LEMBAGA KAJIAN BUDAYA JAWA (LEMKABUJA) SINODE GKJ WISMA KASIH, SALATIGA;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang dijalani oleh manusia

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

R E T R E A T K E L A S I X S M P K R I S T E N A L E T H E I A A M P E N A N

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

Perencanaan Strategis Panitia Ad.hoc Tata Gereja GKSBS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

Bab I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Bab I Pendahuluan. A. Permasalahan. A.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat.

REKONTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM 1 KORINTUS 14 : DARI PERSPEKTIF POSKOLONIAL PEREMPUAN KRISTEN JAWA

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

==================================================================== NO : 07 / Pan-Adhoc / X / 2013 HAL : Diskusi Panel: Wujud Gereja LAMP : 2 bendel

Yohanes 5. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Penyembuhan di Kolam Betesda Kekuasaan Anak Allah Saksi-Saksi Bagi Yesus

LITURGI GEREJA KRISTEN JAWA: Suatu Studi Teologi Kontekstual Berbasis Budaya Jawa Terhadap Tata Ibadah GKJ

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENELAAHAN ALKITAB. Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya. Pdt. Stephen Sihombing, MTh

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang

TANGGUNG JAWAB POLITIK GPIB DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI POLITIK

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN

Panitia Seminar dan Rakernas Asosiasi Akademisi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia Jalan Semboja No. 17 Rt 04 Rw 08 Kel. Kebon Kelapa - Bogor Tengah

BAB V PENUTUP. 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu)

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hari Sabat. Hari Perhentian yang Kudus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja Menyediakan Persekutuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

Hubungann Kita Dengan Orang Lain

ORGANISASI DAN TATA LAKSANA GKJW JEMAAT WARU

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

Transkripsi:

PROPOSAL TEMU BUDAYAWAN SINODE GEREJA GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) Bersama LEMBAGA KAJIAN BUDAYA JAWA (LEMKABUJA) SINODE GKJ WISMA KASIH, SALATIGA; 14, 15, 16 Mei 2015 Tema: dipilih dari dunia, di utus ke dalam dunia (Yoh. 15: 19, 17:14-15,18) 1. Latarbelakang Gereja-gereja Kristen Jawa adalah gereja yang tumbuh dan berkembang di kalangan orang Jawa, yang semula berada di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, lalu meluas hingga sebagian wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, serta Banten. Meskipun GKJ masa kini tak lagi dapat disebut sebagai gereja suku, namun karena keberadaannya di lingkungan orang Jawa, maka GKJ merupakan persekutuan yang secara langsung terlibat dan harus ikut bertanggungjawab terhadap pemeliharaan, 1

pelestarian, dan pengembangan budaya Jawa. Semenjak pertengahan dasawarsa 1960-an GKJ telah menyadari bahwa budaya Jawa merupakan lahan sekaligus sarana bagi Pemberitaan Penyelamatan Allah. Telah banyak karya budaya Jawa yang dilahirkan sebagai upaya untuk menjadikannya sarana Pemberitaan Penyelamatan Allah. Namun, harus diakui bahwa secara sinodal GKJ belum pernah memiliki desain & strategi kebudayaan. Maka Tak heran para pelaku budaya Jawa yang menjadi warga GKJ di manapun juga masih belum tersentuh oleh kebersamaan dalam bergereja di GKJ. Masing-masing budayawan dan seniman berkreasi untuk memuji dan meluhurkan nama Tuhan melalui gereja di mana mereka menjadi anggota, terlepas satu dari yang lainnya. Kreasi seni dan budaya Jawa berkembang di berbagai GKJ tanpa ada ikatan dengan yang lain, sehingga bertumbuh secara sporadis. Padahal dalam kehidupan GKJ yang terikat dalam kebersamaan di Sinode akan lebih dapat mengembangkan budaya Jawa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam peribadahannya. Tata Gereja dan Tata Laksana berdasarkan Artikel 11 Akta Sidang Sinode Non Reguler, di Bandungan, 2005. Sejatinya, Sikap GKJ terhadap budaya Jawa semakin jelas. Secara lebih jelas dikatakan pada Ps.40 Tata Laksana GKJ sebagai berikut: SIKAP TERHADAP BUDAYA ATAU ADAT ISTIADAT, DALAM PEMBERITAAN PENYELAMATAN ALLAH 2

