Bab 3. Permutasi dan Kombinasi



dokumen-dokumen yang mirip
Permutasi dan Kombinasi

C. Tujuan Dengan memahami rumusan masalah yang ada di atas, mahasiswa dapat menggunakan dan mengaplikasikan kombinatorial dalam kehidupan nyata.

Himpunan adalah kumpulan objek objek yang berbeda (Liu, 1986)

Pertemuan 4. Permutasi

Permutasi dan Kombinasi Peluang Diskrit

PTI15004 MatematikaKomputasi

KOMBINATORIK. Disampaikan dalam kegiatan: PEMBEKALAN OSN-2010 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA

PELUANG. Jika seluruhnya ada banyak kegiatan, dan masing-masing berturut-turut dapat dilakukan dalam

PELUANG. A Aturan Pengisian Tempat. B Permutasi

Combinatorics. Aturan Jumlah. Teknik Menghitung (Kombinatorik) Contoh

5.Permutasi dan Kombinasi

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W

PELUANG. P n,r, P r TEKNIK MENGHITUNG: PERKALIAN TEKNIK MENGHITUNG: PERMUTASI TEKNIK MENGHITUNG: PERKALIAN. P n,r =n n 1 n 2 n r 1 = n! n r!

Contoh. Teknik Menghitungdan Kombinatorial. Contoh. Combinatorics

n objek berlainan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI IPS/ 1 Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Modul ini adalah modul ke-9 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Konsep Dasar Peluang. Modul 1

Bab 4. Koefisien Binomial

SISTEM PENJADWALAN DOKTER JAGA MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY DENGAN PERMUTASI (STUDI KASUS : RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU) TUGAS AKHIR.

KONSEP DASAR PROBABILITAS OLEH : RIANDY SYARIF

MAKALAH M A T E M A T I K A

MATERI PELATIHAN TRAINING OF TRAINER OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SRANDAKAN BANTUL. Oleh :

BEBERAPA PRINSIP-PRINSIP LOGIKA SMTS 1101 / 3SKS

MAT. 10. Irisan Kerucut

BAB III INDUKSI MATEMATIK dan KOMBINATORIK

Bab 2. Prinsip Dasar Perhitungan

PELUANG. Dengan diagram pohon diperoleh:

BAB 3 Teori Probabilitas

Modul ke: STATISTIK Probabilitas atau Peluang. 05Teknik. Fakultas. Bethriza Hanum ST., MT. Program Studi Teknik Mesin

Gugus dan Kombinatorika

Percobaan : proses yang menghasilkan data Ruang Contoh (S) : himpunan yang memuat semua kemungkinan hasil percobaan

Ruang Sampel. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

PELUANG Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

- Yadi Nurhayadi - M O D U L S T A T I S T I K A BAB 1 PELUANG

1. AB = 16 cm, CE = 8 cm, BD = 5 cm, CD = 3 cm. Tentukan panjang EF! 20 PEMBAHASAN : BCD : Lihat ABE : Lihat AFE : Lihat

PELUANG. n cara yang berbeda. Contoh 1: Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali?

Kompetisi Sains Madrasah 2015 Tingkat Propinsi-Madrasah Tsanawiyah-Matematika NASKAH SOAL BIDANG STUDI : MATEMATIKA TINGKAT : MADRASAH TSANAWIYAH

MAKALAH MATEMATIKA SEKOLAH 2 ATURAN PERKALIAN DAN PERMUTASI

LINGKARAN SMP KELAS VIII

LINGKARAN SMP KELAS VIII

Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 2012 Tingkat SMP

D. 18 anak Kunci : C Penyelesaian : Gambarkan dalam bentuk diagram Venn seperti gambar di bawah ini :

Probabilitas = Peluang

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

PEMBEKALAN PESERTA OLIMPIADE SMA 1 KALASAN Februari-Maret 2009 SOAL-SOAL LATIHAN

STATISTIKA DASAR. Edisi Pertama IMAM TAHYUDIN. Teori dan Praktek. Zahira Media Publisher

Kombinatorial. Matematika Diskrit Pertemuan ke - 4

Pendahuluan. abcdef aaaade a123fr. erhtgahn yutresik ????

