IMPLIKASI STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN DENGAN MEMPERKUAT BRAND EQUITY. Oleh I Dewa Nyoman Arta Jiwa 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KERANGKA TEORITIS. sebenarnya merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat bergerak menuju the era of choice, perusahaan tidak mampu lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun penelitian ini, peneliti juga. menggunakan beberapa penelitian yang dipandang relevan dan dapat mendukung

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan. 1. Merek merupakan nilai tangible (berwujud) dan intangible

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Citra

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESADARAN, ASOSIASI, PERSEPSI KUALITAS DAN LOYALITAS MEREK GUHDO SPRING BED PADA PT. TANDITAMA MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2002) adalah Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses

Binus University. Jurusan Manajemen Skripsi Sarjana Ekonomi Semester Ganjil tahun 2007 / 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Brand Equity Kartu X *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi

BAB 2 STUDI PUSTAKA. dapat diterima atau di mengerti oleh si penerima pesan. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. mengelola pelanggan mereka. Selain itu teknologi informasi yang semakin

LANDASAN TEORI. David A. Aaker (1997:23) menyatakan bahwa ekuitas merek adalah. seperangkat aset dan liabilitas merek dengan suatu merek, nama dan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

Moech Nasir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

Bab 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Pengertian Merek Menurut para ahli

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis detergen di Indonesia, mempunyai pesaing pasar yang begitu

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

PENGUKURAN LOYALITAS MEREK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi adalah penelitian yang dilakukan oleh Any Widistry. (UMM:2006) dengan judul Analisis Brand Equity (ekuitas merek)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Tjiptono (2006: 2), pemasaran memiliki definisi :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peningkatan taraf hidup masyarakat yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Niat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2009;9) Adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

ANALISIS PERBANDINGAN EKUITAS MEREK OJEK BERBASIS ONLINE GO-JEK DAN GRABBIKE DI KOTA BEKASI

Analisis Tingkat Brand Loyalty Pada Produk Sabun Mandi Merek Lifebuoy di Kota Pekanbaru

L1-1 KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut para ahli, definisi brand (merek) adalah: 1) Brand atau merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Manajemen Pemasaran (Management Marketing)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

Transkripsi:

IMPLIKASI STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN DENGAN MEMPERKUAT BRAND EQUITY Oleh I Dewa Nyoman Arta Jiwa 1 Abstrak : Loyalitas pelanggan mempunyai pengaruh yang penting bagi kesinambungan penjualan perusahaan pada kondisi persaingan yang ketat. Strategi pemasaran untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menciptakan merek ( brand) yang kuat dengan cara memperkuat brand equity suatu produk. Posisi brand equity suatu produk dapat diketahui dengan membuat riset terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui implikasi dari strategi pemasaran yang harus diputuskan perusahaan. Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Brand, Brand Equity, Brand Awareness, Brand Perceived Quality, Brand Loyalty, Brand Association. 1 ) I Dewa Nyoman Arta Jiwa adalah staf edukatif pada Fakultas Ekonomi Universitas Panji Sakti Singaraja. Pendahuluan Bagi sebagian konsumen, merek ( brand) adalah segalanya, artinya merek menjadi hal penting bagi pengambilan keputusan pembelian terhadap produk atau jasa. Konsumen sudah merasa tepat dan benar pengambilan keputusan pembeliannya hanya dengan melihat merek, seperti merek Honda untuk sepeda motor dan merek Toyota untuk mobil. Hal ini karena ekuitas kedua merek tersebut (brand equity-nya) sudah kuat, karena adanya pengaruh faktor ikatan emosional dengan konsumen. Merek dapat membedakan tidak hanya dari segi nama saja, tetapi juga manfaat, atribut-atribut yang melekat, segmen pasar dan nilai-nilai jasa yang ditawarkan dengan pesaing lainnya. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Merek yang kuat akan memungkinkan pelaku bisnis untuk bertahan dari persaingan yang ketat terutama dalam jangka waktu yang panjang. Disamping itu, semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat daya tariknya untuk menggiring konsumen mengkonsumsi produk tersebut, sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan. Merek yang kuat berarti memiliki ekuitas merek ( brand equity) yang kuat. Melalui elemen-elemen utama yang dimiliki dalam brand equity, akan dapat Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 1

