PERBEDAAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUAH JERUK SELAYAR

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN KALIUM PERMANGANAT UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.,)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme


TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT FISIK BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) VARIETAS SABURAI. Dwi Dian Novita 1) dan Asropi 2)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Klorofil Daun Susut Bobot Laju Respirasi (O2 dan CO2)

Kriteria Kemasakan Buah Pepaya (Carica papaya L.) IPB Callina dari Beberapa Umur Panen

Pengaruh Umur Panen dan Suhu Simpan terhadap Umur Simpan Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis)

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

I. PENDAHULUAN. Buah pisang tergolong buah klimakterik. Di samping harganya yang masih

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. ".,.., #

KAJIAN TEKNOLOGI PASCAPANEN SAWI (Brassica juncea, L.) DALAM UPAYA MENGURANGI KERUSAKAN DAN MENGOPTIMALKAN HASIL PEMANFAATAN PEKARANGAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGGUNAAN LILIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

Aplikasi Kalium Permanganat sebagai Oksidan Etilen dalam Penyimpanan Buah Pepaya IPB Callina

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

Noveria Sjafrina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

komunikasi penulis,

Kriteria Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dan Pisang Kepok

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang Cavendish yang siap panen adalah pisang yang mempunyai diameter

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pasacapanen Buah Manggis pada Berbagai Jenis Kemasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

PENGARUH UMUR SIMPAN AIR TEBU TERHADAP TINGKAT KEMANISAN TEBU (Saccharum Ofiicinarum)

PENGGUNAAN LILIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB I. PENDAHULUAN. diminati tampilan buah eksotis ini yang menarik. Selain itu, stroberi adalah buah

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

Pendugaan Umur Simpan Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa) Berdasarkan Kandungan Vitamin C Menggunakan Persamaan Arrhenius

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

PENINGKATAN DAYA SAING JERUK SIAM GIANYAR MELALUI PERBAIKAN TEKNIK BUDIDAYA DAN APLIKASI SERUM DARAH HEWAN

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan

PENGARUH MEDIA PENYIMPANAN (BIJI PLASTIK) TERHADAP UMUR SIMPAN WORTEL SEGAR (Daucus carrota L.)

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

PENGARUH PRA PENDINGINAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUAH MANGGA CENGKIR INDRAMAYU NENG ERLITA NURMAWANTI F

PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS DAN UMUR SIMPAN BUAH JERUK KEPROK SOE (Citrus reticulata Blanco) PADA UMUR PETIK YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

Untuk IbudanBapak (Rlm) tercinta, Mbak Wiwin dan Dian tersayang.

Transkripsi:

PERBEDAAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUAH JERUK SELAYAR Taruna Shafa Arzam 1,2 AR, Basri Baba 1 1 Mahasiswa Program Doktoral Universitas Hasanuddin. Makassar, Sulawesi Selatan 2 Fakultas Pertanian Universitas Andi Djemma Palopo, Palopo Sulawesi Selatan Program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andi Djemma Palopo Jl. Sultan Hasanuddin No. 13 & 15 Palopo, 91914 Corresponding author e-mail: es_makassar@yahoo.co.id/taruna98@unanda.ac.id Abstrak Buah jeruk Selayar merupakan jeruk unggulan Sulawesi Selatan yang memiliki daya simpan rendah. Penyimpanan suhu rendah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya simpan produk hortikultura. Namun, setiap produk memiliki respon berbeda pada setiap tingkatan suhu. Penelitian ini bertujuan mempelajari suhu simpan yang tepat untuk memperpanjang daya simpan buah jeruk Selayar. Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan Tersarang (Nested design) dengan perlakuan suhu simpan (suhu 18 o C, 20 o C dan suhu ruang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk Selayar perlakuan penyimpanan suhu ruang, mengalami susut bobot dan kelunakan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan suhu 18 o C dan suhu 20 o C. Namun, suhu simpan (18, 20 o C dan suhu ruang) tidak berpengaruh pada kandungan gula (Total Padatan Terlarut) dan total asam tertitrasi buah jeruk selayar. Kata Kunci : Jeruk Selayar, mutu, suhu penyimpanan, kelunakan, klimaterik p-issn : 2580-6165 145

