BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Kognitif 1. Gaya Kognitif Field Dependent

dokumen-dokumen yang mirip

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Sifat-Sifat Bangun Datar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

47

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

RINGKASAN MATERI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SEMESTER 2 PEMBELAJARAN 1 PECAHAN SEDERHANA

Dengan makalah ini diharapkan para siswa dapat mengetahui tentang sudut, macam-macam sudut, bangun datar dan sifat-sifat bangun datar.

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

SD V BANGUN DATAR. Pengertian bangun datar. Luas bangun datar. Keliling bangun datar SD V

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A.

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

LAMPIRAN A. A. 1. Jadwal Penelitian

Amira Yahya. Guru Matematika SMA N 1 Pamekasan. & Amira Yahya: Proses Berpikir Lateral 27

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN. A. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segiempat serta menentukan ukurannya

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

BAB II LANDASAN TEORI

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penalaran merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Penalaran Matematis

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pemahaman Matematika. 1. Pengertian Pemahaman. Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitas sosial dalam

ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga dan menggunakannya. dalam pemecahan masalah

JAWABAN SOAL POST-TEST. No Keterangan Skor 1. Ada diketahui :

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis

Konsep Dasar Geometri

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 787), prestasi belajar diartikan

BELAJAR VAN HIELE. Oleh: Andi Ika Prasasti Abrar Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI

BAB V PEMBAHASAN. kognitif peserta didik kelas VIII materi pokok fungsi di MTs Darul Falah

SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

Kompetensi Dasar. Indikator

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

Kisi kisi Soal Tes. Bentuk Nomor. Uraian 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Mata pelajaran : Matematika Hari / Tanggal : Selasa / 04 Juni 2013 Kelas : VII (Tujuh) Waktu : WIB

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

Segi Empat. Persembahan

DATA OBSERVASI SEBELUM TINDAKAN

GEOMETRI DIMENSI DUA. B. Keliling dan Luas Bangun Datar. 1. Persegi. A s

Kumpulan Soal dan Pembahasan Segi Empat Oleh: Angga Yudhistira

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bahasa Indonesia (2010:767) adalah akal budi, ingatan, angan-angan. berpikir

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT

SILABUS MATEMATIKA KELAS VII. Menjelaskan jenis-jenis. segitiga. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar. pengertian jajargenjang,

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Lampiran 1. Daftar Kelompok Siswa Penelitian. Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Pretest. Kelas VIII-A SMP 1 Susukan. Kelas VIII-A SMP 2 Susukan

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

Sifat-Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Komunikasi Matematika. Kata komunikasi berasal dari kata communication yang dalam Kamus

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB II. sumber belajar, lingkungan belajar dan pendekatan pembeajaran yang digunakan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN 33

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Aplikasi Pembelajaran. Sekolah Dasar Berbasis. (2014) Untuk Taman Kanak-

BAB II KAJIAN TEORETIK

Transkripsi:

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Gaya Kognitif Desmita (2012:145) Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berfikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan. Mengetahui kemampuan atau daya kognitif diperlukan dalam merancang materi, tujuan dan metode pembelajaran. Menurut Woolfolk, gaya kognitif adalah suatu cara yang berbeda untuk melihat, mengenal, dan mengorganisasi informasi. Setiap individu mempunyai cara tertentu yang disukai dalam memproses dan mengorganisasi informasi terhadap respon terhadap lingkungan. Darmono mengatakan, gaya kognitif (cognitive style) adalah perbedaan setiap individu secara psikologis mengenai cara memproses informasi dan mengorganisasi kegiatannya. Perbedaan tersebut berpengaruh pada kuantitas dan kualitas dari hasil kegiatan yang dilakukan termasuk dalam kegiatan belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan gaya kognitif adalah perbedaan karakteristik peserta didik dalam memproses informasi dan mengorganisasi kegiatannya. Woolfolk juga menjelaskan setiap individu mempunyai kemampuan yang cepat dalam merespon dan ada pula yang lambat. Gaya kognitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertama berdasarkan perbedaan aspek psikologis yaitu terdiri atas field dependent dan field independent, yang kedua berdasarkan waktu pemahaman konsep yang terdiri atas gaya inpulsif dan reflektif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan gaya kognitif berdasarkan aspek psikologisnya yaitu field dependent dan field independent. Dalam Desmita (2012:148) Gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mengetahui dan menentapkan gaya kognitif Field Depedendent dan Field Independent siswa diperlukan instrumen yang telah dikembangkan oleh para pakar seperti GEFT (Group Embedded Figure Test). 1. Gaya Kognitif Field Dependent Individu dengan gaya kognitif Field Dependent cenderung menerima suatu pola sebagai suatu keseluruhan. Mereka sulit memfokuskan pada satu aspek dari satu situasi, atau menganalisa pola menjadi bagian-bagian yang berbeda. Seseorang siswa dengan gaya kognitif FD (Field Dependent) menemukan kesulitan dalam memproses, namun mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai dengan konteksnya. Ia akan dapat memisahkan sesuai dengan konteksnya, tetapi presepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Witkin dalam (Woolfolk & Nicholich,2004) mempresentasikan beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif field dependent sebagai berikut : a. Lebih baik pada materi pembelajaran dengan muatan sosial. b. Memiliki ingatan lebih baik untuk informasi sosial c. Memiliki struktur, tujuan dan penguatan yang didefinisikan secara jelas. d. Lebih terpengaruh kritik. e. Memiliki kesulitan besar dalam mempelajari materi terstruktur. f. Mungkin perlu diajarkan bagaimana menggunakan mnemonik. g. Cenderung menerima organisasi yang diberikan dan tidak mampu untuk mengorganisasi kembali. 4

