Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Biomedis

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat

SINTESIS NANOSFER BERBASIS FERROFLUID DAN POLY LACTIC ACID DENGAN METODE SONIKASI

PENGARUH FORMULASI EMULSI TERHADAP HASIL ENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNETIK Fe 3 DENGAN POLY(LACTIC ACID)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 4.1 Hasil Formulasi Nanopartikel Polimer PLGA Sebagai Pembawa Deksametason Natrium Fosfat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNESIUM FERRITE (MgFe2O4) PADA ADSORPSI LOGAM Cu(II), Fe(II) DAN Ni(II) DALAM LIMBAH CAIR

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENGENDALIAN SUHU ULTRASONIKASI PADA PELAPISAN NANOPARTIKEL MAGNET (Fe 3 O 4 ) DENGAN KITOSAN

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

I. PENDAHULUAN. ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Research and Development on Nanotechnology in Indonesia, Vol.2, No.2, 2015, pp ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kode Sampel A1 A2 A3 A4

Sintesis dan Enkapsulasi Partikel Nanomagnetik Nikel dengan Alginat-Kitosan dan Senyawa Aktif Mangosteen

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

3 Metodologi penelitian

SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK DINAMIK SISTEM KOLOID MAGNETIK BERBASIS NANOPARTIKEL OKSIDA Fe-CHITOSAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I.PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dalam dua dekade terakhir ini telah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness) DAN KARAKTERISTIKNYA SKRIPSI BIDANG MINAT BIOFISIKA

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

ANALISIS FASA MINOR DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PREPARASI DAN APLIKASI NANOPARTIKEL KITOSAN SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN INSULIN SECARA ORAL

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata)

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi, sintesis material konduktor ionik dan uji kinerja material

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS DAN MODIFIKASI LAPIS TIPIS KITOSAN-TRIPOLIFOSFAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

Bab III Metodologi Penelitian

Studi Awal Sintesis Partikel Gadolinium Karbonat Menggunakan Metode Solvotermal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

Pengaruh Ukuran Partikel dan Enkapsulasi Nanopartikel Magnesium Ferrite (MgFe 2 O 4 ) pada Adsorpsi Logam Cu(II), Fe(II) dan Ni(II) dalam Limbah Cair

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Perbandingan turbiditas formula PP7 dan PO1 secara visual.

CIRI NANOPARTIKEL KITOSAN DAN PENGARUHNYA PADA UKURAN PARTIKEL DAN EFISIENSI PENYALUTAN KETOPROFEN DWI WAHYONO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

Transkripsi:

Vol. 19, No. 2, Desember 2016, hal: 107-116 Majalah Polimer Indonesia ISSN 1410-7864 Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Biomedis Grace Tj. Sulungbudi, Aloma Karo Karo, Wildan Zakiah Lubis, Mujamilah dan Sudirman Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 Email: grace@batan.go.id Diterima: 01-Okt-2016 Diperbaiki: 01-Nov-2016 Disetujui: 29-Des-2016 ABSTRAK Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Biomedis. Tulisan ini menyajikan diskusi tentang pembuatan nanopartikel magnetik dilapisi oleh kitosan dengan dan tanpa cross-linker. Nanopartikel tanpa cross-linker dipersiapkan dalam dua langkah yang melibatkan pengendapan nanopartikel magnetik diikuti dengan mendispersikannya di media kitosan. Nanopartikel magnetik kitosan dengan cross-linker disintesis dalam satu langkah proses menggunakan natrium TPP (sodium tripolyphosphate). Karakteristik dua sistem nanopartikel ini termasuk fase, morfologi, ukuran, potensial zeta dan sifat magnetik dievaluasi secara menyeluruh dengan menggunakan metode yang tepat. Kehadiran coating kitosan nanopartikel magnetik juga dikonfirmasi menggunakan spectrometer FT-IR (Fourier Transform Infrared Spectrometer). Semua hasil evaluasi mendukung bahwa cross-linker yang menyatukan struktur morfologi nanopartikel, juga memberikan sifat koloid lebih stabil. Karakteristik ini membuat nanopartikel kitosan magnetik dengan cross-linker sebagai bahan menjanjikan untuk aplikasi biomedis. Kata Kunci: kitosan, nanopartikel magnetik, sodium-tpp ABSTRACT Preparation Chitosan Coated Magnetic Nanoparticle for Biomedical Application. The article presents discussion on preparation of magnetic nanoparticles coated by chitosan with and without cross-linker. The nanoparticles without cross-linker was prepared in two steps involving precipitation of magnetic nanoparticles followed by dispersing them in chitosan medium. Cross-linked chitosan magnetic nanoparticles were synthesized in one step process using sodium TPP (tripolyphosphate) as cross-linker. Characteristic of these two nanoparticles system including their phase, morphology, size, zeta potential and magnetic 107

Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Medis (Grace Tj. Sulungbudi) properties thoroughly evaluated using the appropriate methods. The presence of chitosan coating on magnetic nanoparticles was also confirmed using FT-IR Spectrometer. All the evaluation results support that cross-link agent which unify the morphological structure of the nanoparticles, also gave the more stable colloidal properties. These characteristics made the cross-linked chitosan magnetic nanoparticles as a promising material for biomedical application. Keywords: chitosan, magnetic nanoparticles, sodium-tpp PENDAHULUAN Kitosan adalah salah satu polimer alam yang bersifat biokompatibel dan biodegradabel. Material ini mempunyai gugus fungsi OH dan NH2, seperti terlihat pada Gambar 1, yang membuat kitosan dapat dimodifikasi dan berinteraksi dengan ligan lain atau unit biologi lainnya [1]. Dengan karakteristik ini, kitosan dapat dikembangkan dalam berbagai aplikasi biomedis seperti articular cartilage tissue engineering [2], sebagai pelapis dan pengontrol penghantar obat [3] dan sebagai material pelapis pada implantasi tulang [4]. Dibandingkan dengan polimer lainnya seperti PLA (Poly-Lactic acid) [5], PMMA (Poly- Methyl Methacrylate) [6] yang juga digunakan dalam aplikasi biomedis, kitosan lebih murah dan mudah dibuat [1]. 108 Gambar 1. Struktur kimia kitosan [1] Bergantung pada jenis aplikasi, kitosan harus dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Sifat kitosan dimodifikasi dengan menambahkan aditif dari polimer lainnya seperti polycaprolactone (PCL), poly vinyl alcohol (PVA) untuk menaikkan sifat mekanisnya dalam aplikasi sebagai penyangga (scaffold) [3]. Penambahan gelatin starch dilakukan untuk menaikkan kristalinitas kitosan sehingga dapat dibuat film yang bermanfaat sebagai pembungkus obat dan makanan [7]. Akhir-akhir ini, kemampuan kitosan dikombinasikan dengan nanopartikel magnetik untuk penelitian dan pengembangan yang mendukung prosedur diagnostik in vitro dan in vivo. Kitosan dilapiskan pada permukaan nanopartikel Fe3O4 sehingga permukaannya menjadi biokompatibel dan siap dimodifikasi dengan unit biologi [8]. Nanopartikel magnetik terlapisi kitosan

Vol. 19, No. 2, Desember 2016, hal: 107-116 Majalah Polimer Indonesia ISSN 1410-7864 juga diteliti dan dikembangkan untuk digunakan sebagai bahan pengontras dalam prosedur in vivo menggunakan teknik MRI (Magnetic Resonance Imaging) [9, 10]. Persyaratan dasar untuk aplikasi ini adalah partikel harus stabil secara fisika maupun kimia dalam lingkungan biologi dimana bagian tubuh yang akan didiagnosa. Untuk memenuhi persyaratan ini dibutuhkan beberapa aditif seperti plasticizer dan crosslinker agent pada saat pembuatan nanopartikel. Penelitian untuk mendapatkan karakteritik optimum dari pelapisan nanopartikel masih berkembang hingga sekarang, yaitu memvariasikan jenis kitosan dan komposisi, parameter proses dan metode [8, 11-12]. Makalah ini merupakan hasil penelitian nanopartikel Fe3O4 yang terlapisi kitosan yang dibuat dengan dan tanpa sodium tripolyphosphate (Na5(PO4)3) (NaTPP) sebagai crosslinker agent, dan mendiskusikan karakteristik fisika dan kimia dari nanopartikel magnetik yang terlapisi kitosan. MATERIAL DAN METODOLOGI Bahan Bahan kimia yang digunakan adalah FeCl2.4H2O, FeCl3.6H2O, CH3COOH glacial, Na5(PO4)3, dan NH3, semuanya tingkatan pro analysis dari produk Merck Millipore. Kitosan dengan berat molekul medium, tingkatan sintesis, Sigma Aldrich. Air deionisasi (18 MOhm.cm, Millipore) digunakan sebagai pelarut dan untuk mencuci hasil percobaan. Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapisi Kitosan-TPP Na-TPP sebanyak 7,73 mg dilarutkan dalam 10 ml air deionisasi kemudian ditambahkan 30 ml NH3 32%. Sebanyak 3,40 g FeCl3.6H2O dan 2,68 g FeCl2.4H2O dilarutkan dalam 30 ml larutan 0,1% kitosan dalam 1% asam asetat. Ultrasonikasi campuran garam klorida Fe(III)/Fe(II) dalam kitosan selama 1 (satu) menit agar homogen. Campuran Na-TPP - NH3 ditambahkan ke dalam campuran garam Fe(III)/Fe(II)-kitosan sambil diultrasonikasi selama 5 menit. Campuran kemudian di aduk selama 1 jam dengan mixer pada 600 rpm. Endapan hitam yang terbentuk dipisahkan dengan bantuan batang magnet permanen, kemudian didispersikan ke dalam 100 ml air deionisasi sambil di aduk selama 5 menit. Pemisahan dan pencucian diulangi sampai supernatan bebas ion klorida. Endapan akhir didispersikan ke dalam 100 ml kemudian disentrifugasi selama 30 menit pada kecepatan 5000 rpm. Supernatan didekantasi dari endapannya. Supernatan yang diperoleh disimpan pada suhu 4 C untuk dikarakterisasi. 109

Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Medis (Grace Tj. Sulungbudi) Pembuatan nanopartikel magnetik terlapisi kitosan tanpa cross-linker Air deionisasi sebanyak 10 ml ditambahkan 30 ml NH3 32%. Sebanyak 3,40 g FeCl3.6H2O dan 2,68 g FeCl2.4H2O dilarutkan dalam 30 ml larutan 0,1% kitosan dalam 1% asam asetat. Ultrasonikasi campuran garam klorida Fe(III)/Fe(II) dalam kitosan selama 1 (satu) menit agar homogen. Tambahkan campuran Na-TPP - NH3 ke dalam campuran garam Fe(III)/Fe(II)-kitosan sambil diultrasonikasi selama 5 menit. Campuran kemudian di aduk selama 1 jam dengan mixer pada 600 rpm. Endapan hitam yang terbentuk dipisahkan dengan bantuan batang magnet permanen, kemudian didispersikan ke dalam 100 ml air deionisasi sambil di aduk selama 5 menit. Ulangi pemisahan dan pencucian sampai supernatan bebas ion klorida. Endapan akhir didispersikan ke dalam 100 ml kemudian disentrifugasi selama 30 menit pada kecepatan 5000 rpm. Supernatan didekantasi dari endapannya. Supernatan yang diperoleh disimpan pada suhu 4 C untuk dikarakterisasi. Karakterisasi Nanopartikel magnetik kitosan hasil sintesis dikarakterisasi fase menggunakan X-ray Difractometer (XRD), Shimadzu XD-610, dengan target Cu-Kα dengan panjang gelombang 1.504 Å pada rentang sudut 10-80, morfologi menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM), JEOL JEM1400, menggunakan carbon coated copper grid, distribusi ukuran partikel menggunakan Particle Size Analyzer (PSA), Malvern Zetasizer Nano ZS, dengan panjang gelombang 633 nm dengan sudut detektor 173, sifat magnetik menggunakan Vibrating Sample Magnetometer (VSM), Oxford 1.2H, dengan scan rate 0.25 Tesla/menit, dan ikatan kimia menggunakan spektrofotometer infrared (IR), Bruker Tensor 27, dengan metode KBr. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Fase Pola difraksi sinar-x masing-masing dari nanopartikel magnetik, nanopartikel magnetik kitosan tanpa TPP dan nanopartikel magnetik kitosan dengan TPP ditunjukkan dalam Gambar 2a, 2b dan 2c. Hampir semua puncak dari 3 pola difraksi sinar-x dapat dengan jelas teridentifikasi sebagai fase Fe3O4 menggunakan JCPDS nomor 19-0629 kecuali puncak tunggal pada sudut 20,3-21,3 pada sampel tanpa cross-linker (Gambar 2b). Puncak ini teridentifikasi sebagai puncak dari kitosan sesuai dengan data JCPDS nomor 39-1894. Adanya puncak kitosan yang melebar pada pola difraksi sampel tanpa cross-linker dapat dijelaskan bahwa fasa kitosan ada bersama fasa Fe3O4 110

