BAB II KERANGKA TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang akan datang. Perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan implikasi keuangan yang dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi-laba, neraca kas dan modal kerja untuk rencana jangka panjang dan jangka pendek perusahaan. Perencanaan laba jangka panjang merupakan proses yang berkesinambungan untuk mengambil keputusan secara sistematik dan disertai dengan perkiraan terbaik mengenai keadaan dimasa mendatang, mengorganisasikan kegiatan yang diperlukan secara sistematik untuk melaksanakan keputusan. Dengan segala laba dan pertumbuhan yang diharapkan haruslah dipecah kedalam anggaran jangka pendek, agar dapat direncanakan dan dikendalikan secara terarah. Menurut Carter dan Usry (2005:4), perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu tertentu. Suatu rencana laba dari suatu perusahaan terdiri atas anggaran operasi dan laporan keuangan dianggaran secara rinci yang 5

2 mencerminkan tingkat laba atau target yang diperkirakan berusaha untuk dicapai oleh manajemen. Menurut Kamaludin (2011:88), perencanaan laba merupakan suatu proses perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Pelaku perencanaan dalam hal ini adalah manajer keuangan menentukan segala aktivitas perusahaan untuk mencapai target laba yang telah ditentukan. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba merupakan suatu proses perencanaan keuangan perusahaan yang telah diperhitungkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan baik jangka panjang maupun jangka pendek Menetapkan Tujuan Laba Menurut Carter dan Usry (2005:4), pada dasarnya ada tiga pendekatan yang berbeda dapat diikuti dalam menetapkan tujuan laba. 1. Dalam metode priori, tujuan laba mendominasi perencanaan. Pertama-tama manajemen menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan dan berusaha untuk merealisasikannya melalui perencanaan 2. Dalam metode posteriori, tujuan laba berada dibawah perencanaan dan diidentifikasikan sebagai hasil dari perencanaan. 3. Dalam metode pragmatis, manajemen menggunakan suatu standar laba yang telah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman. Dalam menentukan tujuan laba, menajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini : 6

3 1. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu. 2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar biaya oprasional serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan. 3. Titik impas. 4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang. 5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba. 6. Pengembalian atas modal yang digunakan Manfaat Perencanaan Laba Perencanaan laba berguna untuk mengetahui target penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang ditargetkan. Perencanaan laba terkait dengan jumlah penjualan yang harus dicapai dan biaya yang harus dikeluarkan. Jika biaya yang harus dikeluarkan lebih besar, maka perusahaan harus berusaha untuk menekan biaya tersebut agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menurut Adolph Matz dalam Aulia Puspita (2012:6), perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang akan datang. Perencanaan laba atau penganggaran mempunyai manfaat bagi perusahaan yaitu : 1. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan. 2. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah yang dihadapi dan menanamkan kebiasaan pada 7

4 organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil suatu keputusan. 3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba. 4. Merangsang peran serta dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana saling berkaitan. 5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala. Dengan berbagai manfaat diatas, maka pihak manajemen merasa tergugah atau berfikir bagaimana agar perencanaan laba tersebut dapat berhasil yang akan berakibat pula pada keberhasilan suatu usaha. 2.2 Biaya Pengertian Biaya Salah satu data yang diperlukan oleh manajemen perusahaan untuk memperoleh laba yang diinginkan adalah informasi biaya. Melalui informasi biaya manajemen dapat menyusun laba yang diingikan untuk membantu keputusan yang akan datang, sehingga diperlukan definisi kata biaya dengan tepat. Menurut Darsono dan Ari (2009:19), biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa yang akan mendatang. Menurut Kuswandi (2008:46), biaya adalah semua pengeluaran untuk 8

