Meisya Karyawanti, Sutrisno dan Jalius Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Jambi ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

4 Hasil dan Pembahasan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Bab IV Hasil dan Pembahasan

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

SINTESIS ZSM-5 SECARA LANGSUNG DARI KAOLIN TANPA TEMPLAT ORGANIK: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

PREPARASI KOMPOSIT TiO 2 -SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA UNTUK FOTODEGRADASI METHYL ORANGE

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan pembahasan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Etilendiaminopropil)-Trimetoksisilan). Perlakuan modifikasi ini diharapkan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

Bab III Metoda Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

4. Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI HIDROGEN KLORIDA (HCl) DAN TEMPERATUR PERLAKUAN HIDROTERMAL TERHADAP KRISTALINITAS MATERIAL MESOPORI SILIKA SBA-15 SKRIPSI

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

Diagram Prosedur Kerja. Proses Aktivasi Resin Dowex 1-X8. Standardisasi Eluen H 2 SO 4. Pembuatan dan Penentuan Kadar Zirkonium dalam Larutan Umpan

Kajian Termodinamika Adsorpsi Hibrida Merkapto-Silika dari Abu Sekam Padi Terhadap Ion Co(II)

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

Lampiran 1 DIAGRAM BLOK PROSEDUR KERJA. Pengenceran ke dalam labu ukur 50 ml. Pemipetan 0,22 ml,h 2 SO 4 0,08M

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

4 Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

Karakteristik Geokimia Dan Komposisi Mineral Serta Isolasi Dan Identifikasi Kandungan Selulosa Pada Kayu Petrisian Dan In-Situ Araucarioxylon Di Kawasan Geopark Merangin Characteristics of Geokimia and Mineral Composition and Isolation and Identification of Cellulose Contains in Petrisian Woodand In-Situ Araucarioxylon in Geopark Regions Merangin Meisya Karyawanti, Sutrisno dan Jalius Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Jambi E-mail: Mkaryawanti@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study is to determine the characteristics and mineral content and cellulose identification of petrisian wood fossils and araucarioxylon in Geopark Merangin Jambi. This research was conducted in Merangin Geopark Area in Merangin District of Jambi Province. This research was conducted in 2015. From the research result, it can be concluded from geochemical perspective and fossilization process of petrisian wood fossil and insitu araucarioxylon. It is known that the main composite component of the wood fossil is silica (Si) and Oxygen (O) and the result of isolation and cellulose identification by method FT-IR and UV-Vis from petrisian wood fossils and insitu araucarioxylon have not found cellulose content as the main constituent of wood. Keywords : Wood fossil petrisian,araucaryoxylon,cellulose, Si dan O2 Latar Belakang PENDAHULUAN Batang Merangin merupakan tempat keberadaan flora Jambi dan memiliki keterkaitan dan interaksi yang erat dengan masyarakat setempat. Hal tersebut tercermin dari karakteristik masyarakat yang tidak dapat terlepaskan dari keberadaan sungai batang merangin. Pada sepanjang tepian sungai ditemukan beberapa potensi aneka ragam batuan yang juga disebut sebagai formasi Mengkarang di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi yakni dikawasan Geopark Merangin dan ditemukan fosil tumbuhan berupa batang pohon yang sudah membatu dan fosil daun Macralethopteris sp., Cardoites sp., Calamites sp., Pecopteris sp., Lipidodendron, serta fosil batang pohon Araucaryoxillonyang telah terawetkan masih berada pada posisi tumbuh (insitu). Fosil tumbuhan flora jambi yang dibuktikan oleh kehadiran fosil batang pohon (Araucaryoxylon) yangterawetkandan ditemukan di Sungai Merangin, pada titik kordinat 02 o 08 58,11 S dan 102 o 11 01,8 E. Fosil tersebut merupakan salah satu keragaman geologi (geodiversity) pulau Sumatera yang penting bila ditinjau dari sudut 66

