ANALISIS STRES KERJA AKIBAT BEBAN KERJA MENTAL PADA PEKERJA PT. KERTA RAJASA RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BANK (Studi pada Karyawan Bank BMT) Azizah Musliha Fitri

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

STRATEGI MEMINIMASI STRES KERJA OPERATOR BERDASARKAN FAKTOR PEMICU STRES KERJA PADA PT AGRONESIA INKABA *

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DENGAN STRES KERJA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN STRES KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. X SURABAYA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universtas Sam Ratulangi Manado

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Tingkat kelelahan kerja, umur, pendidikan, masakerja, status gizi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

1 Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ

Perbedaan Stres Kerja Antara Pekerja Shift I Dan Shift III Bagian Produksi Di PT. Nusantara Building Industries

: Anxiety, depression, shift work, stress.

BAB I PENDAHULUAN.

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop. II Bandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN OUTSOURCING BAGIAN FEED PT. X

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

STRES KERJA SHIFT MALAM DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

Transkripsi:

ANALISIS STRES KERJA AKIBAT BEBAN KERJA MENTAL PADA PEKERJA PT. KERTA RAJASA RAYA Hanif Rizqi Diniari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Email: hanifrizqi@gmail.com ABSTRACT Workers workload in the work place can cause the difference of work performance. One of the effects is job stress on the workers. Job stress can caused by workload factor in the work place, one of the workloads is mental workload. The purpose of this research was to analyze job stress on workers in PT. Kerta Rajasa Raya. This research was an observational descriptive research, using cross sectional approach. The sample of this research was 47 morning shift-workers in Circulator Loom Unit PT. Kerta Rajasa Raya. The technique of collecting sample was total sampling method. The collected data was mental workload assessment that use NASA-TLX questionnaire, fulfillment of job stress measurement that use questionnaire which adopted from International Stress Management Association (ISMA). Data analysis was using Spearman Correlation test. The result of the research shown that most workers has mental workload with medium category (53,2%) and job stress with medium category (76,6%). Correlation coefficient (r) between mental workload and job stress is 0,186. This shows that there was a very weak correlation between mental workload and job stress on workers in PT. Kerta Rajasa Raya. Based on this data, it can be concluded that mental workload is not factor that caused job stress. It is suggested for the related company to do some efforts to reduce the level of job stress by holding a routine exercise and recreation to the workers. Beside that, it is suggested to make a job rotation to the workers. Keywords: Job Stress, Mental Workload ABSTRAK Beban kerja yang didapat pekerja di tempat kerja dapat mempengaruhi performa kerja. Salah satu efek turunnya performa kerja yaitu terjadinya stres kerja yang dialami pekerja. Stres kerja dapat terjadi karena adanya faktor beban kerja di tempat kerja, salah satunya yaitu beban kerja mental. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stres kerja akibat beban kerja mental pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian sebesar 47 orang yang merupakan seluruh pekerja shift pagi pada Unit Circulator Loom PT. Kerta Rajasa Raya. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total populasi. Pengumpulan data meliputi penilaian beban kerja mental dengan pengisian kuesioner NASA-TLX, pengisian kuesioner pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari International Stress Management Association (ISMA). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pekerja memiliki beban kerja mental sedang (53,2%) dan mengalami stres kerja kategori sedang (76,6%). Nilai koefisien korelasi (r) antara beban kerja mental dengan stres kerja sebesar 0,186. Hal ini menunjukkan adanya hubungan Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 133

ISSN: 2549-189X; e-issn: 2549-2993 yang sangat lemah antara beban kerja mental dengan stres kerja pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah beban kerja mental tidak menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya stres kerja. Sebaiknya perlu dilakukan upaya untuk mengurangi stres kerja yang dialami pekerja dengan cara mengadakan kegiatan olahraga dan rekreasi bersama secara berkala oleh pihak perusahaan serta melakukan rotasi kerja pada pekerja. Kata kunci: Stres Kerja, Beban Kerja Mental PENDAHULUAN Penggunaan teknologi yang maju sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara luas. Penggunaan kemajuan teknologi ini tidak dapat dihindari, terutama pada era indus-trialisasi saat ini yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi, modernisasi dan transformasi globalisasi. Penggunaan alat dan bahan tersebut selain memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya efek samping yang tidak dapat dihindari adalah bertambahnya jumlah dan jenis sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Jika efek tersebut tidak disertai dengan pengendalian yang tepat, maka akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Selain itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), proses kerja yang tidak aman dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. 1 Keseimbangan kerja yang menguntungkan dari beberapa faktor, yaitu beban kerja, beban tambahan pada lingkungan kerja dan kapasitas kerja diperlukan agar seorang pekerja berada dalam keserasian kerja yang baik dan dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja maksimal. 2 Hasil penelitian Labour Force Survey pada tahun 1990 menemukan adanya 182.700 kasus stres akibat kerja di Inggris dan yang menjadi sumber penyebabnya tidak hanya karena pekerjaan itu sendiri, tetapi dapat juga karena adanya stresor fisik, emosional dan mental. 3 Menurut konsep keseimbangan ergonomi, beban kerja baik fisik maupun mental dengan kemampuan fisik, kognitif dan keterbatasan manusia yang menerima beban kerja tersebut harus seimbang. Beban kerja yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overstress dan beban kerja yang terlalu rendah dapat mengakibatkan understress. Selain itu, stres kerja juga akan mengganggu performa kerja dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Secara khusus, stres kerja akan menurunkan produktivitas kerja dan menyebabkan biaya kompensasi pekerja mengalami peningkatan. 4 Faktor beban kerja di tempat kerja dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi performa kerja. Beban kerja yang dialami dapat berupa beban kerja mental. 4 Beban kerja berlebih dapat menurunkan performa kerja dan mengakibatkan 134 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