5 mendapatkan barang dagang, baik yang diproduksi sendiri maupun yang merupakan hasil pembelian dari pihak lain (misalnya supplier atau pemasok) hingga barang tersebut terjual kembali kepada pihak pembeli (pemakai/pelanggan) baik yang berkaitan didalam maupun diluar usaha pokok perusahaan. Sedangkan Mulyadi (2000:506) menyatakan, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi/yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut : 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang 3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tertentu untuk tujuan tertentu Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengeluaran yang dikorbankan perusahaan dan memberikan manfaat dimasa yang akan datang Pengelompokan Biaya Biaya yang harus dikeluarkan di dalam pelaksanaan operasi terdiri dari berbagai macam. Jumlah dan jenis biaya dalam rangka pelaksanaan operasi perusahaan ini akan dapat dipisahkan atas dasar berbagai macam keperluan pula. Untuk keperluan analisis pulang pokok ini berbagai macam biaya tersebut akan dapat dipisahkan menurut hubungannya dengan perubahan tingkat kegiatan dalam perusahaan tersebut. 9

6 Menurut Carter dan Usry (2006:57), biaya umumnya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel, atau biaya semi variabel. 1. Biaya Tetap Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Meskipun beberapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap, semua biaya sebenarnya bersifat variabel jangka panjang. Jika semua aktivitas bisnis menurun sampai dengan titik nol dan tidak ada prospek untuk kenaikan, perusahaan akan melakukan melikuidasi dan menghindari semua biaya. Jika aktivitas diharapkan untuk meningkat diatas kapasitas yang sekarang, biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani peningkatan volume yang diperkirakan. Misalnya, overhead pabrik memasukkan item seperti supervise, penyusutan, sewa, asuransi properti, pajak properti semuanya secara umum dianggap sebagai biaya tetap. Jika manajemen memperkirakan permintaan atas produksi perusahaan meningkat di atas kapasitas sekarang, manajemen mungkin mengusahakan tambahan pabrik, peralatan, tenaga kerja tidak langsung. Satu jenis biaya tertentu sebaiknya diklasifikasikan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang aktivitas yang terbatas. Rentang aktivitas yang terbatas ini disebut rentang yang relevan (relevant range). 10

7 Gambar 2.1 Biaya Tetap Sumber : Carter dan Usry (2006:69) 2. Biaya Variabel Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkatkan secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya. Ketika volume aktivitas meningkat sampai batas tertentu, manajemen mungkin menambahkan mesin baru yang lebih efesien atau menggantikan mesin sekarang dengan mesin yang lebih produktif. Dalam rentang aktivitas yang terbatas, hubungan antara suatu aktivitas dengan biaya yang terkait bisa mendekati liniaritas. Hubungan ini diilustrasikan dalam gambar, dimana garis penuh (garis B) mewakili biaya variabel aktual pada semua tingkat aktivitas dan garis putus-putus (garis A) 11

8 mewakili biaya variabel yang terhitung pada semua aktivitas sebagai ditentukan dari observasi dalam rentang aktivitas yang relevan. Gambar 2.2 Biaya Variabel Sumber : Carter dan Usry (2006:70) 3. Biaya Semivariabel Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karateristik-karateristik dari biaya tetap maupun variabel. Contoh biaya tersebut adalah biaya listik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, biaya pensiun, pajak penghasilan dan biaya asuransi jiwa. Dua alasan adanya karateristik semivariabel pada beberapa jenis pengeluaran : a. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat minimum biaya yang biasanya tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap volume. 12

9 b. Klasifikasi akuntansi berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi, umumnya mengkelompokan biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama. Gambar 2.3SemiVariabel Sumber : Carter dan Usry (2006:71) Hubungan ini diilustrasikan dalam gambar, dimana garis A: mewakili elemen biaya tetap terhitung dari biaya semivariabel, garis B: total biaya variabel dan garis C: biaya aktual. Total biaya variabel yang diestimasikan adalah selisih antara titik-titik di garis B dengan titik-titik di garis A. Dimana garis B dan garis C berpotongan, asumsi linear hampir mendekati hubungan aktual Metode Memisahkan Biaya Semivariabel Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan, atau mengevaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan. Biaya-biaya yang seluruhnya tetap atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus diidentifikasi, dan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel harus diestimasikan. Menurut Armila (2013:74), 13

