai berikut : a. Biaya bahan baku b. Biaya bahan penolong c. Biaya tenaga kerja langsung d. Biaya overhead pabrik Ad. 1a. Biaya bahan baku Bahan baku merupakamn bahan yang membentukk bagiamn integral produk jadi. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi minuman cream soda adalah air PAM, gula, citronzur, enssence, pewarna, dan Co2. Bahan baku ini dibeli dari perusahaan-perusahaan yang khusus menjual dan mesuplai bahan minuman dan makanan. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku tersebut per harinya adalah sebagai berikut : TABEL 1

6 BIAYA BAHAN BAKU / HARI JENIS BAHAN BAKU Air Pam Gula Pasir Citronzur Essence Pewarna Gas Co2 Rp TOTAL Rp Ad. 1b. Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yajng tidak menjadi bagian utama produk namun mempunyai fungsi melengkapi dan menyelesaikan menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Bahan penolong yang digunakan adalah botol, piceng, label, dan tali rafiah. Adapun biaya yang dikeluarkan dari bahan penolong tersebut oleh perusahaan perharinya adalah sebagai berikut: TABEL 2 BIAYA BAHAN PENOLONG / HARI JENIS BAHAN PENOLONG Botol Rp Piceng Label Taii Rafiah TOTAL Rp Ad. 1c. Biaya tenaga kerja langsung Merupakan biaya yang dikeluarkamn kepada tenaga kerja yang langsung menangani jalannya proses produksi yaitu pengelolaan bahan baku menjadi produk jadi yajng siap dijual. Perusahaan minuman ini menggunakan tenaga kerja sebanyak 15 orang dengan menggunakan sistem upah harian. Adapun biaya yang dikeluarkan untukk tenaga kerja langsung ini oleh perusahaan adalah sebagai berikut : TABEL 3 BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG / HARI T. KERJA LANGSUNG TOTAL 15 Orang Rp Rp Ad. 1d. Biaya Overhead pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang merupakan fasilitas tersedia dipabrik. Dalam hal ini fasilitas tersebut adalah telepon dan listrik. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan perbulannya adalah sebagai berikut : TABEL 4 BIAYA OVERHEAD PABRIK / BULAN

7 JENIS B.O.P Telepon Listrik Bahan Bakar kendaraan Rp TOTAL Rp Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak terpengaruhi adanya perubahan volume kegiatan. Yang termasuk biaya tetap dalam memproduksi minumann cream soda yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya terdiri dari : a. Biaya tenaga kerja tidak langsung b. Biaya penyusutan c. Biaya pemeliharaan d. Biaya asuransi e. Biaya overhead pabrik Ad. 2a. Biaya tenaga kerja tidak langsung Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada karyawan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, namun membantu lancarnya kegiatan perusahaan. Adapun biaya tersebut adalah : TABEL 5 BIAYA TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG / BULAN T. KERJA LANGSUNG TOTAL 4 Orang Rp Rp Ad. 2b. Biaya penyusutan Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap penggunaan aktiva tetap yang ada dalam perusahaan dengan memperhitungkan penyusutan yang terjadi berdasarkan perkiraan umur aktiva secara garis lurus. Adapun biaya penyusutan yang ditetapkan oleh perusahaan dalam sebulannya adalah sebagai berikut : TABEL 6 BIAYA PENYUSUTAN / BULAN JENIS BIAYA PENYUSUTAN Bangunan Kendaraan Mesin pengisian gas Alat pres penutup botol Alat pencampuran Alat perkantoran Rp TOTAL Rp Ad. 2c. Biaya Pemeliharaan

8 Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan pemeliharaan yang besarnya ditetapkan setiap bulannya. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : TABEL 7 BIAYA PEMELIHARAAN / BULAN JENIS BIAYA PEMELIHARAAN Bangunan Kendaraan Mesin dan alat-alat produksi Alat perkantoran Rp TOTAL Rp Ad. 2d. Biaya Asuransi Biaya asuransi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjamin kesejahteraan dan keselamatan karyawan dalam proses kegiatan perusahaan. Adapun biaya yang dikeluarkan setiap bulannya adalah sebagai berikut : TABEL 8 BIAYA ASURANSI / BULAN JENIS BIAYA ASURANSI TOTAL JAMSOSTEK Rp Ad. 2e. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penggunaan fasilitas pabrik untuk memperlancar usaha dan ditetapkan perusahaan perbulannya adalah sebagai berikut : TABEL 9 BIAYA OVERHEAD PABRIK / BULAN JENIS BIAYA OVERHEAD P. Air Telepon Listrik Lain lain Rp TOTAL Rp Analisis Break even point Analisis break even adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum, agar supaya perusahaan tidak menderita kerugian tapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan kata lain. Suatu usaha dikatakan break even apabila jumlah penghasilan sama dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan perusahaan.