DIFFERIENCE OF STORAGE TEMPERATURE ON THE QUALITY OF SELAYAR CITRUS Abstract Selayar citrus is superior citrus from South Sulawesi which has low shelf life. Low temperature storage is one effort to improve the shelf life of horticultural products. However, each product has a different responses at each temperature level. This study aims to study the appropriate storage temperature to extend the shelf life of Selayar citrus. This research used Nested design with temperature treatment of 18 o C, 20 o C and room temperature. The results showed that citrus Selayar treatment of storage room temperature, experiencing shrinkage weight and softness higher than the treatment temperature 18 o C and temperature 20 o C. However, storage temperatures (18, 20 o C and room temperature) was not influenced the sugar content (Dissolved Solids Total) and titrated acids total of Selayar citrus. Keywords: Selayar citrus quality, storage temperature, softened, climaterik PENDAHULUAN Buah jeruk merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat karena tidak hanya sekedar enak dan segar, akan tetapi mengandung zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Jeruk telah dikataui berperan sebagai anti mutagenik dan membantu menghambat proliferasi sel, bertindak melawan reaksi oksidatif di tubuh manusia dan berasosiasi positif dengan tulang, jantung dan sistem kekebalan tubuh (Turner dan Burri 2013). Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi buah segar, ikut mendorong tingginya kebutuhan jeruk di dalam negeri. Tingginya permintaan buah jeruk segar ini menyebabkan indonesia menjadi salah satu negara pengimpor buah jeruk dalam jumlah besar. Ini karena, produksi di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen nasional secara kualitas dan kuantitas (Arzam, 2015). Pemerintah saat ini melakukan pengembangan jeruk unggulan lokal untuk memenuhi kebutuhan jeruk di dalam negeri dan membendung tingginya impor jeruk, diantaranya jeruk varitas Selayar (Kementan 2014). Jeruk Keprok Selayar merupakan salah satu jeruk unggulan di daerah p-issn : 2580-6165 146

Sulawesi Selatan yang dikembangkan di kabupaten Bantaeng, Jeneponto dan Bulukumba sebagai pusat produksi, yang umumnya merupakan dataran rendah (Kementan 2014). di kebun pada daerah pengembangan jeruk Selayar tersebut dapat mencapai 40 o C yang berdampak pada rendahnya umur simpan buah. Penyimpanan suhu rendah telah diketahui dapat memperpanjang masa simpan komoditi hortikultura. Namun setiap produk memiliki respon metabolisme yang bersbeda pada setiap kisaran suhu. Karenanya, penting untuk diketahui suhu efektif untuk memperpanjang masa simpan buah jeruk Selayar. METODE PENELITIAN Penelitian penyimpanan buah jeruk dilaksanakan di Laboratorium pascapanen Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, yang sebelumnya buah dipetik dari kebun rakyat di Kecamatan Bissapu, Kabupaten Bantaeng. Buah dipanen pada fase kemasakan fisiologi seragam, dicirikan buah berwarna hijau kekuningan dan buah telah lunak serta rasanya telah manis. Beberapa sampel jeruk diukur sebagai data awal. Jeruk dimasukkan kedalam cooling chamber pada suhu sesuai perlakuan selama 35 hari. Pengamatan lanjutan setelah 7, 14, 21, 28 dan 35 hari selama perlakuan. Penelitian menggunakan rancangan lingkungan tersarang (Nested design) dengan perlakuan suhu simpan (18 o C, 20 o C dan suhu ruang) yang diulang sebanyak 4 (empat) kali sehingga diperoleh 12 satuan percobaan. Setiap unit percobaan menggunakan 15 buah jeruk, sehingga jumlah keseluruhan buah jeruk sebanyak 180 buah jeruk. HASIL DAN PEMBAHASAN Susut bobot (%) Perlakuan penyimpanan pada suhu ruang berpengaruh terhadap susut bobot buah jeruk Selayar dihari ke-14 sampai pada hari ke 28 (Tabel 1). Kesegaran buah dapat dilihat dari perubahan bobot dari produk. Penelitian ini menunjukkan bahwa jeruk Selayar yang disimpan pada suhu ruang menunjukkan laju penyusutan yang sangat tinggi dibandingkan suhu 18 dan 20 o C dan tidak ada perbedaan susut bobot untuk perlakuan suhu 18 o C dan 20 o C. p-issn : 2580-6165 147