10 ada tiga metode yang dapat dipergunakan dalam menentukan biaya tetap dan biaya variabel : 1. Metode Titik Tinggi dan Rendah Untuk menghitung tarif biaya variabel per unit maka kita perlu membagi selisih antara titik tertinggi dan terendah dan membaginya dengan selisih jumlah jam dari kedua kegiatan tersebut. Sebagai ilustrasi kegiatan PT. Eccobudy ingin memisahkan biaya iklan semivariabel untuk 6 bulan terakhir tahun Data biaya dan aktivitas selama 7 bulan sebagai berikut: Tabel 2.1 Kegiatan Semivariabel PT. Eccobudy Bulan Biaya Iklan Rp (Y) Jam Kerja (X) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Sumber : Armila (2013:74) 14

11 Perhitungan : Tingkat Kegiatan Biaya Tertinggi 70 jam kerja Rp Terendah 40 jam kerja Rp Selisih 30 jam kerja Rp Tarif biaya iklan variabel per jam Rp Biaya tetap = total biaya biaya variabel = Rp ,-(Rp x 70 jam) = Rp ,- Rumus persamaan : Y = Rp Rp X 2. Metode Scatter Graph Merupakan metode yang memperhatikan pertimbangan visual. Pada metode ini yang diperhatikan adalah pola umum perilaku biaya. Dalam menentukan pemilihan garis, manajer atau analisis biaya bebas menentukan tetapi tetap harus mempertimbangkan pengalaman masa lalu dengan melihat dari pola umum perilaku biaya. Sebagai ilustrasi PT. Pandityatama bergerak dibidang pembuatan mainan mobil-mobilan. Sebagai biaya persiapan maka ditentukanlah jam persiapan sebagai penggerak biaya persiapannya. 15

12 Tabel 2.2 Kegiatan Biaya Persiapan PT. Pandityatama Bulan Biaya Persiapan Jam Persiapan Januari Rp Februari Rp Maret Rp April Rp Mei Rp Sumber : Armila (2013:76) Dengan asumsi pilihan terbaik setelah mempertimbangkan pengalaman masa lalu adalah garis yang melalui titik 1 dan 3, maka biaya variabel dapat dihitung sebagai berikut : X1 = 100 Y1 = X3 = 300 Y3 = Maka biaya variabel (V) V = ( )/(300/100) V = /200 = Sehingga biaya tetap adalah Rp (Rp x 300) = Rp Jadi biaya persiapan (Y) = Rp Rp

13 3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squarest) Merupakan metode memisahkan biaya semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel yang menggunakan seluruh data. Garis regresi dengan rumus Y = a + bx disesuaikan dengan data yang ada. Metode kuadrat terkecil menganggap bahwa hubungan biaya dengan volume penjualan berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan garis regresi. x 2 y = a + bx Keterangan : y : Variabel tidak bebas (biaya) x : Variabel bebas (volume kegiatan) a : Unsur biaya tetap b : Unsur biaya variabel Dalam kasus biaya pemeliharaan PT. Pandityatama menghitung estimasi regresi kuadrat kecil total biaya tetap (a) dan biaya variabel per unit (b) : a = Rp b = Rp. 150 Dengan menggunakan metode regresi kuadrat kecil, elemen biaya tetap dari biaya pemeliharaan adalah Rp per bulan dan elemen biaya 17

14 variabel adalah Rp. 150 per hari untuk tiap unit. Dalam rumus persamaan linier Y=a + bx, rumus biaya yang dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = Rp Rp. 150X (X menunjukan aktivitas) 2.3 Analisis Break Even Point Pengertian Break Even Point Di dalam menyusun perhitungan break even point untuk suatu perusahaan, maka perlu diketahui bagaimana cara menyusun perhitungan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan break even point di dalam hal ini adalah suatu titik yang menunjukkan keadaan total penerimaan pendapatan sama dengan total biaya yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa titik break even merupakan titik dimana perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh keuntungan. Di dalam keadaan ini seluruh penerimaan pendapatan perusahaan tersebut hanya akan dipergunakan untuk menutup biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Hansen dan Mowen (2005:274), titik impas (break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Menurut Darsono dan Ari (2009:247) titik impas adalah suatu kondisi bisnis dimana pelaku bisnis tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Menurut Niswonger, et al (2005:231), titik impas (break even point) adalah tingkat operasi dimana pendapatan perusahaan dan biaya yang telah dikeluarkan persis sama. Pada kondisi impas, perusahaan tidak merealisasikan laba operasi maupun mengalami rugi operasional. 18