diketahui sejauh mana konsumen mengenal ataupun mengingat suatu merek yang ada di pasaran dan merupakan bagian dari kategori produk tertentu yang disebut dengan brand awareness, bagaimana citra suatu merek dalam benak konsumen disebut dengan brand associations, seberapa besar tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu merek yang disebut dengan brand perceived quality, serta sejauh mana tingkat loyalitas konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek disebut dengan brand loyalty. Elemen-elemen yang terdapat dalam brand equity akan dapat membantu konsumen untuk menafsirkan dan mengingat informasi tentang suatu produk atau jasa terhadap pesaingnya. Disamping brand equity memberikan nilai bagi konsumen, juga memberikan nilai bagi perusahaan, yaitu berupa : 1. Produk yang dikenal oleh masyarakat banyak akan menjadi prioritas utama bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. 2. Perusahan akan dapat dengan mudah mencari konsumen baru, karena keunggulan merek sudah dibuktikan oleh konsumen lama. 3. Perusahaan akan memiliki positioning yang kuat di pasaran. 4. Brand equity yang kuat akan menjadikan dasar bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi produk dalam rangka meningkatkan penjualan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dari brand equity suatu produk, perusahaan harus melakukan riset konsumen. Konsep Nilai Brand Equity Brand equity merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, istilah, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa baik itu kepada perusahaan maupun kepada konsumen (Durianto, Sugiarto, Sitinjak, 2001). Brand equity sangat berkaitan dengan seberapa banyak konsumen berada dalam kondisi puas dan merasa rugi bila berganti merek, dimana konsumen menghargai merek dan menganggapnya sebagai teman, konsumen loyal terhadap merek tersebut, juga berkaitan dengan tingkat pengakuan, kualitas yang diyakini, asosiasi mental dan emosional yang kuat serta aktiva lain seperti paten merek dagang dan saluran distribusi. Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 2

Brand equity dalam suatu perusahaan menjelaskan beberapa hal, seperti (Freddy Rangkuti, 2002) : 1. Bahwa corporate executive tidak akan mengetahui nilai aset intangible dari perusahaannya tanpa mengetahui aspek keuangannya. Tanpa mengetahui nilai dari merek kemungkinan besar nilainya menjadi under valued. 2. Brand equity diukur berdasarkan kemampuan brand tersebut untuk mendukung perluasan brand yang dilakukan, dimana semakin kuat, maka usaha perluasan akan semakin mudah. 3. Presepsi brand equity yang ada dalam benak konsumen dapat dilihat dari perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Analisis yang digunakan adalah loyalitas merek, dominasi merek dan kesan merek sebagai komponen dari brand equity. Brand Awareness Brand Perceived Quality Brand Association Brand Loyalty BRAND EQUITY Other Proprietary Brand Assets Memberikan nilai pelanggan dengan memperkuat : Interpretasi atau proses informasi. Rasa percaya diri dalam pembelian. Pencapaian kepuasan dari pelanggan. Memberikan nilai perusahaan dengan memperkuat : Efisiensi dan efektivitas program pemasaran. Brand Loyalty. Harga atau laba. Peningkatan perdagangan. Keuntungan kompetitif. Gambar 1. Konsep Brand Equity Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 3

Elemen-Elemen Utama Brand Equity 1. Brand Awareness Brand awareness merupakan tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu merek yang diukur berdasarkan ingatan dan pengakuan terhadap merek tersebut. Brand awareness juga merupakan kesanggupan seorang konsumen untuk mengenal atau mengingat kembali tentang keberadaan suatu merek yang berkaitan dengan suatu kategori produk atau jasa tertentu. Terdapat tiga tingkatan dalam brand awareness yang menunjukkan tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu merek mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi, yaitu : 1. Unware of brand merupakan tingkat kesadaran yang paling rendah dari konsumen, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek yang diakitkan dengan suatu kategori produk atau jasa tertentu. 2. Brand recognation merupakan tingkat minimal dari kesadaran konsumen akan suatu merek dimana dalam mengingat brand tersebut konsumen memerlukan bantuan. 3. Brand recall merupakan kesadaran konsumen akan suatu merek dimana dalam mengingat merek tersebut konsumen tidak memerlukan bantuan. 4. Top of mind merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen. Top of mind Brand Recall Brand Recognation Unware of Brand Gambar 2. Tingkatan Brand Awareness Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 4