9 Dalam analisis break even ini, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diperhitungkan perbulannya dimana biaya variabelnya yang dikeluarkan perharinya sebagai patokan untuk perbulannya dengan masa kerja 26 hari dengan asumsi tidak terjadi perubahan yang sangat berarti selama itu. Berdasarkan data-data sebelumnya, maka biaya-biaya yang dikeluarkan selama sebulan adalah sebagai berikut : TABEL 10 BIAYA VARIABEL / BULAN UD. USAHA BARU JENIS BIAYA URAIAN Biaya bahan baku Biaya bahamn penolong Biaya T.K langsung Biaya B.O.P Rp x 26 Rp x x TOTAL Rp TABEL 11 TOTAL BIAYA TETAP / BULAN UD. USAHA BARU JENIS BIAYA Biaya T.K. tidak langsung Rp Biaya penyusutan Biaya pemeliharaan Biaya asuransi Biaya B.O.P TOTAL Rp Berdasarkan data di atas untuk volume penjualan diperhitungkan atas kapasitas yang ada yaitu kapasitas produksi dalam keadaan normal untuk perharinya adalah 250 lusin atau 3000 botol minuman cream soda. Jadi untuk sebulannya, maka : 250 x 12 x 26 = botol minuman. Sementara untuk harga jual perbotolnya adalah Rp. 400/btl. Dari keterangan dan data tersebut maka dapatlah dihitung dan ditentukan suatu break even perbulannya dengan menggunakan salah satu pendekatan, yaitu pendekatan matematis yajng dihitung dalam satuan rupiah dan satuan unit. Diketahui : Harga jual = Rp. 400 / Botol Volume produksi normal = botol / bulan Penjualan = x Rp. 400 = Rp Total Biaya tetap = Rp Biaya Variabel = Rp Biaya variabel / unitnya = Rp : = Rp. 279,06 Maka perhitungan Break evennya adalah :

10 BEP Botol = = FC P VC Rp Rp. 400 Rp. 279,06 Rp = Rp. 120,9 = Botol Dari perhitungan di atas maka untuk mencapai keadaan break even, perusahaan minimal harus memproduksi dan menjual sebanyak botol minuman cream soda. BEP (Rp) = = FC 1 VC /S Rp Rp /Rp Rp = 1 0,698 = Rp Dari perhitungan di atas maka untuk mencapai keadaan break even, perusahaan harus melakukan penjualan minimal senilai Rp Berdasarkan pada hasil perhitungan break even tadi, maka biaya variabel yang dikeluarkan dalam keadaan break even adalah dengan melihat komposisi presentase (%) biaya variabel dalam laporan laba rugi berikut ini : Penjualan... Rp (100 %) Total Biaya variabel... Rp (69,8%) Selisih (CM)... Rp (30,2%) Total biaya tetap... Rp Laba... Rp Dari data di atas maka persentase (%) biaya yajng dikeluarkan adalah 69,8% yang berarti bahwa pada saat break even biaya variabel yang dikeluarkan adalah 69,8 % dari total penjualan break even yaitu : Penjualan... Rp Biaya variabel (69,8%)... Rp Selisih (CM)... Rp Biaya tetap... Rp Laba 0 Jadi dalam keadaan break even biaya variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp ,- Jika diinginkan suatu laba, maka harus dicapai tingkat aktifitas yang lebih tinggi dari persentase kapasitas break even. Misalnya perusahaan ingin memperoleh laba sebesar 25% dari penjualan maka salah satu faktor yang dapat dilakukan adalah meningkatkan volume penjualan sebesr mungkin. Meningkatnya penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan biaya (dalam hal ini biaya variabel). Dengan biaya tetap tadi dan persentase yang didapat, maka dapat dihitung budgetnya sebagai berikut: biaya tetap + laba yang diharapkan Budget penjualan = selisih cm Rp ,25 x x = ,302 x = Rp ,25 x 0,302 x 0,25 x = Rp