15 Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa break even point atau sering disebut titik impas (pulang pokok) adalah suatu keadaan perusahaan yang menggambarkan jumlah total penghasilan sama dengan total biaya atau keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian Pengertian Analisis Break Even Point Analisis break even point merupakan salah satu bentuk analisis biaya, volume dan laba yang analisisnya menggunakan biaya variabel dan biaya tetap. Analisis break even point digunakan untuk menentukan tingkat penjualan untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Menurut Riyanto (2001:359), analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Arsyad (2008:209), menjelaskan bahwa analisis pulang pokok (break even point) merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya, penerimaan dan laba. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis break even point mempelajari hubungan antara biaya keuntungan dan volume kegiatan, dan dapat digunakan untuk mengetahui pada volume penjualan berapakah perusahaan akan impas menutupi biaya-biaya. Suatu perusahaan dikatakan titik impas (break even point) yaitu apabila setelah disusun perhitungan laba-rugi untuk suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian. 19

16 2.3.3 Kegunaan Analisis Break Even Point Analisis break even point adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara penjualan, produksi, harga jual dan laba rugi. Dengan mengetahui perkaitannya, analisis break even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan. Menurut Sigit (2002:2) kegunaan-kegunaan Break Even, antara lain: 1. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau profit planning. 2. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi dengan angkaangka dalam perhitungan break even dan sebagai alat pengendalian. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut break even dan laba yang ditargetkan. 4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Karena analisis break even dapat digunakan untuk berbagai bahan pertimbangan bagi seorang manajer perusahaan di dalam mengambil keputusan, baik perusahaannya itu hanyalah sekedar warung kopi, usaha angkutan, hotel, pemborong, jasa, ataupun pabrik besar, maka perlu memahami analisis break even. Bagi perusahaan kecil ataupun perusahaan besar pada prinsipnya adalah 20

17 sama caranya dalam menghitung dan menganalisis break even, bedanya hanya dalam besarnya angka-angka dan jenis-jenis komponen biaya Asumsi-Asumsi Dalam Analisis Break Even Point Di dalam menganalisis break even termasuk menghitung dan mengumpulkan angka-angka yang dihitung itu, analisis break even menetapkan syarat-syarat tertentu. Jika syarat-syarat itu tidak ada dalam kenyataan, maka harus diadakan atau dianggap ada atau diperlakukan seperti dipersyaratkan. Jadi jika syarat tidak ada, dapat dianggap ada inilah yang disebut asumsi. Menurut Sigit (2002:2) ada asumsi-asumsi yang diperlukan agar dapat menganalisis break even ialah : 1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. 2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total. 3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah. 4. Harga jual per unit konstan selama periode analisis. 5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu terjual habis. 6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka perimbangan hasil penjualan setiap produk sama. 21

18 2.3.5 Kelemahan Dalam Analisis Break Even Point Menurut Syafi (1997:364) mengungkapkan bahwa terdapat kelemahankelemahan di dalam analisis break even point antara lain : 1. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga jual terkadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran pasar. 2. Asumsi terhadap penggolongan biaya tetap dan biaya variabel mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-mesin dan peralatan lainnya sehingga perhitungan biaya variabel perunit juga akan dapat dipengaruhi perubahan ini. 3. Biaya tetap juga tidak terlalu tetap pada berbagai kapasitas. 4. Biaya variabel juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume Penetapan Tingkat Break Even Point Perhitungan break even point menggunakan rumus break even yang tepat. Pada dasarnya sebagaimana telah diketahui, bahwa analisis break even ini akan berusaha untuk mengetahui hubungan antara penerimaan pendapatan perusahaan, biaya dan tingkat produksi di dalam sebuah perusahaan, maka untuk menyusun perhitungan break even ini tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah tersebut. Untuk menetapkan besarnya tingkat break even point diperlukan seluruh data yang dibutuhkan seperti, data pengklasifikasi biaya dan laporan laba rugi. 22