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

Kombinatorika Muhammad Saiful Jumat, 27 Januari 2017 ComLabs C, SMA Negeri 2 Bandung

Learning Outcomes Pencacahan Permutasi Kombinasi Sebaran Bola dalam Keranjang Kesimpulan. Kombinatorika. Julio Adisantoso.

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-25

II. KONSEP DASAR PELUANG

SOAL URAIAN. 2. The triangle ABC has a right angle on B with BAC = 34. Point D lies on AC so that AD=AB. Find DBC. Jawab: 17

Permutasi dan Kombinasi

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Bidang Matematika

KUMPULAN MATERI PEMBINAAN DAN PENGAYAAN MATEMATIKA

Permutasi & Kombinasi

Pembahasan Matematika SMP IX

B. Aturan Permutasi ATURAN PENCACAHAN 11/20/2015. B. Aturan Permutasi

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

DEFINISI Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan susunannya.

KOMBINATORIAL STRUKTUR DISKRIT K-1. Program Studi Teknik Komputer Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

MATERI KULIAH STATISTIKA I PROBABLITAS. (Nuryanto, ST., MT)

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2008

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Populasi dan Sampel. Materi 1 Distribusi Sampling

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMP Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

B. Aturan Permutasi ATURAN PENCACAHAN 7/8/2015. B. Aturan Permutasi

Peluang Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam Pemecahan Masalah Ruang Sampel Suatu Percobaan Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

PERDIKSI 1 UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Tahun Pelajaran 2011/2012

Kombinatorial. Pendahuluan. Definisi. Kaidah Dasar Menghitung. Sesi 04-05

B. 26 September 1996 D. 28 September 1996

= 100 km/jam [1] 0,1 jam. Jawab: Berdasarkan kesebangunan ABE dengan ACD didapat hubungan CD EB = AB AC [1.5] AC = 4 AB

Kombinatorial. Matematika Deskrit. Sirait, MT 1

Permutasi & Kombinasi. Dr.Oerip S Santoso MSc

PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA

Kombinatorial dan Peluang Diskret Matematika Diskret (TKE072107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

LATIHAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 196 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 LEMBAR SOAL

BAB IV TEKNIK PELACAKAN

ATURAN PENCACAHAN 7/8/2015. B. Aturan Permutasi. Soal 01W362. Nilai dari 5!. 2! Adalah A. 120 B. 200 C. 240 D. 280 E Soal 02W168.

KOMBINATORIAL. /Nurain Suryadinata, M.Pd

Pembahasan Contoh Soal PELUANG

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2016 BIDANG MATEMATIKA

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PENCACAHAN

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

PELUANG. Permutasi dengan beberapa elemen yang sama: Dari n obyek terdapat n

Bab 11 PELUANG. Contoh : 5! = = 120

Pencacahan. Learning is not child's play, we cannot learn without pain. Aristotle. Matema(ka Komputasi - Pencacahan. Agi Putra Kharisma, ST., MT.

Transkripsi:

Bab 3. Permutasi dan Kombinasi Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah pengaturan suatu obyek yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang disusun dengan mempertimbangkan urutan sesuai dengan posisi yang diinginkan maupun yang tidak. Misalnya menyusun kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dimana urutan untuk posisi tersebut dipertimbangkan atau memilih beberapa orang untuk mewakili sekelompok orang dalam mengikuti suatu kegiatan yang dalam hal ini urutan tidak menjadi pertimbangan. Dalam matematika, penyusunan obyek yang terdiri dari beberapa unsur dengan mempertimbangkan urutan disebut dengan permutasi, sedangkan yang tidak mempertimbangkan urutan disebut dengan kombinasi. 3.1. Permutasi Masalah penyusunan kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dimana urutan dipertimbangkan merupakan salah satu contoh permutasi. Jika terdapat 3 orang (misalnya Amir, Budi dan Cindy) yang akan dipilih untuk menduduki posisi tersebut, maka dengan menggunakan Prinsip Perkalian kita dapat menentukan banyaknya susunan panitia yang mungkin, yaitu: Pertama menentukan Ketua, yang dapat dilakukan dalam 3 cara. Begitu Ketua ditentukan, Sekretaris dapat ditentukan dalam 2 cara. Setelah Ketua dan Sekretaris ditentukan, Bendahara dapat ditentukan dalam 1 cara. Sehingga banyaknya susunan panitia yang mungkin adalah 3.2.1 = 6. Secara formal, permutasi dapat didefinisikan sebagai berikut. Definisi 3.1 Permutasi dari n unsur yang berbeda x 1, x 2,..., x n adalah pengurutan dari n unsur tersebut. Contoh 3.1 Tentukan permutasi dari 3 huruf yang berbeda, misalnya ABC! Permutasi dari huruf ABC adalah ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA. Sehingga terdapat 6 permutasi dari huruf ABC. 1