11 Rp X = x = Rp jadi untuk mendapatkan laba sebesar 25%, maka perusahaan harus melakukan penjualan sejumlah Rp dengan biaya variabel yang dikeluarkan adalah Rp x 69,8% = Rp ,- Margin Of Safety Margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan dengan penjualan yang break even. Dengan demikian margin of safety juga menggambarkan batas jarak perusahaan akan mengalami kerugian. Margin of safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus : MOS = Penjualan yang direncanakan penjualan BEP Penjualan yang direncanakan x 100% Maka dengan penjualan yang diharapkan terjadi adalah sebesar Rp dan penjualan BEP Rp maka margin of safetinya adalah : Rp Rp MOS = x 100% Rp Rp = x 100% Rp = 65,5 Angka margin of safety sebesar 65,5 % menunjukkan bahwa jika jumlah penjualan nyata berkurang atau mengalami penurunan kurang dari 65,5% dari tingkat penjualan yang diharapkan maka perusahaan akan mengalami kerugian yang dapat membahayakan kegiatan perusahaan, sebaliknya jika lebih besar maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan yang penulis telah kemukakan di atas yaitu mengenai analisis break even dengan objek penelitian perusahaan minuman cream soda UD. Usaha baru, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis break even sangat berguna untuk menjelaskan kepada manajemen perusahaan mengenai hubungan yang saling mempengaruhi antara biaya, volume produksi, dan harga jual sebagai faktor-faktor yang menentukan laba. 2. Analisis break even dapat dijadikan landasan / dasar didalam merencanakan kegiatan operasional perusahaan untuk mencapai keuntungan tertentu, serta dapat merupakan alat pengawasan bagi manajemen karena bisa diketahui keadaan yang mungkin dapat merugikan atau menguntungkan dari adanya perubahan dalam pengeluaran dan penjualan 3. Dalam perhitungan analisis break even maka perusahaan harus dapat memenuhi penjualan sebesar botol atau senilai Rp ,- untuk mencapai break even perbulannya dengan biaya tetap sebesar Rp ,- dan biaya variabelnya sebesar Rp ,- 4. Dalam perhitungan margin of safety, maka perusahaan harus menjaga tingkat penjualan sebesar 65,5 dari penjualan BEP. Jika persentase dalam kenyataannya turun maka kemungkinan perusahaan akan menderita kerugian.

12 5. Dari data dan perhitungan, walau perusahaan melakukan penjualan melebihi break even namun perusahaan belum dapat mengetahui berapa jumlah produksi yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jadi dari hipotesis yang dikemukakan pada bab awal maka dapat diterima. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto, Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, edisi empat, Yogyakarta: Penerbit BPFE, Djawanto, Ps, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keenam, Yogyakarta : Penerbit BPFE, Halim, Abdul dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Machfoedz, Mas ud, Akuntansi Manajemen, Edisi Empat, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM, Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Empat, Cetakan Kedua, Penerbit Liberty, Rony, Helmi, Akuntansi Biaya : Pengantar Untuk Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi, Penerbit Fakultas UI Jakarta, Supriyono, Ra, Akuntansi Biaya, Edisi Kedua, Yogyakarta: Penerbit BPFE, Usry, Milton F, Lauwrence H. Hammer, Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Satu, Edisi Sepuluh, Penerbit Erlangga, Usry, Mazt dan Sirait Wibowo, Akuntansi Biaya dan Pengendalian, Jilid Dua, Edisi Delapan, Penerbit Erlangga, Widjaja Tunggal, A, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Penerbit Rineka Cipta, 1993.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah

PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 5 No. 2, Oktober 2005 : 106-112 PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah Oleh Hendra Setiawan dan Wahyudi Dosen Tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Nama : Ade Hamdani NPM : 24209890 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Hantoro Arief Gisijanto SE.

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam memajukan negara tersebut, sebab dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya

Lebih terperinci

66 Media Bina Ilmiah ISSN No

66 Media Bina Ilmiah ISSN No 66 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PERENCANAAN LABA DENGAN ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) PADA PERUSAHAAN TEMBAKAU PT.TESCO AMPENAN MATARAM oleh : I Made Murjana Dosen PNS Dpk pada STIE AMM Mataram

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan perusahaan khususnya perusahaan sejenis untuk mendapatkan tempat dalam pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA Oleh : Meta Bina Sabila 28211811 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap usaha yang didirikan pada

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. http://karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. Nor Fahman Tjetje (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4 ABSTRAKSI Suatu perusahaan seringkali menghadapi berbagai masalah. Seperti dalam menghadapi pesaing, harga bahan baku yang cenderung berubah, ataupun keadaan ekonomi yang berubah dan faktor - faktor lain

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi secara umum adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara

Lebih terperinci

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT 1. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya ( Biaya Variable dan Biaya Tetap), Profit dan Volume

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR Nama : Ibnu Abdillah NPM : 23212518 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. introduction BREAK EVEN POINT Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si 1 introduction Tujuan perusahaan: profit optimal Analisis terhadap saling hubungan antara unsur-unsur yang menbentuk laba yaitu Analisis break Even Point

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si. BREAK EVEN POINT Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si 1 introduction Tujuan perusahaan: profit optimal Analisis terhadap saling hubungan antara unsur-unsur yang menbentuk laba yaitu Analisis break Even Point