19 Menurut Garrinson, et al (2008:334), ada beberapa cara pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung break even point antara lain : 1. Pendekatan Persamaan Pendekatan persamaan adalah laba sama dengan hasil penjualan dikurangi dengan biaya, atau dapat dinyatakan dengan persamaan. Persamaan ini diturunkan dari laporan laba/rugi keuangan perusahaan, yaitu : Laba = (Penjualan Biaya Variabel) Biaya Tetap atau Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba Pada titik impas, laba adalah nol. Dengan demikian titik impas dapat dihitung dengan menemukan titik dimana penjualan sama dengan total beban variabel dan beban tetap. Untuk lebih menjelaskan pemahaman tentang penggunaan rumus diatas diterangkan melalui ilustrasi berikut ini : Perusahaan Acoustic Concepts beroperasi dengan biaya tetap Rp biaya variabel per unit Rp. 150 dengan harga jual perunit Rp Berapa penjualan pengeras suara yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai titik impas. Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba 250 Q = 150 Q Q = Q = 350 pengeras suara Dimana Q adalah jumlah (kuantitas) pengeras suara terjual. 23

20 2. Pendekatan Marjin Kontribusi Pendekatan marjin kontribusi memusatkan pada ide yang telah didiskusikan sebelumnya bahwa setiap unit yang terjual memberikan sejumlah marjin kontribusi yang akan menutup biaya tetap. a. Berdasarkan Unit Perhitungan break even point berdasarkan unit dapat dilakukan dengan rumus : BEP (unit) = Untuk lebih menjelaskan pemahaman tentang penggunaan rumus diatas diterangkan melalui ilustrasi berikut ini : Sebuah perusahaan yang memproduksi barang jadi sejumlah 500 unit dengan harga jual Rp. 250 per unit. Biaya tetap Rp setahun dan biaya variabel Rp. 150 per unit. Berapa unit penjualan barang yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai titik impas. BEP (unit) = = 350 unit b. Berdasarkan Penjualan dalam Rupiah Pertimbangan break even point berdasarkan unit dapat dilakukan dengan rumus : Untuk lebih menjelaskan pemahaman tentang penggunaan rumus diatas diterangkan melalui ilustrasi berikut ini : 24

21 Sebuah perusahaan yang memproduksi barang jadi sejumlah 500 unit dengan harga jual Rp. 250,- per unit. Biaya tetap Rp ,- setahun dan biaya variabel Rp. 150,- per unit. Berapa volume penjualan barang yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai titik impas. BEP (Rupiah) = = = Rp Pendekatan Grafik Pendekatan grafik adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan menggunakan grafik. Pada pendekatan ini, titik impas (break even point) digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total. Langkah-langkah dalam pembuatan grafik break even point akan dijabarkan sebagai berikut : 1) Sumbu datar (sumbu x) menunjukkan volume penjualan yang dinyatakan dalam satuan unit. 2) Sumbu tegak (sumbu y) menunjukkan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah. 3) Pembuatan garis penjualan (TR) dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pada volume penjualan sama dengan nol, pendapatan penjualan sama dengan nol. b. Garis lurus kemudian ditarik untuk menghubungkan titik x=0; y=0. 25