Teorema 3.1 Terdapat permutasi dari n unsur yang berbeda. Bukti. Asumsikan bahwa permutasi dari n unsur yang berbeda merupakan aktifitas yang terdiri dari n langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n cara. Langkah kedua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n 1 cara karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai pada langkah ke-n yang bisa dilakukan dengan 1 cara. Berdasarkan Prinsip Perkalian, terdapat n(n 1)(n 2)...2.1 = permutasi dari n unsur yang berbeda. Contoh 3.2 Berapa banyak permutasi dari huruf ABC? Terdapat 3.2.1 = 6 permutasi dari huruf ABC. Contoh 3.3 Berapa banyak permutasi dari huruf ABCDEF jika subuntai ABC harus selalu muncul bersama? Karena subuntai ABC harus selalu muncul bersama, maka subuntai ABC bisa dinyatakan sebagai satu unsur. Dengan demikian terdapat 4 unsur yang dipermutasikan, sehingga banyaknya permutasi adalah 4.3.2.1 = 24. Definisi 3.2 Permutasi-r dari n unsur yang berbeda x 1, x 2,..., x n adalah pengurutan dari sub-himpunan dengan r anggota dari himpunan {x 1, x 2,..., x n }. Banyaknya permutasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan P (n, r). Contoh 3.4 Tentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Permutasi-3 dari huruf ABCDE adalah 2

ABC ABD ABE ACB ACD ACE ADB ADC ADE AEB AEC AED BAC BAD BAE BCA BCD BCE BDA BDC BDE BEA BEC BED CAB CAD CAE CBA CBD CBE CDA CDB CDE CEA CEB CED DAB DAC DAE DBA DBC DBE DCA DCB DCE DEA DEB DEC EAB EAC EAD EBA EBC EBD ECA ECB ECD EDA EDB EDC Sehingga banyaknya permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 60. Teorema 3.2 Banyaknya permutasi-r dari n unsur yang berbeda adalah Bukti. P (n, r) = (n r)! Asumsikan bahwa permutasi-r dari n unsur yang berbeda merupakan aktifitas yang terdiri dari r langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n cara. Langkah kedua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n 1 cara karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai pada langkah ke-r yang bisa dilakukan dengan n r + 1 cara. Berdasarkan Prinsip Perkalian, diperoleh n(n 1)(n 2)...(n r + 1) = n(n 1)(n 2)...2.1 (n r)(n r 1)...2.1 = (n r)! Jadi P (n, r) = (n r)!. Contoh 3.5 Gunakan Teorema 3.2 untuk menentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Karena r = 3 dan n = 5 maka permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah P (5, 3) = 5! (5 3)! = 5! 2! = 5.4.3 = 60 Jadi banyaknya permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 60. 3