5 h. Mungkin memerlukan instruksi lebih jelas mengenai bagaimana memecahkan masalah. Menurut Daniels (dalam Arif Altun, 2006: 290) Summarizes the general tendencies of field dependent learners as follows: a. Rely on the surrounding perceptual field. b. Have difficulty attending to, extracting, and using non salient cues. c. Have difficulty providing structure to ambiguous information. d. Have difficulty restructuring new information and forging links with prior knowledge. e. Have difficulty retrieving information from long-term memory. Pendapat Daniels diatas dapat diartikan bahwa, kecenderungan umum dari field dependent (FD) adalah sebagai berikut : a. Mengandalkan bidang persepsi dari lingkungan sekitarnya. b. Memiliki kesulitan menempatkan, menggali dan menggunakan isyarat yang tidak menonjol. c. Memiliki kesulitan memberikan susunan untuk informasi yang ambigu (bermakna lebih). d. Memiliki kesulitan menyusun kembali informasi yang baru dan mengaitkan hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya. e. Mengalami kesulitan mengambil informasi dari memori jangka Dapat disimpulkan individu yang bergaya kognitif FD umumnya lebih tertarik mengamati kerangka situasi sosial, memahami wajah orang lain, tertarik pada pesan-pesan verbal dengan social content, lebih memperhitungkan kondisi sosial eksternalsebagai feeling dan memiliki sikap. Pada situasi sosial tertentu, orang yang bergaya kognitif FD cenderung bersikap lebih baik, bersikap hangat, mudah bergaul, ramah, responsif, selalu ingin tahu lebih banyak dibandingkan orang yang FI. 2. Gaya Kognitif Field Independent Siswa dengan gaya kognitif FI (Field independent), cenderung menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan memproses informasi. Mereka mengerjakan tugas secara tidak berurutan dan merasa lebih cepat mengerjakan sendiri. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif FI lebih unggul daripada gaya kognitif FD dalam perolehan belajar. Namun demikian tiap gaya kognitif mempunyai keunggulan dan kelemahan. Contoh individu dengan FD unggul dalam mengingat informasi sosial. Witkin dalam (Woolfolk & Nicholich,2004) mempresentasikan beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif dan field independent sebagai berikut : a. Mungkin perlu bantuan memfokuskan perhatian pada materi dengan muatan sosial. b. Mungkin perlu diajarkan bagaimana menggunakan konteks untuk memahami informasi sosial. c. Cenderung memiliki tujuan diri yang terdefinisikan dan penguatan. d. Tidak terpengaruh kritik. e. Dapat mengembangkan strukturnya sendiri pada situasi tak terstruktur.