Dalam pelaksanaan Pemberitaan Penyelamatan Allah, Gereja dapat menerima budaya atau adat istiadat dengan prinsip transmutasi makna yaitu: (1). Mengeluarkan makna religius yang bertentangan dengan Injil, dan (2). Memberi makna religius yang baru sesuai dengan Injil. Hal ini sejalan dengan PPA GKJ TJ... 159 163. Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan Pasal 40 Tata Laksana GKJ tersebut, ternyata kita tidak cukup hanya memahami iman Kristen, tetapi juga dituntut untuk memahami budaya dan adat istiadat Jawa supaya mampu melakukan transmutasi secara tepat guna berdasarkan Ps. 40 dalam rangka Pemberitaan Penyelamatan Allah. Tampak jelas bahwa budaya hanya dipandang sebagai sarana / alat yang perlu digunakan. Namun hingga saat ini, satu dekade berlalu, ternyata belum banyak hal yang telah kita kerjakan (kalau tidak boleh dikatakan tidak ada sama sekali). Pada Seminar Budaya Jawa secara Sinodal (dalam rangka HUT 115 th GKJ Purworejo) terungkap bahwa selama ini secara Sinodal Belum banyak yang kita kerjakan perihal peningkatan kesadaran berbudaya jawa di GKJ. Ada beberapa hal yang menarik, setidaknya ada tiga hal penting, yaitu: 3

a. GKJ tidak memiliki desain pelestarian apalagi pengembangan kebudayaan Jawa secara Sinodal (oleh Ketua Umum Sinode GKJ) 1 b. Dari pada sekedar bicara atau mengeluh dan sibuk mencari kambing hitam, sebaiknya GKJ mempelopori untuk mengajak warga dan masyarakat sekitar untuk mencintai Kebudayaan Jawa. 2 c. Kesalahan pokok kita, khususnya teman-teman GKJ adalah ada upaya menjauhkan agama Kristen dari budaya Jawa. Dan satu hal yang sangat disesalkan adalah banyak dari antara kita, Apakah itu Pendeta atau Majelis GKJ yang sengaja tidak menyukai budaya ataupun Kebudayaan Jawa, karena dapat dianggap mangro tingal, serta berbagai macam tuduhan lainnya. 3 Tiga point penting tsb., menunjuk pada realitas bahwa selama ini memang GKJ secara secara Sinodal belum memiliki desain kebudayaan, perhatian, pengembangan apalagi pelestarian budaya Jawa. Namun di sisi lain juga memunculkan harapan bahwa GKJ perlu dan semestinya memiliki desain kebudayaan serta perhatian, 1 Pdt. Andreas Untung Wiyono, S.Th. D.Min. Ketua Umum Sinode GKJ lihat : TUMBUH BERKEMBANG SEBAGAI JEMAAT MISSIONER, Buku Kenangan 115 th GKJ Purworejo, Hlm.31. 2 Pdt. Lukas Eko Sukoco, M.Th. Ketua Lemkabuja Sinode GKJ, idem Halaman 63 3 Prof. Dr. Dr. Soetomo WE., M.Pd. Akademisi, dan Anggota Lemkabuja Sinode GKJ. Idem halaman 73, 74. 4

pengembangan dan dengan demikian berperan pada pelestarian kebudayaan Jawa. Untuk itu Lembaga Kajian Budaya Jawa (LEMKABUJA) Sinode GKJ bermaksud memfasilitasi TEMU BUDAYAWAN SE SINODE GEREJA GEREJA KRISTEN JAWA 2015. 2. Maksud, Tujuan, dan Target Pertemuan a. Maksud diadakannya acara tersebut adalah menghimpun potensi budayawan yang adalah warga GKJ guna membicarakan bersama dan merumuskan kebutuhan bersama gereja-gereja di lingkungan GKJ dalam mengembangkan hidup bergereja, khususnya perihal peribadahan dengan menggunakan budaya Jawa. b. Tujuan pertemuan adalah membuat konsep desain dan strategi kebudayaan bagi GKJ. c. Lemkabuja Sinode GKJ mendapatkan data semua budayawan/seniman se-sinode GKJ lewat peserta dan mendapatkan ide-ide untuk peribadatan yang aktual. 3. Tema Kegiatan Kegiatan ini mengangkat tema dipilih dari dunia, diutus ke dalam dunia (Yoh. 15: 19, 17:14-15,18) 5