3.2. Kombinasi Berbeda dengan permutasi yang urutan menjadi pertimbangan, pada kombinasi urutan tidak dipertimbangkan. Misalnya pemilihan 3 orang untuk mewakili kelompak 5 orang (misalnya Dedi, Eka, Feri, Gani dan Hari) dalam mengikuti suatu kegiatan. Dalam masalah ini, urutan tidak dipertimbangkan karena tidak ada bedanya antara Dedi, Eka dan Feri dengan Eka, Dedi dan Feri. Dengan mendata semua kemungkinan 3 orang yang akan dipilih dari 5 orang yang ada, diperoleh: {Dedi,Eka,Feri} {Dedi,Eka,Gani} {Dedi,Eka,Hari} {Dedi,Feri,Gani} {Dedi,Feri,Hari} {Dedi,Gani,Hari} {Eka,Feri,Gani} {Eka,Feri,Hadi} {Eka,Gani,Hari} {Feri,Gani,Hari} Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada. Selanjutnya kita dapat mendefinisikan kombinasi secara formal seperti di bawah ini. Definisi 3.3 Kombinasi-r dari n unsur yang berbeda x 1, x 2,..., x n adalah seleksi tak terurut r anggota dari himpunan {x 1, x 2,..., x n } (sub-himpunan dengan r unsur). Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan C(n, r) atau ( n r ). Contoh 3.6 Tentukan kombinasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Kombinasi-3 dari huruf ABCDE adalah ABC ABD ABE ACD ACE ADE BCD BCE BDE CDE Sehingga banyaknya kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 10. Teorema 3.3 Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda adalah Bukti. C(n, r) = (n r)!.r! Pembuktian dilakukan dengan menghitung permutasi dari n unsur yang berbeda dengan cara berikut ini. 4

Langkah pertama adalah menghitung kombinasi-r dari n, yaitu C(n, r). Langkah kedua adalah mengurutkan r unsur tersebut, yaitu r!. Dengan demikian, P (n, r) = C(n, r).r! C(n, r) = P (n, r) r! = /(n r)! r! = (n r)!r! seperti yang diinginkan. Contoh 3.7 Gunakan Teorema 3.3 untuk menentukan kombinasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Karena r = 3 dan n = 5 maka kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah C(5, 3) = 5! (5 3)!.3! = 5! 2!.3! = 5.4 2 = 5.2 = 10 Jadi banyaknya kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 10. Contoh 3.8 Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 4 orang bisa dipilih dari 6 orang Karena panitia yang terdiri dari 4 orang merupakan susunan yang tidak terurut, maka masalah ini merupakan kombinasi-4 dari 6 unsur yang tersedia. Sehingga dengan mengunakan Teorema 3.3 dimana n = 6 dan r = 4 diperoleh: 6! C(6, 4) = (6 4)!.4! = 6! 2!.4! = 6.5 = 3.5 = 15 2 Jadi terdapat 15 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 4 orang bisa dipilih dari 6 orang. Contoh 3.9 Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi? 5

Pertamai, memilih 2 mahasiswa dari 5 mahasiswa yang ada, yaitu: C(5, 2) = 5! (5 2)!.2! = 5! 3!.2! = 5.4 2 = 5.2 = 10 Kedua, memilih 3 mahasiswi dari 6 mahasiswi yang ada, yaitu: C(6, 3) = 6! (6 3)!.3! = 6! 3!.3! = 6.5.4 3.2 = 5.4 = 20 Sehingga terdapat 10.20 = 200 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi? 3.3. Generalisasi Permutasi Kalau pada pembahasan permutasi sebelumnya unsur-unsur yang diurutkan berbeda, pada bagian ini akan dibahas permutasi yang digeneralisasikan dengan membolehkan pengulangan unsur-unsur yang akan diurutkan, dengan kata lain unsur-unsurnya boleh sama. Misalkan kita akan mengurutkan huruf-huruf dari kata KAKIKUKAKU. Karena huruf-huruf pada kata tersebut ada yang sama, maka banyaknya permutasi bukan 10!, tetapi kurang dari 10!. Untuk mengurutkan 10 huruf pada kata KAKIKUKAKU dapat dilakukan dengan cara: Asumsikan masalah ini dengan tersedianya 10 posisi kosong yang akan diisi dengan huruf-huruf pada kata KAKIKUKAKU. Pertama menempatkan 5 huruf K pada 10 posisi kosong, yang dapat dilakukan dalam C(10, 5) cara. Setelah 5 huruf K ditempatkan, maka terdapat 10 5 = 5 posisi kosong. Berikutnya adalah menempatkan 2 huruf A pada 5 posisi kosong, yang dapat dilakukan dalam C(5, 2) cara. Begitu 2 huruf A ditempatkan, terdapat C(3, 2) cara untuk menempatkan 2 huruf U pada 3 posisi kosong yang ada. Akhirnya terdapat C(1, 1) cara untuk menempatkan 1 huruf I pada 1 posisi kosong yang tersisi. 6