timbulnya stres. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis stres kerja akibat beban kerja mental pada pekerja di PT. Kerta Rajasa Raya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian sebesar 47 orang yang merupakan seluruh pekerja shift pagi pada Unit Circulator Loom PT. Kerta Rajasa Raya. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total populasi. Variabel pada penelitian ini adalah beban kerja mental pekerja PT. Kerta Rajasa Raya sebagai variabel independen dan stres kerja yang dialami pekerja sebagai variabel dependen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini untuk mendapatkan data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden. Pengumpulan data tersebut meliputi penilaian beban kerja mental dengan pengisian kuesioner NASA-TLX, pengisian kuesioner pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari International Stress Management Association (ISMA). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN Data umum pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik pekerja. Karakteristik pekerja pada penelitian ini dilihat menurut umur pekerja di PT. Kerta Rajasa Raya. Karakteristik pekerja berda-sarkan umur diketahui bahwa data umur pekerja di Unit Circulator Loom PT. Kerta Rajasa Raya yaitu umur termuda adalah 34 tahun dan umur tertua adalah 60 tahun. Rentang umur pekerja di Unit Circulator Loom PT. Kerta Rajasa Raya dibagi menjadi 6 (enam) kelas atau kategori dengan jumlah interval 4. Karakteristik pekerja berdasarkan umur pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Pekerja Berdasarkan Umur pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya No Umur n Persentase (%) 1. 34 38 12 25,50 2. 39 43 12 25,50 3. 44 48 11 23,40 4. 49 53 8 17,00 5. 54 58 3 6,40 6. 59 63 1 2,10 Total 47 100,00 Berdasarkan Tabel 1 di atas, diketahui bahwa umur pekerja di Unit Circulator Loom PT. Kerta Rajasa Raya paling banyak adalah umur 34-38 tahun dan 39-43 tahun, yaitu masing-masing sebanyak 12 orang atau sebesar 25,5% dari jumlah keseluruhan. Data khusus pada penelitian ini meliputi beban kerja mental, stres kerja dan analisis stres kerja akibat beban kerja mental. a. Beban Kerja Mental Beban kerja mental pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya dikategorikan menjadi 3 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 135