Orang-orang beriman disebut sebagai anak-anak Allah yang memang berbeda dengan anak-anak dunia (Yoh.17:9). Adalah menarik bahwa anak-anak Allah itu tidak diasingkan dari dunia ini. Justru sebaliknya, mereka diutus berperan bagi dunia (Yoh.17:14-15,18) agar dunia menjadi tahu dan percaya kepada Yesus (Yoh.17:21,23). Dalam rangka DIUTUS ke dalam dunia... tidak diasingkan dari dunia, namun diutus ke dalam dunia agar dunia tahu dan percaya, maka kita perlu sungguhsungguh memahami kejawaan yanga adalah wahana kesaksian pelayanan. Budaya Jawa tak sekedar sarana, namun menjadi bahan pelayanan bagi orang Jawa dengan segala dinamika kehidupannya. 4. Bentuk Acara Pertemuan a. Sarasehan Pemrasaran: - Ketua Umum Bapelsin - Prof. Dr. Sri Hastanto, S.Kar. - Prof. Dr. JB. Banawiratma b. Diskusi Kelompok c. Perumusan Hasil Diskusi 5. Pelaksanaan a. Waktu pelaksanaan adalah Kamis Pon 14 Mei, Jumat Wage 15 Mei, hingga Sabtu Kliwon, 16 Mei 2015 di Wisma Kasih Sinode GKJ. b. Panitia Pengarah: Lemkabuja 6

c. Dalam pelaksanaan dibantu oleh staf kantor Sinode d. Peserta yang ikut harus mendaftar ke Lemkabuja Sinode GKJ (Kantor Sinode GKJ di Salatiga) paling lambat hari Jumat Pahing, tanggal 30 April 2015 (Pkl. 15.00 wib). Atau bila peserta telah mencapai 150 org. Bisa lewat SMS Ke Ibu NITA RUSANA Hp. 0815 754 445 05 e. Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: 1) Pdt. Lukas Eko Sukoco (081578525950) 2) Pdt. Rudiarto BP, GKJ Purbalingga (085647814566) 3) Bp. Padmono SK, Pondok Gede (08388011795) 4) Pdt. Uri Christian Sakti Labeti 08121544081 6. Sasaran Peserta Sasaran peserta pertemuan adalah seniman/budayawan GKJ di lingkungan Sinode dengan perwakilan satu klasis mengirimkan 1 orang, dan masing-masing GKJ mengirimkan wakilnya 1 Orang. Catatan: Peserta yang datang harap mengisi Isian yang terlampir. 7. Jadwal Pertemuan (terlampir) 8. Pembiayaan Pembiayaan temu seniman/budayawan GKJ se Sinode itu diharapkan dapat diperoleh dari: a. Kontribusi peserta Rp 390.000,-/utusan. 7

b. Sinode GKJ c. Sponsorship 9. Penutup Diharapkan temu seniman/budayawan oloeh Lemkabuja ini menjadi awal kebersamaan gereja-gereja dalam mengembangkan peribadahan dengan menggunakan budaya Jawa sebagai sarana untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan, sekaligus mengungkapkan spiritualitas yang lebih pas. Terpujilah Tuhan! Salatiga, 17 Maret 2015 Lembaga Kajian Budaya Jawa (LEMKABUJA) Sinode GKJ Pdt Toni Jadmiko,MTh. sekretaris Pdt. Lukas E. Sukoco, MTh. ketua 8

LAMPIRAN KAMIS, 14 Mei 2015 14.00 16.00 wib : Daftar Ulang Peserta 16.00 18.00 wib : Ibadah Pembukaan Sambutan-sambutan Perkenalan 18.00 19.00 wib : Makan Malam 19.00 21.00 wib : SESI I SINODE GKJ & DESAIN- STRATEGI BUDAYA JAWA Oleh: Pdt. Andreas Untung Wiyono, D.Min. 21.00 22.00 wib : Ibadah Malam JUM AT, 15 Mei 2015 06.00 07.00 wib : Makan Pagi 07.00 08.00 wib : Ibadah Pagi 08.00 10.00 wib : SESI II DESAIN & STRATEGI KEBUDAYAAN Oleh: Prof. Dr. Banawiratma 10.00 10. 15 wib : Istirahat 10.15 12.15 wib : SESI III DESAIN & STRATEGI KEBUDAYAAN Oleh: Prof. Dr. Sri Hastanto, S.Kar. 9

12.15 13.15 wib. : Makan Siang 13.15 16.00 wib. : Diskusi Kelompok 16.00 18.00 wib. : Istirahat 18.00 19.00 wib. : Makan Malam 19.00 21.00 wib. : Presentasi Kelompok 21.00 22.00 wib. : Ibadah Malam SABTU, 16 Mei 2015 06.00 07.00 wib. : Makan Pagi 07.00 08.00 wib : Ibadah Pagi 08.00 11.00 wib : Perumusan Desain dan Strategi Kebudayaan Sinode GKJ 11.00 12.00 wib : Evaluasi dan Ibadah Penutup 12.00 13.00 wib : Makan Siang 13.00 : Pulang. 10