Tabel 1. Susut bobot buah jeruk Selayar pada berbagai perlakuan suhu penyimpanan 0 7 14 21 28 18 o C 6.88 18.12 22.31 b 25.23 b 31.15 b 20 o C 7.55 18.21 23.15 b 26.66 b 33.12 b Ruang 7.62 20.26 26.18 a 34.22 a 43.24 a Hasil pengamatan pada minggu pertama menunjukkan tidak ada perbedaan perubahan susut bobot pada setiap perlakuan suhu. Namun pada minggu kedua terjadi lonjakan perubahan susut bobot pada suhu ruang dibandingkan perlakuan suhu 18 o C dan 20 o C. Perubahan susut bobot merupakan proses hilangnya air akibat proses respirasi dan transpirasi (Kader, 1992). Semakin tinggi suhu, semakin tinggi pula respirasi yang menyebabkan kehilangan bobot suatu produk. Dari penelitian ini terbukti bahwa pada perlakuan suhu ruang laju penurunan bobot lebih tinggi dibandingkan suhu yang lebih rendah. Kekerasan Salah satu masalah dalam mempertahankan mutu jeruk adalah terjadinya perubahan kekerasan kulit buah pada saat penyimpanan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada penyimpanan suhu rendah terjadi pengerasan pada kulit, sehingga sulit untuk dikupas. Sebaliknya pada suhu ruang terjadi pelukanakan yang tinggi pada buah jeruk Selayar. Tabel 2. Kekerasan buah jeruk Selayar pada berbagai perlakuan suhu penyimpanan 7 14 21 28 35 Kekerasan buah (kg/detik) 18 o C 0.58 0.61 a 0.64 a 0.60 a 0.60 a 20 o C 0.57 0.62 a 0.64 a 0.59 a 0.61 a Ruang 0.57 0.56 b 0.55 b 0.49 b 0.46 b Perlakuan penyimpanan suhu ruang jeruk Selayar terjadi penurunan kekerasan. Hal ini karena laju respirasi buah yang disimpan pada suhu ruang dibandingkan yang disimpan pada suhu yang rendah (18 o C dan 20 o C). Hal ini p-issn : 2580-6165 148

sesuai dengan (Kartasapoetra, 1994) bahwa lebih tinggi peningkatan kelunakan buah dikarenakan adanya proses respirasi. Selain itu, Muchtadi dan Sugiyono (1992) menjelaskan bahwa pektin di dalam dinding sel akan mengalami hidrolisis menjadi komponen yang larut air sehingga pektin akan menurun kadarnya dan terjadi peningkatan komponen yang larut air yang mengakibatkan buah menjadi lunak. Berbeda halnya dengan buah jeruk Selayar yang disimpan pada suhu rendah (18 dan 20 o C), kulit jeruk justru menjadi mengeras dan sulit dibuka. Menurut Azhar (2007) bahwa pengerasan kulit buah disebabkan oleh dehidrasi yang tinggi di permukaan kulit buah atau kerusakan jaringan kulit buah. Dehidrasi terjadi akibat penguapan cairan pada ruang antar sel yang menyebabkan sel menjadi menciut sehingga ruang antar sel menyatu dan pektin menjadi saling berikatan. Disisi lain, Qonytah, (2004) menjelaskan kerasnya kulit akibat penyimpanan suhu rendah karena tingginya laju proses desikasi, mengakibatkan kulit buah menjadi kering dan keras akhirnya menjadi sulit dikupas. Total Padatan Terlarut (TPT) dan Total Asam Tertitrasi Kandungan total padatan terlarut (TPT) menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada buah tersebut (Arzam 2015). Total padatan terlarut dalam jus buah terbentuk dari gula utama yaitu fruktosa, glukosa dan sukrosa (Azudin dan Agustin. 1986). Hasil pengamatan menunjukan bahwa kandungan gula buah jeruk Selayar tidak dipengaruhi suhu penyimpanan, atau dengan kata lain tidak ada perbedaan antara suhu 18 o C, 20 o C dan suhu ruang terhadap kandungan gula buah jeruk Selayar. Tabel 3. Perubahan gula buah jeruk Selayar pada berbagai perlakuan suhu penyimpanan 0 7 14 21 28 35 Kandungan gula (Brix 0 ) 18 o C 8.55 9.12 11.18 9.22 8.44 8.44 20 o C 8.12 9.33 11.23 9.43 8.24 8.66 Ruang 8.22 10.11 11.28 9.14 8.15 8.14 Padatan terlarut total (PTT) pada buah menunjukkan nilai kemanisan (total gula) dari buah. Semakin tinggi nilai PTT, semakin p-issn : 2580-6165 149