ISSN: 2549-189X; e-issn: 2549-2993 (tiga) kategori, yaitu beban kerja mental ringan, beban kerja mental sedang dan beban kerja mental berat. Hasil penilaian beban kerja mental pekerja PT. Kerta Rajasa Raya ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Penilaian Beban Kerja Mental pada Pekerja PT. Kerta Rajasa Raya No Beban Kerja n Persentase (%) Mental 1. Ringan 6 12,80 2. Sedang 25 53,20 3. Berat 16 34,00 Total 47 100,00 Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas dari pekerja PT. Kerta Rajasa Raya memiliki beban kerja mental dengan tingkat sedang, yaitu sebanyak 25 pekerja atau sebesar 53,2% dari jumlah keseluruhan. Pengukuran beban kerja mental pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya dilakukan dengan pengisian kuesioner NASA-TLX oleh pekerja. Kuesioner disusun berdasarkan 6 (enam) dimensi pengukuran beban kerja mental, yaitu Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Own Performance (OP), Effort (EF) dan Frustation (FR). Hasil penilaian beban kerja mental menunjukkan bahwa mayoritas dari pekerja PT. Kerta Rajasa Raya memiliki beban kerja mental dengan tingkat sedang. Hasil penilaian beban kerja mental menunjukkan bahwa dimensi pengukuran beban kerja mental yang paling tinggi adalah Effort (EF) dan Physical Demand (PD). Effort (EF) merupakan dimensi pengukuran pertama yang paling mempengaruhi beban kerja mental. Pekerja PT. Kerta Rajasa Raya mengeluarkan usaha yang maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, baik fisik maupun mental. Contohnya seperti mengirimkan benang shuttle pada setiap mesin yang membutuhkan dengan menggunakan handjack yang ditarik secara manual. Setiap pekerja selalu berusaha maksimal dalam setiap aktivitas kerja yang dilakukan. Setelah itu, dimensi pengukuran kedua yang dominan, yaitu Physical Demand (PD). Pekerja melakukan banyak aktivitas fisik secara manual seperti menarik handjack yang berisi keranjang benang shuttle, mengganti benang shuttle pada mesin dan melakukan perbaikan pada mesin yang rusak. Aktivitas tersebut dilakukan secara terus menerus selama bekerja. Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan lebih memberikan stres yang tinggi dibandingkan dengan beban kerja fisik. 5 Hal ini juga diperkuat oleh Winarsunu (2008) yang mengungkapkan bahwa pekerja yang merasa tidak mampu menanggung beban kerja mental karena melebihi kapasitasnya akan mengalami stres kerja. 6 Prinsip ergonomi menjelaskan bagaimana task demand sama dengan work capacity pekerja sehingga diperlukan agar beban kerja mental yang diterima oleh tubuh 136 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

pekerja tidak melebihi atau sama dengan kapasitas mental pekerja tersebut. Teori tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Fahamsyah (2017) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara beban kerja mental dengan kejadian stres kerja pada pekerja. 7 b. Stres Kerja Stres kerja pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu stres kerja ringan, stres kerja sedang dan stres kerja berat. Hasil pengukuran stres kerja pekerja PT. Kerta Rajasa Raya ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Stres Kerja pada Pekerja PT. Kerta Rajasa Raya No. Stres Kerja n Persentase (%) 1. Stres ringan 5 10,60 2. Stres sedang 36 76,60 3. Stres berat 6 12,80 Total 47 100,00 Berdasarkan Tabel 3 di atas, diketahui bahwa sebagian besar pekerja PT. Kerta Rajasa Raya mengalami stres kerja sedang, yaitu sebanyak 36 pekerja atau sebesar 76,6% dari jumlah keseluruhan. Stres kerja merupakan reaksi pada tubuh manusia berupa reaksi fisiologis maupun psikologis maupun perilaku akibat stresor yang dialami di tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar pekerja PT. Kerta Rajasa Raya mengalami stres kerja sedang, yaitu sebanyak 36 pekerja atau sebesar 76,6% dari jumlah keseluruhan. Dampak stres kerja yang dialami pekerja tidak hanya berpengaruh pada pekerja yang mengalami namun juga berpengaruh pada tingkat organisasi, yaitu pada tempat kerja atau perusahaan. Dampak terhadap individu dapat berupa dampak subjektif, seperti kekhawatiran, ketakutan, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi dan gugup. Selain itu, dampak lain yang dapat terjadi adalah dampak perilaku berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, luapan emosional serta makan atau merokok secara berlebihan. Pada tingkat organisasi, stres kerja dapat berdampak pada angka absensi, omset perusahaan, produktivitas kerja rendah, asing dengan mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas berkurang. 8 Pengendalian stres kerja dapat dikelola dengan manajemen stres. Manajemen stres ini meliputi pendekatan pribadi dan pendekatan organisasi. Pendekatan pribadi dilakukan pada pekerja dengan melakukan strategi psikologis dan strategi fisiologis, sedangkan pendekatan organisasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komunikasi, sistem penilaian dan imbalan yang efektif, meningkatkan partisipasi, memperkaya tugas dan mengembangkan keterampilan, kepribadian dan pekerjaan. 8 Hasil penelitian Prabowo (2010) di bagian produksi industri mebel PT. Chia Jiann Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 137