Dengan menggunakan Prinsip Perkalian diperoleh C(10, 5).C(5, 2).C(3, 2).C(1, 1) = 10! 5!.5!. 5! 2!.3!. 3! 2!.1!. 1! 1!.0! = 10! 5!.2!.2!.1! = 10.9.8.7.6 2.2 = 7560 Jadi banyaknya cara untuk mengurutkan huruf-huruf dari kata KAKIKUKAKU adalah 7560. Secara umum banyaknya permutasi dari obyek yang mempunyai beberapa unsur sama dapat dijabarkan seperti pada teorema berikut ini. Teorema 3.4 Misalkan X merupakan sebuah barisan yang mempunyai n unsur, dimana terdapat n 1 unsur yang sama untuk jenis 1, n 2 unsur yang sama untuk jenis 2 dan seterusnya sampai n t unsur yang sama untuk jenis t. Banyaknya permutasi dari barisan X adalah Bukti. n 1!.n 2!...n t! Untuk menempatkan posisi n 1 unsur yang sama untuk jenis 1 pada n posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n, n 1 ) cara. Setelah n 1 unsur ditempatkan, maka terdapat n n 1 posisi yang tersedia, sehingga untuk menempatkan posisi n 2 unsur yang sama untuk jenis 2 pada n n 1 posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n n 1, n 2 ) cara. Demikian seterusnya sampai pada n t unsur yang sama untuk jenis t yang bisa dilakukan dengan C(n n 1 n 2... n t 1, n t ) cara. Dengan menggunakan Prinsip Perkalian dapat diperoleh = = C(n, n 1 ).C(n n 1, n 2 ).C(n n 1 n 2, n 3 )...C(n n 1 n 2... n t 1, n t ) n 1!(n n 1 )!. (n n 1 )! n 2!(n n 1 n 2 )!...n n 1 n 2... n t 1 n t!.0! n 1!.n 2!...n t! 7

Contoh 3.10 Gunakan Teorema 3.4 untuk menentukan banyaknya cara menyusun hurufhuruf dari kata KAKIKUKAKU Diketahui n = 10, n 1 = 5, n 2 = 2, n 3 = 2 dan n 4 = 1. Dengan menggunakan Teorema 3.4, diperoleh 10! 5!.2!.2!.1! = 10.9.8.7.6 2.2 = 7560 3.4. Generalisasi Kombinasi Generalisasi kombinasi merupakan perluasan dari kombinasi yang membolehkan pengulangan suatu unsur. Misalnya kita ingin memilih 4 kelereng dari sebuah kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masing-masing warna yaitu merah, biru dan kuning. Kemungkinan terpilihnya 4 kelereng tersebut adalah {4 merah} {3 merah, 1 biru} {2 merah, 2 biru} {1 merah, 3 biru} {3 merah, 1 kuning} {2 merah, 2 kuning} {1 merah, 3 kuning} {4 biru} {3 biru, 1 kuning} {2 biru, 2 kuning} {1 biru, 3 kuning} {4 kuning} {2 merah, 1 biru, 1 kuning} {1 merah, 2 biru, 1 kuning} {1 merah, 1 biru, 2 kuning} Sehingga terdapat 15 kemungkinan terpilihnya 4 kelereng tersebut. Permasalahan di atas dapat kita nyatakan sebagai seleksi dari 4+3-1 simbol yang terdiri dari 4 simbol o sebagai kelereng dan 3 1 simbol sebagai pemisah kelereng yang berbeda warna. Selanjutnya kita menentukan posisi dari simbol-simbol tersebut, yaitu: 8