6 f. Biasanya lebih mampu memecahkan masalah tanpa instruksi dan bimbingan eksplisit. Pendapat Daniels diatas dapat diartikan bahwa, kecenderungan umum dari field Independent (FI) adalah sebagai berikut : a. Perceive objects as separate from the field. b. Can disembed relevant items from non-relevant items within the field. c. Provide structure when it is not inherent in the presented information. d. Reorganize information to provide a context for prior knowledge. e. Tend to be more efficient at retrieving items from memory. Pendapat Daniels diatas dapat diartikan bahwa, kecenderungan umum dari field Independent (FI) adalah sebagai berikut : a. Melihat suatu objek yang terpisah dari lapangan. b. Tidak dapat menanamkan item yang relevan dari item non-relevan dalam lapangan. c. Mudah memberikan susunan untuk informasi yang disajikan. d. Lebih mudah menyusun kembali informasi yang baru dan mengaitkan hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya. e. Cenderung lebih efisien dalam mengambil informasi atau item dari memori. Dapat disimpulkan bahwa individu dengan gaya kognitif FI cenderung lebih analitis dalam menganalisis pola, ia mampu membedakan objek-objek dari konteks sekitarnya dan tidak tergantung pada lingkungan sekitarnya. 2.1.2. Representasi Matematis Sabirin (2014:35) mengungkapkan representasi adalah bentuk interpretasi pemikiran siswa terhadap suatu masalah yang digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Cara mengungkapkan siswa untuk menemukan solusi dari masalah dapat berupa tulisan, grafik, gambar, tabel, benda konkrit, kata-kata atau verbal, simbol matematika dan lain-lain. Dalam NCTM (2000) dinyatakan bahwa representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematik yang bersangkutan. NCTM(2000:206) mengungkapkan Representasi yang dimunculkan oleh siswa merupakan ungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan atau ide-ide matematika yang ditampilkan siswa dalam upayanya untuk mencari suatu solusi dari masalah yang sedang dihadapinya. Terdapat banyak cara untuk mengungkapkan ide-ide matematika yaitu dengan gambar, tabel, grafik, benda konkrit, simbol angka dan huruf, dan sebagai sebagainya. Dapat disimpulkan representasi adalah cara yang digunakan seseorang untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide matematik untuk menemukan solusi dari masalah yaitu dapat berupa visual, gambar, persamaan atau ekspresi matematis, dan representasi kata atau teks tertulis. Menurut Mudzakir, sebagaimana dikutip oleh Yudhanegara & Lestari (2014:78), Berikut ini adalah penyajian indikator representasi matematis : Aspek Representasi visual a. Grafik, diagram, atau tabel Indikator a. Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke representasi diagram, grafik, atau tabel. b. Menggunakan representasi visual untuk

7 menyelesaikan masalah. b. Representasi Gambar a. Membuat gambar pola-pola geometri. b. Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi penyelesaian. Representasi Simbolik a. Membuat persamaan atau model (Persamaan atau matematis dari representasi lain yang Ekspresi Matematis) diberikan. b. Membuat konjektur dari suatu pola bilangan, c. Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis. Representasi Verbal a. Membuat situasi masalah berdasarkan (Kata atau Teks data atau representasi yang diberikan. Tertulis) b. Menulis interpretasi dari suatu representasi. c. Menulis langkah-langkah peyelelesaian masalah. d. Menjawabsoal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis. Tabel 1. Bentuk-bentuk Representasi 2.1.3. Materi Bangun Datar (Segiempat) Segiempat adalah suatu yang mempunyai empat sisi. Terdapat beberapa jenis segiempat, antara lain : persegi, persegi panjang, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang. Ada beberapa jenis sering ditemui, yaitu : No Nama Bangun Sifat- Sifat Bangun Rumus 1. Persegi Persegi adalah bangun segiempat yang mempunyai 4 sisi yang sama panjang, 4 sudut yang besarnya sama. 2. Persegi Panjang Persegi panjang mempunyai dua pasang sisi yang sama 3. Trapesium Trapesium adalah salah satu bangun datar segiempat a. Memiliki empat titik sudut dan keempat sudutnya sama besar yaitu yaitu 90 ( sudut sikusiku ).. b. Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan panjangnya sama. c. Memiliki empat buah simetri lipat dan empat simetri putar. a. Memiliki empat titik sudut serta empat sisi. b. Memiliki dua pasang sisi sejajar yang berhadapan dan sama c. Keempat sudutnya sama besar yaitu 90 ( sudut siku-siku ). d. Memiliki dua diagonal yang sama e. Memiliki dua buah simetri lipat dan dua simetri putar. a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut. b. Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama Keliling = 4 s Luas = s 2 s = sisi persegi Keliling = 2 (p l) Luas = P l p = panjang l = lebar Keliling = jml panjang semua sisinya