22 4) Pembuatan garis total biaya (TC) dilakukan sebagai berikut : a. Total (TC) ini dimulai dari titik potong antara FC dengan sumbu vertikal ke kanan atas memotong grafik TR. TC dimulai dari grafik FC karena titik TC merupakan penjumlahan antara biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Ketika itu perusahaan belum berproduksi maka biaya total adalah sebesar dengan biaya tetap. b. Garis lurus kemudian ditarik untuk menghubungkan titik x=0; y= biaya tetap dengan x = unit penjualan; y = pendapatan penjualan. 5) Pembuatan garis biaya tetap ditarik dengan menghubungkan titik x=0; y = biaya tetap dengan titik x = unit penjualan. Pembuatan garis biaya variabel ditarik dengan menghubungkan titik x = 0; y = biaya variabel dengan titik x = unit penjualan. 6) Break even terletak pada titik perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya. Garis ditarik pada titik perpotongan tersebut x=jumlah unit; y= break even dalam rupiah. 7) Daerah sebelah kiri break even yaitu bidang antara garis total biaya dengan garis total pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya. Sedangkan daerah sebelah kanan BEP yaitu bidang diantara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya. 26

23 Gambar 2.4 Grafik Break Even Point Pendapatan dan penjualan TR UNTUNG TC VC RUGI FC Volume Penjualan (Unit) Sumber : Ahyari (1986:65) Penerapan Break Even Point dalam Perencanaan Laba Analisis break even point dapat membantu manajer/pimpinan perusahaan untuk mengetahui dari perubahan salah satu faktor dari harga jual, biaya variabel dan biaya tetap terhadap laba yang akan dicapai. Dengan bantuan analisis break even point juga dapat direncanakan laba atau rugi pada setiap tingkat kapasitas kegiatan. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut : Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa biaya tetap diestimasikan sebesar Rp ,- dan laba yang diinginkan adalah Rp ,-. Harga jual per unit Rp. 75,- biaya variabel per unit Rp. 45,-. Hitunglah penjualan unit yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai laba yang direncanakan. 27

24 (Niswonger et al, 2005:235) Perubahan Harga dan Biaya dalam Analisis Break Even Point Analisis break even point merupakan perubahan penerimaan pendapatan dan biaya yang ada dalam perusahaan adalah semata-mata diakibatkan oleh terdapatnya perubahan tingkat penjualan yang ada dalam perusahaan tersebut. Perubahan tingkat penjualan yang ada dalam perusahaan tersebut akan mengakibatkan perubahan terhadap penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut (Ahyari, 1986:122) ada tiga perubahan yang mempengaruhi break even point yaitu : perubahan harga jual produk, biaya tetap, biaya variabel. 1. Perubahan Harga Jual Produk Perubahan yang terjadi didalam harga jual produk perusahaan tersebut akan mempunyai pengaruh langsung terhadap penerimaan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu penerimaan pendapatan perusahaan yang bersangkutan, maka besarnya break even point dalam perusahaan yang bersangkutan ini akan berubah dengan terdapatnya perubahan harga jual produk perusahaan. Perubahan harga jual yang terjadi di dalam perusahaan ini akan mempunyai pengaruh searah terhadap penerimaan pendapatan perusahaan. Di 28

25 dalam hal ini berarti apabila harga jual produk perusahaan tersebut naik, maka penerimaan pendapatan perusahaan juga akan naik. Demikian sebaliknya apabila harga jual perusahaan turun maka penerimaan pendapatan perusahaan juga akan turun. 2. Perubahan Biaya Tetap Perubahan biaya tetap yang ada didalam suatu perusahaan akan berakibat langsung terhadap perubahan biaya total yang ada didalam perusahaan. Biaya tetap sebagai salah satu unsur biaya apabila bertambah besar biaya total yang ada didalam perusahaan tersebut akan menjadi bertambah pula. Besarnya pertambahan yang terjadi pada biaya tetap yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Perubahan tingkat break even point ini akan searah dengan perubahan biaya tetap yang ada dalam perusahaan tersebut, yang ini berarti apabila terdapat kenaikkan biaya tetap dalam perusahaan, maka tingkat break even point dalam perusahaan tersebut juga akan naik. Sebaliknya apabila terjadi penurunan biaya tetap dalam perusahaan tersebut maka akan terdapat penurunan tingkat break even point dalam perusahaan tersebut. 3. Perubahan Biaya Variabel Biaya variabel yang ada dalam perusahaan ini merupakan salah satu unsur pembentuk biaya total (disamping biaya tetap) dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu biaya variabel dalam suatu perusahaan ini juga akan mempengaruhi biaya total yang ada didalam perusahaan, sehingga tingkat break even point dalam perusahaan juga akan berubah karenanya. Di dalam 29

