PEMBAHASAN. Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck)

Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERIODE STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK BESAR (Citrus grandis (L.) Osbeck) KULTIVAR NAMBANGAN. Oleh Victoria Hendrice Ramda A

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif)

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

Retno Pangestuti, Sutopo dan Suhariyono BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TENGAH 2 BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)

Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan. Winarso D Widodo 2009

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter pertumbuhan yang diukur adalah tinggi, berat basah, dan berat

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

FAKTOR-FAKTOR FOTOSINTESIS 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS 2. Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

Transkripsi:

Percobaan I: PEMBAHASAN Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum pertumbuhan panjang tunas vegetatif, jumlah tunas vegetatif, dan jumlah tunas generatif dipengaruhi oleh perlakuan tingkat pembuahan sebelumnya dan letak kawat strangulasi. Hal ini sesuai hasil penelitian Novita (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan panjang dan jumlah tunas vegetatif dipengaruhi oleh perlakuan strangulasi. Sementara Putra (2002) mengemukakan strangulasi nyata mempengaruhi jumlah tunas generatif, kuncup bunga, bunga mekar, fruit set dan karbohidrat daun. Berbeda dalam penelitian Yamanishi et al. (1993) melaporkan bahwa tunas vegetatif pada tanaman yang distrangulasi akan lebih rendah dibanding dengan tanaman tidak distrangulasi. Tingginya pertumbuhan generatif jumlah kluster bunga, kuncup bunga dan bunga mekar tersebut diduga merupakan hasil penekanan strangulasi yang memblokir gerakan fotosintesis dari daun ke akar, sehingga terjadi penumpukan karbohidrat yang selanjutnya digunakan untuk pembungaan. Selain itu, perubahan dalam transportasi beberapa asimilat ke jaringan meristematik pucuk/ujung batang akan merupakan suatu komponen yang penting dari induksi pembungaan. Induksi pembungaan mengakibatkan meningkatnya aliran karbohidrat menuju ke ujung batang (Kinet et al. 1985 dalam Setiawan 2005). Berdasarkan data Tabel 2, terlihat bahwa tingginya kuncup bunga dan bunga mekar tidak diikuti dengan jumlah buah yang terbentuk, hal ini disebabkan pada saat menjelang bunga mekar intensitas curah hujan tinggi yaitu 655 mm/bulan (Diperta Sumedang 2007) sehingga menyebabkan banyak bunga yang rontok sebelum terbentuk buah. Hal yang sama dilaporkan Sedley dan Grifin (1989) bahwa temperatur dan curah hujan berpengaruh terhadap proses mekar dan menutupnya bunga. Lebih jauh Rukayah et al. (1996) menyatakan bahwa selain faktor genetik, penyebab kerontokan buah adalah curah hujan, angin, serangan hama dan penyakit, defisiensi hara dan hormonal. Kerontokan buah terjadi mulai saat terbentuknya buah sampai menjelang panen.