pandang keilmuan yakni lingkungan, paleogeokimia, paleobiologi dan ilmu kebumian lainnya. Geodiversitas dari Geopark Merangin memiliki keunikan-keunikan dalam perspektif mineral dan geokimia yang dikandungnya yang ditemui di kawasan batang sungai Merangin yang terletak antara desa Air Batu kecamatan Renah Pembarap, Desa Beiku Tanjung (Teluk Wang Sakti) sampai dengan Desa Ujung Tanjung kecamatan Bangko (Buku saku geopark). Bahkan fosil batang pohon Araucaryoxillon yang terawetkan masih berada pada posisi tumbuh (insitu) yang berpotensi sebagai andalan Geopark Merangin. Araucarioxylon merupakan jenis tanaman purba yang telah punah dan keberadaannya hanya berupa fosil-fosil yang bisa di temukan pada beberapa lokasi. Penelitian dari Booi, M., et al, (2014:307) meskipun kayu Araucariod miskin dalam karakter diagnostik, jauh diatas 200 spesies Paleozoik ahir telah dideskripsikan dan berdasarkan perbandingan karakteristik kayu araucariods yang tumbuh masa kini dengan spesimen Permian Awal Araucariods yang masih ada dapat dibedakanoleh beberapa (kontinu) karakter. Beberapa penelitian sebelumnya juga telah dilakukan terhadap fosil kayu ini tetapi kebanyakan diantaranya hanya melakukan inventarisasi keberadaan fosil dan jenis spesiesnya. Laporan terakhir menyatakan bahwa genus tanaman purba ini memiliki lebih dari 400 spesies yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Proses fosilisasi tumbuh-tumbuhan identik dengan proses petrifikasi, litifikasi dan permineralisasi. Kayu yang membatu (petrisian) adalah bentuk yang paling terkenal dihasilkan dari proses ini. Hingga saat ini, dua model mekanisme dan faktor-faktor yang mempengaruhi petrifikasi masih menjadi kontroversi yakni pengisian atau penggantian. Dalam beberapa penelitian, fosil kayu petrisian telah digunakan oleh ahli-ahli geologi untuk menguji lingkungan pengendapan, iklim dan adanya interupsi dari proses sedimentasi, terutama pada fosil kayu in situ. Hingga saat ini, masih belum ada laporan penelitian yang meneliti bahan-bahan organik yang mungkin terawetkan dalam fosil kayu di wilayah Indonesia, terutama situs geologi dari beberapa jenis fosil Jambi Flora di kawasan geopark kabupaten Merangin. Fosil kayu Araucarioxylon merupakan satu-satunya fosil kayu yang masih insitu dari kawasan Geopark Merangin. Identifikasi tentang kandungan selulosa belum dilakukan serta proses terjadinya fosilisasi fosil kayu tersebut belum teridentifikasi. Penentuan 67

kandungan kimiawi dan mineral dari fosil kayu tersebut merupakan informasi dasar dalam mempelajari batuan dalam konteks paleogeokimia. Oleh sebab itu, identifikasi, karakteristik fosil kayu Araucarioxylon dan petrisian yang berasal dari kawasan tersebut sangat penting dilakukan untuk memberipetunjuk mengenai unsur- unsur kimia yang terkandung dari fosil kayu Araucarioxylon dan petrisian. Selain itu, proses fosililasi fosil kayu sangat penting untuk diketahui sebagai bahan informasi proses pembentukan geologi yang terjadi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Bagaimana karakteristik kandungan mineral dari kayu petrisian dan in-situ Araucaryoxillon yang terdapat di kawasan Geopark Merangin, dan (2) Isolasi dan identifikasi kandungan bahan organik berupa selulosa dalam kayu petrisian dan in-situ Araucaryoxillon yang terdapat di kawasan Geopark Merangin. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasisecara mikroanalisis karakteristik mineral dari kayu petrisian dan in situ Araucaryoxillon yang terdapat di kawasan Geopark Merangin, dan (2) Mengisolasisenyawa organik berupa selulosa dalam fosil kayu petrisian dan in- situ Araucaryoxillon yang terdapat di kawasan Geopark Merangin. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di sekitar kawasan Geopark Merangin yakni disepanjang sungai Batang Merangin mulai dari Desa Air Batu sepanjang 15 Km. Posisi geografis Geopark Merangin (Kusumahbrata dan Suwardi., 2012) berada pada 102 o 06 07 102 o 12 10 BT dan 2 o 07 00 2 o 11 47 LS yang merupakan kawasan situs geologi Formasi Mengkarang yang mengandung fosil flora Jambi, Formasi ini tersingkap sepanjang Batang Mengkarang, Merangin, sebagian Batang Mesumai dan Tabir yang terletak sekitar 20 km sebelah barat Kota Bangko. Penelitian ini dilaksanakan bulanmaret 2015 sampai dengan November 2015. Untuk menjamin akurasi perhitungan, pengolahan data-data percobaan termasuk menampilkannya dalam bentuk grafik/kurva akan dilakukan dengan bantuan program 68