26 suatu perusahaan, apabila terjadi kenaikkan biaya variabel per unit, maka untuk memproduksikan sejumlah unit tertentu akan terjadi kenaikkan dalam jumlah biaya variabel, yang berakibat terhadap kenaikkan jumlah biaya total yang ada dalam perusahaan. Dengan naiknya jumlah biaya total ini maka tingkat break even point dalam perusahaan tersebut akan menjadi naik. 2.4 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian berhubungan dengan analisis break even point sebagai perencanaan laba. No Tahun Nama Judul Penelitian Hasil Aulia Puspita K D Analisis Break Even Terhadap Perencanaan Laba PR. Kratifa Hasta Mandiri Yogyakarta Analisis break even point total tahun 2009 yaitu Rp , break even point total tahun 2011 yaitu Rp Perusahaan menetapkan profit margin tahun 2009 sebesar 25%, profit margin tahun 2010 sebesar 20%, profit 30

27 Abdi Agus Herlambang Agustina Pradita Marhaeni Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Perencanaan Laba Pada Pangkas Mantap Mellinium Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan margin tahun 2011 sebesar 35%. Analisis break even point total tahun 2012 sebesar Rp dan tahun 2013 sebesar Rp Perusahaan menetapkan target keuntungan pada tahun 2012 dan 2013 sebesar Rp , terget penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan tahun 2012 Rp dan tahun 2013 Rp Tahun 2009 dengan perkiraan hasil penjualan Rp. 31

28 Laba Pada Industri Kecil Tegel Di Kecamatan Pedurungan Periode (Studi Kasus Usaha Manufaktur) dan biaya keseluruhan Rp maka akan diperoleh laba bersih sebesar Rp Melalui analisis trend Febby Natasha Analisis Break Even Point Dalam Perencanaan Laba Pada CV. AZ Network Medan maka ramalan BEP tahun depan dapat diketahui, antara lain mengenai volume penjualan tegel tahun 2009 sebesar Rp , dengan demikian terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Analisis titik impas (Break Even Point) total yang dicapai oleh CV. AZ Network Medan pada tahun 2003 adalah sebesar 32

29 Rp dan pada tahun 2004 Break Even Point total yang dicapai adalah sebesar Rp tingkat margin of safety CV. AZ Network medan pada tahun 2003 adalah sebesar 60,5% dan pada tahun 2004 adalah sebesar 57%. 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Perencanaan Laba Manajemen perusahaan merumuskan rencana yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam pelaksanaan aktivitas suatu perusahaan.menurut Mulyadi (2009:10), Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian manajemen, antara lain : Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point 2.1.1. Pengertian Break Even Point Break even point atau titik impas merupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total pendapatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA Tugas Kelompok Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategik dan Kepemimpinan (DosenPengampu :Nurkholis, SE., M.Bus.,Ph.D., Ak., CA*) Disusun

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behavior Analysis Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Classification Cost Biaya tetap adalah Biaya yang secara total tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Biaya

Analisis Perilaku Biaya Modul ke: 03Fakultas Yusar EKONOMI DAN BISNIS (FEB) Analisis Perilaku Biaya Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA,CMA Program Studi Manajemen KLASIFIKASI BIAYA Biaya Tetap didefenisikan sebagai biaya yang secara total

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Biaya Dan Beban Pada umunya penetapan harga produk tergantung dari banyaknya penawaran dan permintaan masyarakat. Namun, tetap saja penetapan harga jual yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi secara umum adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU

ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU ABSTRAK Indah Permata Sari, SE. (STIE MURA) Dewi Anggraini, SE., M.Si. (STIE MURA) Analisis Penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Perencanaa Laba 1. Pengertian perencanaan laba Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Vol.10, No Februari 2015 ISSN COST VOLUME PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA GRAND HYATT NUSA DUA - BALI Vebryan Aditya Chandra Pandapotan Lumban Tobing Christimulia Purnama Trimurti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. modal (money and capital markets atau macro finance), investasi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. modal (money and capital markets atau macro finance), investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan secara umum (dalam bahasa inggris disebut finance) mencakup tiga area yang saling

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Biaya dan Terminologi Biaya Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Pengukuran biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengelola perusahaan berperan dalam mengelola sumbe daya yang tersedia.