manis rasa buah tersebut. Semakin tinggi nilai padatan terlarut, semakin tinggi kandungan sukrosa buah. Kandungan padatan terlarut dinyatakan dalam derajat brix sebagai ukuran mengetahui tingkat manis buah jeruk (Arzam et al. 2015). Penelitian ini menunjukkan bahwa pada minggu ke-1 (pertama) sampai minggu ke-2 (dua) terjadi peningkatan kandungan gula, namun mulai mengalami penurun pada minggu ke-3 (tiga) untuk semua perlakuan suhu penyimpanan. Penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan kandungan gula pada semua perlakuan suhu. Kondisi ini dapat menjadi indikasi kisaran suhu tersebut respirasi masih relatif masih seragam. Hal ini diperkuat pula dengan pengamatan kandungan total Asam tertitrasi. Tabel 4. Kandungan asam buah jeruk Selayar pada berbagai perlakuan suhu penyimpanan 0 7 14 21 28 35 Asam tertitrasi (mg g -1 buah jeruk) 18 oc 17.44 18.14 14.33 16.11 15.33 14.43 20 oc 17.34 18.44 14.23 16.34 15.20 15.12 Ruang 18.22 18.33 14.43 15.88 15.10 14.16 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam tertitrasi buah jeruk Selayar tidak dipengaruhi oleh suhu simpan, yang menandakan metabolism relative seragam, asam merupakan bahan pertama yang digunakan sebagai substrat untuk respirasi. Dari penelitian ini terlihat bahwa kandungan asam tertitrasi perubahannya sangat kecil dari 0 PSP sampai dengan 35 PSP. Hal ini dimungkinkan terjadi karna buah jeruk merupakan buah non klimaterik, yaitu buah yang tidak mengalami respirasi klimaterik (Arzam et. al. 2015) yang menyebabkan penurunan kadar asam yang besar untuk digunakan sebagai substrat metabolism khsusnya respirasi (Santoso dan Purwoko 1995). SIMPULAN simpan berpengarun pada kelunakan dan susut bobot buah jeruk selayar. Perlakuan suhu ruang menghasilkan kelunakan dan susut bobot yang lebih tinggi bila dibandingkan suhu rendah (18 dan 20 o C). Namun, suhu rendah tersebut justru mengakibatkan kulit buah menjadi keras dan sulit untuk p-issn : 2580-6165 150

dikupas. simpan (18, 20 o C dan suhu ruang) tidak berpengaruh pada kandungan gula (Total Padatan Terlarut) dan asam tertitrasi buah jeruk selayar. DAFTAR PUSTAKA Arzam, TS. 2015. Pengembangan Teknologi Pembentukan Pigmen Jingga Kulit Buah Jeruk. [Tesis]. Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Arzam, T.S, Hidayati, I, Poerwanto, R, Purwanto, Y.A. 2015. Precooling dan Konsentrasi Etilen dalam Degreening untuk Membentuk Warna Jingga Kulit Buah Jeruk Siam J. Hort. Vol. 25 No. 3: 257-265. Azhar, K.S. 2007. Pengkajian Bahan Pelapis, Kemasan, dan Penyimpanan untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). [Tesis]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Azudin, M.H dan M.A Agustin. 1986. Storage of Mangosteen (Garcinia mangostana L.). Asean Food Jurnal Vol. (2) 2 : 78-80. Kader A.A. 1992. Postharvest Biology and Technology of Hosticultural Crops. Publication 3311. University. Kartasapoetra A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pascapanen. Rineka Cipta. Jakarta. Muchtadi T.R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Dirjen Dikti PAU Pangan dan Gizi. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2014. Kharakteristik Varietas dan distribusi benih sumber jeruk nusantara. Kementerian Pertanian. Indonesia. Qonytah. 2004. Kajian Perubahan Mutu Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Perlakuan Pre-cooling dan Penggunaan Giberelin Selama Penyimpanan. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Santoso B dan Purwoko B. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern University Project. (ID). Bogor Turner T dan Burri BJ. 2013. Potential Nutritional Benefit s of Current Citrus Consumtion. Vol. 3 (1), pp: 170-187. p-issn : 2580-6165 151