EXCELL. Identifikasi senyawa organik dengan menggunakan FTIR dan UV-Vis. Kandungan mineral seperti kalsit, silika, pirit dan hematit dalam sampel ditentukan dengan menggunakan XRD dan SEM-EDS digunakan untuk menentukan topografi dari sampel fosil kayu petrisian dan Araucarioxylon. Semua data, foto, grafik yang diperoleh dari instrument SEM-EDS, XRD sesuai dengan software yang sudah tersedia dalam alat masing-masing. Gambaran spektrum FTIR dan UV-Vis dianalisa dengan standar spektrum yang diperoleh dari penelitian terdahulu. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sampel Fosil Kayu Sampel fosil kayu Araucarioxylon dan petrisian dianalisis dengan menggunakan SEM-EDS dan XRD.Analisis SEM-EDS dimaksudkan untuk melihat morfologi permukaan dan mineral yang terkandung dalam fosil kayu Araucarioxylon dan petrisian.xrd untuk melihat senyawa penyusun batuan dan fasa Kristal yang terbetuk dari fosil kayu Araucarioxylon dan petrisian.hasil SEM fosil kayu petrisian dan Araucarioxylon ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 1. Morfologi Fosil Kayu Araucarioxylon Hasil SEM Untuk selanjutnya, dilakukan analisis kandungan mineral dengan menggunakan EDS yang mana dipilih lima spot secara acak untuk mewakili semua sampel yang ada. Hasil EDS kelima spot tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini; Spot 1 69

Gambar 2. Hasil SEM EDS spot 1 Fosil Kayu Araucarioxylon Tabel 1. Kandungan MineralHasil spot 1 Fosil Kayu Araucarioxylon Element Number Element Symbol Element Name Concentration 14 Si Silicon 59.4 35 Br Bromine 2.1 39 Y Yttrium 2.7 50 Sn Tin 3.6 34 Se Selenium 1.1 19 K Potassium 0.9 81 Tl Thallium 2.0 41 Nb Niobium 2.5 89 Ac Actinium 4.4 92 U Uranium 4.0 84 Po Polonium 3.6 88 Ra Radium 2.4 12 Mg Magnesium 0.8 17 Cl Chlorine 0.4 52 Te Tellurium 1.2 53 I Iodine 1.3 21 Sc Scandium 0.4 57 La Lanthanum 1.9 23 V Vanadium 0.6 24 Cr Chromium 0.5 60 Nd Neodymium 1.7 65 Tb Terbium 1.6 26 Fe Iron 0.7 70

Spot 2 Gambar 3. Hasil SEM EDS spot 2 Fosil Kayu Araucarioxylon Tabel 2. Kandungan MineralHasil spot 2 Fosil Kayu Araucarioxylon Element Number Element Symbol Element Name Concentration 14 Si Silicon 30.9 8 O Oxygen 67.5 7 N Nitrogen 1.3 6 C Carbon 0.3 Spot 3 Gambar 4. Hasil SEM EDS spot 3 Fosil Kayu Araucarioxylon Tabel3.Kandungan mineral Hasil spot 3 Fosil Kayu Araucarioxylon Element Number Element Symbol Element Name Concentration 56 Ba Barium 40.8 8 O Oxygen 37.4 42 Mo Molybdenum 19.0 14 Si Silicon 1.8 7 N Nitrogen 0.8 6 C Carbon 0.3 71