8 yang memiliki dua sisi sejajar yang tidak sama 4. Jajargenjang Jajar genjang memiliki dua pasang sisi yang saling sejajar. 5. Layang-layang Layang-layang memiliki dua diagonal yang tidak sama Belah Ketupat Belah ketupat memiliki dua diagonal yang sama c. Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180. a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut. b. Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama c. Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip. d. Sudut yang berhadapan sama besar. e. Diagonal yang dimiliki tidak sama f. Tidak memiliki simetri lipat. g. Memiliki dua simetri putar. a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut. b. Memiliki dua pasang sisi yang sama c. Memiliki dua sudut yang sama besarnya. d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus. e. Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama f. Memiliki satu simetri lipat. a. Memiliki empat buah sisi dan empat buah titik sudut. b. Keempat sisinya sama panjang c. Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar. d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus. e. Memiliki dua buah simetri lipat. f. Memiliki simetri putar tingkat dua Tabel 2. Jenis Bangun Datar Segiempat Luas (AB + CD) = t 2 AB= sisi atas BC= sisi bawah t= tinggi Keliling = 2 (a + t) Luas = a t a=alas t= tinggi Keliling = Jumlah semua sisi layang layang Luas = 1 d1 d2 2 d1=diagonal1 d2= diagonal 2 Keliling = jumlah panjang semua sisinya Luas = 1 d 1 d2 2 d1= diagonal 1 d2= diagonal 2 Berdasarkan indikator menurut Mudzakir yang dimaksud representasi matematis pada materi akan diamati pada siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

9 1. Representasi gambar Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi penyelesaian. 2. Simbol atau Ekspresi matematis Membuat simbol (menyimbolkan) atau ekspresi matematis dari permasalahan atau informasi yang diberikan. 3. Kata-kata atau teks tertulis, meliputi: Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika dan menyimpulkannya dengan kata-kata. 2.2. Kajian Penelitian yang Relevan Kegunaan dari kajian penelitian yang relevan untuk menjadi pembanding atau tolak ukur dalam melakukan penelitian. Kajian relevan yang saya gunakan adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Santia dengan judul Representasi Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah Matematika berdasarkan Gaya Kognitif adapun hasil dari penelitian ini subjek dengan gaya kognitif field dependent sangat bergantung pada gambar dalam pemecahan masalah. Subjek membuat persamaan matematika dan memanipulasinya. Serta mengintepretasikan hasil jawaban dari simbol formal ke bahasa lisan (representasi verbal). Subjek field dependent merepresentasikan idenya secara lisan (dengan kata-kata) bahwa yang akan dilakukan pada tahap memeriksa kembali adalah dengan cara mensubstitusikan kembali jawaban akhir ke persamaan awal. Sehingga tampilan ide matematika siswa yang ditampilkan dalam bentuk; gambar, simbol dan ekspresi matematika sertan verbal ( kata-kata secara lisan). Sedangkan subjek dengan gaya kognitif field independent diantaranya adalah tidak selalu menggunakan gambar dan memiliki ragam representasi simbol yang cukup baik. Subjek field independent cenderung merepresentasikan ide-idenya melalui simbol-simbol matematika. Tetapi subjek field independent tidak melakukan representasi pada tahap memeriksa kembali pelaksanaan rencana penyelesaian masalah yang telah dibuat. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah keduannya samasama ingin mengetahui representasi matematis yang ditinjau dari gaya kognitif siswa. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang yaitu pada materi terdahulu menggunakan materi Nilai optimum pada SMA sedangkan penelitian ini menggunakan materi segiempat pada SMP selain itu indikator yang digunakan pada penelitian ini yaitu indikator pemecahan masalah berdasarkan polya sedangkan pada penelitian ini indikator representasi matematis berdasarkan Mudzakir. Selain itu Garnis Nursha, dkk melakukan penelitian dengan judul Proses Berfikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita ditinjau dari Gaya Kognitif Materi Kubus dan Balok. Simpulan dari penelitian ini Proses berpikir siswa yang mempunyai gaya kognitif Field Independent dalam menyelesaikan soal cerita pada materi kubus dan balok cenderung konseptual. Sedangkan proses berpikir siswa yang siswa yang mempunyai gaya kognitif Field Dependent dalam menyelesaikan cenderung semikonseptual. Maksud dari konseptual disini yaitu proses pekerjaannya sudah sesuai dengan konsep sedangkan untuk semi konseptual yaitu kurang memahami konsep dengan baik. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah sama-sama inigin mengetahui gaya kognitif yang dimiliki siswa sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian terdahulu ingin mengetahui kecenderungan proses berfikir siswa sedangkan pada penelitian ini ingin mengetahui representasi yang digunakan siswa.