2. Brand Association Brand association adalah keseluruhan kesan yang ada dalam benak konsumen yang berkenaan dengan ingatannya terhadap merek suatu produk atau jasa, yang meliputi : atribut produk, Manfaat bagi pelangan, harga relatif, apikasi, user, selebritis atau orang terkenal, gaya hidup atau kepribadian, kelas produk, pesaing, negara atau wilayah geografis. Terdapat lima keuntungan atau nilai yang bisa diperoleh dari brand association, seperti yang ditunjukkan pada bagan dibawah ini : Membantu proses penyusunan informasi Diferensiasi / Posisi Brand Association Alasan membeli. Menciptakan sikap perasaan positif. Basis perluasan. Gambar 3. Nilai Brand Association 3. Brand Perceived Quality Brand perceived quality merupakan presepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa yang dikaitkan dengan harapan konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Brand perceived quality dapat mewujudkan lima nilai, yaitu (Gambar 4) : Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 5

Alasan membeli. Diferensiasi / Positioning Perceived Quality Harga optimum. Minat saluran distribusi. Gambar 4. Nilai Brand Perceived Quality Perluasan merek. 4. Brand Loyalty Brand loyalty adalah ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek produk atau jasa tertentu, hal ini merupakan inti dari brand equity yang menjadi sentral gagasan pemasaran karena merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang konsumen terhadap suatu merek. Terdapat lima tingkatan dalam brand loyalty, dimana masing-masing tingkatan menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan, yaitu : a. Switcher (berpindah-pindah). Pelanggan yang berada pada tingkatan loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan mereka bukan pembeli yang loyal. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah. b. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan). Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 6

Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek yang dikonsumsi atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Pada tingkat ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun pengorbanan yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dapat membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan). Pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek d. Likes the brand (menyukai merek). Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersbut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait dengan merek. Rasa suka pembeli juga bisa didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelummnya baik yang dialami pribadi maupun kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. e. Commited buyer (pembeli yang komit). Pada tahapan ini pembeli adalah pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut pada pihak lain Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 7

Commited Buyer Liking the Brand Satisfied Buyer Habitual Buyer Habitual Buyer Gambar 5. Tingkatan Brand Loyalty Pengukuran Brand Equity Perusahaan yang ingin mengetahui seberapa kuat ekuitas merek produk mereka di pasaran terutamanya di benak konsumen dapat melakukan riset, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan dalam menyusun strategi pemasaran ke depan. Indikator pengukuran brand equity berdasarkan elemen-elemennya adalah : 1. Pengukuran brand awareness dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari konsumen secara langsung melalui kuesioner. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi data yang akurat dan lengkap mengenai tingkat kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat keberadaan suatu obyek, yang kemudian langsung dikategorikan pada tingkatan top of mind, brand recall, brand recognition dan unware of brand. 2. Untuk brand assosiation, pengukuran data yang diperoleh dari konsumen yang valid dan reliabel dilakukan pengukuran hasil dengan uji Cochran (Q test). 3. Pengukuran brand perceived quality dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan (diagram cartesius) dari indikator brand perceived quality. Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 8

4. Pengukuran brand loyalty dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari konsumen secara langsung melalui kuesioner. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi data yang akurat dan lengkap mengenai beberapa alternatif jawaban konsumen, yang kemudian langsung dikategorikan ke dalam kategori switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer. Implikasi Strategi Pemasaran Melalui analisis dan pengukuran yang dilakukan perusahaan terhadap brand equity-nya, maka perusahaan akan dapat mengetahui implikasinya terhadap strategi perusahaan ke depan dalam menghadapi tingkat persaingan dan tetap unggul dalam persaingan tersebut. Fokus terhadap implikasi strategi berdasarkan analisis dan pengukuran yang telah dilakukan perusahaan terhadap empat elemen-elemen pada brand equity-nya lebih ditekankan pada elemen brand loyalty. Elemen brand loyalty merupakan elemen yang paling penting. Hal ini dilihat dari kondisi pasar pada tingkat persaingan yang semakin ketat dewasa ini, yaitu dengan semakin banyaknya produk/jasa dengan berbagai jenis merek yang ditawarkan kepada konsumen. Karena itu, agar suatu merek produk/jasa perusahaan dapat bertahan dan tetap unggul dalam persaingan, maka dibutuhkan konsumen yang mempunyai brand loyalty tinggi. Implikasinya pada strategi pemasaran perusahaan adalah strategi yang bertujuan untuk mempertahankan, memelihara dan selalu untuk meningkatkan brand loyalty-nya. Secara garis besar strategi tersebut adalah : 1. Melakukan relationship marketing, frequency marketing dan membership marketing. Tujuan utama dari strategi diatas adalah untuk menjada hubungan yang telah terjalin secara baik dan saling menguntungkan bagi pelanggan dalam jangka waktu yang panjang. Kepuasan pelanggan menjadi kunci utama sehingga mereka menjadi pelanggan yang setia ( comitted buyer). Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan yang merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Aplikasi strategi tersebut adalah : Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 9