Spot 4 Gambar 5. Hasil SEM EDS spot 4 Fosil Kayu Araucarioxylon Tabel4. Kandungan MineralHasil spot 4 Fosil Kayu Araucarioxylon Element Number Element Symbol Element Name Concentration 6 C Carbon 28.1 14 Si Silicon 6.8 8 O Oxygen 41.7 26 Fe Iron 13.7 13 Al Aluminium 4.1 7 N Nitrogen 3.3 19 K Potassium 0.9 42 Mo Molybdenum 1.5 Spot 5 Gambar 6. Hasil SEM EDS spot 5 Fosil Kayu Araucarioxylon 72

Tabel5. Kandungan MineralHasil spot 5 Fosil Kayu Araucarioxylon Element Number Element Symbol Element Name Concentration 14 Si Silicon 28.2 8 O Oxygen 69.2 13 Al Aluminium 0.9 7 N Nitrogen 1.2 6 C Carbon 0.5 (a) (b) Gambar 7. Morfologi fosil kayu petrisian hasil SEM EDS Dari hasil SEM-EDS diperoleh penyusun utama dari fosil kayu petrisian adalah unsur Si dan O. hal ini menunjukkan komponen terbesar dalam fosil kayu tersebut adalah SiO2. Hasil SEM-EDS yang disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 7 menunjukan bahwa morfologi fosil kayu Araucarioxylondan petrisian memiliki struktur morfologi yang berbeda. Fosil kayu Araucarioxylonmemiliki ukuran partikel yang lebih besar dibandingkan fosil kayu petrisian.partikel fosil kayu Araucarioxylon berbentuk bongkahan-bongkahan yang saling terpisah.sedangkan fosil kayu petrisian memiliki partikel yang saling menyatu dan lebih halus. Dari hasil EDS diketahui bahwa pada fosil kayu Araucarioxylondan petrisian terdapat kandungan silika dan oksigen yang menunjukan adanya proses silifikasi. 73

Gambar 8.Fosil Kayu Petrisian dan Araucarioxylon Selain itu warna hitam dari fosil kayu yang dihasilkan disebabkan oleh tingginya kandungan Fe dan beberapa unsur transisi. Adanya silika dan oksigen sebagai penyusun utama sampel fosil kayu juga diperkuat hasil karakterisasi dengan XRD. Karakterisasi menggunakan XRD (X-Ray Diffractometer) dilakukan untuk mengetahui komposisi dan menentukan intensitas dan kristalinitas dari sampel fosil kayu dengan cara mengidentifikasi fase kristal. Data yang diperoleh berupa jarak antar bidang, intensitas dan sudut difraksi (2θ) yang kemudian dicocokkan dengan data pola difraksi sinar-x database atau hasil penelitian lain yang telah dilakukan, sehingga senyawa yang terdapat dalam sampel dapat diidentifikasi. Difraktogram hasil uji XRD dapat dilihat pada gambar berikut: 74

Gambar 9. Difraktogram XRD sampel fosil kayu petrisian dan araucarioxylon Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa fosil kayu petrisian dan araucarioxylon memiliki difraktogram XRD yang sama. Dengan demikian kristalinitas dan senyawa penyusunnya pun sama. Hasil difraktogram kedua sampel fosil kayu tersebut menghasilkan puncak yang tajam pada daerah 2θ = 26,65 o ; diikuti puncak pada 2θ = 20,87 o ; 36,57 o ; 39,49 o ; 42,48 o ; 40,32 o dan 45,82 o. Selanjutnya difraktogram XRD sampel fosil kayu dicocokkan dengan difraktogram XRD dari database menggunakan program MATCH!3, yang mana perbandingannya ditunjukkan pada gambar berikut. Peak List 00-046-1045 20 30 40 50 60 Position [ 2Theta] (Copper (Cu)) Gambar 10. Perbandingan difraktogram XRD sampel fosil kayu dengan difraktogram XRD dari database (JCPDS 00-046-1045) 75