Menurut Quintana et al. (1984), tingkat kerontokan yang tinggi terjadi pada minggu pertama setelah fruit set. Persentase fruit set yang tinggi diperoleh dari semakin banyaknya jumlah buah yang terbentuk. Produksi buah tergantung pada tunas yang berdeferensiasi menjadi bunga, bunga mekar yang mengalai penyerbukan, dan bunga yang berkembang menjadi buah (Ryogu 1988). Menurut Susanto et al. (1993) bunga leafless sedikit atau tidak sama sekali dapat menyumbang pembentukan buah pada tanaman jeruk besar. Hasil skala klorofil menunjukkan kandungan klorofil tersebut cukup besar. Klorofil daun merupakan pigmen yang mengabsorbsi cahaya yang diperlukan fotosintesis. Tinggi rendahnya kandungan klorofil di daun berhubungan dengan kecukupan hara yang diperlukan tanaman. Heath (1970) dalam Susanto et al. (2004) menyatakan kekurangan besi dan nitrogen akan menghambat pembentukan klorofil daun. Taiz dan Zeiger (1995) menambahkan, bahwa selain N dan Fe hara lain seperti Mg, Mn, Cu dan Zn juga berpengaruh dalam pembentukan klorofil daun. Kandungan klorofil yang tinggi diduga mampu mendorong proses fotosintesis tanaman sehingga fotosintat yang dihasilkan akan lebih banyak dan pertumbuhan vegetatif lebih pesat. Perbedaan luas daun antar perlakuan secara langsung menyebabkan rasio luas daun dari pertanaman per luasan permukaan tanah berbeda dalam menerima radiasi matahari, sehingga daun yang luas mengabsorpsi radiasi terbanyak dan mentranslokasikan asimilat ke bagian lain.. Perbedaan ini merupakan hasil fiksasi karbon dimana produksi bahan kering tanaman merupakan akumulasi asimilasi CO 2 selama pertumbuhan dari absorpsi energi matahari. Semakin tinggi berat kering maka semakin tinggi pula menggunakan energi matahari yang ditangkap untuk dipergunakan oleh jaringan fotosintetik (klorofil-kloroplas-daun). Hasil analisis kandungan nitrogen daun pada perlakuan mempunyai nilai terendah dibanding kontrol. Menurut Timmer dan Duncan (1999) dalam Susanto (2004), kandungan hara daun jeruk yang termasuk dalam kategori rendah apabila N= < 2.5 %, sedang 2.5-2.7 % dan tinggi 2.8-3.0 %. Kisaran kandungan nitrogen

daun pada semua perlakuan strangulasi mengindikasikan kategori rendah dan kontrol termasuk tinggi. Hasil pengukuran persentase gula total dan persentase nitrogen dapat digunakan untuk menduga nisbah C/N. Masing-masing perlakuan baik tingkat pembuahan sebelumnya dan letak kawat strangulasi mempunyai perbedaan yang nyata dengan kontrol. Nisbah C/N mengalami peningkatan tertinggi pada perlakuan tingkat pembuahan yang sedikit sebelumnya dan letak kawat strangulasi cabang primer yaitu masing-masing 11,76 % dan 12,61 % dibandingkan dengan kontrol hanya mengandung 4,52 %. Hasil penelitian Novita (2007) melaporkan bahwa strangulasi pada jeruk Cikoneng menghasilkan karbohidrat daun (22.86 %). Hasil persentase karbohidrat dan nitrogen dapat digunakan untuk menduga nisbah C/N. Masing-masing perlakuan baik tingkat buah dan letak strangulasi mempunyai perbedaan yang nyata dengan kontrol. Strangulasi yang bertujuan untuk menghambat translokasi fotosintat dari tajuk ke akar, juga dapat menginduksi pembungaan berhubungan dengan kemampuan perlakuan tersebut dalam menurunkan kandungan giberelin, meningkatkan kandungan gula total dan nisbah C/N daun. Strangulasi juga dilaporkan dapat menginduksi pembungaan tanaman manggis (Rai et al. 2004) Hal yang sama dilaporkan Putra (2002), strangulasi menyebabkan jeruk besar Nambangan berbunga lebih cepat 56 hari dibandingkan kontrol karena meningkatnya kandungan karbohidrat, tetapi kandungan nitrogen daun menurun. Hubungan meningkatnya kandungan gula total daun dengan pembungaan juga terjadi pada jeruk Satsuma Mandarin (Luis et al. 1995, apel (Vemmos 1995) serta leci dan longan (Thunyarpar 1997). Berdasarkan hasil penelitian Yamanishi dan Hasegawa (1995) strangulasi menginduksi pembungaan pada tanaman jeruk besar karena menghambat translokasi fotosintat dari tajuk ke akar sehingga terjadi akumulasi karbohidrat di bagian tajuk. Terhambatnya translokasi karbohidrat ke akar menurut Wallerstein et al. (1973) menyebabkan akar kekurangan fotosintat dan respirasi akar menurun sehingga mengakibatkan aktivitas akar dalam mengabsorpsi hara mineral dan air terganggu. Kandungan total gula daun yang tinggi pada penelitian ini menyebabkan terhambatnya translokasi fotosintat, sedangkan terganggunya sarapan hara ditunjukkan oleh turunnya kandungan N

total daun sehingga nisbah C/N pada perlakuan strangulasi tinggi. Nisbah C/N tinggi menurut Cameron dan Dennis (1986) merupakan faktor pendorong tanaman berbunga. Akar yang kekurangan fotosintat mengganggu sintesis dan transport giberelin sehingga kandungannya dipucuk menurun (Wallerstein et al. 1978). Percobaan II Pengaruh Waktu Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng Fase induksi dalam proses pembungaan merupakan fase paling penting yang menentukan apakah tanaman tersebut akan berbuah atau tidak. Salah satu bentuk perubahan yang terjadi pada fase ini adalah fisiologi atau biokimia pada mata tunas dari pertumbuhan vegetatif mengarah pada pertumbuhan generatif. Faktor yang berperan penting dalam induksi pembungaan adalah: 1) faktor eksternal seperti suhu, stress air, dan panjang hari, 2) faktor internal seperti kandungan nitrogen, karbohidrat, asam amino, dan hormon dan 3) faktor manipulasi atau rekayasa manusia seperti ringin atau strangulasi, pemangkasan, pengeringan, pemangkasan akar, pelengkungan cabang dan pemberian zat pengatur tumbuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan waktu strangulasi mampu menginduksi pembungaan jeruk pamelo sehingga tanaman berbunga lebih banyak (50-83 %) dan cepat (2.86-6.85 MSP). Hal tersebut menunjukkan terbuka peluang untuk dapat memproduksi pembuahan jeruk pamelo di luar musm. Strangulasi dapat menginduksi pembungaan berhubungan dengan kemampuan perlakuan tersebut dalam menurunkan kandungan giberelin dan meningkatkan kandungan gula total dan nisbah C/N daun. Strangulasi juga dilaporkan dapat menginduksi pembungaan tanaman manggis (Rai et al. 2004) karena perlakuan tersebut meningkatkan kadar gula total daun (Yamanishi et al. 1995). Novita (2007) melaporkan bahwa strangulasi mampu meningkatkan pembungaan jeruk Cikoneng dibandingkan kontrol. Putra (2002) juga melaporkan bahwa strangulasi menyebabkan jeruk pamelo Nambangan berbunga lebih cepat 56 hari dibandingkan kontrol karena meningkatnya kandungan karbohidrat, tetapi kandungan nitrogen daun menurun. Hal yang sama dilaporkan Susanto et al. (2002) bahwa strangulasi pada jeruk pamelo

Nambangan mampu berbunga 87 % dengan waktu lebih awal 8.6 MSP dibanding tanaman kontrol. Selain itu hasil penelitian Poerwanto dan Kubota (2003) melaporkan bahwa ringin pada bulan Mei, Juni atau Juli dapat menyebabkan pohon rambutan berbunga lebih awal daripada kontrol. Menurut Yamanishi dan Hasegawa (1995) strangulasi menginduksi pembungaan pada tanaman jeruk besar karena menghambat translokasi fotosintat dari tajuk ke akar sehingga terjadi akumulasi karbohidrat di bagian tajuk. Terhambatnya translokasi fotosintat ke akar menurut Wallerstein et al. (1973) menyebabkan akar kekurangan fotosintat dan respirasi akar menurun sehingga mengakibatkan aktivitas akar dalam mengabsorpsi hara mineral dan air terganggu. Dalam penelitian ini terhambatnya translokasi fotosintat ditunjukkan oleh tingginya gula total daun, sedangkan terganggunya serapan hara ditunjukkan oleh turunnya kandungan N total daun sehingga nisbah C/N pada perlakuan strangulasi tinggi (Tabel 6). Nisbah C/N tinggi menurut Cameron dan Dennis (1986) merupakan faktor penentu dalam mendorong tanaman berbunga. Akar yang kekurangan fotosintat mengganggu sintesis dan transport giberelin sehingga kandungannya dipucuk menurun (Wallerstein et al. (1978). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan periode strangulasi mampu menghasilkan jumlah kluster bunga, jumlah kuncup bunga, jumlah bunga mekar lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sesuai penelitian Rosawani (2004) melaporkan bahwa strangulasi mampu menghasilkan jumlah cluster, kuncup bunga, bunga mekar dan buah lebih banyak dibanding kontrol. Sementara Ramda (2005) melaporkan bahwa periode strangulasi bulan Maret-Juni memberikan jumlah buah terbentuk dan persentase fruit set lebih tinggi dibanding periode strangulasi lainnya. Strangulasi dengan periode waktu tertentu memberikan pengaruh positif yang berhubungan erat dengan cadangan asimilat dalam jaringan tanaman sehingga dapat membuat tanaman jeruk berbunga lebih cepat. Perbedaan persentase jumlah tanaman berbunga dan waktu berbunga yang berbeda diduga disebabkan oleh ketersediaan cadangan asimilat dalam jaringan tanaman setelah mengalami masa berbuah sebelumnya. Kehadiran buah pada cabang mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan bunga berikutnya pada cabang tersebut.

Hasil penelitian Ramda (2005) melaporkan bahwa periode strangulasi jeruk besar Nambangan bulan Februari-April, Maret-Mei, April-Juni, dan Mei-Juli masingmasing berbunga lebih awal 4 minggu setelah perlakuan. Hasil penelitian Rosawani (2004) melaporkan bahwa strangulasi mampu menghasilkan jumlah cluster, kuncup bunga, bunga mekar dan buah lebih banyak dibanding kontrol. Sementara Ramda (2005) melaporkan bahwa periode strangulasi bulan Maret-Juni memberikan jumlah buah terbentuk dan persentase fruit set lebih tinggi dibanding periode strangulasi lainnya. Perbedaan tingkat kehijauan daun memberikan gambaran tinggi rendahnya kandungan hara terutaman nitrogen dalam jaringan daun tanaman. Nitrogen bersama hara lainnya seperti Mg, Mn, Cu dan Zn berperan penting dalam pembentukan klorofil daun. Tingginya persentase tanaman tidak berbunga pada perlakuan 2 BSP diduga ada kaitannya dengan tingginya flush daun pada 1 bulan setelah panen. Tingginya flush daun ini diduga kuat mempengaruhi efektifitas strangulasi, termasuk menunda kemunculan tunas bunga pada perlakuan 3 BSP. Menurut Timmer dan Duncan (1999) dalam Susanto (2004), kandungan hara daun jeruk yang termasuk dalam kategori rendah apabila N= < 2.5 %, sedang 2.5-2.7 % dan tinggi 2.8-3.0 %. Kisaran kandungan nitrogen daun pada semua perlakuan strangulasi mengindikasikan kategori rendah dan kontrol termasuk tinggi. Strangulasi dapat menginduksi pembungaan berhubungan dengan meningkatkan kandungan gula total dan nisbah C/N daun. Novita (2007) melaporkan bahwa strangulasi mampu meningkatkan pembungaan jeruk Cikoneng karena meningkat kadar karbohidrat daun dibandingkan kontrol. Putra (2002) juga melaporkan bahwa strangulasi selama 3 bulan menyebabkan jeruk pamelo Nambangan berbunga dan berbuah karena kandungan karbohidrat meningkat, dan kandungan nitrogen daun menurun. rasio C/N tinggi menurut Cameron dan Dennis (1986) merupakan faktor penentu dalam mendorong tanaman berbunga yang diakibatkan oleh akar kekurangan fotosintat sehingga mengganggu sintesis dan transpor giberelin.

Penumpukan karbohidrat akan menyebabkan peningkatan rasio C/N pada tajuk. Inisiasi bunga diatur oleh hubungan antara karbohidrat dengan nitrogen (rasio C/N) pada tanaman. Rasio C/N yang tinggi dapat menginduksi pembungaan sedangkan rasio C/N yang rendah maka tanaman akan lebih mengarah pada pertumbuhan vegetatif (Janick 1972).