Vol. 19, No. 2, Desember 2016, hal: 107-116 Majalah Polimer Indonesia ISSN 1410-7864 dalam sampel koloid. Hal ini berarti, kitosan hanya mengisi ruang di antara nanopartikel magnetik. Di lain pihak, pada sampel yang menggunakan crosslinker, tidak tampak puncak kitosan pada pola difraksi. Hal ini membuktikan bahwa kitosan hanya merupakan lapisan tipis pada permukaan nanopartikel magnetik. a) b) c) Gambar 2. Pola difraksi sinar-x dari: a) nanopartikel magnetic, b) nanopartikel magnetik kitosan tanpa cross-linker, dan c) nanopartikel magnetik kitosan dengan cross-linker (c) Morfologi dan Distribusi Ukuran Morfologi diamati menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM) seperti pada Gambar 3 yang mendukung data difraksi sinar-x. Terlihat jelas nanopartikel magnetik berukuran ~10 nm, yang cenderung beraglomerasi membentuk kluster dengan ukuran ratusan nanometer sebelum dilapisi (Gambar 3a), akan diatasi dengan matriks kitosan. Matriks kitosan akan membuat jarak antara nanopartikel magnetik dan menstabilkan posisinya dalam sistem koloid nanopartikel magnetik kitosan. Pada saat pengamatan dengan TEM, sampel koloid diencerkan dan kemudian dikeringkan yang dapat memisahkan nanopartikel dari matriks kitosan. 111

Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Medis (Grace Tj. Sulungbudi) Untuk sampel yang menggunakan cross-linker, Gambar 3c menunjukkan lebih jelas formasi sistem nanopartikelnya. Observasi yang lebih rinci dari TEM menunjukkan pelapisan kitosan membentuk kluster dengan ukuran sekitar 100 nm. Pada saat pengenceran dengan air dan proses pengeringan, kluster tersebut mempunyai ukuran yang sama, dan pelapisan kitosan pada permukaan membuktikan kekuatan ionik cross-linker oleh anion TPP pada molekul kitosan [13]. a b c Gambar 3. Gambar TEM dari nanopartikel magnetik (a), nanopartikel magnetik tanpa cross-linker (b) dan nanopartikel magnetik dengan cross-linker (c) Pengukuran ukuran dinamik dari nanopartikel dilakukan menggunakan Particle Size Analyzer dengan teknik Dynamic Light Scattering (DLS) menggunakan panjang gelombang laser 633 nm. Posisi detektor pada 173 dengan teknologi Non-Invasive Back Scattering (NIBS) membuat pengukuran dapat dilakukan pada koloid pekat. Spektrum distribusi ukuran seperti terlihat dalam Gambar 4. Disini terlihat nanopartikel magnetik saja tanpa kitosan (Gambar 4a), interaksi antara nanopartikel magnetik menyebabkan distribusi ukuran partikelnya sangat polidispersi, mulai dari 30 nm sampai 500 nm. Dengan adanya kitosan yang berada di antara nanopartikel magnetik (Gambar 4b), polidispersitas berkurang yaitu dari 30 nm sampai 200 nm, dan semakin stabil dengan adanya cross-linker (Gambar 4c). a b c 112 Gambar 4. Distribusi ukuran partikel : a) nanopartikel magnetik, b) nanopartikel magnetik tanpa cross-linker, dan c) nanopartikel magnetik dengan cross-linker

Vol. 19, No. 2, Desember 2016, hal: 107-116 Majalah Polimer Indonesia ISSN 1410-7864 Sifat Magnetik Banyaknya cross-linker pada nanopartikel kitosan juga mempengaruhi sifat magnetik, dibandingkan dengan yang tanpa cross-linker. Magnetisasi saturasi cenderung menurun sedangkan koersivitasnya tetap, seperti terlihat pada Gambar 5. Perubahan nilai magnetisasi ini dapat dijelaskan dengan derajat kebebasan nanopartikel yang terlapisi kitosan yang reorientasi sumbu magnetisasi searah medan magnet eksternal. Pada sampel tanpa cross-linker, nanopartikel magnetik tunggal akan lebih mudah terorientasi searah medan magnet eksternal yang diberikan. Matriks kitosan sekitar nanopartikel akan menjaga interaksi magnetic inter-particle, sedangkan untuk sampel dengan cross-linker, membuat matriks kitosan semakin rapat sehingga nilai magnetisasi saturasinya menjadi lebih rendah. Gambar 5. Kurva hysteresis magnetic dari nanopartikel magnetic dengan crosslinker (crosslinked) dan tanpa cross-linker (uncrosslinked) Analisis Ikatan Kimia Pembuktian bahwa kitosan melapisi permukaan nanopartikel magnetik dianalisis dari spektrum FT-IR (Gambar 6). Spektrum untuk nanopartikel magnetik saja menunjukkan ikatan karakteristik antara Fe-O pada bilangan gelombang 585 cm -1. Analisis lengkap dari spectrum IR untuk sampel nanopartikel dengan cross-linker dan tanpa cross-linker dapat dilihat pada Tabel 1. Bila dibandingkan dengan spectrum IR kitosan murni, terjadi pergeseran dua ikatan amida ke arah bilangan gelombang lebih kecil untuk sampel nanopartikel magnetic dengan cross-linker. Selain itu muncul ikatan P-O dan P=O pada bilangan gelombang 1300 cm -1 dan 1200 cm -1 untuk sampel dengan cross-linker TPP. 113

Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Medis (Grace Tj. Sulungbudi) Gambar 6. Spektrum FT-IR dari : a) nanopartikel magnetic tanpa cross-linker, dan b) dengan cross-linker Table 1. Ikatan kimia dari spektrum FT-IR sampel nanopartikel magnetic dengan dan tanpa cross-linker Tipe Ikatan Tanpa cross-linker (cm -1 ) Dengan cross-linker (cm -1 ) vo-h 3000 3500 3000-3600 vc-o, amide I 1700 1644 vn-h, amide II 1500 1515 vp-o - 1300 vp=o - 1200 114

Vol. 19, No. 2, Desember 2016, hal: 107-116 Majalah Polimer Indonesia ISSN 1410-7864 KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nanopartikel magnetik yang stabil diperoleh dengan menggunakan kitosan sebagai pembungkusnya dan natrium tripolifosfat (Na-TPP) sebagai cross-linker. Ikatan antara nanopartikel magnetic-kitosan dan anion TPP menghasilkan sistem kluster yang stabil. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh DIPA PTBIN-BATAN Tahun Anggaran 2012/2013. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini DAFTAR PUSTAKA [1]. Rinaudo M. Chitin and chitosan: Properties and applications. Prog Polym Sci 2006;31:603-32. [2]. Yuan D, Chen Z, Lin T, Luo X, Dong H, Feng G. Cartilage tissue engineering using combination of chitosan hydrogel and mesenchymal stem cells. J Chem 2015;2015:530607. [3]. Sivashankari PR, Prabaharan M. Prospects of chitosan-based scaffolds for growth factor release in tissue engineering. Int J Biol Macromol 2016;93:1382-9. [4]. Guitian Oliveira N, Sirgado T, Reis L, Pinto LFV, da Silva CL, Ferreira FC, Rodrigues A. In vitro assessment of three dimensional dense chitosan-based structures to be used as bioabsorbable implants. J Mech Behav Biomed Mater 2014;40:413-25. [5]. Lasprilla AJR, Martinez GAR, Lunelli BH, Jardini AL, Filho RM. Poly-lactic acid synthesis for application in biomedical devices A review. Biotechnol Adv 2012;30(1):321-8. [6]. Balamurugan A, Kannan S, Selvaraj V, Rajeswari S. Development and spectral characterization of poly (methyl methacrylate)/hydroxyapatite composite for biomedical applications. Trends Biomater Artif Organs 2004;18(1):41-5. [7]. Van Den Broek LAM, Knoop RJI, Kappen FHJ, Boeriu CG. Chitosan films and blends for packaging material. Carbohydr Polym 2015;116:237-42. 115

Pembuatan Nanopartikel Magnetik Terlapis Kitosan untuk Aplikasi Medis (Grace Tj. Sulungbudi) [8]. Kuo C-H, Liu Y-C, Chang C-MJ, Chen J-H, Chang C, Shieh C-J. Optimum conditions for lipase immobilization on chitosan-coated Fe3O4 nanoparticles. Carbohydr Polym 2012;87(4):2538-45. [9]. Mujamilah. Laporan Tahunan Pengembangan dan Penelitian Bahan Unggul Magnetik untuk Aplikasi Diagnostik. Serpong: Pusat Teknologi Bahan Industri Maju - BATAN, 2012. [10]. Bakhru SH, Altiok E, Highley C, Delubac D, Suhan J, Kevin Hitchens T, Ho C, Zappe S. Enhanced cellular uptake and long-term retention of chitosan-modified iron-oxide nanoparticles for MRI-based cell tracking. Int J Nanomedicine 2012;7:4613-23. [11]. Unsoy G, Yalcin S, Khodadust R, Gunduz G, Gunduz U. Synthesis optimization and characterization of chitosan-coated iron oxide nanoparticles produced for biomedical applications. J Nanopart Res 2012;14:964. [12]. Podreps GH, Leitgeb M. Different preparation methods and characterization of magnetic maghemite coated with chitosan. J Nanopart Res 2013;15:1751. [13]. Csaba N, Köping-Höggård M, Alonso MJ. Ionically crosslinked chitosan/tripolyphosphate nanoparticles for oligonucleotide and plasmid DNA delivery. Int J Pharm 2009;382(1-2):205-14. 116