Jika memperhatikan puncak-puncak difraksi yang diperoleh, Serta dicocokkan dengan puncak-puncak difraksi data base ternyata difraktogram tersebut sama dengan database JCPDS (Joint Commite on Powder Diffraction Standars) 00-046-1045 untuk silika dioksida. Dengan demikian kandungan mineral yang terdapat dalam sampel fosil kayu adalah silika dioksida (SiO2) dalam bentuk quarzt. Isolasi Selulosa Isolasi selulosa ini bertujuan untuk mengetahui kandungan selulosa dari sampel fosil kayu.seperti yang kita ketahui komponen utama penyusun dinding sel tanaman salah satunya adalah selulosa. Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering tanaman (Saha, 2004).Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri atas satuan-satuan dan mempunyaimassa molekul relatif yang sangat tinggi, tersusun dari 2.000-3.000 glukosa.rumus molekul selulosa adalah (C6H10O5). Selulosa merupakan komponenutama penyusun dinding sel tanaman yaitu senyawa polimer glukosa yangtersusun dari unit-unit β-1,4-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan β- 1,4-Diglikosida(Han et al., 1995). Gambar 11. Struktur Kimia Selulosa (Sixta, 2006) Proses isolasi selulosa pada penelitian ini menggunakan pelarut NaOH dan HCl. Penggunaan NaOH dikarenakan NaOH dapat dengan mudah bereaksi dengan selulosa membentuk Na-selulosa yang larut dalam air. Selanjutnya untuk melepaskan ion Natrium yang terikat pada selulosa direaksikan dengan HCl sehingga terjadi reaksi pergantian yang membentuk selulosa dan hasil samping NaCl (Shukla et al, 2013).Keseluruhan skema diberikan dalam persamaan : + NaOH + HCl Selulosa selulosa + Na selulosa + NaCl 76

Dari hasil penelitian didapatlah produk berupa filtrat yang kemudian dianalisa dengan FT-IR dan UV-Vis. Tujuan karakterisasi dengan FT-IR ini untuk mengetahui keberadaan gugus fungsi dari produk yang didapat. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan puncak spectrum produk dengan puncak spekrum selulosa standar (study literatur berdasarkan penelitian terdahulu). Sedangkan analisa dengan UV-Vis bertujuan untuk menguatkan data hasi FT-IR.Spektrofotometri UV-VIS digunakan untuk mengukur transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatanelektronik.transisi tersebut biasanya antara orbital ikatan (orbital pasangan bebas) dengan orbital non ikatan (orbital anti ikatan).keuntungan selektif dari spektrofotometri UV-VIS adalah dapat menentukan gugus karakteristik dalam molekul-molekul yang sangat komplek. Parameter yang diperoleh dari spektrofotometri UV-VIS adalah harga panjang gelombang maksimum (λmaksimal) dan absorban (A) dari senyawa yang dianalisa. Dari spectrum FTIR sampel kayu petrisian dan kayu Araucarioxylonterdapat serapan pada bilangan yang berbeda dengan spektrum FTIR selulosa seperti yang ditunjukan pada gambar berikut; Gambar 12. Spektrum FT-IR selulosa(rahman Nur et al, 2016) Spektrum FT-IR sampel kayu petrisian dan kayu Araucarioxylonmenunjukkan serapan yang sama dengan spektrum FTIR senyawa silikat. Berdasarkan penelitian ismailliyah, 2016 silika dapat diisolasi dengan NaOH. Silika bersifat menyerap air sehingga terdapat satu serapan dengan intensitas yang tinggi pada bilangan gelombang 1637,73 cm -1 yang merupakan vibraso O-H dari air (H2O) (Gogoi et al,2013). Adapun reaksi yang terjadi; 77

SiO2 + 2NaOH Na2SiO3 + 2HCl Na2SiO3 + H2O H2SiO3 + NaCl (Bakri et al,2008) Gambar 13. Spektrum FT-IR Natrium Silikat (Ismailliyah,2016) Gambar 14. Spektrum FT-IR Sampel kayu petrisian 78