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di Indonesia, saat ini seluruh manajemen di perusahaan manapun dituntut untuk dapat melihat kesempatan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG Rinda Christina (Rindamdp@yahoo.co.id) Rini Aprilia (rinie_aprilia@yahoo.co.id) Akuntansi S-1

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) Bregas Adi Luhur R. Rustam Hidayat Devi Farah Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract Vol. 4, No. 1, April 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) TERHADAP LABA PERUSAHAAN M. Yusuf Universitas Pamulang yusuf_zidan96@yahoo.com Abstract Break event point

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan Noer Rafikah Zulyanti Universitas Islam Lamongan Email: rafikahalie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas Modul ke: Akuntansi Manajemen Analisa Break Event Point (BEP) Fakultas 04FEB Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi introduction Tujuan perusahaan:profit optimal Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI Nama : Kristian Natanael NPM : 24213871 Dosen Pembimbing : Radi Sahara, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Harga pokok produksi Menurut Soemarso (1999:312) harga pokok produksi merupakan biaya pabrik ditambah dengan persediaan dalam proses awal dikurangi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10 Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari Ryzmelinda 26211531 3EB10 BAB I LATAR BELAKANG Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Kemampuan Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana 24214548 3EB34 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan membutuhkan Perencanaan Keuntungan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA Andika Hari Saputro 20212782 Latar Belakang BREAK EVEN POINT PERENCANAAN LABA MARGIN OF SAFETY SHUT DOWN POINT Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sudah sedemikian pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan semakin berkembangnya lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Perencanaan Laba Manajemen perusahaan merumuskan rencana yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Halim dan Supomo (2000:3) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah Suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

Manajemen Keuangan. Break-Even Point Manajemen Keuangan Break-Even Point Break Even Point Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut Cost - Profit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Menentukan target keuntungan atau profit margin bagi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac.id Copyright 2014 ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PROFIT PLANNING WITH BREAK EVEN POINT METHOD (CASE STUDY ON POULTRY HUSBANDRY

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan Metode Break Even Point (BEP) Untuk Menentukan Besarnya SPP Mahasiswa pada Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Suyanto Erni Setyawati Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda erniez_mubarak@yahoo.com

Lebih terperinci

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK TERHADAP RANGKA SPRING BED UKURAN BESAR DAN UKURAN KECIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BREAK EVEN POINT, MARGIN OF SAFETY, SHUT DOWN POINT DAN DEGREE OPERATING LEVERAGE

Lebih terperinci

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN II. 1. Segmentasi unit usaha Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau perusahaan (Hansen & Mowen, 2003) Laporan segmen menyediakan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih : ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Yuli Setia Ningsih : 29213560 : Akuntansi : Dr. Rini Tesniwati,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Oleh : Ani Hidayati PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Perencanaan laba jangka pendek dilakukan manajemen dalam proses penyusunan

Lebih terperinci

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA HOTEL SUNARI SINGARAJA TAHUN 2013

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA HOTEL SUNARI SINGARAJA TAHUN 2013 ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA HOTEL SUNARI SINGARAJA TAHUN 2013 Luh Eka Sri Widiantini Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat dipergunakan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan perusahaan mendapatkan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK ABSTRAKSI Rossy Marvita Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PT Indo Tambangraya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS 1 Fungsi-Pengertian dan 1. Latar belakang timbulnya cabang Diharapkan setelah mempelajari materi pada minggu ini, Ruang Lingkup akuntansi yang dinal dengan 3,4, Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya 2. Pengertian,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. BIAYA Aktivitas merupakan suatu tindakan-tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk merubah input dengan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output dan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jln. RS. Fatmawati No. 24. Pondok Labu.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian manajemen, antara lain : Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : Manajemen adalah

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN KONSEP BIAYA RELEVAN DALAM KEPUTUSAN DISKON HARGA PUPUK NPK

STUDI KASUS PENERAPAN KONSEP BIAYA RELEVAN DALAM KEPUTUSAN DISKON HARGA PUPUK NPK STUDI KASUS PENERAPAN KONSEP BIAYA RELEVAN DALAM KEPUTUSAN DISKON HARGA PUPUK NPK Eny Rachmawati Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto Email: Enyrachmawati96@gmail.com ABSTRACT Research actually aim the

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk) Suci Mulya Wijayanti Darminto Muhammad Saifi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR Diajukan guna melengkapi syarat syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana et al., 2011:25) adalah proses penciptaan kreasi baru dan membuat sesuatu inovasi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION) ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION) NAMA NPM : 22212342 JURUSAN : DYNI APRILLIA SORAYA : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : HERU SUHARJO,

Lebih terperinci