Merah Biru Kuning oooo ooo o oo oo o ooo ooo o oo oo o ooo oooo ooo o oo oo o ooo oooo oo o o o oo o o o oo Dari seleksi diperoleh 15 kemungkinan pengaturan simbol-simbol tersebut. Secara umum permasalahan diatas dapat disajikan dalam teorema berikut ini. Teorema 3.5 Jika X merupakan sebuah himpunan yang mempunyai t unsur dimana pengulangan diperbolehkan, maka banyaknya seleksi k unsur tak terurut dari X adalah C(k + t 1, t 1) = C(k + t 1, k) Bukti. Misalkan X = {x 1, x 2,..., x t }. Asumsikan bahwa terdapat k + t 1 slot yang akan diisi oleh k +t 1 simbol yang terdiri dari k simbol o dan t 1 simbol. Penempatan simbol-simbol pada slot tertentu merupakan representasi dari proses seleksi. Bilangan n 1 dari simbol o hingga simbol yang pertama merepresentasikan seleksi dari n 1 x 1 ; bilangan n 2 dari simbol o dari simbol yang pertama hingga simbol yang kedua merepresentasikan seleksi dari n 2 x 2 ; dan seterusnya sampai seleksi dari n t x t. Karena terdapat C(k + t 1, t 1) cara untuk menentukan posisi simbol, maka juga terdapat C(k + t 1, t 1) seleksi. Hal ini juga sama dengan C(k + t 1, k) cara untuk menentukan posisi simbol o. Sehingga terdapat C(k + t 1, t 1) = C(k + t 1, k) seleksi k-unsur tak terurut dari X dimana pengulangan diperbolehkan. 9

Contoh 3.11 Gunakan Teorema 3.5 untuk menentukan banyaknya cara memilih 4 kelereng dari sebuah kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masingmasing warna yaitu merah, biru dan kuning. Karena ada 3 warna kelereng dan 4 kelereng akan dipilih, maka t = 3 dan k = 4. Sehingga banyaknya cara pemilihan 4 kelereng adalah: Contoh 3.12 C(4 + 3 1, 3 1) = 6! (6 2)!.2! = 6.5 2 = 15 Berapa banyak solusi bilangan bulat tak negatif dari persamaan x 1 + x 2 = 10 Setiap solusi dari persamaan tersebut ekuivalen dengan pemilihan 10 butir x i dari jenis i, i = 1, 2. Sehingga banyaknya seleksi adalah C(10 + 2 1, 2 1) = C(11, 1) = 11 Latihan 3.1. Berapa banyak untai yang bisa dibentuk dengan mengurutkan huruf ABCDE jika : a. mengandung subuntai ACE. b. mengandung huruf ACE dalam sembarang urutan. c. A muncul sebelum D (misalnya BCADE, BCAED). d. tidak mengandung subuntai AB atau CD. 3.2. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat berbaris jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan? 3.3. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat duduk di meja mundar jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan? 3.4. Sebuah kelompok terdiri dari 6 mahasiswa dan 7 mahasiswi. Ada berapa cara kita bisa memilih panitia yang terdiri dari: a. 3 mahasiswa dan 4 mahasiswi. b. 4 orang paling sedikitnya 1 mahasiswi. 10

c. 4 orang paling sedikitnya 1 mahasiswa. d. 4 orang dimana jumlah mahasiswa sama dengan mahasiswi. 3.5. Tentukan banyaknya kemungkinan lima kartu (tak terurut) yang dipilih dari 52 kartu jika: a. mengandung 4 As. b. mengandung 4 kartu dari nilai yang sama. c. mengandung semua spade. d. mengandung kartu dari semua rupa. 3.6. Dalam berapa banyak cara 10 buku yang berbeda dapat dibagikan pada 3 mahasiswa jika mahasiswa pertama mendapatkan 5 buku, mahasiswa kedua mendapatkan 3 buku dan mahasiswa ketiga mendapatkan 2 buku? 3.7. Misalkan terdapat kumpulan bola yang berwarna merah, biru dan hijau yang masing-masing mengandung paling sedikitnya 10 bola. a. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih? b. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola merah harus terpilih? c. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola merah, paling sedikit 2 bola biru dan paling sedikit 3 bola hijau harus terpilih? d. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika tepat 1 bola merah dan paling sedikit 1 bola biru harus terpilih? 3.8. Carilah banyaknya solusi bilangan bulat dari persamaan jika: Referensi a. x 1 0, x 2 0 dan x 3 0. b. x 1 1, x 2 1 dan x 3 1. c. x 1 = 1, x 2 0 dan x 3 0. x 1 + x 2 + x 3 = 15 2.1. R. Johnsonbaugh, Discrete Mathematics, Fourth Edition, 1997, Prentice Hall. 11