Gambar 15. Spektrum FT-IR Sampel kayu Araucarioxylon Tabel 6. Interpretasi Hasil FTIR Sampel Kayu Petrisian Dan Kayu Araucarioxylon Bilangan Gelombang Petrisian Araucarioxylon Interpretasi Refrensi 3342,8 cm -1 3343,48 cm -1 Vibrasi Ulur -OH dari silanol Sriyanti et al., 2005 ( Si-OH) atau air 2165,05 cm -1 2064,56 cm -1 vibrasi tekuk -Si-O Halasz,2001 1637,80 cm -1 1637,89 cm -1 Vibrasi Tekuk O-H dari Sriyanti et al., 2005 molekul air 712,10 cm -1 Vibrasi ulur simetris Linda et al,2015 dari Si-O pada siloksan ( Si- O-Si ) 641,37 cm -1 Si-O-Si Linda et al,2015 Sedangkan untuk spectrum UV-Vis sampel kayu petrisian dankayu Araucarioxylon memiliki panjang gelombang maksimum 203 nm seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. fosil kayu petrisian fosil kayu Araucarioxylon Gambar 16. Spektrum UV-Vis Sampel fosil kayupetrisian dan Araucarioxylon Dimana serapan panjang gelombang 203 mengindikasikan adanya transisi elektron dari orbital yang ditimbulkan akibat adanya ikatan rangkap (Ningsih et al,2012). Jika merujuk kepada hasil FTIR yang mengindikasikan senyawa yang terbentuk merupakan senyawa silikat kemungkinan ikatan rangkap yang dimaksud adalah ikatan Si= O. 79

Pada penelitian ini juga hanya dilakukan analisa kualitatif untuk kandungan selulosa dikarenakan sampel fosil kayu yang didapat hanya dalam jumlah sedikit.dari hasil identifikasi dan karakterisasi sampel fosil kayu dapat dilihat bahwa kandungan utama dari sampel fosil kayu adalah mineral-mineral khususnya silika dioksida. Hal ini menunjukkan adanya proses perubahan atau penggantian kandungan utama kayu berupa senyawa organik digantikan oleh mineral-mineral seperti silika, besi, mangan dan lain sebagainya. proses bahan organik diubah menjadi batu atau zat yang sama disebut petrifikasi. Petrifikasi terjadi dalam dua cara yang berkaitan, yaitu proses penggantian (replacement) dan permineralisasi (void-filling). Proses penggantian terjadi ketika air melarutkan bagian keras yang asli dan menggantikannya dengan bahan mineral. Permineralisasi merupakan tipe pengawetan dimana setelah organisme terekubur, maka bagian tubuhnya akan digantikan oleh mineral melalui ruang-ruang dalam organisme tersebut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dalam perspektif geokimia dan proses fosilisasi fosil kayu petrisian dan insitu araucarioxylondiketahui bahwa komponen penyusun utama dari fosil kayu tersebut adalah silika (Si) dan Oksigen (O) dan hasil isolasi dan identifikasi selulosa dengan metode FT-IR dan UV-Vis dari fosil kayu petrisian dan insitu araucarioxylon belum ditemukan adanya kandungan selulosa sebagai unsur utama penyusun kayu. DAFTAR PUSTAKA Booi, M., van Waveren,, I.M., dan van Konijnenburg-van Cittert, JHA. 2014.Wood anatomical variability in Early Permian Araucarioids.International Association of Wood Anatomists (IAWA), IAWA Journal 35 (3); 307, Published by Koninklijke Brill NV, Leiden. Gogoi, Krishna et al. 2013. Immobilizing Silver Nanoparticles (SNP) On Musa Balbisiana Cellulose.Colloids and Surfaces B: Biointerfaces 102 (2013) 136 138journal home page: www.elsevier.com/locate/colsurfb Han, S. J.,Yoo, Y, J., Kang, H.S. 1995. Characterizatin of bifunction cellulase and its structural gene. Journal of biological chemestry. 270:20612-20619. 80

Ningsih, Rachmawati et al, 2012. Karakterisasi Ekstrak Teh Hitam Dan Tinta Cumi-Cumi Sebagai Fotosensitiser Pada Sel Surya Berbasis Pewarna Tersensitisasi.Sainstis. Volume 1, Nomor 2, Januari Juni 2012 ISSN: 2089-0699. Saha, B.C. 2004. Lignocellulose Biodegradation and Application in Biotechnology.US Government Work. American Chemical Society. 2-14. Shukla et al 2013. Preparasi And Characterization Of Cellulose Derived From Rice Husk For Drug Delivery. Adv. Mat. Lett. 2013,4(9),714-719. 81