Indonesia Furniture menyatakan bahwa sebagian besar responden juga mengalami stres kerja sedang, yaitu sebesar 76%. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi stres kerja, yaitu masa kerja dan beban kerja. 9 ISSN: 2549-189X; e-issn: 2549-2993 c. Analisis Stres Kerja akibat Beban Kerja Mental Hasil tabulasi silang antara beban kerja mental dan stres kerja ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Tabulasi Silang antara Beban Kerja Mental dan Stres Kerja pada Pekerja PT. Kerta Rajasa Raya Stres Kerja Beban Kerja Mental Ringan Sedang Berat Total n % n % n % n % Ringan 1 16,70 5 83,30 0 0,00 6 100,00 Sedang 3 12,00 19 76,00 3 12,00 25 100,00 Berat 1 6,30 12 75,00 3 18,80 16 100,00 Berdasarkan Tabel 4 di atas, diketahui bahwa secara deskriptif sebanyak 12 pekerja atau 75% dari pekerja yang memiliki beban kerja mental berat mengalami stres kerja sedang. Kemudian, sebanyak 3 pekerja atau 18,8% pekerja yang memiliki beban kerja mental berat mengalami stres kerja berat. Kemudian, sebanyak 19 pekerja atau 76% pekerja yang memiliki beban kerja mental sedang mengalami stres kerja sedang. Berdasarkan hasil uji kekuatan hubungan menggunakan uji korelasi Spearman, didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,186 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat lemah antara beban kerja mental dan stres kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja mental dengan stres kerja. 10 Namun, bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia, et al. (2017). Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa ada hubungan antara beban kerja mental dengan stres kerja pada guru SLB Negeri Semarang. 11 Hal tersebut mungkin dikarenakan profesi guru SLB menghadapi kondisi yang lebih melibatkan mental daripada pekerja suatu pabrik, dalam hal ini pekerja PT. Kerta Rajasa Raya, yang bergerak pada bidang produksi karung plastik. Dalam penelitian yang dilakukan Prabawati (2012) dijelaskan bahwa beban kerja mental yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya rangsangan pada sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan rasa sakit atau penyakit akibat kerja. Bila beban kerja mental melebihi kemampuan tubuh, maka akan terjadi rasa tidak nyaman, kelelahan, cedera serta penurunan produktivitas kerja. 12 138 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

Sebagian besar pekerja PT. Kerta Rajasa Raya merasa beban kerja mental yang dimiliki berada pada tingkat sedang dan mengalami stres kerja sedang. Pekerja menganggap bekerja dengan pekerjaannya sekarang telah merasa terbiasa dan berusaha menikmati pekerjaan tersebut. Beban kerja mental adalah suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan mental pekerja dengan tuntutan tugas dan pekerjaan yang harus dihadapi. Beban kerja yang tidak optimal merupakan salah satu sumber stres. Beban kerja yang terlalu sedikit akan menyebabkan rasa jenuh dan menimbulkan kebosanan pada pekerja yang menyebabkan terjadinya understress, sedangkan beban kerja yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemakaian energi yang berlebihan, sehingga memicu terjadinya kelelahan, baik kelelahan mental maupun kelelahan fisik yang dapat menyebabkan terjadinya overstress. 4 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis stres Kerja akibat beban kerja mental pada pekerja Pt. Kerta Rajasa Raya, maka didapatkan kesimpulan antara lain: 1. Sebagian besar pekerja PT. Kerta Rajasa Raya memiliki beban kerja mental sedang (53,2%), dengan faktor dominan Effort (EF) dan Physical Demand (PD). 2. Sebagian besar pekerja di Unit Circulator Loom PT. Kerta Rajasa Raya mengalami stres kerja sedang (76,6%). 3. Beban kerja mental memiliki hubungan Saran yang sangat lemah dengan terjadinya stres kerja pada pekerja PT. Kerta Rajasa Raya. 1. Sebaiknya pekerja tetap dihimbau melakukan istirahat yang cukup untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika melakukan aktivitas kerja. 2. Untuk mengurangi tingkat stres kerja, sebaiknya perusahaan mengadakan kegiatan olahraga dan rekreasi bersama secara berkala. 3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi sumber stres lain di tempat kerja. REFERENSI 1. Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. 2. Suma mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto. 3. Harrianto, R., 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 4. Tarwaka, 2013. Ergonomi Industri: Dasar- Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. 5. Wijono, S., 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) 139

ISSN: 2549-189X; e-issn: 2549-2993 6. Winarsunu, T., 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Press. 7. Fahamsyah, D., 2017. Analisis Hubungan Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja di Instalasi CSSD Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. 8. Septianto, D., 2010. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Pataya Raya Semarang). Jurnal Skripsi. Universitas Diponegoro. 9. Prabowo, Y. F., 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Bagian Produksi Industri Mebel PT. Chia Jiann Indonesia Furniture di Wedelan Jepara Tahun 2009. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. 10. Fitri, A. M., 2013. Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan Bank BMT). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 11. Amalia, B. R., Ida Wahyuni dan Ekawati. 2017. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Beban Kerja Mental, Pengembangan Karir dan Hubungan Interpersonal dengan Stres Kerja pada Guru di SLB Negeri Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 12. Prabawati, R., 2012. Hubungan Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja pada Perawat Rawat Inap RSJD Dr. R. M. Soedjarwadi Klaten. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. 140 Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)