BAB II LANDASAN TEORI. pengelola perusahaan berperan dalam mengelola sumbe daya yang tersedia. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tunjuan. Secara idealnya, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. BIAYA Aktivitas merupakan suatu tindakan-tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk merubah input dengan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output dan untuk

Lebih terperinci

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK ABSTRAKSI Rossy Marvita Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PT Indo Tambangraya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.1.1 Harga Jual Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG Rinda Christina (Rindamdp@yahoo.co.id) Rini Aprilia (rinie_aprilia@yahoo.co.id) Akuntansi S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di Indonesia, saat ini seluruh manajemen di perusahaan manapun dituntut untuk dapat melihat kesempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa untuk menghadapi persaingan dalam harga jual atau sumbangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk

Lebih terperinci

BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN Cost Volume Profit Analysis, A Managerial Planning Tool. Tactical Decision Making Capital Investment Decision Inventory Management Quality Cost And Productivity Measurement,

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Slamet Sugiri (2004:194) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan prestasi yang dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 6 Pokok Bahasan : Keputusan Perencanaan Laba dan Dosen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode )

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode ) ANALII BREAK EVEN POINT EBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUAHAAN (tudi Pada Koperasi ari Apel Brosem Periode 20-203) Jalaluddin Dimisyqiyani Darminto Topowijino Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN Suharto Bidang Rekayasa PP TELIMEK LAMPUNG-LIPI (Rekayasa TELIMEK-LIPI) ABSTRACT: The purpose of an established

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) Yesy Okviana Ika Pratiwi Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah Manajemen sains merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

Christine P. Ponomban, Analisis Break Even Point. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT.

Christine P. Ponomban, Analisis Break Even Point. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. TROPICA COCOPRIMA oleh: Christine Praticia Ponomban Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Margahayu Jaya Indah Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kantong klip plastik. Sama seperti perusahaan komersil lainnya, tujuan utama perusahaan didirikan

Lebih terperinci

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel Deskripsi Materi : Mampu menghitung anggaran biaya variabel Pemahaman terhadap anggaran biaya flexibel/variable Pengertian Anggaran Variabel Dari buku dan

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) Bregas Adi Luhur R. Rustam Hidayat Devi Farah Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk) Suci Mulya Wijayanti Darminto Muhammad Saifi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

66 Media Bina Ilmiah ISSN No

66 Media Bina Ilmiah ISSN No 66 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PERENCANAAN LABA DENGAN ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) PADA PERUSAHAAN TEMBAKAU PT.TESCO AMPENAN MATARAM oleh : I Made Murjana Dosen PNS Dpk pada STIE AMM Mataram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. di produksi pada Perusahaan Rokok Djagung Prima. Analisis break even

BAB II KAJIAN PUSTAKA. di produksi pada Perusahaan Rokok Djagung Prima. Analisis break even BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian terdahulu diantaranya, jika pada penelitian terdahulu menganalisis penghitungan multiproduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) DISUSUN OLEH: Widya Iswara Nuning Yunara Nurfadillah Ramlah FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Mata Kuliah : MANAJEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Analisa Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisis CVP Menurut Hansen dan Mowen (dalam Fitriasari dan Kwary, 2005:429), analisa biaya volume laba (Cost-Volume Profit Analysisanalisis CVP) merupakan alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Biaya

Analisa Perilaku Biaya Modul ke: Analisa Perilaku Biaya Mengenali Prilaku biaya. Metode memisahkan biaya semivariabel atas biaya variable dan biaya tetap. Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen Biaya VS Beban

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci