CESTODA USUS. >> Nama penyakit: teniasis solium, dan yang disebabkan stadium larva adalah. a. Ukuran: panjang 2-4 m, kadang-kadang sampai 8 m.



dokumen-dokumen yang mirip
Taenia saginata dan Taenia solium

Ciri-ciri umum cestoda usus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TI JAUA PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. CESTODA Cacing pita termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea, filum

Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad-abad lalu. Beberapa sinonim sapi bali yaitu Bos javanicus, Bos banteng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis,

Pada dasarnya morfologi cacing dewasa terdiri dari : - Kepala/scolec, - Leher, -Strobila,

Kadang2 ada kait2 Tanpa kait-kait Tanpa mulut Mempunyai mulut Rongga Badan Rongga Badan Tidak ada Tidak ada Saluran Pencernaan Saluran Pencernaan Tida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TREMATODA PENDAHULUAN

PARASITOLOGI. OLEH: Dra. Nuzulia Irawati, MS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N E M A T H E L M I N T H E S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Strongyloides stercoralis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Enterobius vermicularis adalah cacing yang dapat masuk kemulut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkerumun secara bebas di pejagalan atau pembantaian disebabkan oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup cacing parasitik yang ditunjang oleh pola hidup kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. personal hygiene. Hygiene berasal dari kata hygea. Hygea dikenal dalam sejarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada anggota badan terutama pada tungkai atau tangan. apabila terkena pemaparan larva infektif secara intensif dalam jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda disebut juga Eelworms (cacing seperti akar berkulit

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda merupakan spesies cacing terbesar yang hidup sebagai parasit.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. menelan stadium infektif yaitu daging yang mengandung larva sistiserkus.

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. 16 Infeksi

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Distribusi Geografik. Etiologi. Cara infeksi

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi, Morfologi dan Daur Hidup Taenia sp.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan dan hewan yang bersama-sama dengan kekuatan fisik dan kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk fillum Nematohelminthes

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Taenia solium. Klasifikasi dan Morfologi

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

ABSTRAK. Kata kunci: Cysticercus cellulosae, crude antigen, ELISA

PETUNJUK PEMBERANTASAN TAENIASIS/SISTISERKOSIS DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah spesies yang hidup sebagai parasit pada manusia,

TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HYMENOLEPIASIS NANA Bagus Uda Palgunadi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia yang disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis, merupakan infeksi cacing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali (Bos sondaicus) merupakan plasma nutfah sapi asli Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada manusia. Organisasi Kesehatan Dunia World Healt Organization (WHO)

CACING TAMBANG. Editor oleh : Nanda Amalia safitry (G1C015006)

PARASIT. Yuga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia sehingga berakibat menurunnya kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. 7 Infeksi

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

biologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda berasal dari bahasa Yunani, Nema artinya benang. Nematoda

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

360 ekor, sedangkan ras Saddle Back adalah 50 ekor. Perkiraan kisaran berat badan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis soil transmitted

NEMATODA. - Mulut terdiri atas tiga buah bibir. - Telur yang dibuahi berukuran + 60 x 45 mikron, berbentuk oval, berdinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spesies Soil Transmitted Helminths termasuk dalam filum. Nematohelminthes dan merupakan kelas Nematoda. Masing-masing spesies

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT CACINGAN

DAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak

xvii Universitas Sumatera Utara

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

Gambar 2.1. Telur Fasciola hepatica (Sumber : CDC, 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan yang lainnya sehingga mendorong manusia untuk memberi perhatian lebih.

BAB I PENDAHULUAN. dengan hewan dapat menularkan penyakit, manusia tetap menyayangi hewan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil-transmitted dikenal sebagai infeksi cacing seperti Ascaris

Transkripsi:

CESTODA USUS Terdiri dari: 1. Taenia solium 2. Taenia saginata 3. Hymenolopis nana 4. Hymenolopis diminuta 5. Dypilobotrium latum 6. Dypilidium caninum 1. Taenia solium >> Hospes difinitif: manusia Hospes perantara: babi >> Nama penyakit: teniasis solium, dan yang disebabkan stadium larva adalah Sistiserkosis >> Morfologi a. Ukuran: panjang 2-4 m, kadang-kadang sampai 8 m. b. Terdiri dari: - Skoleks. bulat, berukuran kurang lebih 1 mm. mempunyai 4 bathil isap, dengan rostelum yang mempunyai 2 baris Kait-kait masing-masing sebanyak 25-30 buah - Leher dan strobila. strobila terdiri atas rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa (matur), dan mengandung telur (gravid). gambaran alat kelamin pada proglotid dewasa sama dengan T.saginta, kecuali jumlah folikel testisnya lebih sedikit (150-200)

buah. proglotid gravid mempunyai ukuran panjang=lebarnya. jumlah cabang uterus pada proglotid gravid 7-12 buah pada 1 sisi. lubang kelamin terletak bergantian selang-seling pada sisi kanan dan kiri strobila secara tak beraturan. proglotid gravid berisi 30.000-50.000 buah telur. telur keluar melalui celah robekan pada proglotid >> Daur hidup» proglotid gravid keluar bersama tinja» telur tertelan babi» sistiserkus babi (larva)» daging babi yang mengandung sistiserkus tertelan» cacing dewasa pada usus halus (jejunum) >> Catatan : Sistisrekus / larva T.solium sering menghinggapi jaringan: Subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru, rongga Perut >> Gejala:. pseudo hipertrofo otot. demam tinggi. eosinifilia >> Diagnosis. dengan menemukan telur dan proglotid dalam tinja. diagnosis sistiserkosis dengan cara: Ø Ekstirpasi benjolan diperiksa secara histopatologi Ø Radiologis dengan CT scan / MRI Ø Deteksi antibody dengan teknik ELISA, EIBT, uji hemaglitinasi, CIE Ø Deteksi coproantigen pada tinja Ø Deteksi DNA dengan teknik PCR

>> Pengobatan >> Habitat: usus halus. prazikuantel. untuk sistiserkosis : prazikuantel, albendazol/dilakukan pembedahan 2. Taenia saginata a. Hospes definitive: manusia Hospes perantara: sapi, kerbau b. Nama penyakit: teniasis saginata c. Habitat: usus halus d. Morfologi. Berukuran besar dan panjang (4-12 m/lebih). Terdiri dari skoleks, leher dan strobila. skoleks: berukuran 1-2mm, punya 4 bathil isap dengan otot yang kuat, tanpa kait-kait. bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan didalamnya tidak terlihat sruktur tertentu. strobila ~ merupakan rangkaian rias-ruas proglotid ukuran 1000-2000 buah ~ terdiri atas rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), yang dewasa (matur) dan yang mengandung telur/gravid ~ pada proglotid yang belum dewasa belum terlihat struktur kelamin yang jelas ~ pada proglotid yang sudah dewasa struktur atat kelamin seperti folikel testis yang berjumlah 300-400 buah, tersebar dibidang dorsal ~ vasa averensnya bergabung untuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium), yang berakhir di lubang kelamin (genital pore)

~ lubang kelamin terletak selang-seling pada sisi kanan/kiri strobila. bagian posterior lubang kelamin dekat vas deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada ootip ~ ovrium terdiri atas 2lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama ~ letak ovarium di sepertiga bagian posterior proglotid. Vistelaria letaknya dibelakang ovarium merupakan kumpulan volikel yang eliptik e. Daur hidup» proglotid gravid keluar secara aktif melalui anus» telur berisi embrio heksakan» termakan oleh sapi» sistiserkus sapi(larva)» daging sapi mengandung sistiserkus tertelan» cacing dewasa pada usus halus f. Gejala klinis - Sakit ulu hati - Perut terasa tidak enak - Mual - Muntah - Diare - Pusing - Gugup - Gejala lebih berat dapat terjadi apabila proglotid masuk apendiks, terjadi ileus yang disebabkan obstruksi usus oleh strobila cacing g. Diagnosis. dengan menemukan proglotid yang aktif bergarak dalam tinja, atau keluarsecara spontan. atau dengan ditemukannya telur dalam tinja/usap anus h. Pengobatan Prazikuantel dan albendazol 3. Hymenolopis nana

a. Hospes: manusia dan tikus b. Penyakit: himenolepiasis c. Habitat: usus halus d. Morfologi - Mempunyai ukuran terkecil, panjang=25-40mm, lebar=1mm - Ukuran strobila berbanding terbalik dengan jumlah cacing yang ada dalam hospes - Skoleks=. berbentuk bulat kecil. mempunyai 4 bathil isap dan rostelum yang pendek dan berkait-kait - Bagian leher panjang dan halus - Strobila dimulai dengan proglotid imatur yang sangat pendek dan sempit, lebih ke distal menjadi lebih lebar dan luas - Pada ujung distal strobila membulat - Telur: Ø Keluar dari proglotid paling distal yang hancur Ø Bentuknya lonjong Ø Ukuran 30-47mikron Ø Mempunyai lapisan yang jernih dan lapisan dalam yang mengelilingi sebuah onkosfer dengan penebalan pada kedua kutub. Masing-masing kutub keluar 4-8 filamen. Dalam onkosfer terdapat 3pasang duri (kait) yang berbentuk lancet e. Daur hidup Cacing dewasa salam usus halus-> telur berisi embrio-> tetap dalam usus atau jika keluar bersama tinja dan termakan oleh manusia-> onkosfer menetas dan menembus vilus-> sistiserkoid pecah masuk ke rongga-> skoleks melekat pada mukosa usus-> menjadi dewasa dalam usus halus f. Diagnosis

Dengan menemukan telur dalam tinja g. Pengobatan Prazikuantel dan niklosamid / amodiakuin 4. Hymenolopis diminuta a. Hospes: tikus dan manusia Hospes perantara: serangga b. Habitat: di usus halus c. Morfologi: - Cacing dewasa ukuran 20-60cm - Skoleks kecil bulat - Mempunyai 4 bathil isap dan rostelum tanpa kait-kait - Proglotid gravid lepas dari strobila, menjadi hancur dan telurnya keluar bersama tinja - Telur agak bulat, ukuran 60-79mikron, mempunyai lapisan luar yang jernih dan lapisan dalam yang mengelilingi onkosfer dengan penebalan pada 2 kutub, tetapi tanpa filament d. Daur hidup» cacing dewasa hidip di usus halus» hospes perantaranya adalah serangga berupa pinjal dan kumbang tepung» dalam pinjal, telur berubah menjadi larva sistiserkoid» bila serangga denagn sistiserkoid tertelan oleh hospes definitive maka larva menjadi cacing dewasa di rongga usus halus e. Gejala: tidak menimbulkan gejala f. Diagnosis: Dengan menemukan telur cacing dalam tinja, sekali-kali cacing dapat keluar secara spontan setelah purgasi g. Pengobatan Prazikuantel 5. Diphilobotrhium latum

a. Hospes difinitif: manusia Hospes perantara: anjing, kucing, dan lebih jarang 22 mamalia lainnya (carnivora) b. Nama penyakit: difilobotriasis c. Morfologi: - Cacing dewasa keluar daru usus manusia berwarna gading - Panjang mancapai 10m, terdiri atas 3000-4000 buah proglotid - Tiap proglotid mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang lengkap - Telur:. mempunyai operculum. ukuran 70-45mikron d. Daur hidup» telur dikeluarkan bersama tinja» telur menetas dalam air» Larva/korasidium dimakan oleh hospes perantara 1 (Cyclops dan diaptomus)» dimakan oleh hospes perantara 2 (ikan salem)» larva proserkoid menjadi larva pleroserkoid/sparganum dalam daging ikan» Dimakan oleh manusia» cacing dewasa dalam usus halus e. Gejala klnis Diare, tidak nafsu makan, tidak enak diperut, bila cacing hidup permukaan usus halus dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12 f. Pencegahan - Makan minum dimasak (terutama ikan) - Berak di kakus - Penderita diobati g. Pengobatan - Atabrin dalam kondisi perut kosong, disertai Na-bikarbonas dosis 0,5g 2jam setelah makan obat diberikan sebagai pencahar MgSO4 15g - Niclosamid (yomesan) - Paromomisin

- Prazikuantel 6. Dyphilidium caninum a. Hospes: anjing dan manusia b. Morfologi: - Panjang kurang lebih 25cm - Skoleks:. kecil. berbentuk jajaran genjang. punya 4 bathil isap dan rostelum dengan kait-kait. leher pendek dan langsing - Bentuk proglotid seperti tempayan, mempunyai 2perangkat alat kelamin - Telur berkelompok dalam 1kapsul, berisi 12-25 butir telur c. Habitat: di rongga usus halus d. Diagnose: dengan menemukan proglotid yang bergerak aktif/menemukan kapsul telur dalam tinja e. Pengobatan: prazikuantel, biomisal f. Porus genitalis: bilateral g. Ukuran telur: 13x2,7mm