a. Menjaga kedekatan hubungan dengan pelanggan melalui selalu mengadakan kontak baik secara langsung atau tidak langsung untuk memberikan informasi terkini, pengiriman kartu ucapan. b. Memberikan pelayanan ekstra bagi membership, seperti : memberikan hadiah bagi pembelian banyak atau beberapa kali dalam jangka waktu tertentu, diskon harga dan menyediakan fasilitas khusus anggota. c. Tanggapan dan kecepatan respon pelayanan yang baik dalam menghadapi komplain pelanggan. 2. Melakukan strategi dengan menciptakan biaya peralihan yang tinggi. Tujuan strategi ini adalah untuk menyulitkan konsumen/pelanggan untuk berpindah ke merek lain. Langkah ini dilakukan untuk mengikat pelanggan agar tidak berpindah kepada merek produk pesaing, misalnya kontrak service gratis pada jangka waktu tertentu atau memberikan biaya garansi yang rendah atas kerusakan produk. 3. Melakukan program promosi yang bersifat fixed cost kepada pelanggan sehingga mereka akan terus-menerus menggunakan produk tersebut. Brand Perceived Quality : Reliability Responsiveness Assurance Emphaty Tangible Brand Awareness : Top of mind Brand recall Brand recognation Unware brand Implikasi Strategi Pemasaran Perusahaan Brand Association : Product attributes Intangibles attributes Customer benefits Relative price Application User/customer Person Life style/personality Product class Competitors Country/geographic area Brand Loyalty : Switcher Habitual buyer Satisfied buyer Liking the brand Comitted buyer Gambar 6. Contoh Bagan Alur Elemen-Elemen Brand Equity Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 10

Penutup Merek merupakan hal penting dalam memasarkan produk dengan kondisi persaingan ketat, dimana merek yang kuat berarti akan memiliki ekuitas merek (brand equity) yang kuat. Perusahaan yang brand equity-nya kuat merupakan investasi pemasaran dalam jangka panjang, dan akan berimbas pada produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Konsmen hanya dengan melihat merek sudah berani mengambil keputusan pembelian. Hal tersebut terjadi karena adanya faktor ikatan emosional dan sudah tertanam dalam benak konsumen persepsi positif terhadap produk/jasa tersebut. Perusahaan harus melakukan riset tentang brand equity-nya, agar dapat mengetahui posisinya di mata konsumen atau tingkat persaingan. Implikasi strategi pemasaran perusahaan dari hasil riset tersebut umumnya adalah strategi yang bertujuan untuk mempertahankan, memelihara dan selalu untuk meningkatkan brand loyalty-nya. Daftar Pustaka Buttle, Francis. 2004. Customer Relationship Management : Concepts and Tools. Oxford : Elsevier Ltd. Durianto, D, Sugiarto, Sitinjak, T. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip & Susanto, AB. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba 4, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi : Bagaimana menulis & meneliti tesis? Jakarta : Penerbit Erlangga. Rangkuty, Freddy. 2002. The Power of Brand : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus Dengan SPSS. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Tjiptono, Fandy.2000. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Jakarta : Andi. Umar, Husein. 1999. Metodelogi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran ; Dilengkapi dengan 8 bahasan komprehensif kasus Pemasaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Walker, Dave. 2002. Building Brand Equity through Advertising. Ipsos, ASI : http:// www.ipsos.com/asi/sites/ipsos.com.asi/files/pdf/rc5.pdf, accessed June 20, 2010. Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, Vol. 1 No. 1 Maret 2014 11